PERGERAKAN BAKTERI
Dosen :
Arina Findo Sari, M.Si
Remila Selvany, M.Si.
Asisten Laboratorium :
Diah Lestari
Fatima Salsabila Zahra
Hari,Tanggal :
Rabu, 23 September 2020
Nama :
Piolinov Iskandar
NIM :
11190950000062
Kelas :
3B-2
II. Metodologi
2.1. Alat
Mikroskop
Kaca objek dan cover glass
Pipet Pasteur
Jarum inokulasi
Pembakar spritus
Inkubator
2.2. Bahan
Biakan murni bakteri
Media agar tegak (NA semisolid)
Larutan NaCl 0.9 %
Vaselin
Cara Makroskopis
Jenis Bakteri
Pengamatan Gambar dari referensi Sifat
Gambar 1.1.
Bacillus subtilis (Sumber : Maharani,
media semisolid 2019)
Keterangan :
1. Media kontrol
2. Bakteri
(Sumber : Wahyuni,
2019)
Bacillus cereus Gerak negative
Terjadi kekeruhan
1 2 pada daerah
Gambar 2.2.
tusukan saja
Bacillus cereus
media semisolid
Gambar 2.1.
Bacillus cereus (Sumber : Maharani,
media semisolid 2019)
Keterangan :
1. Media kontrol
2. Bakteri
(Sumber : Wahyuni,
2019)
Staphylococcus Gerak negative
aureus
Terjadi kekeruhan
1 2 pada daerah
tusukan saja
Keterangan : (Sumber :
1. Media kontrol Maharani, 2019)
2. Bakteri
(Sumber : Wahyuni,
2019)
Staphylococcus Gerak negative
cohnii
Terjadi kekeruhan
1 2 pada daerah
tusukan saja
Keterangan : (Sumber :
1. Media kontrol Maharani, 2019)
2. Bakteri
(Sumber : Wahyuni,
2019)
Salmonella Gerak positif
typhii
Terjadi kekeruhan
pada seluruh media
Terjadi kekeruhan
pada daerah
1 tusukan saja
Gambar 7.1.
Gambar 7.1.
Proteus vulgaris
Proteus vulgaris
media semisolid
media semisolid
Keterangan :
(Sumber :
1. Media kontrol
Maharani, 2019)
(Sumber: Wahyuni,
2019)
3.1. Cara Mikroskopis
Cara Makroskopis
Jenis Bakteri
Pengamatan Gambar Referensi Sifat
Bacillus
subtilis 1 Aerob obligat
1
Bakteri bergerak
menuju perifer atau
tepi munuju keluar
Gambar 8.1. Gambar 8.2. kaca coverglass
Mikroskopis B. Mikroskopis B.
subtilis subtilis
Keterangan : Keterangan :
1. B. subtilis 1. B. subtilis
Perbesaran : 400x Perbesaran : 1000x
(Sumber: Wahyuni, (Sumber: Waskita,
2019) 2013)
Bacillus cereus
1 1 Aerob obligat
Bakteri bergerak
menuju perifer atau
tepi munuju keluar
Gambar 9.1. Gambar 9.2. kaca coverglass
Mikroskopis B. Mikroskopis B.
cereus verus
Keterangan : Keterangan :
1. B. cereus 1. B. Cereus
Perbesaran : 400x (Sumber: Ruriani,
(Sumber: Dok. E. 2010)
Wahyuni, 2019)
Staphylococcus
aureus Anaerob obligat
1
1 Bakteri bergerak
menuju centrum
Keterangan : Keterangan :
1. S. aureus 1. S. aureus
Perbesaran : 400x (Sumber: Atyah et
(Sumber: Wahyuni, al., 2010)
2019
Staphylococcus
cohnii 1 Anaerob obligat
Bakteri bergerak
menuju centrum
Keterangan : Keterangan :
1. S. cohnii 1. S. cohnii
Perbesaran : 400x (Sumber:
(Sumber: Wahyuni, Maharani, 2019)
2019)
Salmonella
typhii 1 1 Aerob obligat
Bakteri bergerak
menuju perifer atau
tepi munuju keluar
Gambar 12.1. Gambar 12.2. kaca coverglass
Mikroskopis S. Mikroskopis S.
typhii typhii
Keterangan : Keterangan :
1. Salmonella thypii 1. Salmonella
Perbesaran : 400x thypii
(Sumber: Wahyuni, (Sumber:
2019) Amarantini,2009)
Eschericia coli
Aerob obligat
1 1
Bakteri bergerak
menuju ke arah tepi
Bakteri bergerak
menuju centrum
dan ke arah tepi
Gambar 14.1. Gambar 14.1.
Mikroskopis P. Mikroskopis P.
vulgaris vulgaris
Keterangan : Keterangan :
1. P. vulgaris 1. P. Vulgaris
Perbesaran : 400x (Sumber: Luqman,
(Sumber: Wahyuni, 2019)
2019)
IV. Pembahasan
Nama bakteri berasal dari kata “Bacterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau
batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme bersel
satu, tidak berklorofil, berkembang biak dengan pembelahan diri serta dengan demikian
kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop. Bakteri adalah mikroorganisme bersel
satu dan berkembang biak membelah diri. Bakteri adalah organisme uniseluler yang
umumnya mempunyai ukuran 0,5 - 1,0 mikron sampai 2,0 - 10 mikron dan mempunyai
tiga bentuk morfologi, yaitu bulat (coccus), batang (bacil) dan spiral (Rahmadani, 2015).
Menurut Christita dkk. (2018), mengatakan bahwa untuk mengetahui apakah bakteri
yang diuji dapat melakukan pergerakan atau tidak melalui uji fisiologis dilakukan dengan
uji motilitas. Banyak bakteri yang bergerak menggunakan flagella, namun struktur flagella
bakteri berbeda dari flagella kelompok mahluk hidup lainnya. Flagella (bulu cambuk)
merupakan alat gerak yang melekat pada membrane luar dinding sel pada suatu bakteri
(Widodo, 2019).
Menurut Suarjana (2017), mengatakan bahwa untuk uji motilitas sangat umum media
agar yang dipakai merupakan tipe semisolid yang bertekstur tidak cair dan tidak padat,
sebab pada media ini bakteri bisa bergerak bebas dan tidak terlalu cepat sehingga mudah
untuk diamati.
Pengamatan bakteri Bacillus subtilis secara makroskopis menunjukan pergerakan
negative karena terjadi kekeruhan pada media agar tegak semisolid hanya pada daerah
yang ditusukan ose saja, hal itu sangat bertentangan dengan sifat bakteri Bacillus subtilis.
Hal itu disebabkan beberapa faktor, diantaranya perlakuan inokulasi, komposisi media
tersebut berbeda atau tidak akurat, sifat kultur segar atau tidak, dan strain bakteri.
Penampakan mikroskopis memperlihatkan pergerakan bakteri menuju tepi ke arah luar
coverglass sehingga dapat dikatan bakteri ini merupakan bakteri aerob obligat. Secara
mikroskopis sesuai dengan morfologi. didukung dengan pernyataan Radji (2011) Bacillus
subtilis merupakan bakteri dengan gram-positif yang berbentuk batang atau basil. Bakteri
ini merupakan bakteri aerob obligat dan ada beberapa anaerob fakultatif dalam strain
khusus. Bacillus subtilis bersifat motil karena bakteri dapat bergerak, yang dibantu dengan
flagella.
Pengamatan bakteri Bacillus cereus secara makroskopis menunjukan pergerakan
negative karena terjadi kekeruhan pada media agar semisolid hanya pada daerah yang
ditusukan ose saja, hal itu sangat bertentangan dengan sifat bakteri Bacillus cereus. Hal itu
disebabkan beberapa faktor, diantaranya perlakuan inokulasi, komposisi media tersebut
berbeda atau tidak akurat, dan sifat kultur segar atau tidak. Penampakan mikroskopis
memperlihatkan pergerakan bakteri menuju tepi ke arah luar coverglass sehingga dapat
dikatan bakteri ini merupakan bakteri aerob fakultatif. Dalam penelilitan Fatmasari (2015),
Bacillus cereus memiliki bentuk koloni bulat, warna koloni pink keunguan, memiliki
bentuk sel basil panjang dan termasuk bakteri Gram positif. Bacillus cereus merupaka
aerob fakultatif dan bersifat motil (Kurniasih, dkk., 2013).
Pengamatan bakteri Staphylococcus aureus secara makroskopis menunjukan
pergerakan negative karena terjadi kekeruhan pada media agar semisolid hanya pada
daerah yang ditusukan ose saja, hal itu sesuai dengan sifat morfologi bakteri
Staphylococcus aureus. Penampakan mikroskopis memperlihatkan pergerakan bakteri
menuju ke arah sentrum, sehinggan dapat dikatan bakteri ini merupakan bakteri anaerob
fakultatif. Didukung pernyataan Dwi (2019), bakteri Staphylococcus aureus yaitu bakteri
dengan diameter 0,8 – 1 mikron degan susun bulat menggerombol seperti anggur, termasuk
ke dalam golongan gram positif, tidak membentuk spora, nonmotil, dan bersifat anaerob
fakultatif.
Pengamatan bakteri Staphylococcus cohnii secara makroskopis menunjukan
pergerakan negative karena terjadi kekeruhan pada media agar semisolid hanya pada
daerah yang ditusukan ose saja dan penampakan mikroskopis memperlihatkan pergerakan
bakteri menuju tepi ke arah centrum, hal itu sesuai dengan sifat morfologi bakteri
Staphylococcus cohnii. Bakteri Staphylococcus cohnii merupakan bakteri Gram-positif,
bentuk kokus dengan diameter sekitar 0,6-1,2 m, susunan tunggal atau berpasangan.
Koloni dari bakteri ini memiliki ciri-ciri berbentuk bulat, halus, biasanya berkilau, sedikit
cembung, biasanya berwarna abu-abu putih dan berukuran sekitar 1-3 mm. Bakteri ini non-
motil, anaerob fakultatif, tidak membentuk spora, koagulase negatif dan katalase positif
(Soldera et al, 2013)
Pengamatan bakteri Salmonella typhii secara makroskopis menunjukan pergerakan
positif karena terjadi kekeruhan pada seluruh media dan penampakan mikroskopis
memperlihatkan pergerakan bakteri menuju tepi ke arah luar coverglass, hal itu sesuai
dengan sifat morfologi bakteri Salmonella typhii. Salmonella typhi adalah merupakan
bakteri yang berbentuk batang, tidak berspora, memiliki ukuran lebar antara 0,7 - 1,5 µm
dan panjang 2,0 - 5,0 µm, besar koloni rata-rata 24 mm, besifat motil yang dominan
bergerak dengan flagel peritrik, termasuk bakteri gram negative dan bersifat anaerob
fakultatif yang mampu hidup dengan oksigen tapi bisa juga tumbuh tanpa oksigen (Batt &
Tortorello 2014).
Pengamatan bakteri Escherichia coli secara makroskopis menunjukan pergerakan
negative karena terjadi kekeruhan pada media agar tegak semisolid hanya pada daerah
yang ditusukan ose saja, hal itu sangat bertentangan dengan sifat bakteri Escherichia coli.
Hal itu disebabkan beberapa faktor, diantaranya perlakuan inokulasi, komposisi media
tersebut berbeda atau tidak akurat, sifat kultur segar atau tidak, dan strain bakteri.
Penampakan mikroskopis memperlihatkan pergerakan bakteri menuju tepi ke arah luar
coverglass sehingga dapat dikatan bakteri ini merupakan bakteri aerob obligat. Secara
mikroskopis sesuai dengan morfologi. didukung dengan pernyataan Campbell dkk, (2002),
Escherichia coli merupakan bakteri anaerobik fakultatif yang mampu hidup dengan
oksigen tapi bisa juga tumbuh tanpa oksigen. Berbentuk batang dan berukuran sangat kecil
dengan panjang sekitar 2,2 9 µm dan diameter 0,8 µm. Menurut penelitian yang
dilakukanoleh, E. coli memiliki suhu maksimum pertumbuhan 40-45°C,di atas suhu
tersebut bakteri akan mengalami inaktivasi. Bakteri ini tidak memiliki nukleus, organel
terbungkus membran maupun sitoskeleton. Meskipun demikian, E coli memiliki organel
eksternal yakni vili yang merupakan filamen tipis untuk menangkap subtrat spesifik dan
flagela yang merupakan filamen tipis untuk bergerak, E. coli bersifat motil.
Pengamatan bakteri Proteus vulgaris secara makroskopis menunjukan pergerakan
positif karena terjadi kekeruhan pada seluruh media dan penampakan mikroskopis
memperlihatkan pergerakan bakteri menuju tepi ke arah luar coverglass, hal itu sesuai
dengan sifat morfologi bakteri Proteus vulgaris. Munurut Mufida et al. (2010), Proteus
vulgaris memilki bentuk batang termasuk bakteri gram negative, memilki flagel peritrik
yang menandakan bahwa bakteri bersifat motil, dan bersifat fakultatif anaerob
V. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui terdapat bakteri motil
dan non-motil, yang berdasarkan pada sifat bisa bergerak atau tidak bisa bergerak. bakteri
yang bergerak menggunakan flagella, yang merupakan alat gerak yang melekat pada
membrane luar dinding sel pada suatu bakteri. Uji motilitas bakteri dapat dilihat secara
makroskopis dengan menggunakan media semisolid. Bakteri yang bergerak positif akan
membuat seluruh media menjadi keruh, sedangkan bakteri yang bergerak negative maka
akan tampak keruh hanya pada daerah tusukan pada saat inokulasi.
Secara mikroskopis bakteri dapat dilihat dan dibedakan dalam kelompok cara bertahan
hidup, yaitu aerob atau anaerob. Bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk tumbuh,
sedangkan bakteri anaerob yang tidak membutuhkan oksigen sebagai nutrisi. Beberapa
bakteri terdapat yang bersifat fakultatif, dimana bakteri bisa memilikin kedua sifat aerob
dan anaerob.
VI. Daftar Pustaka
Batt, C.A. & Tortorello, M.-L., 2014. Encyclopedia Food Microbiology II., USA: Elsevier.
Christita, Margaretta, Iwanuddin, Yermias Kafiar, Supratman Tabba, dan Hendra S.
Mokodompit. (2018). IDENTIFIKASI BAKTERI PADA AIR DARI LAHAN
BEKAS TAMBANG NIKEL DI HALMAHERA TIMUR. Jurnal WASIAN Vol.5 (1) :
35-42
Dwi, Aik. (2019). Uji Daya Hambat dari Ekstrak Daun Jambu Mente (Anacardium
occidentale lin) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococus aureus. (Karya Tulis
Ilmiah). Jombang : STIKes ICMe
Fatmasari, (2015). Uji Sensitivitas Antibiotik Kloramfenikol, Siprofloksasin, Eritromisin
dan Klindamisin Terhadap Bacillus cereus Yang Diisolasi Dari Daging Sapi di Pasar
Tradisional dan Pasar Modern Kota Makassar. (Skripsi). Makassar : Fakultas
Kedokteran, Universitas Hasanudin,
Kurniasih, Titin, Widanarni, Mulyasari, Irma Melati, Zafril Imran Azwar, dan Angela
Mariana Lusiastuti. (2013). ISOLASI, SELEKSI, DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
DARI SALURAN PENCERNAAN IKAN LELE SEBAGAI KANDIDAT
PROBIOTIK. J. Ris. Akuakultur Vol. 8 (2) : 277-286
Mufida, D. C., Sumarno, & Santoso, S. (2010). Identifikasi Protein Adhesi Pili Proteus
Mirabilis P355 dan Protein Reseptor pada Vesika Urinaria Kelinci. Jurnal 1(1), 3–8
Radji, M. (2011). Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta : EGC
Rahmadani, Fitri. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang Kayu
Jawa (Lannea coromandelica) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, dan Pesudomonas auregonisa. (Skripsi). Tangerang Selatan : FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Soldera, J., Nedel, W.L., Cardoso, P.R.C. and d’Azevedo, P.A., 2013. Bacteremia due to
Staphylococcus cohnii ssp. Urealyticus caused by infected pressure ulcer: case report
and review of the literature. Sao Paulo Medical Journal. 131 (1) : 59-61
Suarjana, I Gusti Ketut. 2017. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus sp. pada
Babi Penderita Porcine Respiratory Disease Complex. Bali : Universitas Udayana
Widodo, Hery. (2019). Mahluk–Mahluk Uniseluler. Semarang : ALPRIN
VII. Lampiran
Lampiran pertanyaan
1. Mengapa pada cara makroskopis digunakan biakan dalam media agar semisolid?
Jawab:
Sebab pada media ini bakteri bisa bergerak bebas dan tidak terlalu cepat
sehingga mudah untuk diamati.