Dosen Pengampu :
Fahri Fahrudin, M.Si
Disusun oleh:
Jihan Alifya Faiqah (11190950000040)
Kenni Sondari (11190950000058)
Alyka Zahara (11190950000060)
Piolinov Iskandar (11190950000062)
Kelompok :1
Kelas : B2
Leukosit berjumlah lebih sedikit dibanding eritrosit dan trombosit. Pada orang dewasa
normal jumlah leukosit sekitar 4.000 – 11.000/mm3, bila jumlahnya melebihi dari
11.000/mm3, keadaan ini disebut leukositosis, bila jumlah leukosit kurang dari 4.000/mm3
disebut leukopenia (Gapar, 2015 ; Suba’iyah, 2018).
Berdasarkan tabel 1, terdapat beberapa probandus laki-laki yang memiliki jumlah
leukosit melebih batas normal, diantaranya pada probandus L1 (39.500/mm3), L3
(12.500/mm3), L4 (13.000/mm3), dan L5 (41.500/mm3). Sedangkan probandus L2 memiliki
jumlah leukosit normal yaitu 10.000/mm3. Pada probandus perempuan, P1,P2,P3 memiliki
jumlah leukosit normal yaitu 7.000 sel/mm3 (P1), 11.000 sel/mm3 (P2), dam 7.500 sel/mm3
(P3), sedangkan P4 memiliki leukosit diatas batas normal yaitu 16.500/mm3. Berdasarkan
hal tersebut, probandus L1,L3,L4, L5, dan P4 diduga mengalami leukositosis, yaitu
peningkatan jumlah sel darah putih dalam sirkulasi. Batas atas nilai kritis leukosit yaitu
30.000/mm³. Lekositosis hingga 50.000/mm³ mengindikasikan gangguan di luar sumsum
tulang. Nilai leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm³) dapat disebabkan oleh
leukemia (Prawesti, 2016). Leukositosis adalah suatu respon normal terhadap infeksi atau
peradangan. Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, setelah anestesia atau
berolahraga, dan selama kehamilan. Peningkatan jumlah leukosit (lekositosis) menunjukkan
adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendiksitas,
tuberculosis, tonsillitis, dan lain-lain. Terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi
leukositosis diantaranya Usia, Paritas, Proses inflamasi, Anemia, dan Jenis persalinan (Asrat,
2016 ; Wijayanti, 2017).
Pada praktikum jari tangan yang akan ditusuk dengan jarum dibersihkan dengan
alkohol 70%. Pemberian alkohol bertujuan untuk mencegah mikroorganisme lain masuk
bersamaan saat darah keluar dari jari. Jari yang tetusuk jarum akan langsung mengeluatkan
darah. Terjadinya pendarahan disebabkan sobeknya kapiler atau pembuluh darah.
Pengamatan pada waktu koagulasi darah berfokus pada waktu perdarahan da waktu beku
darah. Waktu perdarahan adalah adalah interval waktu mulai timbulnya tetes darah dari
pembuluh darah yang luka sampai terjadinya penyumbatan homeostatik pada daerah luka.
(Sabikis dkk., 2014).
Berdasarkan hasil yang diperoleh probandus pada 5 laki-laki dan 4 perempuan
memiliki rentang waktu perdarahan yang berbeda. waktu perdarahan paling lama yaitu 480
detik dan 510 detik pada probandus L1 dan L5. Sedangkan pada probandus L2, L3 dan L4
memiliki rentang waktu 240 detik, 270 detik dan 330 detik. Pada probandus P4 memiliki
rentang waktu paling lama yaitu 300 detik. Sedangkan pada probandus P1, P2 dan P3
memiliki rentang waktu 240 detik, 210 detik, dan 270 detik. Menurut Vander (2001) kisaran
waktu pendarahan normal berkisar 15 sampai 120 detik. Maka dari data tersebut waktu
peredaran darah pada laki-laki dan perempuan yang diuji diatas batas normal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi waktu perdarahan yaitu besar atau kecilnya luka, suhu, status kesehatan
dan aktivitas kadar hemoglobin dalam darah. Selain itu menurut Cholid, dkk (2014)
Memanjangnya waktu perdarahan juga disebabkan karena jumlah trombosit menurun atau
jumlah trombosit yang meningkat abnormal, yaitu karena banyaknya trombosit muda
yang kurang reaktif sehingga fungsinya menurun.
Pembekuan darah terjadi ketika trombosit pecah yang disebabkan oleh sobeknya
kapiler darah, lalu trombosit mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion
Catromboplastin mengaktifkan protrombin menjadi trombin. Trombin akan mengubah
fibrinogen menjadi serat atau benang-benang fibrin yang dapat menjaring komponen-
komponen darah yang berukuran besar, sel darah merah, dan plasma sehingga terbentuk
bekuan darah (Durachim dan Dewi, 2018). Menurut Soewolo (1999) waktu pembekuan
darah terjadi saat munculnya serat-serat fibrin pada darah. Kisaran waktu normal pembekuan
darah yaitu 2 sampai 6 menit (Wulansari, dkk., 2019). Berdasarkan data yang diperoleh
waktu pembekuan darah probandus pada laki-laki dan perempuan adalah normal. Waktu
beku darah pada probandus L1, L2, L3, L4, dan L5 yaitu 360 detik, 210 detik, 231 detik, 261
detik, dan 267 detik dengan rentang waktu paling lama pada probandus L1. Sedangkan
pada probandus P1, P2, P3, dan P4 waktu beku darah yaitu 180 detik, 210 detik, 201 detik,
dan 217 detik dengan rentang waktu paling lama pada probandus P4. Faktor yang
mempengaruhi pembekuan darah yaitu protein pada plasma, tekanan darah, protombin,
fibrinogen, trombokinase, Vitamin K dan konsentrasi trombosit. Apabila proses pembekuan
darah melebihi batas waktu normal maka proses pembentukan bekuan darah terhambat.
Sehingga kemungkinan terjadinya kelaianan atau penyakit pada seseorang seperti penyakit
hemofilia (Kurniati, dkk., 2018)
V. Kesimpulan
Perhitungan jumlah leukosit dapat dilakukan secara manual yaitu dengan
menggunakan hemositometer (kamar hitung Improved Neubauer). Hasil menunjukan rata-
rata jumlah sel darah putih pada setiap probandus berbeda-beda. Kisaran normal sel darah
putih orang dewasa adalah sekitar 4.000 – 11.000/mm3. Berdasarkan hasil pengamatan,
probandus L2,P1,P2, dan P3 memiliki jumlah leukosit normal, sedangkan probandus
L1,L3,L4, L5, dan P4 diduga mengalami leukositosis. Koagulasi darah dengan menghitung
waktu perdarahan dan waktu beku darah pada probandus laki-laki dan perempuan
menunjukan hasil yang bervariasi. Rentang waktu normal perdarahan sekitar 15 detik sampai
2 menit dan rentang waktu normal beku darah sekitar 2 menit sampai 6 menit. Berdasarkan
hasil pengamatan waktu perdarahan pada probandus laki-laki dan perempuan, semua berada
diatas batas normal hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu besar atau kecilnya luka,
suhu, status kesehatan, aktivitas kadar hemoglobin dalam darah dan jumlah trombosit
menurun atau meningkat. Pada pengamatan waktu beku darah semua probandus laki-laki
dan perempuan berada dalam keadaan normal. Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu
protein pada plasma, tekanan darah, protombin, fibrinogen, trombokinase, Vitamin K dan
konsentrasi trombosit.
VII. Lampiran
7.1. Lampiran Pertanyaan
1) Jelaskan konsekuensi paling serius, jika terjadi penurunan fagositosis professional !
Jawab :
Penurunan fungsi fagosit pada neutrofil dan makrofag yang sangat menurunkan
kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme yang masuk. Jadi, tubuh
organisme tersebut akan mudah terkena penyakit dan waktu penyembuhannya lebih
lama akibat lamanya pembersihan dari mikroorganisme tubuh itu sendiri. Sebab
fagosit professional merupakan sel yang berperan pada proses fagositosis yaitu
polimorfonuklear (PMN) dan monosit.
Fagosit profesional meliputi banyak jenis sel darah putih(seperti neutrofil, monosit,
makrofag, sel mast, dan sel dendritik)
2) Apa yang dimaksud dengan sel darah putih imatur? Dan apa yang terjadi jika
seseorang SDP imatur dalam jumlah cukup tinggi?
Jawab :
Sel imatur adalah sel-sel darah yang abnormal akan dihasilkan oleh sumsum
tulang terutamasel darah putih (leukosit). Sel darah putih yang imatur dan berlebih
merupakan penyakit kanker jaringan yaitu Leukimia limfosis, yang karena jumlah
sel imatur leukosit banya apabila menyusup ke berbagai organ seperti sumsum tulang
belakang dan mengganti unsur sel yang normal sehingga mengakibatkan jumlah
eritrosit kurang untuk mencukupi kebutuhan sel sehingga timbunya pendarahan dan
berujung pada kematian.