PRAKTIKUM 2
PENGUKURAN SEL
I. Tujuan Praktikum
Praktikan mampu memahami cara mengukur sel dengan menggunakan micrometer
(manual) dan software CellSens (computer).
1
Sel Pati Kentang 1) Panjang sel : 73,40 𝜇m
Lebar sel : 37,67 𝜇m
Perbesaran 10x 2) Panjang sel : 35,92 𝜇m
Lebar sel : 28,73 𝜇m
3) Panjang sel : 36,35 𝜇m
Lebar sel : 34 𝜇m
1
3
2
3
Sel Pati Kentang 1) Panjang sel : 45,40 𝜇m
Lebar sel : 34,13 𝜇m
Perbesaran 20x 2) Panjang sel : 39,83 𝜇m
Lebar sel : 23,93 𝜇m
3) Panjang sel : 27,20 𝜇m
Lebar sel : 18,73 𝜇m
2
3
2
1
3
Sel Epitel Rongga Ukuran Panjang dan Lebar
Mulut Sel
1) Panjang sel : 22,82 𝜇m
Perbesaran 40x Lebar sel : 19,00 𝜇m
2) Panjang sel : 36,74 𝜇m
Lebar sel : 21,30 𝜇m
3) Panjang sel : 30,28 𝜇m
Lebar sel : 22,54 𝜇m
Ukuran Panjang dan Lebar
Inti Sel
3 1) Panjang sel : 6,54 𝜇m
Lebar sel : 2,77 𝜇m
2
2) Panjang sel : 4,41 𝜇m
1
Sel Epitel Rongga 1) Panjang sel : 31,02 𝜇m
Mulut Lebar sel : 23,33 𝜇m
2) Panjang sel : 40,01 𝜇m
Perbesaran 40x Lebar sel : 29,23 𝜇m
3 1
2
IV. Pembahasan
Menurut Eko dan Rifelino (2014), mengatakan bahwa dengan menggunakan mikrosop
sel dapat diamati bentuknya dan dengan beberapa alat bantu sel dapat diukur dengan alat sepert
slide micrometer/micrometer objective dan micrometer okuler. Mikrometer merupakan salah
satu alat ukur linier langsung presisi. Dengan tingkat ketelitian antara 0,01 mm dan 0,001 mm.
Slide micrometer merupakan gelas objek di dalamnya terdapat garisgaris linier berskala
halus dengan ukuran tertentu (mikron/µ). Bila telah dipasang pada panggung/meja mikroskop
akan terlihat 10 skala masingmasing berukuran 0,1 mm. Masing-masing besaran skala terbagi
lagi menjadi 10 skala yang lebih kecil lagi, masing-masing dengan ukuran 0,01 mm (10 ),
sedangkan oculer graticle/mikrometer okuler terbuat dari kaca berbentuk sebagai piringan
bundar pipih diameter sama dengan diameter tabung lensa okuler mikroskop. Di dalamnya,
tergrafir garis-garis linier berskala halus ukurannya dapat ditentukan dengan cara mengkalibrasi
dengan slide mikrometer. Penggunaan mikrometer okuler dengan cara menyisipkan ke dalam
tabung antara lensa okuler/eye piece dengan lensa objektiv mikroskop yang bersangkutan (Starr
et al., 2011).
Menurut Apsari dkk. (2013), mengatakan bahwa kalibrasi pada penggunaan micrometer
okuler dan micrometer objektif sangat penting dengan tujuan untuk mengetahui ukuran sel /
spesimen sesungguhnya pada skala tertentu. Terlebih dahulu dilakukan kalibrasi besar setiap
garis pada lensa okuler dengan setiap garis pada micrometer objektif. Hasil perbandingan garis
antara satu garis pada lensa okuler dengan satu garis pada micrometer objektif, kemudia
dikalikan dengan besar sesungguhnya sat ugaris pada micrometer objektif. Setiap pengukuran
luas area melalui panjang dan lebar dengan menggunakan lensa okuler, kemudia dikalikan
dengan besar nilai kalibrasi.
Skala pada mikrometer okuler tidak berubah ukurannya walaupun perbesaran diubah,
sedangkan pada skala objektif akan berubah ukurannya bila perbesaran dirubah. Oleh karena
itu, kalibrasi dilakukan agar skala okuler memiliki nilai dari perbandingan skala objektif dengan
skala okuler disetiap perbesaran (Ratnawati, 2010).
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran
dan/atau internasional.
Berikut rumus perhitungan nilai kalibrasi micrometer okuler dengan micrometer objektif, yaitu
melihat nilai kalibrasi dalam satuan skala okuler :
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑆𝑙𝑖𝑑𝑒 𝑀𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥 10𝜇𝑚
1 okuler = 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑀𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑂𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟
Setelah menemukan hasil kalibrasi, hitung ukuran sel berdasarkan panjang dan lebar pada
skala okuler dikalikan dengan nilai kalibrasi
Berdasarkan gambar 3 tabel 1, yaitu pengukuran eritrosit dengan nilai kalibrasi 1.c. yaitu
1 𝜇m didapatkan ukuran eritorosit a memiliki panjang 5 𝜇m dan lebar 4 𝜇m. Sedangkan eritrosit
b memiliki panjang 4 𝜇m dan lebar 3 𝜇m. Menurut Setiawan dkk. (2014), Sel darah merah
matang berbentuk cakram bikonkaf dengan tebal 1,5-2,5 mikron dan diameter kira-kira 7-8
mikron. Sehingga dapat dikatakan kalibrasi yang dilakukan benar atau tepat.
Gambar 4 pada table 1 dengan nilai kalibrasi 1.a. yaitu 10 𝜇m, berdasarkan yang dilihat
dari mikroskop sel Bacillus subtilis memiliki panjang 2 okuler dan lebar 1 okuler. Jika dihitung
dengan nilai kalibrasi didapatkan nilai sesungguhnya berupa panjang 20 𝜇m dan lebar 10 𝜇m.
Menurut Soesanto (2008), mengatakan bahwa Bacillus subtilis merupakan bakteri berbentuk
batang yang berukuran panjang 1,2-7,0 𝜇m dan lebar 0,3-2,2 𝜇m, dan mempunyai flagel
peritirikus. Sehingga dapat dikatakan kalibrasi yang dilakukan benar atau tepat.
Pengukuran sel pati kentang dilakukan dengan perbesaran 10, 20x, dan dua kali 40x. Pada
perbesaran 10x terdapat tiga sel, sel pertama berukuran 73,40 x 37,67 𝜇m, sel kedua berukuran
35,92 x 28,73 μm, dan sel ketiga berukuran 36,35 x 34 μm. Sel pati perbesaran 20x terdapat
tiga sel, sel pertama berukuran 45,40 x 34,13 μm,, sel kedua berukuran 39,83 x 23,93 μm, dan
sel ketiga berukuran 27,20 x 18,73 μm. Sel pati kentang dengan perbesaran 40x terdapat dua
kali. Dimana perbesaran 40x pertama terdapat 3 sel, sel pertama berukuran 39,06 x 33,14 μm,
sel kedua berukuran 42,30 x 23,27 μm, dan sel ketiga berukuran 40,92 x 31,57 μm. Pada sampel
ke 2 sel patu perbesaran 40x terdapat 3 sel juga, sel pertama berukuran 36,45 x 24,70 μm, sel
kedua berukuran 32,96 x 25,43 μm, dan sel ketiga berukuran 36,83 x 22,37 μm.
Pengukuran sel epitel mukosa rongga mulut dilakukan dengan perbesaran 20x dan dua
kali percobaan perbesaran 40x. Pada perbesaran 20x terdapat 3 sel yang dilakukan perhitungan
panjang dan lebar sel secara keseluruhan, sel pertama memiliki sel pertama berukuran 101,22
x 33,31 𝜇m, sel kedua berukuran 62,23 x 28,62 𝜇m, dan sel ketiga berukuran 54,48 x 34,30
𝜇m. Pada perbesaran 40x percobaan pertama, terdapat 3 sel yang dilakukan pengukuran
panjang-lebar sel secara keseluruhan dan panjang-lebar inti sel. Sel pertama ukuran sel
keseluruhannya 22,82 x 19,00 𝜇m dengan inti berukuran 6,54 x 2,77 𝜇m, sel kedua ukuran sel
keseluruhannya 36,74 𝜇m x 21,30 𝜇m dengan inti berukuran 4,41 𝜇m x 4,23 𝜇m, sel ketiga
ukuran sel keseluruhannya 30,28 x 22,54 𝜇m dengan inti berukuran 5,34 x 3,58 𝜇m. Pada
perbesaran 40x percobaan kedua, terdapat 2 sel yang dilakukan pengukuran panjang-lebar sel
secara keseluruhan saja. Sel pertama berukuran 31,02 𝜇m x 23,33 𝜇m dan sel kedua berukuran
40,01 𝜇m x 29,23 𝜇m.
V. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran sel
dapat menggunakan secara manual dengan yaitu mengkalibrasi micrometer okuler dan
micrometer objektif, adapun secara digitial dengan menggunakan software computer yang
khusus seperi contohnya CellSens. Kalibrasi pada penggunaan micrometer okuler dan
micrometer objektif sangat penting dengan tujuan untuk mengetahui ukuran sel / spesimen
sesungguhnya pada skala tertentu dengan benar dan tepat. Kalibrasi harus dilakukan setiap
melakukan perbesaran yang berbeda yang nanti hasil kalibrasi tersebut dikalikan dengan skala
okuler spesimen yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Apsari, Retna, Moh. Yasin, Dwi Winarni, dan Sri Hartati. (2013). Rancang Bangun Sistem
Diagnosis dan Terapi Terpadu Kanker Kulit Ekonomis dan Non-Invansive Berbasis
Nanolaser Speckle Imaging. (Laporan Akhir Dosen). Surabaya : FMIPA Universitas
Airlangga.
Eko, Indrawan dan Rifelino. (2014). Peningkatan Aktifitas Belajar Mahasiswa Melalui
Penggunaan Multimedia Dalam Mata Kuliah Metrologi Industri. Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol. 5 (1) : 74-87.
Ratnawati, dkk. (2010). Petunjuk Praktikum Mikroteknik. Yogyakarta : FMIPA UNY.
Starr, C., C. A. Evers & L. Starr. (2011). Biology, Concepts and Applications. Belmont :
Brooks/Cole.
Setiawan, Andika, Esti S., dan Wiharto. (2014). Segmentasi Citra Sel Darah Merah Berdasarkan
Morfologi Sel Untuk Mendeteksi Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Itsmart 3(1) : 2301-
7201.
Soesanto, L. (2008). Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman, Suplemen ke Gulma
dan Nematoda. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
LAMPIRAN
Lampiran Pertanyaan
- Pertanyaan
1. Berapa skala terkecil pada objectif micrometer?
2. Dari pengamatan bayangan di mikroskop terlihat bahwa 8 skala micrometer okuler = 4
skala micrometer objektif. Jadi 1 skala micrometer okuler adalah?
3. Apa perbedaan objectif micrometer dengan micrometer okuler?
4. Eyepiece graticle mempunyai garis-garis linier dengan skala?
5. Berapa besar ukuran 1 skala okuler, bila kalibrasi diperoleh gambaran bahwa gambar
skala okuler ke-12 tepat bertumpang tindih dengan garis ke-6 mikrometer objektif?
- Jawaban :
1. Skala terkecil dari mikrometer objektif adalah 0,01 mm. Dimana biasanya mikrometer
objektif terbagi menjadi 10 skala besar yang masing-masing berukuran 0,1 mm.
Masing-masing skala besar terbagi lagi menjadi 10 skala yang lebih kecil dengan ukuran
0,01 mm.
2. 8 okuler = 4 objektif
4 𝑥 10𝜇𝑚
1 okuler = 8
= 5 𝜇m.
3. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop dan memiliki tanda angka
kelipatan 10, sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada
meja preparat mikroskop tanpa tanda angka.
4. Ukurannya dapat ditentukan dengan cara mengkalibrasi dengan slide micrometer.
5. Kalibrasi
12 okuler = 6 objektif
6 𝑥 10𝜇𝑚
1 okuler = 12
= 5 𝜇m
Hasil sesungguhnya = skala okuler x hasil kalibrasi
= 1 x 5 𝜇m
= 5 𝜇m