Anda di halaman 1dari 3

ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

A. DATA
Lokasi pabrik: daerah Tangerang
Luas tanah: ± 62.370 m2 bekas lahan pertanian
Perijinan: proses langsung kepada Pemda Banten
Sertifikat tanah: dari pemiliki tanah ke pembeli (milik PT ICM)
Iklim: sejuk (± 27 – 28ºC)
Udara: dingin
Bising: tidak terlalu bising (jarak ± 3 km dari jalan utama)
Topografi: tanah kering yang datar

Keistimewaan: jauh dari area pemukiman warga serta akses mudah

Isu-isu pokok:
a. Kesehatan lingkungan akibat adanya polusi
b. Dampak kegiatan terhadap air resapan pembuangan
c. Rekrutmen tenaga kerja
d. Adanya genangan air pada musim hujan
e. Transportasi menuju lokasi
f. Keamanan lingkungan pabrik

B. AMDAL
Untuk polusi: sumber pencemaran atau polusi berasal dari proses produksi, seperti pada
saat peleburan dan saat finishing. Proses peleburan akan menghasilkan produk samping
berupa slag yang bersifat B3 serta adanya asap yang tidak baik bagi kesehatan apabila
terhirup dalam jangka panjang. Keduanya mengandung bahan atau senyawa yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh serta lingkungan alam. Proses finishing, misalnya pada
proses painting dapat menimbulkan adanya asap dan debu akibat penggunaan cat.
Untuk permasalahan air: lahan pertanian dan sekitarnya yang mampu menampung air
menjadi berkurang akibat adanya pembangunan pabrik sehingga air bisa saja dapat
meluap di beberapa titik. Kebersihan air juga menjadi tercemar akibat adanya produk
samping yang dihasilkan selama proses produksi berlangsung.

C. Rencana Kelola Lingkungan


Untuk polusi: slag yang dihasilkan akan dibawa ke tempat penampungan sementara yang
dimiliki pabrik, dan nantinya akan dialihkan ke instansi terkait yang akan mengubah slag
menjadi bahan alternatif semen. Untuk asap dan debu …

Untuk sanitasi air: pembuatan parit di sepanjang jalan menuju pabrik, serta di sekitaran
gedung-gedung di dalam lingkungan pabrik. Apabila parit terisi penuh oleh air, terutama
di musim hujan, air akan ditampung di bak penampungan sebagai cadangan air yang
dapat digunakan untuk berbagai hal.

D. Rencana Pemantuan Lingkungan


Untuk polusi: dilakukan pengecakan per 4 bulan dalam setahun terkait jumlah slag yang
dihasilkan dalam satu tahun produksi berlangsung. Melakukan pendataan jumlah slag
yang telah dicek selama satu tahun dan membuat analisa terhadap lingkungan di sekitar
seiring bertambahnya slag yang dihasilkan.

Untuk sanitasi air: melakukan pengecekan terhadap parit dan penampungan air untuk
melihat apakah keduanya masih berfungsi dengan baik atau tidak 2 kali dalam setahun
apabila intensitas hujan sedikit hingga sedang, dan setiap 4 kali dalam setahun apabila
intensitas hujan cukup tinggi.

ANALISA K3
A. POTENSI BAHAYA
Potensi bahaya yang terjadi pada pabrik pengecoran adalah adanya bahaya kebakaran dan
ledakan selama proses peleburan, bahaya kimia akibat asap atau debu yang dihasilkan
selama proses produksi, bahaya elektrikal akibat penggunaan mesin-mesin berpendukung
listrik serta bahaya mekanis akibat adanya proses permesinan menggunakan mesin-
mesin.

B. PENCEGAHAN BAHAYA
Menyediakan peralatan pendukung K3 seperti helm keselamatan di lini produksi,
penyediaan tabung pemadam kebakaran di setiap gedung di dalam lingkungan pabrik,
adanya alarm kebakaran dan sistem pemadam kebakaran otomatis, penyediaan mobil
ambulance serta adanya lokasi sebagai titik kumpul yang aman di dalam lingkungan
pabrik apabila terjadi keadaan darurat.

C. PERLINDUNGAN
Penyediaan klinik di dekat area pabrik serta pemberian asuransi terhadap seluruh pekerja
pabrik.

Anda mungkin juga menyukai