Anda di halaman 1dari 12

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

ANALISIS PENERAPAN RESTRUKTURISASI KREDIT DALAM


UPAYA PENYELAMATAN NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA
PT BPR NUSAMBA TEGALLALANG

1
I Wayan Suartama,1Ni Luh Gede Erni Sulindawati,2Nyoman Trisna Herawati

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {bli.kembong@gmail.com,
esulind@gmail.com.aris_herawati@yahoo.co.i}@undiksha.ac.id

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan restrukturisasi kredit
dalam upaya penyelamatan non performing loan di PT BPR Nusamba Tegallalang. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kulitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui
pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi dan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan restrukturisasi kredit yang


dilakukan PT BPR Nusamba Tegallalang melalui tahap-tahap yaitu penelitian berkas kredit,
mengirim surat teguran, melakukan negosiasi, putusan restrukturisasi, dan monitoring.
Adapun pola atau tindakan restrukturisasi yang dilakukan kepada debitur antara lain
perpanjangan jangka waktu kredit, pengurangan tunggakan bunga/denda, dan penambahan
fasilitas kredit.

Kata kunci: Restrukturisasi, Kredit, Non Performing Loan.

Abstract

The purpose of this research was to know the implementation of credit restructuring in
order to save non performing loan at PT ‘Incorporated’ BPR Nusamba Tegallalang. This
research was a descriptive qualitative research. The sources of data used were primary data
and secondary data. The data collection techniques used in this study were through
observation, interviews, and documentation techniques. The data analysis technique in this
research was conducted through data collection, data reduction, data display, and verification
and conclusion.

The results of this study indicated that the implementation of credit restructuring
conducted by PT BPR Nusamba Tegallalang was through the stages of investigating credit
files, sending warning letter, negotiating, making restructuring decisions, and monitoring. The
pattern or restructuring actions performed to the debtors included extentions of time period,
redution of interest arrears/fines, and additional credit facilities

Keywords: Restructuring, Credit, Non Performing Loan.


e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
PENDAHULUAN sumber dana kredit berasal dari simpanan
Bank memiliki peranan yang sangat masyarakat baik dalam bentuk tabungan
penting dalam mendorong pertumbuhan maupun deposito.
ekonomi suatu negara. Semua sektor Pengertian mengenai perbankan
usaha baik sektor industri, perdagangan, dapat kita temukan dalam Pasal 1 angka 1
pertanian, perkebunan, jasa dan yang Undang-undang Nomor 10 tahun 1998
bersifat non keuangan lainnya sangat tentang Perubahan Atas Undang-undang
membutuhkan bank sebagai mitra dalam Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
mengembangkan usahanya. Salah satu memberikan pengertian perbankan
peranan bank adalah memberikan kredit sebagai berikut : “Perbankan adalah
kepada nasabahnya baik berbentuk kredit segala sesuatu yang menyangkut tentang
modal kerja maupun kredit investasi, bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
kelancaran pemberian kredit sangat usaha, serta cara dan proses dalam
bergantung kepada peranan bank itu melaksanakan kegiatan usahanya”.
sendiri dan kesadaran pihak nasabah Sedangkan pengertian mengenai bank
untuk menyelesaikan kredit sebagaimana tersurat dalam Pasal 1 angka 2 sebagai
yang telah disepakati. berikut: “Bank adalah badan usaha yang
Di Indonesia hanya dikenal dua jenis menghimpun dana dari masyarakat dalam
bank, dimana dalam Pasal 5 Undang- bentuk simpanan, dan menyalurkannya
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang kepada masyarakat dalam bentuk kredit
Perbankan, disebutkan bahwa menurut dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Baik banyak”.
Bank Umum maupun BPR secara garis Dalam kehidupan sehari-hari, kata
besar mempunyai fungsi yang sama kredit bukan merupakan perkataan asing
dalam melaksanakan tugasnya yaitu bagi masyarakat kita. Perkataan kredit
menghimpun dan menyalurkan dana tidak saja dikenal oleh masyarakat di kota-
masyarakat, hal ini sesuai dengan fungsi kota besar, tetapi sampai di desa-desa
utama perbankan Indonesia yang pun kata kredit tersebut sudah sangat
disebutkan dalam Pasal 3 Undang- popular. Istilah kredit berasal dari bahasa
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Yunani (credere) yang berarti
Perbankan. Yang membedakan antara kepercayaan (truth atau faith), oleh karena
Bank Umum dan Bank Perkerditan Rakyat itu dasar dari kredit adalah kepercayaan.
adalah bahwa Bank Perkreditan Rakyat Sedangkan menurut Menurut Kasmir
dilarang melakukan usaha sebagai berikut (2012:102) definisi kredit adalah
(1) Menerima simpanan berupa giro dan penyediaan uang atau tagihan yang dapat
ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;(2) dipersamakan dengan itu, berdasarkan
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta persetujuan atau kesepakatan pinjam
asing;(3) Melakukan penyertaan modal;(4) meminjam antara bank dengan pihak lain
Melakukan usaha perasuransian; dan(5) yang mewajibkan pihak meminjam
Melakukan usaha lain di luar kegiatan melunasi utangnya setelah jangka waktu
usaha. tertentu dengan pemberian bunga.
Meskipun memiliki perbedaan, baik Pemberian kredit merupakan suatu bentuk
Bank Umum maupun Bank Perkreditan usaha yang dilakukan oleh bank untuk
Rakyat dalam menjalankan kegiatan mengolah modal yang dimiliki dan
usahanya di dalam memberikan kredit simpanan nasabah untuk memberikan
wajib mempunyai keyakinan berdasarkan pinjaman kepada nasabah lain dengan
analisis yang mendalam atas itikad dan mengambil keuntungan pembayaran
kemampuan serta kesanggupan nasabah bunga dari nasabah atau debitur atas
debitur untuk melunasi utangnya atau pemberian kredit.
mengembalikan pembiayaan dimaksud Adapun PT. Bank Perkreditan Rakyat
sesuai dengan yang diperjanjikan. Hal ini (BPR) Nusamba Tegallalang merupakan
dimaksudkan supaya setiap kredit yang lembaga keuangan yang bergerak dalam
diberikan harus memuat prinsip kehati- usaha jasa perbankan yang memberikan
hatian (Prudential Principle) karena pelayanan jasa pada nasabah dalam
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
berbagai bentuk. Salah satu pelayanan menaikkan jumlah piutang pada
yang diberikan oleh bank tersebut adalah banktersebut. Berikut adalah data jumlah
dalam bentuk pemberian fasilitas kredit. kredit yang disalurkan PT. BPR Nusamba
Peningkatan pemberian kredit oleh bank Tegallalang dari tahun 2014 sampai
dapat mengakibatkan laba yaitu berupa dengan 2016 dapat dilihat
bunga atas pinjaman yang diberikan pada tabel 1.
kepada nasabah dan juga akan

Tabel 1 Jumlah Kredit yang Disalurkan


(Dalam Ribuan Rupiah)
No Tahun Jumlah Kredit
1 2014 29,888,482
2 2015 36,456,540
3 2016 49,881,265
Sumber : Neraca Publikasi PT. BPR Nusamba Tegallalang, 2017

Berdasarkan data pada tabel 1 karena nasabah tidak sengaja misalnya,


besarnya jumlah kredit yang disalurkan akibat terjadinya bencana alam. Oleh
mengalami peningkatan. Dimana terjadi karena itu, setiap bank harus
peningkatan pada tahun 2015 yaitu Rp. mengendalikan kreditnya dengan baik,
36,456,540,000 dari sebelumnya yaitu Rp. selalu memantau perkembangan kreditnya
29,888,482,000di tahun 2014. Sehingga dan melakukan penyelamatan atau
peningkatan jumlah kredit sangat penyelesaian terhadap kredit yang
menguntungkan bagi pihak bank karena digolongkan bermasalah.
pemberian kredit merupakan sumber Begitu juga pada PT. BPR Nusamba
utamapenghasilan bank. Tegallalang, menurut data yang diperoleh
Walaupun kredit merupakan dari hasil observasi awal, pada PT. BPR
penghasilan terbesar bank tetapi kredit Nusamba Tegallalangdalam pemberian
merupakan sumber risiko bisnis kredit juga dihadapkan pada risiko kredit,
terbesar.Karena dalam memberikan kredit yaitu kredit yang telah disalurkan beserta
tersebut hampir setiap bank mengalami bunganya tidak dapat kembali sesuai
kredit bermasalah atau dengan kata lain dengan perjanjian yang telah disepakati
nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi oleh debitur dan kreditur atau disebut
kreditnya dan hal ini menimbulkan dengan kredit bermasalah(net performing
kerugian bagi pihak bank, terjadinya kredit loan). Berikut adalah data kredit
bermasalah (Non Performing Loan) dapat bermasalah (NPL) pada PT. BPR
diakibatkan oleh beberapa faktor Nusamba Tegallalang selama periode
diantaranya, nasabah sengaja tidak mau 2014 sampai 2016 dapat dilihat pada tabel
membayar kreditnya padahal mampu, 2.
atau hal tersebut dapat juga diakibatkan

Tabel 2 Data Jumlah Kredit Bermasalah


(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun Kolektibilitas
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
29,572,056 50,025 50,946 215,455 29,888,482
2014
(98,97%) (0,16%) (0,17%) (0,7%) (1,03%)
35,983,582 73,058 87,245 312,655 36,465,540
2015
(98,87%) (0,2%) (0,23%) (0,7%) (1,13%)
48,659,970 277,461 11,802 896,104 49,881,337
2016
(97,84%) (0,4%) (0,02%) (1,74%) (2,16%)
Sumber : Neraca Publikasi PT. BPR Nusamba Tegallalang, 2017
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
Berdasarkan data pada tabel 2 dapat Tegallalang darri tahun 2014 sampai
dilihat bahwa terus mengalami dengan 2016 adalah 1,03 persen, 1,13
peningkatan. Hal ini disebabkan karena persen, dan 2,16 persen. Oleh BPR
sebagian besar kredit yang diberikan oleh Nusamba Tegallalang, kredit bermasalah
PT. BPR Nusamba Tegallalang kepada ini diselesaikan melalui dua tahap, yaitu
nasabahnya adalah kredit pada sektor tahap penyelamatan kredit melalui
pertanian, kerajinan, dan perkebunan, restrukturisasi, sedangkan untuk kredit
kenaikan tunggakan kredit tersebut diduga yang tidak bisa diselesaikan melalui tahap
karena pergerakan harga jual komoditas penyelamatan lebih lanjut dilakukan
perkebunan, kerajinan, dan pertanian melalui tahap penyelesaian kredit yaitu
yang harga jualnya semakin menurun, penyelesaian melalui Agunan Yang
sehingga berdampak pula terhadap Diambil Alih (AYDA). Namunfokus dari
pendapatan para nasabah dan penilitian yang dilakukan oleh penulis
kemampuan nasabah untuk membayar adalah lebih ke tindakan penyelematan
atau melunasi kreditnya semakin kecil. kredit bermasalah yaitu dengan
Maka dari itu penting bagi bank untuk melakukan restrukturisasi.
melakukan analisis kredit terlebih dahulu. Restrukturisasi kredit merupakan
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih suatu terminologi keuangan yang banyak
dahulu akan sangat membahayakan bank. digunakan dalam bidang perbankan untuk
Cakupan analisis yang digunakan dalam menyelamatkan kredit bermasalah.
pemberian kredit adalah paling tidak harus Menurut Hasibuan (2010:116),
memuat Prinsip 5C dan 7P yang Restrukturisasi atau penataan ulang
merupakan standar minimal yang lazim adalah perubahan syarat kredit yang
digunakan dikalangan perbankan. Oleh menyangkut penambahan dana bank,
karena itu, analisis pemberian kredit konversi sebagian/seluruh tunggakan
sangatlah penting bagi kelangsungan BPR bunga menjadi pokok kredit baru, atau
kedepannya. Apabila debitur banyak yang konversi sebagian/seluruh kredit menjadi
tidak melakukan kewajibannya tentu saja penyertaan bank atau mengambil partner
akan berdampak serius yaitu krisis lain untuk menambah
terhadap sektor perkreditan yang penyertaan. Restrukturisasi adalah
ditunjukan dengan besarnya non program bank sebagai suatu upaya
performance loan (NPL) pada bank perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan
tersebut. perkreditan terhadap debitur yang
Tingginya non performance loan mengalami kesulitan untuk memenuhi
(NPL) tentunya akan sangat kewajibanya. Kebijakan mengenai
membahayakan kesehatan dari bank restrukturisasi kredit pertama kali diatur
tersebut. Menurut Ismail (2010:224) Non dalam SK Direksi Bank Indonesia No.
performing loan (NPL) merupakan suatu 31/150/KEP/DIR tanggal 12 November
keadaan dimana nasabah sudah tidak 1998 tentang Restrukturisasi Kredit yang
sanggup membayar sebagian atau kemudian diubah menjadi Peraturan Bank
seluruh kewajibannya kepada bank seperti Indonesia No. 2/15/PBI/ 2000 tentang
yang telah diperjanjikan.Sebagai upaya Restrukturisasi Kredit. Pada mulanya
mengatasinya Bank Indonesia (BI) restrukturisasi kredit dapat dilakukan
menetapkan arah kebijakan agar setiap dengan 7 (tujuh) cara yakni melalui(1)
bank secara bertahap dapat menurunkan penurunan suku bunga; (2) pengurangan
NPL sampai dengan tingkat tidak lebih tunggakan bunga kredit; (3) pengurangan
dari 5%. Dalam hal ini bank-bank tunggakan pokok kredit; (4) perpanjangan
dibebaskan menentukan atau memilih jangka waktu kredit; (5) penambahan
cara untuk menurunkan rasio NPL fasilitas kredit; (6) pengambilalihan aset
tersebut, apakah melalui penagihan debitur sesuai ketentuan yang berlaku;
langsung, melalui jalur hukum atau melalui dan (7) konversi kredit menjadi
restrukturisasi kredit. Dari data pada tebal penyertaan modal sementara pada
2 atau hasil wawancara yang penulis perusahaan debitur.
lakukan, dapat diketahui persentase kredit Berdasarkanlatar belakang diatas,
bermasalah yang terjadi di BPR Nusamba maka dapat dirumuskan masalah
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
penelitian yaitu bagaimanapenerapan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
hambatan restrukturiasi kredit dalam PT. BPR Nusamba Tegallalang adalah
upaya penyelamatanNon Performing Loan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang
(NPL) pada PT. BPR Nusamba terletak disebelah utara daerah pariwisata
Tegallalang ? Ubud, Gianyar, Bali tepatnya di Desa
Sapat, Kecamatan Tegallalang,
METODE Kabupaten Gianyar. PT BPR Nusamba
Penelitian ini bertujuan untuk Tegallalang didirikan pada tanggal 29
mengetahui penerapan restrukturisasi September 1989 berdasarkan akta nomor
kredit dalam upaya penyelamatan kredit di 117 dari notaris Abdul Latief, SH di
PT. BPR Nusamba Tegallalang. Pada Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri
penelitian ini, data yang diperlukan adalah Kehakiman dengan surat keputusan No.
data kualitatif, yaitu berupa gambaran C2.10268.HT.01.01.TH’89. Perubahan
mengenai perusahaan serta uraian lain Anggaran Dasar yang terakhir didasarkan
mengenai topik yang dibahas. Penelitian pada Akta Nomor 68 tanggal 28 Maret
kualitatif (Qualitative Research) adalah 2013 oileh Notaris Ny. Djumini Setyoadi,
suatu penelitian yang ditujukan untuk SH, Mkn di Jakarta yang berisi tentang
mendeskripsikan dan menganalisis Persetujuan pengangkatan kembali
fenomena, peristiwa, aktivitas social, seorang Direksi dan mengangkat seorang
sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran anggota Direksi Perseroan yang baru
orang secara individual maupun kelompok serta mengangkat kembali anggota dewan
(Moleong, 2014). Sumber data dari komisaris.Dan sampai saat ini PT BPR
penelitian ini adalah sumber data primer Nusamba Tegallalang memiliki 8 unit
dan sekunder. Data primer merupakan jaringan kantor, yakni 1 Unit Kantor Pusat,
data yang bersumber langsung dari obyek 6 Unit Kantor Kas yang tersebardi
penelitian, yang dalam hal ini diperoleh beberapa Kecamatan di Kabupaten
melalui wawancara. Sedangkan data Gianyar dan 1 Unit Kantor Cabang yang
sekunder adalah Data Sekunder berada di Kabupaten Bangli.
merupakan data yang diperoleh secara PT. BPR Nusamba Tegallalang,
tidak langsung dari obyek penelitian, menurut data yang diperoleh dari hasil
berupa data dari dokumen yang dimiliki observasi awal, pada PT. BPR Nusamba
PT. BPR Nusamba Tegallalang Tegallalangdalam pemberian kredit juga
Pengumpulan data dalam penelitian ini dihadapkan pada risiko kredit, yaitu kredit
dilakukan melalui observasi dan yang telah disalurkan beserta bunganya
wawancara langsung dengan Kepala tidak dapat kembali sesuai dengan
Bidang Kredit PT. BPR Nusamba perjanjian yang telah disepakati oleh
Tegallalang, I Nyoman Arnata, BA, Kepala debitur dan kreditur atau disebut dengan
Pembina dan Pengawas Kredit PT. BPR kredit bermasalah(net performing loan).
Nusamba Tegallalang, Cokorda Agung Persentase kredit bermasalah yang terjadi
Noviana, SH, dan Debitur A (Nama di BPR Nusamba Tegallalang darri tahun
Disamarkan). Selain observasi dan 2014 sampai dengan 2016 adalah 1,03
wawancara pengumpulan data juga persen, 1,13 persen, dan 2,16 persen.
dilakukan dengan teknik dokumentasi, Berdasarkan hasil wawancara dengan
dimana dalam memperoleh data dilakukan Cokorda Agung Noviana. SH selaku
dengan mengumpulkan data yang sudah Kepala Pembina dan Pengawas Kredit,
ada dan terkait dengan obyek yang sudah menyatakan bahwa :
diteliti. Teknik analisis data yang “Kredit bermasalah itu terjadi, salah
digunakan dalam penelitan ini adalah satunya dikarenakan adanya hal-hal
Teknik analisis data dalam penelitian ini yang tidak terduga, yaitu pergerakan
dilakukan melalui pengumpulan data, harga jual komoditas perkebunan
reduksi data, display data, dan verifikasi seperti beras, kerajinan dan hasil
dan kesimpulan. kebun yang harga jualnya semakin
menurun, sehingga berdampak pula
terhadap pendapatan para nasabah
dan kemampuan nasabah untuk
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
membayar atau melunasi kredit nya Penerapan Restrukturisasi Kredit
semakin kecil. Selain itu kredit Dalam Upaya Penyelamatan Non
bermasalah tersebut juga terjadi Performing Loan (NPL) di PT. BPR
karena adanya penggunaan Nusamba Teagallalang
persyaratan pemberian kredit yang Upaya bank dalam usaha
kurang diperhatikan pihak bank dan menyelamatkan dan menyelesaikan kredit
juga kelalaian petugas bank dalam macet akan beraneka ragam tergantung
melakukan analisis kredit kepada kepada kondisi kredit macet tersebut.
para nasabahnya, dalam hal ini Misalnya apakah debitur kooperatif dalam
kelalaian yang dimaksudkan adalah usaha menyelesaikan kredit macet itu.
kelalaian dalam menganalisis karakter Bila debitur kooperatif dalam mencari
nasabah tersebut. Dan hal ini penyelesaian kreditnya dan masih
mengakibatkan nasabah sering memiliki prospek usaha yang baik maka
mengundur atau memperlama dilakukan restrukturisasi kredit
dengan sengaja waktu pengembalian Berdasarkan hasil wawancara dengan
kreditnya kepada bank, sehingga I Nyoman Arnata, Kepala Bidang Kredit
pihak bank sering kali menegur PT. BPR Nusamba Tegallalang
nasabahnya untuk segera melakukan menyatakan :
pembayaran kredit sesuai dengan ”Pihak PT BPR Nusamba Tegallalang
waktu yang telah disepakati selalu mengupayakan suatu kredit
sebelumnya, dan diharapkan agar bermasalah dapat diselesaikan
dibayar sebelum jatuh tempo dengan terlebih dahulu melakukan
pembayarannya. Kemudian hal lain penyelamatan kredit melalui
yang juga menyebabkan kredit restrukturisasi karena hal ini dinilai
bermasalah juga dikarenakan karena lebih menguntungkan pihak bank
kelalaian petugas bank dalam menilai daripada bentuk penyelesaian yang
jaminan yang diberikan nasabah lainnya. Dengan dilakukannya
terkadang jaminan yang diberikan restrukturisasi dan berhasil, maka
nasabah lebih kecil dari pada jumlah akan mampu membuat koletibilitas
kredit yang dimohonkan nasabah suatu kredit menjadi membaik”.
untuk dicairkan”. Adapun Tahap-tahapan dalam
Oleh PT. BPR Nusamba Tegallalang, melakukan Restrukturisasi kredit oleh PT.
kredit bermasalah ini diselesaikan melalui BPR Nusamba Tegallalang yaitu :
dua tahap, yaitu tahap penyelamatan 1. Penelitian Berkas Kredit
kredit melalui restrukturisasi, sedangkan Untuk debitur yang mengalami
untuk kredit yang tidak bisa diselesaikan kesulitan pembayaran kredit atau
melalui tahap penyelamatan lebih lanjut tergolong sebagai debitur yang
dilakukan melalui tahap penyelesaian bermasalah dalam menyelesaikan
kredit. Dimana berdasarkan wawancara kewajiban kreditnya, akan dilakukan
dengan Cokorda Agung Noviana, SH. penelitian kembali terhadap berkas-
Kepala Pembina dan Pengawas Kredit berkas kredit oleh pihak Bank. Dalam
PT. BPR Nusamba Tegallalang hal ini hal yang perlu diperhatikan dan
menyatakan : diamati oleh pihak Bank yaitu :
“Jika upaya-upaya penyelamatan a. Melihat kondisi kredit dan
terhadap Non Performing Loan atau mengklasifikasikan kembali baik
kredit bermasalah dengan dari segi kolektibilitas, jenis usaha
restrukturisasi ini tidak berhasil dan maupun lokasi debitur.
nasabah masih membandel, maka b. Meneliti kembali berkas Agnan,
Bank dapat melakukan upaya terakhir baik kelengkapannya maupun
yaitu penyelesaian dengan Agunan keaslian Agunan.
Yang Diambil Alih (AYDA)”. c. Melakukan penilaian kembali
terhadap kondisi akhir nilai
Agunan, termasuk dilakukannya
peninjauan kelapangan untuk
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
melihat kembali keberadaan harta 1. Asli surat permohonan debitur
yang dijaminkan oleh nasabah. Debitur mengajukan permohonan
2. Mengirim Surat Teguran restrukturisasi kredit kepada PT.
Berdasarkan data yang ada pada BPR Nusamba Tegallalang.
klasifikasi tunggakan kredit, kepada 2. Copy laporan kunjungan kepada
nasabah yang bersangkutan dikirimkan nasabah
surat teguran. Surat teguran ini Setelah diterimanya permohonan
dimaksudkan untuk mengingatkan restrukturisasi, maka pihak bank
nasabah bahwa ia telah menunggak, melakukan kunjungan kepada
dan diminta untuk segera melunasi usaha debitur untuk mengetahui
atau membayar tunggakan tersebut. secara pasti dan langsung tentang
Surat teguran disampaikan bersamaan kondisi usaha yang dikelola oleh
dengan pendekatan yang dilakukan debitur. Petugas membuat laporan
terhadap nasabah di lapangan. kunjungan tersebut dalam bentuk
3. Melakukan negosiasi Laporan Kunjungan Nasabah
Pihak bank melakukan negosiasi (LKN).
dengan menawarkan rekstrukturisasi 3. Copy Berita Acara Negosiasi
kredit sesuai dengan kebijakan internal (BAN) dengan debitur
Bank dan pada akhirnya penawaran Negosiasi merupakan gambaran
restrukturisasi kredit ini disetujui oleh awal serta persepsi mengenai
debitur. Proses rekstrukturisasi yang rencana restrukturisasi oleh debitur
telah dilaksanakan Bank yaitu: dengan pihak bank, selanjutnya
a. Debitur mengajukan permohonan dibuat berita acara negosiasi
restrukturisasi. (BAN).
b. Melakukan kunjungan kepada 4. Copy hasil pemeriksaan dan
usaha debitur untuk mengetahui penilaian agunan saat ini (dalam
secara pasti dan langsung tentang rangka restrukturisasi kredit) + foto
kondisi usaha yang dikelola oleh usaha dan agunan. Petugas
debitur. Setelah itu, petugas Bank memeriksa dan menilai agunan
membuat laporan kunjungan milik debitur serta memeriksa
nasabah (LKN) prospek usaha debitur, dimana
c. Membuat Berita Acara Negosiasi petugas melihat usaha debitur
(BAN) memiliki prospek usaha yang
d. Melakukan analisis kembali atau masih cukup baik, selanjutnya
disebut juga dengan 5C. dibuat laporan hasil pemeriksaan
4. Putusan Restrukturisasi dan penilaian agunan saat ini.
Putusan restrukturisasi kredit diatur 6. Monitoring
oleh pihak Bank, Secara umum Pengawasan restrukturisasi kredit
putusan restrukturisasi kredit dilakukan dilakukan oleh Kepada Bidang
oleh Direktur Utama. Pembinaan dan Pengawasan Kredit
Berdasarkan wawancara dengan (P2K) secara berkala dan bank
Bapak I Nyoman Arnata, Ketua Bidang diwajibkan melakukan pemantauan
Kredit PT. BPR Nusamba Tegallalang, secara terus menerus antara lain dalam
secara garis besar menjelaskan materi bentuk penyusunan laporan bulanan
putusan restrukturisasi kredit terhadap perkembangan usaha debitur,
debitur yaitu : mewajibkan debitur untuk
a. Perpanjangan Jangka Waktu menyampaikan laporan keuangan yang
Kredit diperlukan bank dalam rangka
b. PenguranganTunggakan pemantauan kondisi usaha dan
Bunga/Denda keuangan debitur.
c. Penambahan Fasilitas Kredit Beberapa alternatif yang ditempuh PT
5. Dokumentasi Restrukturisasi BPR Nusamba Tegallalang dalam
Dokumentasi yang harus ada dalam penyelamatan kredit bermasalah setelah
restrukturisasi kredit pada PT. BPR mendapat persetujuan pada tahap
Nusamba Tegallalang, meliputi: putusan restrukturisasi adalah dengan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
melakukan upaya restrukturisasi dan menurun, sehingga saya tidak
penyelesaian, pola-pola restrukturisasi mampu melakukan pembayaran
kredit adalah sebagai berikut : tepat pada waktunya. Untuk itu saya
1. Perpanjangan Jangka Waktu Kredit mengajukan restrukturisasi kredit
Jangka waktu kredit merupakan karena tidak mampu membayar
cerminan dari risiko kredit yang kredit sesuai dengan jumlah yang
mungkin muncul. Semakin panjang ditentukan bank”.
jangka waktu kredit semakin tinggi Inisiatif dari nasabah sangat
risiko yang mungkin muncul, maka menentukan persetujuan restrukturisasi
bank akan membebankan bunga yang kredit, karena restrukturisasi kredit
lebih tinggi dibandingkan dengan kredit hanya dapat diajukan atas permintaan
jangka pendek. Perpanjangan jangka debitur. Debitur A, nasabah PT. BPR
waktu kredit merupakan bentuk Nusamba Tegallalang, mengajukan
restrukturisasi kredit yang bertujuan permohonan restrukturisasi
memperingan debitur untuk memenuhi perpanjangan jangka waktu dan
kewajibannya. Dengan adanya penambahan fasilitas kredit, walaupun
perpanjangan jangka waktu yang disetujui hanyalah perpanjangan
memberikan kesempatan kepada jangka waktu kredit saja. Hal itu
debitur untuk melanjutkan usahanya. disebabkan karena usaha debitur yang
Pendapatan usaha yang seharusnya mengalami penurunan, sehingga
digunakan untuk membayar utang yang penambahan fasilitas tidak dapat
jatuh tempo dapat digunakan untuk diberikan agar tidak memberatkan
memperkuat usaha dan dalam jangka debitur dikemudian hari. Oleh sebab
waktu tertentu mampu melunasi itu, nasabah harus memiliki
seluruh utangnya. pengetahuan dan informasi mengenai
Debitur A (Nama Disamarkam), hak untuk mengajukan restrukturisasi
merupakan nasabah perorangan yang kredit apabila mengalami kesulitan
mempunyai usaha Argo Wisata “Ceking membayar.
Sari Luwak Coffe” di Dekat Objek 2. Pengurangan Tunggakan
Wisata Ceking, Tegallalang, dengan Bunga/Denda
nilai pinjaman kredit Rp.200.000.000 Pengurangan tuggakan bunga
berjangka waktu 4 tahun, Setelah adalah pemberlakuan kewajiban
berjalan 2 tahun masih menyisakan pembayaran dibawah jumlah yang
kewajiban Rp.113.000.000. Hal ini seharusnya atas sejumlah nilai total
terjadi karena sedikitnya kunjungan pembayaran tunggakan bunga yang
wisatawan dan adanya keperluan lain belum dipenuhi. Sedangkan
sehingga hasil penjualan kopi luwak pengurangan denda adalah
dan produk tidak cukup untuk menutupi pemberlakuan kewajiban pembayaran
kewajiban. Langkah yang diambil oleh dibawah jumlah yang seharusnya atas
pihak bank adalah dengan sejumlah nilai total pembayaran denda
memperpanjang jangka waktu yang belum dipenuhi.
pembayaran. Dengan kewajiban yang Langkah ini diberikan kepada
masih tersisa Rp.113.000.000, debitur yang mengalami ketidak
diperpanjang dari 4 tahun menjadi 6 mampuan untuk membayar
tahun tunggakan baik disebabkan karena
Hasil wawancara dengan Debitur A adanya bencana alam maupun
(Nama Disamarkan), nasabah PT. BPR keluarga debitur yang mengalami
Nusamba Tegallalang, menyatakan musibah sehingga memerlukan biaya
bahwa : ekstra. Pemberian keringanan ini
“Saya telah berupaya untuk diberikan sesuai dengan perhitungan
melaksanakan pembayaran, namun matrik sebelumnya dan debitur yang
karena adanya keperluan biaya akan diberikan keringanan belum
untuk ngaben, keperluan lain dan pernah mendapatkan keringanan
menurunnya kunjungan wisatawan tunggakan bunga dan /atau denda
asing mengakibatkan omzet usaha sebelumnya sehingga debitur hanya
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
berhak mendapatkan keringanan a. Penjadwalan kembali
sebanyak 1 (satu) kali. (rescheduling)
3. Penambahan Fasilitas Kredit b. Peninjauan kembali isi
Penambahan kredit dilakukan perjanjian kredit (reconditioning)
dengan harapan usaha debitur akan c. Penataan kembali
berjalan kembali dan berkembang (reorganization and
sehingga dapat menghasilkan recapitalization)
pendapatan yang dapat digunakan 4. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
untuk mengembalikan utang lama dan dan Lelang (KPKNL)
tambahan kredit baru. Untuk 5. Jasa pengacara
memberikan tambahan fasilitas kredit Begitu juga pada kasus kredit
harus dilakukan analisa yang cermat, bermasalah yang terjadi di PT. BPR
akurat dan dengan perhitungan yang Nusamba Tegallalang seperti yang telah
tepat mengenai prospek usaha debitur diuraikan di atas, penanganan atas kredit
karena debitur menanggung utang bermasalah tersebut dilakukan terlebih
lama dan utang baru. Usaha debitur dahulu dengan melaksanakan
harus mampu menghasilkan penyelamatan kredit melalui
pendapatan yang dapat digunakan restrukturisasi baru kemudian jika melalui
untuk melunasi utang lama dan restrukturisasi tidak menghasilkan
tambahan kredit baru dan masih penyelesaian yang optimal dilakukan
mampu mengembangkan usaha ke dengan melaksanakan penyelesaian
depan. kredit melalui penyelesaian secara damai
Contoh : atau penyelesaian melalui Agunan Yang
Nasabah C, nasabah perorangan Diambil Alih (AYDA).
dengan bidang usaha perkebunan Berdasarkan hasil wawancara dengan
jeruk yang berlokasi di Kintamani, Bapak Nyoman Arnata, BA. Kepala
dengan nilai pinjaman kredit Bidang Kredit PT. BPR Nusamba
Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) Tegallalang menyatakan:
berjangka waktu 10 tahun, setelah “penyelesaian melalui jalur litigasi
melewati masa tenggang 3 tahun, jarang bahkan tidak pernah
namun mengalami gagal bayar dipergunakan karena dinilai tidak
dikarenakan kelapa sawit yang ditanam menguntungkan baik pihak bank
diserang hama. Langkah yang diambil maupun pihak debitur oleh sebab
oleh pihak bank adalah dengan biaya untuk proses litigasi cukup
memberi suntikan dana baru sebesar tinggi, membutuhkan waktu cukup
Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah). lama, dan preventif untuk
Akan tetapi dalam hal pelaksanaan kelengkapan berkas”
restrukturisasi sendiri, tidak semua
jenis-jenis dari restrukturisasi ini Hambatan Dalam Pernerapan
dilakukan. Dilihat terlebih dahulu Restrukturisasi di PT. BPR Nusamba
kepada masalah seperti apa yang Tegallalang.
dihadapi oleh debitur serta melihat Kredit yang diberikan kreditur kepada
juga kepada prospek usaha debitur. debitur sebenarnya mengandung risiko
Namun dalam hal ini tidak menutup untuk tidak dapat dikembalikan oleh
kemungkinan apabila terjadi kombinasi debitur yang dikenal dengan kredit macet.
antara tiap jenis restrukturisasi yang Untuk menghindari terjadinya kredit
terdiri dari dua atau lebih jenis yang macet, bank sebenarnya telah melakukan
ada. pengamanan secara preventif yaitu
Menurut Sutojo (2008) bahwa dengan melakukan analisis terhadap
penyelesaian kredit bermasalah dapat kelayakan usaha debitur termasuk juga
dilakukan melalui : analisis dari segi hukumnya, misalnya
1. Organisasi intern bank mengenai legalitas usaha debitur,
2. Proses pengadilan (Litigasi) kewenangan orang bertindak mewakili
3. Proses di luar pengadilan (Non perusahaan, keabsahan hukum dari
Litigasi) barang-barang yang dijadikan jaminan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
serta kewenangan orang yang bertindak tanpa memperhatikan kondisi bisnis dan
mewakili perusahaan. keuangan debiturnya. Pada sisi yang lain,
Meskipun pengamanan secara pihak debitur selalu berupaya memperoleh
preventif telah dilakukan, namun ada juga keringanan yang maksimal dengan
debitur yang tidak mampu menyelesaikan menyerahkan angunan seminimal
kewajibannya (kredit) pada waktu yang mungkin; (2) adanya keterbatasan baik
sesuai dengan perjanjian kredit sehingga financial maupun tenaga staf yang ahli
menjadikan kredit macet. Macetnya suatu dibidang restrukturisasi pada lembaga-
kredit dapat dikarenakan berbagai sebab, lembaga fasilitator seperti satgas maupun
antara lain karena debitur memang tidak prakarsa Jakarta, smentara pada sisi yang
sanggup lagi membayar kewajibannya lain debitur maupun kreditur terlalu
kepada bank dengan alasan usaha berharap banyak pada lembaga tersebut
mengalami kemunduran, maupun karena yang secara fakta sbenarnya juga tidak
debitur memamng tidak ada kemauan mempunyai kekuatan memaksa; dan (3)
(beritikad buruk) untuk membayar kurangnya koordinasi antara lembaga
kewajibannya. yang terlibat sebagai fasilitator dalam
Adanya kredit macet akan menjadi restrukturisasi, karena masing-masing
beban pihak bank, baik beban pikiran, lembaga tersebut mempunyai agenda
tenaga, biaya, dan juga waktu karena atau prioritas yang berbeda satu dengan
kredit macet menjadi salah satu faktor dan yang lain.
indikator penentu kinerja sebuah bank. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Dengan adanya kredit macet menuntut I Nyoman Arnata, BA. Kepala Bidang
bank untuk (1) penyelesaian yang cepat, Kredit PT. BPR Nusamba Tegallalang
tepat dan akurat serta segera mengambil menyatakan :
tindakan hukum jika sudah tidak ada jalan “Hambatan-hambatan dalam
lain penyelesaian melalui restrukturisasi. penerapaan restrukturisasi kredit
Untuk menjaga agar kredit yang telah bermasalah di PT. BPR Nusamba
diberikan kepada debitur memiliki kualitas Tegallalang antara lain sebagai berikut
tidak bermasalah (performing loan) maka (1) Debitur sangat sulit untuk diajak
harus dilakukan pemantauan dan bekerjasama saat restrukturisasi mulai
pengawasan untuk mengetahui secara dilakukan oleh bank, yaitu ketika bank
dini bila terjadi deviasi (penyimpangan) melakukan pemanggilan terhadap
dan langkah-langkah untuk debitur dan mengajukan peringatan
memperbaikinya; (2) Dilakukan penilaian atau pemberitahuan penagihan. Dalam
ulang (review) secara berkala agar dapat tahap ini, bahwa debitur tidak beritikad
diketahui sedini mungkin mengenai baik dapat dilihat dari debitur tidak mau
potensi timbulnya masalah sehingga bank memenuhi panggilan pihak bank
dapat mengambil langkah-langkah apabila pihak bank memanggil
pengamanannya (action program); (3) debitur;(2) Debitur tidak kooperatif dan
Dilakukan penyelamatan dan tidak adanya keterbukaan dari debitur,
penyelesaian segera, bila kredit syarat, dan type kredit, namun debitur
menunjukkan bermasalah (non performing tetap menunjukkan sikap yang tidak
loan). kooperatif; (3) Debitur dengan sengaja
Secara umum ada beberapa tidak menyelesaikan masalah kreditnya
hambatan (kendala) yang dihadapi dalam atau dengan sengaja menghindar; (4)
proses restrukturisasi kredit, antara lain Keputusan restrukturisasi yang telah
(1) tidak adanya keterbukaan antara disepakati bersama oleh pihak bank
kreditur dan debitur. Hal demikian tidak dan debitur yaitu seperti kewajiban
lepas dari sifat hubungan yang angsuran bulanan terhadap debitur
antagonistik antara keduanya. Pihak yang telah direstrukturisasi tidak
kreditur, dalam hal ini bank, dalam dibayarkan; (5) Monitoring, karena
praktiknya menempatkan persyaratan dalam hal ini bank tidak dapat
yang lebih mencerminkan besarnya melakukan pengawasan maupun
kerugian yang dapat ditolerinya serta pendekatan selama 1 x 24 jam
kepastian pembayaran sesegera mungkin
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
terusmenerus meninjau dan dilakukan oleh bank, yaitu ketika bank
mengawasi perkembangan melakukan pemanggilan terhadap
debitur dan mengajukan
SIMPULAN DAN SARAN peringatan/pemberitahuan penagihan.
SIMPULAN Dalam tahap ini, bahwa debitur tidak
Dari pembahasan hasil penelitian beritikad baik dapat dilihat dari debitur
yang telah diuraikan maka dapat tidak mau memenuhi panggilan pihak
disimpulkan hal-hal sebagai berikut : bank apabila pihak bank memanggil
1. Tahapan dalam penerapan debitur; (2) Debitur tidak kooperatif dan
restrukturisasi kredit dalam upaya tidak adanya keterbukaan dari debitur,
penyelamatan non performing loan syarat, dan type kredit, namun debitur
(NPL) di PT. BPR Nusamba tetap menunjukkan sikap yang tidak
Tegallalang adalah sebagai berikut (1) kooperatif; (3) Debitur dengan sengaja
Penelitian berkas kredit; (2) Mengirim tidak menyelesaikan masalah kreditnya
surat teguran; (3) Melakukan negosiasi; atau dengan sengaja menghindar; (4)
(4) Putusan restrukturisasi; dan 5) Keputusan restrukturisasi yang telah
Monitoring. disepakati bersama oleh pihak bank
Beberapa alternatif yang ditempuh PT dan debitur yaitu seperti kewajiban
BPR Nusamba Tegallalang dalam angsuran bulanan terhadap debitur
penyelamatan kredit bermasalah yang telah direstrukturisasi tidak
adalah dengan melakukan upaya dibayarkan; dan (5) Monitoring, karena
restrukturisasi dan penyelesaian, pola- dalam hal ini bank tidak dapat
pola restrukturisasi kredit adalah melakukan pengawasan maupun
sebagai berikut (1) Perpanjangan pendekatan selama 1 x 24 jam
jangka waktu kredit; (2) Pengurangan terusmenerus meninjau dan
tunggakan bunga/denda; dan (3) mengawasi perkembangan.
Penambahan fasilitas kredit. Apabila
upaya-upaya penyelesaian terhadap
Non Performing Loan atau kredit DAFTAR PUSTAKA
bermasalah secara persuasif dan
secara maksimal telah dilakukan Bank Indonesia. 1998. Ketentuan Direksi
namun tidak berhasil, maka Bank dapat Bank Indonesia No.
melakukan upaya terakhir yaitu 31/147/KEP/DIR tanggal 12
penyelesaian dengan Agunan Yang November 1998 tentang Kualitas
Diambil Alih (AYDA), dalam melakukan Aktiva Produktif (kredit).
pengambilalihan agunan harus
memenuhi syarat-syarat sebagaimana ----------------. 2012. Peraturan Bank
kebijakan dan prosedur Agunan Yang Indonesia (PBI) Bab VI Pasal
Diambil Alih (AYDA) diantaranya 5214/15/PBI/2012 paragraf 52-58
adalah (1) Kualitas kredit dalam kondisi Tentang Prosedur, Syarat-Syarat
macet; (2) Upaya-upaya penyelesaian dan Ketentuan Sebelum
secara persuasif telah dilakukan Bank Dilakukan Restrukturisasi Kredit.
secara maksimal.; dan (3) Agunan
yang diambilalih dapat dilakukan Hasibuan. 2010. Dasar-Dasar Perbankan,
melalui pelelangan, atau diluar Edisi Pertama. Jakarta: PT. Bumi
pelelangan berdasarkan penyerahan Aksara.
secara sukarela oleh pemilik agunan
atau berdasarkan surat kuasa untuk Ismail. 2010. Manajemen Perbankan.
menjual lelang dari pemilik agunan. Jakarta: Kencana Prenadamedia
2. Hambatan-hambatan dalam Group.
penerapaan restrukturisasi kredit
bermasalah di PT. BPR Nusamba Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga
Tegallalang antara lain sebagai berikut Keuangan lainnya. Jakarta: PT.
(1) Debitur sangat sulit untuk diajak Raja Grafindo Persada.
bekerjasama saat restrukturisasi mulai
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
Moleong, Lexy J. 2014. Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Republik Indonesia. 1998. Undang-


undang Nomor 10 tahun 1998
tentang Perbankan

----------------. 1992. Undang-Undang


Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan

----------------. 2012. Undang-Undang


Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perbankan.

Sutojo, Siswanto. 2008, Menangani Kredit


Bermasalah. Jakarta: PT. Damar
Mulia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai