Choirul Anwar
IAIN Kudus, Kudus, Indonesia
choirulanwar225@gmail.com
Abstrak
Evaluasi pembelajaran adalah salah satu proses yang di lakukan untuk menentukan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya dengan cara
yang sistematis. Sedangkan penilaian merupakan suatu tugas yang telah direncanakan
sebelumnya untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi untuk mengukur
penilaian hasil belajar peserta didik. Untuk melakukan penilaian hasil belajar terdapat
bermacam-macam cara yang dapat digunakan seperti penilaian secara tertulis, portofolio,
dan tes praktik seperti yang telah dilakukan MI Tarsyidut Thullab Singocandi Kecamatan
Kota Kudus, Kabupaten kudus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intrumen
evaluasi dalam bentuk tes yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan
sistematis melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Abstract
Learning evaluation is a process that is carried out to determine the level of achievement
of predetermined learning objectives in a systematic way. While the assessment is a pre-
planned to obtain or collect information to measure the assessment of student learning
outcomes. To assess learning outcomes, there are various tasks that can be used, such as
written assessments, portfolios, and practical tests such as what has been done by MI
Tarsvidut Thullab Singocandi, Kota Kudus District, Kudus Regency. This study aims to
analyze evaluation instruments in the form of tests which are carried out by direct and
systematic observation through observation, interview and documentation methods.
A. Pendahuluan
1
PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
juga menjadi bahan evaluasi guru tentang pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Guru dapat melakukan evaluasi kedalam beberapa bentuk tes yaitu tes tertulis, tes
lisan, dan tes tindakan. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Evaluasi tertulis (paper and pencil
assesment) merupakan evaluasi dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk
menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk lain seperti memberi data, mewarnai,
menggambar, dan lain sebagainya. Tes Lisan merupakan tes yang menuntut siswa
memberikan jawaban secara lisan. tes lisan biasanya dilaksanakan dengan cara
mengadakan percakapan antar siswa dengan tester tentang permasalahan yang diujikan.
Tes lisan (oral tes) sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan
kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik
secara individual maupun kelompok. Tes lisan digunakan untuk mengevaluasi hasil
belajar siswa berupa kemampuan untuk mengemukakan pendapat atau gagasan secara
lisan.2 Tes tindakan yaitu tes yang disampaikan dalam bentuk tertulis atau lisan dan
pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau tindakan. Evaluasi tes tindakan
dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan
hasil akhir yang dicapainya.
B. Metode
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dalam bentuk penelitian lapangan “field research”. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang mengandalkan kekuatan pikiran menggunakan hukum logika yang
berlaku, seperti sebab-akibat, jika-maka, aksi-reaksi, syarat-prasyarat atau prakondidi-
aksi.3
2
Thoha, Miftah, Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada,2003), 61.
3
Muliawan, Jasa Ungguh. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Yogyakarta: Gava Media. 2014)
berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya.
Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan dan melalui
penguraian tentang situasi-situai ataupun peristiwa.
C. Pembahasan
1. Bentuk-Bentuk Evaluasi Penilaian
Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi penilaian bentuk tes yang dilaksanakan
di MI Tarsyidut Thullab Singocandi sudah cukup baik, namun ada juga beberapa yang
kurang dalam pelaksanaan bentuk tes tindakan. Hal ini disebabkan karena penilaian
yang sering dilakukan menggunakan bentuk tes tertulis (tes subjektif) dengan
mengedepankan aspek kognitif dan afektif sesuai dengan Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak
Purwocahyono selaku Waka Kurikulum MI Tarsyidut Thullab Singocandi bahwa
penilaian evaluasi pembelajan bentuk tes yang di gunakan meliputi empat bentuk
yaitu :
a. penilaian dengan cara tes tertulis (tes subjektif)
b. penilaian dengan cara tes portofolio (pekerjaan ruamah)
c. penilaian dengan cara tes tindakan (tes praktik)
d. tes lisan
Yang pertama tes tertulis akan dilaksanakan ketika ada ulangan harian,
Penilaian Tengan Semester (PTS), dan Penilaian Akhir Semester (PAS). Selanjutnya
tes portofolio yang berupa tugas yang harus dikerjakan dirumah kembali lagi ke guru
kelasnya masing-masing apabila guru menghendaki adanya pekerjaan rumah maka
peserta didik akan diberikan tugas tersebut, selanjutnya tes tindakan atau biasa disebut
dengan tes praktik, tes ini diberikan ketika ada ujian praktik yaitu sebelum adanya
Penilaian Akhir Semester (PAS), peserta didik akan diminta melakukan suatu hal
yang berhubungan dengan mata pelajarannya. Dan yang terakhir tes lisan, tes lisan
biasnya dilaksanakan ketika ada ulangan harian, peserta didik diminta menjawab soal-
soal pertanyaan dan diberi batas-batas waktu tertentu.
Eko Putro Widyoko dalam bukunya menjelaskan bahwa tes bentuk uraian
adalah butir soal yang pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengeskpresikan pikiran peserta tes.4
2. Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Penilaian Bentuk Tes
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan penilaian
tes di MI Tarsyidut Thullab Singocandi salah satunya adalah karakteristik dari siswa,
karena para siswa pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda anatara siswa satu
dengan siswa yang lain. Seperti contoh dalam hal pemahaman, apabila siswa sudah
memahami dengan benar bagaimana pelajaran-pelajaran yang sudah disampaikan
maka tidak akan kesusahan jika mengerjakan tes, begitu juga sebaliknya apabila siswa
belum paham dengan apa yang sudah dipelajari maka akan kesusahan dalam
pengerjaan tes.
Setiap bentuk tes pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dan
kekurangan tes tertulis dari segi kemampuan membaca siswa, bagi siswa yang
memiliki kemampuan membaca yang kurang pasti sulit untuk memahami soal, tetapi
bagi siswa yang sudah lancar pasti akan mudah dalam memahami soal. Kemampuan
juga dapat berpengaruh dalam tes lisan dan mempengaruhi mental anak. Serta anak
yang disuruh gurunya maju langsung drop dan yang sudah dihafalkan tiba-tiba hilang
dengan sendirinya.
Sedangkan untuk tes portofolio kendala yang dihadapi sekarang ini sejak
adanya pandemic covid-19 dan sejak diberlakukannya PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)
adalah fasilitas internet, tidak ada internet yang memadahi maka siswa tidak akan bisa
melakukan pembelajaran dan tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. Strategi Penilaian Bentuk Tes
Strategi penyampaian materi dilakukan guru secara keseluruhan, seperti ketika
sebelum Penilaian Akhir Semester (PAS) seluruh materi sudah diberikan kemudian
akan diadakan latihan-latihan terutama soal-soal yang berhubungan dengan kisi-kisi
PAS. Setiap ada penilaian pasti ada kisi-kisi untuk mempermudah anak dalam
pengerjaan soal. Jika setelah penilian masih ada siswa yang memiliki nilai dibawah
4
Eko Putro Widyoko. Evaluasi Program Pembelajaran.. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011) 78
KKM akan diadakan remidi, remidi diambil dari dari soal-soal ketika tes tetapi
dengan tingkat yang lebih rendah dari pada soal tes sehingga siswa diharapkan dapat
mengerjakan dengan benar dan meningkatkan nilai yang berada di bawah KKM.
Apabila remidi ke-1 dirasa kurang aka nada remidi ke-2 dan pengayaan. Dalam
kurikulum 2013 diharapkan para siswa memiliki nial yang baik dan tidak ada yang
kurang dari KKM.
Pada masa sekarang ini sejak adanya PJJ/Daring Penilaian Akhir Semester
(PAS) dilakukan dengan tatap muka dengan disertai persetujuan dari masing-masing
orang tua. Penilaian Akhir Semester di MI Tarsyidut Thullab Singocandi berlangsung
selama dua minggu, satu minggu masuk tiga kali dengan diberlakukannya sift pagi
dan sift siang.
D. Kesimpulan
Guru dapat melakukan evaluasi kedalam beberapa bentuk tes yaitu tes tertulis, tes
lisan, dan tes tindakan. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Evaluasi tertulis (paper and pencil
assesment) merupakan evaluasi dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa
dalam bentuk tulisan. Tes Lisan merupakan tes yang menuntut siswa memberikan
jawaban secara lisan. tes lisan biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan
percakapan antar siswa dengan tester tentang permasalahan yang diujikan. Tes tindakan
yaitu tes yang disampaikan dalam bentuk tertulis atau lisan dan pelaksanaan tugasnya
dinyatakan dengan perbuatan atau tindakan. Setiap bentuk tes pasti memiliki kelebihan
dan kekurangan, kelebihan dan kekurangan tes tertulis dari segi kemampuan membaca
siswa, bagi siswa yang memiliki kemampuan membaca yang kurang pasti sulit untuk
memahami soal, tetapi bagi siswa yang sudah lancar pasti akan mudah dalam memahami
soal. Kemampuan juga dapat berpengaruh dalam tes lisan dan mempengaruhi mental
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Putro Widyoko. 2011 Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Thoha, Miftah, 2003. Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT. Raya Grafindo
Persada.