Anda di halaman 1dari 8

KLOMPOK 3

1. Agung Mukhlisin (1810910011)

2. Fada Oktavia Fitriyani (1810910023)

3. Tsamrotul Izzah (1810910033)

A. Teori Karl Marx


Pemikiran Karl Marx merupakan adopsi antara filsafat Hegel, French, dan tentunya
pemikiran dari David Ricardo (pemikir teori ekonom klasik). Analisa Karl Marx tentang
kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan oleh G.W.F Hegel, dimana
teorinya berpendapat juka”sejarah berproses melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide
yang diterima akan eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya,
antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang, sehingga
konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang berproses menjdai lebih baik.”

Karl Marx beserta teman dekatnya, yakni Friedrich Engles (1820-1895) menuliskan
sebuah buku “Das Kapital”, yang isinya kurang lebih tentang bagaimana ekonomi sosial atau
komunis diorganisasikan. Yang kemudian disusul buku The Communist Manifesto (1848)
yang berisikan daftar singkat karakter alamiah komunis. Dimana suprastruktur yang
berfungsi untuk menjaga relasi produksi yang dipengaruhi oleh historis (seni, literatur,
musik, filsafat, hukum, agama, dan bentuk budaya lai yang diterima oleh masyarakat).
Prinsip-prinsip komunis modern dalam bukunya tersebut antara lan:1

1. pengahapusan kekayaan tanah dan menerapkan sewa tanah bagi tujuan-tujuan publik.
2. pengenaan pajak pendapat (tax income) yang bertingkat.
3. pengapusan seluruh hak-hak warisan.
4. penarikan kekayaan seluruh emigran dan para penjahat atau pemberontak.
5. sentralisasi kredit pada negara melalui bank nasional dengan modal negara dan monopoli
yang bersifat eksklusif.
6. sentralisasi alat-alat komunikasi, dan transportasi di tangan negara.

1
David Renton, Membongkar Akar Krisis Global, (Yogyakarta: Resist Book, 2009), hal.50
7. perluasan pabrik dan alat-alat produksi yang dimilki oleh negara, menggarap tanah yang
tanah, dan meningkatkan guna tanah yang sesuai dengan perencanaan umum.

Karl Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasinagan (alienasi) manusia dari
dirinya sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya tidak memberikan nilai dan arti pada
semua yang mereka rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka
sendiri. Hasil keberadaan pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan kemampuan
manusia untuk memperoleh kebahagiaan sejati, karena dia menjauhkan cinta dan
persahabatan.

Karl Marx yang terkenal dengan pemikirannya yang menekankan pada bidang sosial
ekonomi mempunyai pandangan tersendiri mengenai manusia. Dalam pemikirannya, yaitu
anggapan yang telah kita lihat yaitu emansipasi manusia seutuhnya akan dilaksanakan oleh
proletariat. Dari sinilah Karl Marx mulai memperhatikan perkembangan-perkembangan ilmu
ekonomi. Dalam perkembangannya, struktur kelas di mulai dari masa berburu meramu yang
memproduksi hasil buruan dan hasil tanaman, menghasikan sebuah suku yang tertua dalam
struktur masyarakat. Cara produksi tanam dan domestikasi hewan menciptakan masyarakat
hortikultural dan pastoral, yang menciptakan kelas tuan dan budak. Cara pertanian menetap
menciptakan masyarakat agraris, yang menciptakan kelas tuan tanah dan penggarap. Cara
memproduksi dengan menggunakan mesin dan buruh yang mengoperasikannya
memunculkan masyarakat industri, yang menciptakan kelas borjuis (kapitalis) dan proletar.
Cara produksi menggunakan komputer dalam mengolah informasi menciptakan masyarakat
posindustrial, yang menciptakan kelas produsen dan konsumen. Ini adalah salah
perkembangan struktur masyarakat dari awal mula berkesadaran dalam masyarakat. Akan
tetapi, Karl Marx menciptakan teori yang lain.

Karl Marx berpendapat bahwa struktur masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu
infrastruktur dan suprastruktur. Infrastruktur merupakan dasar suatu masyarakat dalam
berproduksi di bidang ekonomi. Sedangkan suprastruktur terdiri atas lembaga sosial, gagasan
dan nilai. Infrastruktur adalah fundamental (dasar) untuk membentuk suprastruktur. Cara
produksi ekonomi memunculkan aneka institusi sosial maupun politik, agama, keluarga, dan
pedidikan. Lembaga lembaga tersebut lalu mengembangkan gagasan da nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat, hal ini di lakukan agar lembaga tersebut mampu masuk dalam lingkup
masyarakat dan diterima oleh masyarakat.2

B. Teori Karl Marx dengan Sosial Budaya

Karl Marx berpendapat bahwa perubahan sosial menurut Marx adalah perubahan-
perubahan yang terjadi karena perkembangan teknologi atau kekuatan produktif dan
hubungan antara kelas-kelas sosial yang berubah. Karl marx menegaskan bahwa berubah dan
berkembangnya masyarakat itu ditentukan oleh caranya memproduksi barang-barang
material. Cara produksi itu ditentukan oleh tenaga produktif. Berubah dan berkembangnya
tenaga produktif akan menentukan hubungan produksi, yang selanjutnya menentukan sistem
ekonomi masyarakat atau sistem perkembangan masyarakat. Menurut Marx perkembangan
masyarakat dimulai dari perkembangan masyarakat komunal primitif, berubah dan
berkembang menjadi masyarakat pemilikan budak, masyarakat feodalisme, masyarakat
kapitalisme, masyarakat sosialisme, dan yang terakhir masyarakat komunisme.

Hubungan-hubungan produksi tersebut memunculkan pembagian kerja. Dalam


pembagian kerja, sangat erat hubungannya dengan kepemilikan yang mencakup penguasaan
atas sumber-sumber pokok dan alat produksi. Kepemilikan dan penguasaan atas sumber-
sumber pokok yang berbedabeda ini merupakan dasar munculnya kelas-kelas sosial. Ada dua
macam kelas yang menurut Marx menjadi alasan permasalahan pembagian kerja, yaitu
borjuis dan proletar. Kelas borjuis merupakan nama khusus untuk para kapitalis dalam
ekonomi modern. Mereka memiliki alat-alat produksi dan mempekerjakan pekerja upahan.
Berubahnya fungsi tenaga produktif yang diikuti makin berperannya fungsi uang sebagai alat
tukar mendorong lahirnya suatu sistem baru, yang disebut kapitalisme, di mana manusia
(tenaga kerja, buruh) sebagai barang dagangan. Hubungan produksi dalam sistem kapitalisme
didasarkan pada pemilikan individu ataukelompok atas alat-alat produksi.

Proses perubahan terjadi karena manusia ialah mahkluk yang berfikir dan bekerja.
Manusia disamping itu selalu berusaha untuk memperbaiki nasibnya dan sekurang-
kurangnya berusaha untuk mempertahankan hidupnya.

2
David Renton, Membongkar Akar Krisis Global, (Yogyakarta: Resist Book, 2009), hal.44
Perubahan sosial yaitu berlangsung terus-menerus dari waktu ke waktu, apakah
direncanakan atau tidak yang terus terjadi tak tertahankan. Perubahan adalah proses yang
wajar, alamiah sehingga segala sesuatu yang ada di dunia ini akan selalu berubah. 3 Pada
dasarnya perubahan masyarakat terjadi dengan sangat lambat, melainkan tergantung dengan
situasi sosial yang mempengaruhinya. Karl Marx percaya bahwa semua perubahan yang
belum, sedang, dan akan terjadi harus meruntut pada perkembangan sejarahnya secara
menyeluruh perkembangan terhadap sejarah tertentu bergantung pada munculnya
kekuatankekuatan yang tidak tertampung dalam struktur dimana mereka muncul. Kekuatan-
kekuatan tersebut lambat laun berkembang lalu akhirnya meledak keluar dari struktur yang
akhirnya mengubah struktur itu menjadi struktur baru secara radikal yang terlihat dalam
tahap sejarah berikutnya. Meskipun begitu, gerak sejarah yang bersifat dialektik itu tidak
terlepas dari kemauan atau usaha manusia. Marx berpendapat bahwa manusialah yang
menciptakan sejarahnya sendiri, meskipun kegiatan kreatifnya ditentukan dan terikat oleh
lingkungan materiil dan sosial yang ada.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan dengan
kehidupan masyarakat yang termasuk perubahan sistem nilai dan norma sosial, sistem
pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola dan tindakan sosial warga
masyarakat serta lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Dalam pandangan Karl Marx kehidupan sosial antara lain:

1. Masyarakat sebagai arena yang didalamnya terdapat berbagai bentuk pertetangan.


2. Negara dipandang sebagai pihak yang terlibat aktif dalam pertentangan dengan berbagai
pihak kepada kekuatan yang dominan.
3. Paksaan (coercion) dalam wujud hukum dipandang sebagai faktor utama untuk
memelihara lembaga-lembaga sosial, seperti milik pribadi (property), perbudakan
(slavery), kapital yang menimbulkan ketidaksamaan hak dan kesempatan. Kesenjangan
sosial terjadi dalam masyarakat karena bekerjanya lembaga paksaan tersebut yang
bertumpu pada cara-cara kekerasan, penipuan, dan penindasan. Dengan demikian, titik
tumpu dari konflik sosial adalah kesenjangan sosial.

3
Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori Dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2002), hal. 10.
4. Negara dan hukum dilihat sebagai alat penindasan yang digunakan oleh kelas yang
berkuasa (kapitalis) demi keuntungan pribadi.
5. Kelas-kelas dianggap sebagai kelompok-kelompok sosial yang mempunyai kepentingan
sendiri yang bertentangan satu sama lain.4

Dalam masyarakat terdapat sebuah pertentangan yang melibatkan pihak pihak tertentu.
Negara merupakan pihak aktif pada kekuatan dominan. Hukum diatur oleh kelas berkuasa
atau kelas dominan berbentuk paksaan digunakan sebagai alat untuk mempertahankan dan
menambah kekuasaan pribadi serta sebagai alat penindasan. Setiap kelas memiliki
kepentingan sendiri yang saling bertentangan dan mengakibatkan konflik terjadi.
Kepemilikan dan kontrol sarana-sarana berada dalam satu individu- individu yang sama atau
kelopok dominan.

Menurut Karl Marx Pelaku utama dalam perubahan sosial bukanlah individu tertentu,
tetapi kelas-kelas sosial. Bukan hanya kelas sosial apa yang ditemukan, tetapi struktur
kekuasaan yang ada dalam kelas sosial tersebut. Menurut Marx, dalam kelas-kelas ada yang
berkuasa dan yang dikuasai.5

C. Biografi Kark Marx

Karl Marx lahir di Trier, Prussia, pada 5 Mei 1818 (Beilharz, 2005e). Ayahnya adalah
seorang pengacara, memberikan kehidupan keluarga kelas menengah yang agak khas. Kedua
orang tuanya berasal dari keluarga rabbi, tetapi karena alasan-alasan bisnis, sang ayah telah
berpindah agama ke Lutheranisme ketika Karl masih sangat muda. Pada 1841 Marx
menerima gelar doktornya di bidang filsafat dari Universitas Berlin, yang sangat dipengaruhi
oleh Hegel dan para Hegelian muda, yang bersikap mendukung, namun kritis terhadap guru
mereka. Disertasi Marx adalah suatu risalat filosofis yang kering, tetapi benar-benar
mengantisipasi banyak dari idenya di kemudian hari. Setelah lulus dia menjadi seorang
penulis untuk sebuah koran yang liberal-radikal dan dalam sepuluh bulan dia telah menjadi
kepala editornya. Akan tetapi, karena pendirian-pendirian politisnya, koran itu ditutup oleh
pemerintah tidak lama kemudian. Esai-esai awal yang diterbitkan di dalam periode ini mulai
mencerminkan sejumlah pendirian yang akan menuntun Marx di sepanjang hidupnya.

4
David Renton, Membongkar Akar Krisis Global, (Yogyakarta: Resist Book, 2009), hal.35
5
David Renton, Membongkar Akar Krisis Global, (Yogyakarta: Resist Book, 2009), hal.40
Pendirian-pendirian itu dibubuhi secara liberal dengan prinsip-prinsip demokratis,
humanisme, dan idealisme anak muda. Dia menolak keabstrakan filsafat Hegelian, mimpi
yang naif para komunis utopian, dan menolak para aktivis yang sedang mendesakkan hal
yang oleh Marx dianggap sebagai tindakan politis pengatur. Dalam menolak para aktivis
tersebut, Marx meletakkan dasar bagi pekerjaannya sepanjang hayat:

Usaha-usaha praktis, oleh massa sekalipun, bisa segera dijawab dengan Meriam bila
sudah membahayakan, tetapi ide-ide yang telah mengalahkan intelek kita dan menundukkan
keyakinan kita, ide-ide yang telah memaku suara hati kita, adalah rantai-rantai yang tidak
dapat dilepaskan orang tanpa mematahkan hatinya ; mereka adalh setan-setan yang dapat
dikalahkan orang hanya dengan menyerahkan diri kepadanya.(Marx, 1842/1977: 20)

Marx menikah pada 1843 dan tidak lama kemudian terpaksa meninggalkan Jerman untuk
mencari suasana yang lebih liberal di Paris. Di sana dia terus bergumul dengan ide-ide Hegel
dan para pendukungnya, tetapi dia juga menjumpai dua kumpulan ide yang baru – sosialisme
Prancis dan ekonomi politis Inggris. Caranya menggabungkan Hegelianisme, sosialisme, dan
ekonomi politis yang membentuk orientasi intelektualnya unik. Juga yang sangat penting
pada titik tersebut ialah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi sahabat seumur
hidup, dermawan, dan kolaboratornya-Friedrich Engels (Carver, 1983). Putra seorang
pemilik pabrik tekstil, Engelsmenjadi seorang sosialis yang kritis terhadap kondisi-kondisi
yang sedang dihadapi kelas pekerja. Banyak rasa iba Marx untuk kesengsaraan kelas pekerja
berasal dari pembukaan dirinya kepada Engels dan ide-idenya. Pada 1844 Engels dan Marx
melakukan percakapan yang panjang di sebuah kafe yang terkenal di Paris dan meletakkan
dasar-dasar bagi hubungan mereka yang berlangsung seumur hidup. Mengenai percakapan
itu Engels mengatakan, “kesepakatan kami yang lengkap di semua bidang teoritis menjadi
jelas … dan kerja sama kami dimulai sejak saat itu” (McLellan, 1973: 131). Pada tahun
berikutnya, Engels menerbitkan suatu karya yang terkenal, The Condition on the Working
Class in England. Selama periode tersebut Marx menulis sejumlah karya yang sulit
dimengerti (banyak yang tidak diterbitkan semasa hidupnya), termasuk The Holy Family
(1845/1956) dan The German Ideology (1845-1846/1970) (keduanya ditulis bersama Engels),
tetapi dia juga menulis The Economic and Philosophic Manuscripts of 1844 (1932/1964),
yang membayangkan pergulatannya kelak yang kian meningkat di ranah ekonomi.6

Sementara Marx dan Engels menganut orientasi teoritis yang sama, ada banyak
perbedaan di antara kedua pria itu.

DAFTAR PUSTAKA

6
Aditya Permana, ‘Gejala Alienasi dalam Masyarakat Konsumeristik’, Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol. 1 No. 2,
November 2012, 95.
David Renton, Membongkar Akar Krisis Global, (Yogyakarta: Resist Book, 2009)

Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori Dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002)

Aditya Permana, ‘Gejala Alienasi dalam Masyarakat Konsumeristik’, Jurnal Pemikiran


Sosiologi, Vol. 1 No. 2, November 2012

Anda mungkin juga menyukai