Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Pokok Bahasan : Pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas
Sasaran : Anggota Polantas Polres Kebumen
Hari/tanggal                : / November 2019
Waktu                         : 60 menit
Tempat                        : Polres Kebumen

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah diberi pendidikan kesehatan selama 60 menit diharapkan Polantas
Polres Kebumen mampu mengetahui, memahami, dan mengerti tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota Polantas Polres
Kebumen dapat:
a. Menjelaskan pengertian tentang P3K.
b. Menjelaskan tujuan P3K.
c. Menjelaskan pertolongan pertama (primary survey)
d. Mengetahui teknik pembalutan, pembidaian, dan transportasi korban
kecelakaan.
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Media
1. Laptop
2. Power point
3. LCD
D. Sasaran
Anggota Polantas Polres Kebumen
E. Tempat
Polres Kebumen
F. Setting Tempat
Keterangan:
: Peserta
: Layar LCD
: LCD
: Moderator
: Pemateri
: Operator
G. Pelaksana
Pemateri : Ns. Hanif, S.Kep.
Moderator : Dwi Agustina
Operator : Syahrir Arif Herbowo
H. Materi
Terlampir
I. Kegiatan
No. Kegiatan Peserta Waktu
1. Sebelum pelaksanaan 10 menit
Penjelasan tentang penelitian, a. Peserta memperhatikan
pengisian inform consent, dan b. Peserta mengisi inform
pengisian kuisioner pretest. consent dan kuisioner
pretest
2. Pembukaan 5 menit
a. Mengucapkan salam dan a. Menjawab salam dan
basmallah mengucapkan basmallah
b. Memperkenalkan pemateri b. Peserta memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Peserta memperhatikan
penyuluhan d. Peserta memperhatikan
d. Menyebutkan materi
penyuluhan
3. Inti 30 menit
a. Menjelaskan pengertian P3K. a. Peserta memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan P3K b. Peserta memperhatikan
c. Menjelaskan pertolongan c. Peserta memperhatikan
pertama d. Peserta memperhatikan
d. Menjelaskan teknik
pembalutan, pembidaian, dan
transportasi.
4. Penutup 15 menit
a. Tanya jawab. a. Peserta bertanya
b. Pengisian kuisioner posttest b. Peserta mengisi posttest
c. Menarik kesimpulan c. Peserta memperhatikan
d. Menutup penyuluhan dengan d. Mengucap hamdalah dan
mengucap hamdalah dan menjawab salam
salam.

J. Evaluasi
1. Evaluasi awal : Soal pretest
2. Evaluasi akhir : Soal posttest
Lampiran materi

A. Pengertian
P3K merupakan usaha-usaha untuk menangani korban sesegera
mungkin di tempat kejadian sebelum tenaga medis mengambil alih
penanganan, macam-macam tindakan yang dilakukan dalam pertolongan
pertama, seperti memindahkan korban pada tempat yang aman dan lapang
untuk memberikan pertolongan lebih lanjut kepada korban sewaktu
mengalami kecelakaan atau cedera.
Sedangkan menurut Nurhanifah (2017) mengatakan bahwa P3K
adalah upaya pertolongan dan perawatan secara sementara pada korban
kecelakaan sebelum dibawa ke rumah sakit, puskesmas, atau klinik kesehatan
untuk mendapat pertolongan yang lebih baik dari dokter atau paramedis.
B. Tujuan
1. Untuk melatih seseorang dalam menangani kecelakan dengan tepat dan
cepat.
2. Untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kecelakaan tambahan karena
pertolongan yang tidak tepat.
3. Memberi pertolongan pada kecelakaan atau penyakit yang datangnya
mendadak.
4. Pertolongan yang tepat dan cepat sangat diharapkan guna menyelamatkan
jiwa.
C. Teknik Pembalutan, Pembidaian, dan Transportasi
1. Pembalutan
a. Mitella (pembalut segitiga)
1) Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan
berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm.
2) Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku,
telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung
lengan.
3) Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut
bentuk dasi.
b. Dasi
1) Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya
sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnnya lancip dan
lebarnya antara 5-10 cm.
2) Pembalut ini biasa digunakan untuk membalut mata, dahi (atau
bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut,
betis, dan kaki yang terkilir.
c. Pita
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang
paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap
air dan darah, serta tidak mudah kendor.
d. Plester
1) Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada
sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
Cara pembidaian langsung dengan plester disebut strapping. Plester
dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk
membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya
difiksasi dengan plester.
2) Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang
sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik.
e. Kassa steril
1) Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kassa yang sudah
disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus
tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
2) Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi
atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle) yaitu sebelum
dibalut atau diplester.
f. Pembalut lain
1) Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka
dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk
menutup luka-luka lebar.
2) Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotik.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
2. Pembidaian
a. Macam-macam pembidaian
1) Bidai keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan
lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang
paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya
adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan.
2) Bidai traksi
Bidai berbentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya,
hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya
dipakai pada patah tulang paha.
3) Bidai improvisasi
Bidai yang terbuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk
penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia
dan kemampuan improvisasi si penolong.
4) Gendongan/belat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai
mitella (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai
sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.
b. Prinsip pembidaian
1) Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera.
Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu
medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka,
pembalutan, dan pembidaian.
2) Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak
perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan
fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat
benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai
fraktur.
3) Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.

Anda mungkin juga menyukai