Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Pertemuan ke-2

NATURE AND SCOPE OF ACCOUNTING

OLEH :

NUR FITRI MELATI 041811333089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
NATURE AND SCOPE OF ACCOUNTING

A. DEFINISI AKUNTANSI DAN TEORI AKUNTANSI

Definisi Akuntansi menurut American Institute of Certified Public


Accountants (AICPA) adalah sebagai berikut, “Accounting is the art of recording,
classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money,
transactions and events which are, in part at least, of a financial character and
interpreting the result there of”. Sedangkan menurut American Accounting
Association (AAA) definisi akuntansi ialah: “Accounting is the process
communicating economic information to pemit in formed judgments and decision by
user of the information”. 
Accounting Principle Board (APB) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu
kegiatan jasa yang fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif umumnya
dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih beberapa
alternatif.

Teori akuntansi adalah sistem deduktif yang rumit yang terdiri dari tiga

Postulates (Asumsi dasar) Pengertian


Tujuan dari akuntansi

Principles (standards)

Prosedur (atau metode)

tingkat yang berbeda dari laporan penurunan umum. 

Level pertama, yang paling atas, terdiri dari pernyataan umum. Perntayaan
umum tersebut terdiri dari yang pertama, postulat atau asumsi dasar. Contohnya
adalah asumsi “going concern”. Pengertian juga menduduki level pertama.
Contohnya yaitu biaya, nilai, aset, hutang, pendapatan, dan beban. Lalu tujuan dari
akuntansi juga termasuk jajaran level pertama. Pada level kedua terdiri prinsip dan
standard akuntansi. contohnya adalah prinsip biaya historis dan pengakuan
pendapatan dan prinsip-prinsip matchinf. Tingkat level yang terakhir terdiri dari
pernyataan pada prosedur khusus akuntansi, seperti penyusutan garis lurus dalam
penilaian persediaan LIFO.
Dalam akuntansi, kita sering membuat perbedaan antara prosedur dan teori.
Seperti yang kita lihat pada struktur teori umum akuntansi, kita melihat bahwa hal
tersebut meliputi baik alasan dan prosedur. Mereka membentuk keseluruhan yang
terpadu. Seorang akuntan yang akrab hanya dengan dimensi praktis hanya memiliki
pengetahuan yang dangkal akuntansi dan bukan aplikasi praktis “nitty-gritty” hampir
tidak dapat disebut seorang akuntan.
FASB dalam kerangka konseptualnya mengacu pada tujuan, karakteristik
laporan keuangan secara kualitatif (seperti relevansi dan reliabilitas), dan komponen
dasar dari akuntansi. Tujuan dan karakteristik kualitatif dapat dipandang sebagai
tujuan akuntansi, sedangkan komponen dasar akuntansi menjadi suatu definisi umum
yang mendasar. FASB pun menerangkan terkait metode pengukuran setiap elemen
yang ada pada laporan keuangan. Dalam akuntansi, kita sering membuat perbedaan
antara prosedur dan teorinya. Seperti yang dapat dilihat pada struktur umum teori-
teori akuntansi, dikatakan bahwa teori itu mencakup baik rasionalitas dan
proseduralnya. Kedua hal itu membentuk suatu integrasi. Untuk memperoleh
pemahaman yang baik dalam praktik akuntansi, perlunya mengetahui terkait konsep
rasionalitas dan prosedur praktisnya. Oleh sebab di akuntansi, kita tidak bisa
membuktikan secara logis atas metode yang telah given berdasarkan prinsip tertentu,
yang mana telah diturunkan dari pernyataan pertama ( first-levelstatement ), adanya
ketidaksetujuan tentang di tingkat mana suatu pernyataan berada. Contohnya manakah
yang perlu adanya “ going concern “ antara postulat ataukah suatu prinsip?. Perlunya
mengaitkan terhadap setiap pemahaman umum dan intuisi personal terhadap
akuntansi untuk bisa menerangkan bagaimana adanya perbedaan kedua hal itu.
    Fungsi Teori Akuntansi
Vernon Kam (1986) menyatakan bahwa fungsi teori akuntansi adalah sebagai
berikut ini:
1. Menjadi pegangan untuk lembaga penyusunan standar akuntansi didalam
menyusun standartnya
2. Memberi kerangka rujukan dalam menyelesaikan permasalahan akuntansi
dalam hal tidak terdapat standar resmi
3. Menentukan batas didalam hal melaksanakan judgment didalam penyusunan
sebuah laporan keuangan
4. Meningkatkan keyakinan dan pemahaman pengguna laporan keuangan
terhadap informasi yang terdapat pada laporan keuangan
5. Meningkatkan mutu kualitas laporan keuangan yang bisa diperbandingkan
kehandalannya
Sedangkan Hendriksen (1982) menyatakan tentang fungsi teori akuntansi
sebagai berikut:
1. Memberi kerangka rujukan yang digunakan sebagai dasar dialam menilai
prosedur serta praktek akuntansi
2. Memberi pedoman mendasar pada praktek dan prosedur akuntansi yang baru

Sifat Teori Akuntansi


Teori Akuntansi memiliki sifat sifat yang diungkapkan beberapa ahli seperti
berikut:
1. Berkaitan erat dalam penyusunan sebuah kebijakan akuntansi
2. Mempunyai prinsip atau metode yang logis dan berhubungan erat dalam
menyusun sebuah kerangka umum
3. Sanggup memberikan penjelasan mengenai praktek akuntansi, menjelaskan
serta menjawab semua fenomena yang ada dalam penerapan sebuah metode
para praktek akuntansi
4. Merangkup semua literatur akuntansi serta memberi pendekatan pendekatan
yang beda
5. Bisa meramalkan, memproyeksikan serta menemukan gejala ataupun kejadian
akuntansi yang tidak bisa diketahui dengan pasti
6. Memeriksa, memverifikasi dan menyusun prinsip prinsip akuntansi

B. AUTHORITATIVE BODIES

Securities and Exchange Commision


Badan otoritatif yang paling kuat adalah Securities and Exchange Commision,
dan badan pengawas independen dari pemerintah federal yang telah dibuat oleh
Securities Act of 1934 untuk membantu mengatur pasar surat berharga. Ini memiliki
yurisdiksi atas semua perusahaan yang menerbitkan surat berharga ke publik atau
yang sahamnya terdaftar di bursa saham. SEC terdiri dari 5 anggota yang ditunjuk
oleh presiden dari Amerika Serikat dengan persetujuan dari senat.
Tujuan dari SEC, sehubungan dengan laporan akuntansi, adalah untuk
pengungkapan penuh dan adil untuk investor. DI tahun 1983, di ASR No 4, itu
menyatakan bahwa laporan keuangan yang diajukan dengan Commisions yang
didasarkan pada praktek akuntansi yang memiliki "dukungan otoritatif substansial",
jika laporan keuangan akan dianggap menyesatkan. Dukungan otoritatif substansial
jangka belum pernah secara resmi ditetapkan, namun SEC berhak untuk menentukan
praktek apa memiliki jenis dukungan.

Other Groups
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), merupakan
organisasi internasional CPA, telah lama menjadi kekuatan berpengaruh dalam
akuntansi. Setelah FASB didirikan pada tahun 1972 sebagai organisasi independen,
dua komite-komite yang dibentuk dalam AICPA untuk memainkan peran dalam
perumusan standar.
American Accounting Associations (AAA), terutama terdiri dari pendidik
akuntansi. Hal ini telah mempengaruhi perkembangan standar akuntansi melalui
penelitian dan publikasi.
National Association of Accountants (NAA) terdiri terutama dari akuntan
industri. penelitian dalam biaya dan akuntansi manajerial.

Kanada
Badan akuntansi yang paling berpengaruh di Kanada adalah Canadian Institute
of Chartered Accountants (CICA). Akuntansi publik dilisensikan oleh masing-masing
goverenment provinsi dan dalam kebanyakan kasus dibatasi untuk akuntan yang
“chartered”.

C. OBJECTIVE OF ACCOUNTING
FASB dalam Concept Statement No.1 menerangkan tujuan dasar dari
pelaporan eksternal untuk suatu perusahaan bisnis perlu menyediakan informasi yang
memadai dalam rangka ditujukan bagi users untuk keputusan kelayakan berinvestasi,
pemberian kredit, atau keputusan serupa lainnya. Penyediaan informasi pada setiap
user memiliki banyak tujuan dalam akuntansi. Karena adanya dinamika sosial dan
ekonomi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, permintaan dari para
pengguna laporan keuangan semakin beragam. Akuntan berperan dalam hal ini untuk
terus melihat permintaan user, bekerja keras memperbarui kualitas pelaporan
keuangan. Bila konten yang disediakan tidak informatif, investor tentu akan mencari
sumber lainnya.
Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Gagasan bahwa data akuntansi digunakan untuk pengambilan akuntansi atau
mengevaluasi tujuan spesifik sebuah entitas sepenuhnya diterima. Informasi akuntansi
untuk pengambilan keputusan dimulai dari fungsi pelayanan. Menurut Pacioly Itali,
akuntansi harus dibuat oleh partner yang diam setelah kerja sama diselesaikan.
Informasi tentang bagaimana manajer melaksanakan tanggung jawab pelayanannya
digunakan oleh para pemilik modal untuk mengevaluasi kinerja manajer dan
perusahaan.
Sejak tahun 1960an, penekanan informasi akuntansi terhadap pengambilan
keputusan gencar dillakukan. Contohnya pada postulat yang dikemukakan oleh
Moonitz: Data kuantitatif sangat membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi
yang rasional, seperti memilih alternatif yang ada sehingga tindakan yang diambil
dapat sesuai dengan sebab akibatnya.
Informasi untuk pengambilan keputusan mempunyai arti yang lebih dari
sekedar informasi untuk pelayanan. Pertama, investor yang potensial dan kreditur
adalah termasuk pengguna informasi. Kedua, informasi akuntansi dilihat sebagai
input data yang akan digunakan oleh pengguna untuk melakukan prediksi. Ketiga,
meskipun pelayanan secara umum merupakan satu hal yang dilakukan oleh sebuah
entitas, namun kegiatan prediksi jauh lebih penting karena untuk menghadapi masa
yang  akan datang. Informasi akuntansi untuk pengguna eksternal memang
berdasarkan kejadian historis, tetapi mereka juga membutuhkan informasi akuntansi
untuk memprediksi masa yang akan datang demi keberlangsungan entitas.
Pendekatan Teori Keputusan
Karena tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan, hal ini mencerminkan bahwa teori pendekatan keputusan
digunakan oleh akuntansi. Model pengambilan keputusan menunjukkan bahws
informasi relevan bagi pengguna, dan outputnya harus berguna bagi sitem akuntansi,
yang mengindikasikan bahwa hal itu merupakan komponen yang harus ada pada
sebuah informasi. Uji empiris terhadap data akuntansi pengguna sangat diperlukan. 
Information That Is Useful
Sesuai FASB, ada 2 karakteristik utama dalam informasi yang penting yaitu
relevance dan reliable. Suatu informasi bersifat relevance ketika adanya perbedaan
dalam keputusan user, sedangkan reliable ketika dapat mewakili apa yang diinginkan
untuk ditunjukkan. APB menerangkan kedua hal ini sebagai tujuan kualitatif. Gagasan
selanjutnya yaitu tujuan utama akuntansi perlu dikaitkan dengan kepentingan umum,
sehingga kebenaran, keadilan dan kewajaran pun termasuk didalamnya. Akuntan
sangat tertarik kepada suatu hal terkait kebenaran atau kesalahan dalam ranah
kerjanya. D R Scott menyimpulkan bahwa standar dari suatu penilaian etika manusia
adalah dengan hal kebenaran, kewajaran, dan keadilan. Kita pun dapat mengingat
kembali bahwa dalam laporan auditor, CPA mensertifikasi bahwa data keuangan
diterbitkan dengan penuh kewajaran. Meskipun atribut atau tujuan tidak secara
eksplisit tidak dijelaskan dalam tujuan dasar, secara tidak langsung hal  kewajaran  itu
tergabung. Bila suatu laporan bersifat benar, wajar, dan tepat maka dapat dikatakan
informasi itu reliable dan relevant. Kata “useful information” selanjutnya terkait
dengan karakteristik relevansi dan reliabilitasnya laporan keuangan, termasuk dengan
cakupan tujuan etika terkait kebenaran, kewajaran, dan keadilan.
Circumscribed view
Secara ringkas, informasi sangat berguna menyediakan hal yang meyakinkan
bagi investor dan kreditor dalam rangka menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian
arus kas perusahaan. Investor ingin tahu kapan dan bagaimana mereka bisa menerima
dividen dan berapa jumlahnya. Kreditor pun ingin tahu apakah suatu perusahaan
mampu membayar hutangnya atau kapan mereka bisa mendapatkan bunganya.
Pemegang surat hutang berapa banyak jumlah yang diterimanya bila mereka menjual
surat hutang ataupun ketika jatuh tempo. Keputusan bahwa investor ataupun kreditor
perlukan untuk kejadian di masa depan dan sistem informasi akuntansi yang
diperlukan menjadi bukti penting dalam menyelesaikan permasalahan di masa depan.
FASB menerima pandangan tradisional terkait informasi yang relevan untuk investor
dan kreditor dalam rangka info terkait posisi keuangan, yang dapat dipandang dari
sumberdaya ekonomi, kewajiban, modal perusahaan, dan proforma keuangan yang
diukur dari penghasilannya. Performa keuangan menentukan seberapa sukses
perusahaan memperoleh tujuan keseluruhannya, yang mana dalam hal ini untuk
memperoleh profit. Teori ekonomi mengambil peran bahwa suatu keinginan
perusahaan bisnis untuk maksimalisasi profitnya. Pihak lain menyatakan para decision
maker perusahaan hanya menginginkan adanya profit yang menggembirakan.
Performa keuangan pun selanjutnya berkaitan dengan profitabilitas perusahaan.
Adanya suatu perbedaan dalam satu simpulan, dimana evaluasi tahun tertentu hanya
berdampak di tahun itu saja atau beberapa tahun kedepan ( tidak selamanya ).
Penilaian tentang suatu performa yang sukses akan mengarahkan ke hal yang buruk
bila pandangannya hanya berguna di masa yang singkat. Contohnya, alternatif yang
diambil perusahaan dapat membentuk suatu jumlah pendapatan yang besar di masa
kini namun bisa saja menjadi “bumerang” di masa mendatang. Selanjutnya, meski
perusahaan profitable, pengguna eksternal mungkin tidak waspada tentang adanya
pilihan yang ditolak dimana pilihan tersebut sejatinya bisa menghasilkan jumlah
profit yang besar. Disamping problem ini, jumlah yang tercantum dalam laporan
laba/rugi dipandang sebagai ukuran sejauh mana performa perusahaan dan kinerja
manajernya.

D. EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS THEORY


Ada tiga bentuk hipotesa dari teori Pasar yang Efisien (Efficient Market
Hypothesis Theory), teori ini sangat berhubungan erat dengan ketersedian informasi di
Pasar Modal dan hubungannya terhadap Kondisi harga-harga saham di Pasar Modal.
Bentuk-bentuk tersebut antara lain adalah:
a. Bentuk lemah (Weak Form)
Mengasumsikan bahwa semua harga-harga saham mencerminkan
seluruh informasi pasar yang tersedia (historis), sehingga informasi harga dan
volume perdagangan masa lalu tidak memiliki hubungan dengan arah
pergerakan harga-harga pada masa mendatang. Kesimpulannya adalah bahwa
investor tidak dapat mengandalkan analisa teknikal di dalam menghasilkan
keuntungan di atas normal.
b. Bentuk semi-kuat (Semi-strong Form)
Mengasumsikan bahwa semua harga-harga saham mencerminkan
seluruh informasi public non pasar. Harga-harga akan segera “menyesuaikan
diri” terhadap semua informasi public yang baru saja diinformasikan.
Misalnya: penelitian mengenai saham baru, pengumuman laba dan dividen,
perkiraan laba perusahaan, perubahan praktek akuntansi, merger, pemecahaan
saham (stock split), atau aksi korporasi (corporate action) lainnya.
Kesimpulannya adalah bahwa investor tidak dapat menggunakan analisa
fundamental di dalam menghasilkan keuntungan di atas normal.
c. Bentuk Kuat (Strong Form)
Mengasumsikan bahwa semua harga-harga saham mencerminkan
seluruh informasi pasar, public, dan sumber-sumber dari dalam perusahaan
(pribadi/private/inside) yang tersedia bagi umum. Informasi tersebut
mencakup juga informasi yang dapat diperoleh dari hasil analisa fundamental.
Kesimpulannya adalah: tidak ada kelompok yang memonopoli akses informasi
yang berhubungan dengan harga-harga saham sehingga memperoleh laba di
atas normal dengan memanfaatkan informasi dari orang-dalam (inside
information). Pasar modal akan menjadi sempurna dimana semua informasi
bebas biaya dan tersedia bagi siapa saja pada waktu yang bersamaan.

Implikasi dari teori Pasar yang Efisien (Efficient Market Hypothesis Theory)
terhadap manajemen keuangan adalah bahwa perusahaan akan semaksimal mungkin
mengusahakan peningkatan kinerja keuangan perusahaan lebih baik dari tahun ke
tahunnya misalnya saja dengan melakukan aksi korporasi misalnya menerbitkan saham
baru, mengumumkan kenaikan laba dan dividen, merger, pemecahaan saham (stock
split), atau aksi korporasi lainnya. Dengan adanya teori Pasar yang Efisien maka para
analis atau pimpinan perusahaan berusaha keras untuk memaksimalisasikan kerja untuk
memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan. Yang juga kemudian akan berdampak
positif bagi posisi perusahaan di pasar modal.
Sedangkan kondisi yang terjadi pada kondisi Pasar Modal Indonesia adalah
Kondisi Pasar yang belum efisien, yaitu masih berada di dalam kondisi pasar berbentuk
semi-kuat (Semi-strong Form). Dimana kondisi di pasar modal mengasumsikan bahwa
semua harga-harga saham mencerminkan seluruh informasi public non pasar. Harga-
harga akan segera “menyesuaikan diri” terhadap semua informasi public yang baru saja
diinformasikan. Misalnya: penelitian mengenai saham baru, pengumuman laba dan
dividen, perkiraan laba perusahaan, perubahan praktek akuntansi, merger, pemecahaan
saham (stock split), atau aksi korporasi (corporate action) lainnya.
Kesimpulannya adalah bahwa investor tidak dapat menggunakan analisa
fundamental di dalam menghasilkan keuntungan di atas normal. Kecuali penggunaan
analisa fundamental untuk tujuan Investasi Jangka Panjang seperti apa yang dilakukan
oleh Warren Buffet. Penggunaan analisa fundamental memegang peranan sangat penting,
karena dengan menggunakan analisa fundamental maka kita dapat dengan tepat
memprediksi masa depan perusahaan dengan menggunakan konsep-konsep diantaranya
Value of the Firm, Discounted Value, Residual Income, dll. Analisa fundamental tidak
mengandalkan trend atau pergerakan siklis dari harga saham, seperti apa yang dilakukan
oleh analisa teknikal. Analisa fundamental lebih banyak menggantungkan dirinya kepada
kinerja Laporan Keuangan.
Kadangkala sebagian analis di Pasar Modal melakukan “Financial and Cash Flow
Statement Recast” menggunakan informasi yang ada pada Notes to Financial Statement
untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai kinerja keuangan perusahaan,
dengan memasukkan dan mengeluarkan kembali transaksi-transaksi yang dapat
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara signifikan. Dengan dilakukannya
Recast maka analis kemudian dapat memperhitungkan kondisi perusahaan dalam
beberapa waktu yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai