Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR DAN ISTIRAHAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Peraktek Laboratorium Klinik Keperawatan Keperawatan Dasar Dan Pemeriksaan Fisik Yang
Dibina Oleh Ns. Ukhtul izzah, S.kep., M.kep., CWS

Disusun Oleh :

AL WARIDLATUL NA’IMAH

( NIM. 2019.02.003)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Progam Studi SI Keperawatan

Banyuwangi

Juli 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan kebutuhan dasar manusia “PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT


TIDUR DAN ISTIRAHAT” berikut ini disusun oleh:

Nama : AL WARIDLATUL NA’IMAH

Nim : 2019.02,003

Judul Lp: LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PEMENUHAN


KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR DAN ISTIRAHAT

Telah diperiksa dan di sahkan oleh pembimbing:

Nama : Ns. UKHTUL IZZAH, S.Kep., M.Kep., CWS

Hari : Minggu

Tanggal : Juli 2020

Banyuwangi, juli 2019

Mahasiswa Pembimbing

Al Waridlatul Na’imah Ns. Ukhtul Izzah, S.Kep., M.Kep., CWCS

NIM.2019.02.003 NIRA.35100329729
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA :

NIM :

PERODI :

JUDUL LP :

No Hari/tanggal Pembimbig Perbaikan/masukan TTD


BAB I
KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MENURUT ABRAHAM MASLOW

I.1 Pengertian kebutuhan dasar manusia


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan
yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting. Untuk dapat
merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada
tingkat di bawahnya. Ciri kebutuhan dasar mansia:Manusia memiliki kebutuhan dasar yang
bersifat hekterogen. Setiap pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama,akan tetapi karena
budaya, maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan
manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada
I.2 Latar belakang kebutuhan dasar manusia menurut Abraham maslow
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow[3] dalam teori Hirarki. Kebutuhan
menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis,
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997)Hierarki kebutuhan
maslow merupakan teori interdisiplin yang berguna untuk membuat prioritas asuhan
keperawatan. Hirarki kebutuhan dasar manusia temasuk lima tingkat prioritas. Dasar paling
bawah atau tingkat pertama termasuk kebutuhan fisiologis, seperti udara, seks, air dan makanan.
Tingkat kedua yaitu kebutuhan keamanan dan perlindungan, termasuk juga kemanan fisik dan
psikologis. Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk didalamnya
hubungan pertemanan, hubungan sosial, dan hubungan cinta. Tingkat keempat yaitu kebutuhan
akan penghargaan diri termasuk juga kepercayaan diri dan nilai diri. Tingkat terakhir merupakan
kebutuhan untuk aktualisasi diri yatitu keadaan pencapaian potensi dan mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan kehidupan (Potter dan Perry 2009).
I.3 Pembagian kebutuhan dasar manusia menurut Abraham maslow
Ada lima tingkatan kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis (Phisiological Needs) adalah kebututuhan yang memiliki prioritas
tertinggi dalam Hirarki Maslow. Sehingga seseorang yang belum memenuhi kebutuhan
dasar lainnya akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Kebutuhan ini
memiliki delapan macam seperti: kebutuhan oksigen, cairan, makanan, eliminasi urin,
istirahat, aktivitas, kesehatan temperatur tubuh, dan seksual (Mubarak & Chayatin 2007).
Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs) adalah kebutuhan yang perlu
mengidentifikasi jenis ancaman yang bisa membahayakan bagi manusia. Maslow
memberi contoh hal-hal yang bisa memuaskan kebutuhan keselamatan dan keamanan
seperti tempat dimana orang dapat merasa aman dari bahaya misalnya tempat
1penampungan seperti rumah yang memberikan perlindungan dari bencana cuaca
(Robbert J, et.al2013).
2. Kebutuhan rasa aman Kebutuhan akan rasa aman ini baiasanya terpuaskan pada orang-
orang yang sehat dan normal.Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan
keteraturan dan setabilitasyang sanggat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat
asing dan yang tidak diharapkannya.berbeda dengan orang yang merasa aman dia akan
cenderung santai tanpa adakecemasan yang berlebih. Perlindungan dari udara
panas/dingin, cuaca jelek,kecelakaan,infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan
mendapatkan perlindungan hukumBebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari
rasa sakit, bebas dariteror, dan lainsebagainya.Sebagai contoh :Seseorang membangun
rumah untuk melindungi diri dari hujan panas memenuhi kepuasanuntuk dirinya, saat
indonesia di jajah kita melawan penjajah tersebut dan akhirnya merdeka karenasaat
terjajah kita tidak merasa aman
3. Kebutuhan akan rasa cinta setelah seseorang memenuhi kebutuhan fisiologis dan
keamanan, mereka menjadi termotivasi oleh kebutuhan akan cinta seperti keinginan
untuk berteman, keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk
menjadi bagian sebuah keluarga, sebuah perkumpulan, dan lingkungan mayarakat. Cinta
dan keberadaan mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia
lain dan juga kebutuhan untuk memeberi dan mendapatkan cinta (Feist Jess & Feist
Gregory 2010).
4. Kebutuhan harga diri memiliki dua komponen yaitu: a) menghargai diri sendiri (self
respect) adalah kebutuhan yag memiliki kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi,
kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan. Orang membutuhkan pengetahuan tentang
dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga mampu mengusai tugas dan tantangan hidup. b)
mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others) adalah kebutuhan
penghargaan dari orang lain, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan
dan apresiasi. Kebutuhan harga diri apabila tidak terpuaskan maka akan menimbulkan
canggung, lemah, pasif, tergantung pada orang lain, penakut, tidak mampu mengatasi
tuntutan hidup dan rendah diri dalam bergaul. Menurut Maslow penghargaan diri dari
orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan diri kepada diri sendiri. Orang
seharusnya memperoleh harga diri dari kemampuan diri sendiri, bukan dari ketenaran
ekternal yang tidak dapat dikontrolnya, yang membuatnya tergantung kepada orang lain
(Alwisol 2004).
5. Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan diri
sendiri (Self fulfiment), untuk menyadari smeua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja
yang dia dapat melakukannya dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak
prestasi potensinya. Kebutuhan aktualisasi diri ini yatitu kebutuhan untuk ingin
berkembang, ingin berubah, ingin mengalami transformasi menjadi lebih bermakna
(Alwisol 2004). Kebutuhan ini merupakan puncak dari hirarki kebutuhan manusia yaitu
perkembangan atau perwujudan potensi dan kapasitas secara penuh. Maslow berpendapat
bahwa manusia dimotivasi untuk menjadi segala sesuatu yang dia mampu untuk menjadi
yang diinginkan. Walaupun kebutuhan lainnya terpenuhi, namun apabila kebutuhan
aktualisasi diri tidak terpenuhi maka seseorang akan mengalami kegelisahan,
ketidaksenagan atau frustasi (Syamsu & Juntika 2007).
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PEMENUHAN
KEBUTUHAN DAN ISTIRAHAT MENURUT ABRAHAM MASLOW

II.1 Definisi tidur


Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah keadaan gangguan
kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas (Keperawatan
Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan
fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).

Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin
kardiovaskuler, respirasi, dan muskolokeletal (Robinson 1993, dalam potter). Tiap kejadian
tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan electronchephallogram (EEG) untuk aktivitas
listrik ptak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan electromigran (EMG) dan
electrooculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata (Tarwoto 2006, dalam Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses Keperawatan)

Seperti yang dikemukakan oleh Guyton tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana
individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang relative, bukan hanya keadaan
penuh ketenangan tanpa kegiatan , tetapi lebih merupakan suatu untuk siklus yang berulang,
dengan ciri adanya aktivitas yang minim. Memiliki kesadaran yang bervariasi, terhadap
perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar

Tidur merupakan suatu kegiatan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan
yang cukup (Asmadi 2008, Teknik Prosedur Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien). Seseorang dapat dikatagorikan sedang tidur, apabila terdapat tanda-tanda:

A. Aktivitas fisik minimal


B. Tingkat kesadaran yang bervariasi
C. Terjadi proses perubahan fisiologis tubuh (penurunan tekanan darah, dilatasi,
pembuluh darah perifer,relaksasi otot rangka)
D. Penurunan respon atas rangsangan dari luar

II.2 Definisi istirahat

Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata
istirahat berarti menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari
segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan. Istirahat adalah suatu
keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar
(Tarwoto, 2006). Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan
istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203)

Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional dalam keadaan tidak
bereaktivitas, tetapi juga kondisi yangmembutuhkan ketenangan (Ahmad Hidayat 2006,
Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi konsep dan Proses Keperawatan)

Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam
menganggur tidak melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan,
menyulitkan dan menjengkelkan (Asmadi 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan
Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien). Seseorang dapat dikatakan sedang beristirahat, apabila
terdapat tanda-tanda:

A. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan berada dibawah kontrolnya


B. Merasa diterima eksistensinya
C. Mengetahui apa yang terjadi
D. Bebas dan gangguan ketidaknyamanan
E. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukan
F. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukan

II.3 Kebutuhan dasar manusia pada tidur dan istirahat

Pola tidur setiap manusia pada umumnya mengikuti ritme sirkadian, yang merupakan
bioritme atau siklus jam biologis setiap 24 jam yang diatur oleh tubuh dalam proses
fisiologisnya, berikut gambaran table pola jumlah kebutuhan tidur untuk manusia berdasarkan
usianya:

Tabel. Kebutuhan Dasar Manusia

Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur


0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari
1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan -3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari
40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari

II.4 Faktor yang mempengaruhi tidur dan istirahat

Beberapa faktor yang mempengaruhi tidur kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi
olehbeberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk
tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai kebutuhan. Seperti yang telah dijelaskan oleh
Alimul Hidayat, beberapa faktor tersebut adalah:
A. Penyakit
B. Keletihan dan kelelahan
C. Stress psokologis
D. Obat
E. Nutrisi
F. Lingkungan
G. Motivasi
II.5 Fungsi dan tujuan tidur dan istirahat
Fungsi dan tujuan dari tidur dan istirahat secara jelas tidak diketahui akan tetapi diyakini
bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional dan kesehatan,
mengurangi stress pada pulmonary, kardiovascular, endokrin dan lain-lain. Energi disimpan
selama tidur, sehingga energy diarahkan kembali pada fungsi cellular yang penting. Tidur dapat
pula dipercaya mengkontribusi pemulihan psikologis dan fisiologis. Tidur nampaknya diperlukan
untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam
(NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan
memperbaharui sel epitel dan sel otak. Teori lain tentang fungsi tidur adalah tubuh menyimpan
energy selama tidur. Otot skelet berelaksasi secara progresif, dan karena tidak adanya kontraksi
maka otot menyimpan energi kimia untuk proses seluler.
II.6 Pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar menurut Abraham maslow
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak harus di
penuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan kelangsungan hidup bagi setiap
manusia.kebutuhan ini dapat mengakibatkan sakit bahkan sampai mati jika tidak terpenuhi.oleh
karena itu kebutuhan fisiologis berada di urutan pertama atau teratas oleh Abraham maslow
Kebutuhan fisiologis bersifat fali yaitu anatomi kebutuhan tubuh kita untuk
mempertahankan hidup.jadi kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat mutlak
harus di penuhi manusia untuk kelangsungan hidupnya. kebutuhan fisiologis contohnya:tidur dan
istirahat
Tidur dan istirahat di butuhkan tubuh kita agar energy kita tidak terlalu banyak terbuang
dalam proses metabolism.istirahat merupakan kebutuhan yang paling pokok dari manusia untuk
menjaga kesehatannya.
Dari penjabaran yang di atas menguatkan pertanyaan dari kita mengapa kebutuhan
fisiologis berada atau di tempatkan di tempat teratas atau tertinggi.itulah mengapa di dalam
kehidupan sehari-hari mungkin kita sering bertanya-tanya mengapa setiap orang memiliki
ketertarikan terhadap sesuatu yang berbeda-beda.salah satu contohnya ada orang yang memiliki
cita-cita yang sangat tinggi dan ada juga orang yang bercita-cita biasa-biasa saja.apa yang yang
membuatnya termotivasi dan apa yang membuatnya tidak termotivasi.semuanya telah di jelaskan
oleh Abraham maslow dan teorinya.(welly yusup)
BAB III
GANGGUAN POLA TIDUR

III.1 NATOMI FISIOLOGI

Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur

Gambar neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur


Komponen utama dari neuromodulator penginduksi siklus tidur-bangun.Untuk
menginduksi tidur, proyeksi dari VLPO sebagai neuro penghasil GABA dan galanin (gal)
yang terletak di anterior dari hipotalamus mengirimkan sinyal yang berfungsi
menginhibisi ascending arousal system di pons, basis frontalis dan hipotalamus. Sistem
ini meliputi; nukleus tuberomamilarius (TMN) yang terletak di posterior dari
hipotalamus yang memproduksi histamin(HIST), sel raphe dorsalis yang memproduksi
serotonin (5-HT). Sel penghasil asetilkolin (Ach) yang terletak di laterodorsal dari
tegmentum (LDT), nukleus ditegmentum dari pedukulopontin (PPT) serta nukleus di
locus coeruleus yang memproduksi noreprinefrin(NA).Sistem lain yang tidak
diilustrasikan pada gambar ini meliputi area perifornikal dari hipotalamus yang
memproduksi orexin, sel produsen dopamin yang terletak di periaquaduktus
mesencephalon dan serta proyeksi kolinergik yang berasal dari basis frontalis (nukleus
basalis, pita diagonal dari brocca,dan septum medialis) semua struktur ini memberikan
proyeksi ke istem limbik dan korteks (Chiong, 2008).
Tidur berasal dari beberapa proses dalam otak yang meliputi beberapa sirkuit
neural yang saling berhubungan satu sama lain, serta meliputi beberapa neurotransmitter
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Berdasarkan penelitian percobaan transeksi
terhadap tikus yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa terdapat regio yang
mencetuskan terjadinya proses tidur di medulla oblongata.Berikut dibawah ini merupakan
area-area di otak yang berperan dalam siklus tidur-bangun (Posner, 2007, Blumenfeld,
2002, Shneerson, 2005, Aminoff, 2008).

skematis lokasi anatomi area-area diotak yang berperan saat tidur


a. Ascending Reticular Activating System (ARAS)

ARAS merupakan sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai promotor dari proses
tidur-bangun. Bagian ini terletak di formatio retikularis di batang otak yang terdiri atas
beberapa kelompok sel dan nukleus serta sejumlah besar interneuron serta traktus
ascenden dan descenden yang saling berhubungan satu sama lain. Sebagian besar dari
formatio retikularis terletak di sentral atau tegmentum dari pons dan mesencephalon serta
memanjang sampai medula, hipothalamus dan thalamus. Struktur ini dipengaruhi oleh
GABA yang disekresi oleh sebagian besar sinapsnya, serta dipengaruhi oleh input
sensoris yang masuk melalui batang otak baik stimulus yang berasal dari sistem
sensoris,motorik maupun saraf kranial ( Carney, 2005, Shneerson, 2005, Chiong, 2008).
b. Nukleus Traktus Solitarius

Bagian ini terletak di bagian medulla oblongata, bersifat noradrenergik serta


memiliki hubungan dengan pons , hipothalamus dan thalamus. Nukleus ini lebih aktif
saat fase NREM dibandingkan pada saat bangun (Carney, 2005, Shneerson, 2005).
c. Locus Coeruleus

Bagian ini terletak pada pons bagian atas dan dorsal serta bersifat Noradrenergik.
Locus coeruleus aktif pada saat bangun dan tersupresi parsial pada fase NREM serta
inaktif pada fase REM. Bagian ini memiliki fungsi untuk menginhibisi aktivitas dari
LDT/PPT, juga aktivitas dari bagian ini pula terinhibisi oleh neuron GABA-ergik
(Carney, 2005, Posner, 2007, Shneerson, 2005).
d. Nucleus Raphe

Nukleus ini terletak di garis tengah dan bersifat serotonergik. Bagian yang
terpenting dari nukleus ini adalah nucleus raphe dorsalis. Nukleus ini bersifat aktif saat
bangun, tersupresi secara parsial saat NREM dan inaktif saat REM. Kinerja nya di
inhibisi oleh neuron GABA-ergik serta jika aktif, berfungsi menghambat aktivitas
LDT/PPT serta memberikan proyeksi ke hipotalamus. Diduga nukleus ini memliki
kontribusi terhadap respon motorik,otonom serta status emosional saat perubahan dari
tidur ke bangun (Carney, 2005, Shneerson, 2005, Chiong, 2008 ).
e. Laterodorsal Tegmental dan Pedunculopontine Tegmental (LTD/PPT) nuclei

Nukleus-nukleus ini terletak di bagian Formasio Retikularis di bagian dorsal dari


tegmentum pons serta bersifat kolinergik. Aktivitasnya diinhibisi oleh locus coeruleus,
nucleus raphe dan nucleus tubero-mammilary serta berfungsi menghubungkan area-area
di batang otak dengan thalamus. LTD/PPT ini merupakan generator dari siklus REM,
juga berkontribusi terhadap komponen visual dari mimpi dan halusinasi. Jika nukleus ini
aktif, maka akan terjadi inhibisi dari locus coeruleus dan nukleus raphe (Shneerson,
2005).
f. Sistem Mesolimbik

Sistem ini berasal dari area ventral dari tegmentum mesencephalon, serta
memiliki proyeksi ke area prefrontal dari korteks serebri dan sistem limbik yang meliputi
amigdala ,hipokampus serta nukleus retikularis thalami. Sistem ini bersifat dopaminergik
serta dapat menyebabkan keterjagaan sebagai akibat dari stimulus yang didapat (Posner,
2007, Shneerson, 2005).
g. Nukleus Tubero-Mammilary (TMN)

Nuklei ini terletak di bagian posterior dari hipotalamus dan bersifat histaminergik
dan hanya menerima input afferen dari ventrolateral preoptic nucleus (VLPO) dan sistem
orexin yang berasal dari hipotalamus bagian lateral.Nuleus ini berfungsi menginhibisi
VLPO dan LDT/PPT serta bersifat aktif saat bangun, tersupresi parsial pada fase NREM
dan inaktif saat fase REM (Shneerson, 2005, Chiong, 2008).
h. Nuklei Perifornical

Terletak di lateral dari hipothalamus, berfungsi mensekresi orexin (hipokretin).


Nukleus –nukleus ini memiliki fungsi eksitatorik pada pusat aminergik di batang otak
yakni locus coeruleus dan nuklei raphe serta inhibisi terhadap LDT/PPT. Nuklei ini aktif
pada saat fase wakefulness dimana juga berfungsi melimitasi durasi fase REM (Posner,
2007, Shneerson, 2005).
i. Nukleus Suprakhiasmatik (SCN)

Nukleus ini bertanggung jawab terhadap ritme sirkadian serta sebagai promotor
bangun. Jika terjadi lesi pada bagian ini maka akan menimbulkan rasa kantuk yang
berlebihan (Shneerson, 2005).
j. Area Preoptik Hipotalamus

Area ini terletak di anterior dari thalamus, dimana merupakan pusat integrasi dari
homeostasis dan ritme sirkadian. Area ini meliputi VLPO dan VMPO yang letaknya
berdekatan dengan SCN, dimana fungsi dari area ini adalah sebagai reseptor osmotik
penghasil arginin vasopressin (AVP) (Shneerson, 2005).
k. Ventrolateral Preoptic Nuclei (VLPO)

Nuklei ini terletak di inferior dari SCN dan di lateral dari ventrikel III, dekat
dengan nukleus VMPO. Nukleus-nukleus ini menghasilkan GABA dan galanin yang
berfungsi sebagai neurotransmitter penginhibisi nukleus yang mengatur keterjagaan di
batang otak yang bersifat aminergik meliputi locus coeruleus, nukleus raphe, sistem
mesolimbik dan nukleus tuberomamilary. sehubungan dengan fungsinya yang
mempengaruhi banyak kinerja nukleus, maka VLPO berpotensi untuk menyebabkan
reaktivasi dari pusat pencetus tidur. Sebaliknya pula fungsi dari nukleus ini di inhibisi
oleh sistem Keterjagaan yang bersifat aminergik (Posner, 2007, Shneerson, 2005, Chiong,
2008, Smith, 2008).
Bagian dorsal dari VLPO mencetuskan fase NREM dan bagian medialnya
memberikan proyeksi ke LDT/PPT, sehingga menginduksi fase REM. Kinerja dari VLPO
tidak dipengaruhi oleh ritme sirkadian, namun meningkat dengan adanya kekurangan
tidur.Nukleus ini aktif pa
da saat tidur dan inaktif pada saat bangun (Carney, 2005, Chiong, 2008).
l. Ventromedial Preoptic Nuclei (VMPO)

Nukleus ini berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan modifikasi fungsi tidur-bangun
(Shneerson, 2005).
m. Median Preoptic Nucleus (MPN)

Terletak di hipothalamus, di bagian dorsal dari ventrikel III dan bersifat GABA-
ergik. Nukleus ini menerima input dari SCN dan memproyeksikannya ke neuron
kolinergik di basal dari lobus frontalis dan nuklei perifornical. Nukleus ini aktif saat
tidur, terutama fase NREM fase 3 dan 4 (Shneerson, 2005, Chiong, 2008).
n. Zona Subparaventrikuler

Letaknya berdekatan dengan dengn SCN input yang berasal dari bagian ini
kemudian akan secara terintegrasi akan mempengaruhi ritme sirkadian, temperatur
(melalui VMPO),perilaku dan fungsi endokrin (Chiong, 2008, Aminoff, 2008).
o. Nukleus Dorsomedial

Nukleus ini menerima jaras dari zona subparavetrikuler serta memberikan


proyeksi ke nukleus paraventrikuler dan nukleus perifornikal dan berperan dalam inhibisi
VLPO , pengaturan suhu tubuh, perilaku makan dan keterjagaan. (Carney, 2005,
Shneerson, 2005, Chiong, 2008)
p. Basis Frontalis (Substansia inominata)

Lokasinya terdapat pada area preoptik dari Hipotalamus.Terdiri atas nukleus-


nukleus penting yang memegang peran penting dalam proses tidur (Shneerson, 2005).
q. Nukleus Basalis dari Meynert

Neuron-neuronnya di aktivasi oleh neuron glutamat-ergik yang terletak di pons


meliputi locus coeruleus, nukleus raphe dan nukleus perifornical. Neuron dari meynert
ini bersifat kolinergik dan dapat di inhibisi oleh akumulasi dari adenosin(Shneerson,
2005, Chiong, 2008)
r. Neuron yang berkaitan dengan Amigdala ,Nukleus Accumbens dan Ventral
Putamen

Nukleus-nukleus in memiliki fungsi yang beragam, beberapa dari mereka bersifat


GABA-ergik yang aktif saat fase 3 dan 4 NREM dan memberikan proyeksi ke LDT/PPT,
sedangkan yang lain mensekresi glutamat atau galanin sebagai transmitter (Shneerson,
2005, Chiong, 2008, Aminoff, 2008).
Para nukleus ini memberikan proyeksi yang luas ke SCN dan ke sistem
limbik.area yang terletak di basis frontalis ini membentuk jalur ascending menuju ke
sistem aktivasi rekular serta menghasilkan relay di ekstra-thalamik ventralis sebelum
menuju ke korteks serebri. Area ini aktif pada saat bangun dan fase REM, tetapi inaktif
pada fase NREM. Adenosine terakumulasi di ekstraseluler dan menempel pada reseptor
A1 dan menginhibisi kinerja dari neuron basis frontalis yang bersifat kolinergik,sehingga
mencetuskan fase NREM (Shneerson, 2005, Chiong, 2008).
s. Sistem Limbik

Sistem limbik meregulasi baik sistem saraf otonomik maupun reaksi emosional
seseorang terhadap stimulus eksternal dan memori sehingga menyebabkan sistem ini
bersifat fleksibel dan adaptif. Area –area yang termasuk dalam sistem limbik meliputi
girus cingulate anterior, girus para-hipokampalis, formasio hipokampal di lobus
temporalis, regio orbito-frontal di korteks prefrontal. Sistem ini tidak aktif pada fase
NREM tetapi aktif pada saat REM. Bagian dari sistem limbik yang terletak di substansia
grisea dari periaquaduktus sylvii memberikan impuls yang mempengaruhi kinerja dari
saraf simpatis (Carney, 2005, Posner, 2007, Shneerson, 2005).
t. Thalamus

Thalamus merupakan stasiun relay yang terahkir yang menghubungkan jaras


informasi dari reseptor ke korteks serebri, kecuali input yang berasal dari regio
olfaktorius, sebaliknya pula aktivitas dari thalamus ini sendiri diatur oleh korteks serebri.
Thalamus memiliki beberapa kumpulan nukleus yakni nukleus retikuler dari thalamus
yang memegang peranan penting dalam proses keterjagaan, bagian ini terdiri atas
kelompok neuron eksitatorik yang berfungsi menghasilkan glutamat serta kelompok
neuron inibitorik yang menghasilkan GABA,Neuron intratalamikus yang berfungsi
memodifkasi aktivitas dari thalamus sedangkan nukleus-nukleus thalamus yang lainnya
membentuk jaras proyeksi thalamokortikal (Carney, 2005, Posner, 2007, Shneerson,
2005, Chiong, 2008, Aminoff, 2008)
Thalamus mengatur aktivitas ARAS dan impuls lainnya yang melewati
mesencephalon. Thalamus memodifikasi aktifitas spindel dari mesencephalon serta
melalui sistem proyeksinya yang luas bagian ini mampu mengintegrasikan dan
mensinkronisasi aktivitas korteks.Sinkronisasi aktivitas dari korteks ini menyebabkan
korteks serebri dapat menginisiasi serta mempertahankan fase NREM. Bagian ini secara
efektif memutus hubungan antara korteks dengan batang otak serta stimulus-stimulus
lainya secara reversibel. Melalui neuron pensekresi GABA-nya, thalamus menginhibisi
promotor keterjagaan yang terletak di batang otak juga memberikan pengaruh terhadap
fase REM melalui proyeksinya ke LDT/PPT. Berikut di bawah ini dapat dilihat tabel-1
tentang beberapa area utama di CNS dan perannya terhadap tidur (Chiong, 2008,
Aminoff, 2008)

III.2 DEFINSI

Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah keadaan gangguan
kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas (Keperawatan
Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan
fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006). Sedangkan Istirahat adalah
relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu
(Keperawatan, Dasar, 2011:203).

Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak
nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya (Lynda Juall, 2012:522). Gangguan
pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (NANDA
NIC-NOC,2013:603).

Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata
istirahat berarti menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari
segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan. Istirahat adalah suatu
keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar
(Tarwoto, 2006). Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan
istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203)

Tabel. Kebutuhan Dasar Manusia

Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur


0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari
1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan -3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari
40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari

Fungsi dan tujuan dari tidur secara jelas tidak diketahui akan tetapi diyakini bahwa
tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional dan kesehatan,
mengurangi stress pada pulmonary, kardiovascular, endokrin dan lain-lain. Energi
disimpan selama tidur, sehingga energy diarahkan kembali pada fungsi cellular yang
penting. Tidur dapat pula dipercaya mengkontribusi pemulihan psikologis dan fisiologis.
Tidur nampaknya diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama
tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon
pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan sel otak.
Teori lain tentang fungsi tidur adalah tubuh menyimpan energy selama tidur. Otot skelet
berelaksasi secara progresif, dan karena tidak adanya kontraksi maka otot menyimpan
energi kimia untuk proses seluler.

Secara umum, siklus tidur normal adalah sebagai berikut:

Bangun (Pratidur)

NREM I Tidur REM

NREM II NREM II

NREM III NREM III

NREM IV

Gambar. Siklus tidur (sumber : Potter & Perry, 1997)

III.3 KLAFIKASI

a. Jenis-jenis gangguan tidur:

a.Insomnia

Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan
tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga individu tersebut hanya
tidursebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi menjadi tiga jenis, yaituinisial insomnia.
intermiten insomnia dan terminal insomnia. Inisialinsomnia merupakan ketidakmampuan
individu untuk jatuh tidur atau memulai tidur. Intermitten insomnia merupakan ketidakmampuan
tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari. Sedangkan terminalinsomnia merupakan
ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari. Proses gangguan
tidur ini kemungkinan besar disebakan adanya rasa khawatir dan tekanan jiwa.

b. Hipersomia
Hipersomia merupakan gangguan tidur dengan criteria tidur berlebihan. Pada umumnya,
lebih dari sembilan jam pada malam hari,yang disebabkan oleh kemungkinan masalah
psikologis, depresi,cemas, gangguan sususnan sistem saraf pusat, ginjal, hati, dangangguan
metabolisme.

c. Parasomia

Parasomia merupakan kumpulan penyakit yang dapatmenyebabkan gangguan pola tidur.


Misalnya somnmbulisme yang banyak terjadi pada anak-
anak yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM

d. Enuresis

Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak sengaja padawaktu tidur. Enuresis ada
dua macam, yaitu enuresis nocturnal danenuresis diurnal. Enuresis nocturnal merupakan
mengompol padawaktu tidur. Umumnya, terjadi sebagai gangguan tidur NREM.Enuresis diurnal
merupakan mengompol pada saat bangun tidur

e. Somnambulisme

Somnambulisme adalah gangguan tingkah laku yang sangatkompleks mencakup adanya


otomatis dan semipurposeful aksimotorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di
tempat tidur,menabrak kursi, termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menitkemudian
kembali tidur

f. Narkolepsi

Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan olehkeinginan yang tidak terkendali


untuk tidur. Dapat dikatakan bahwa. Narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak,
sehingga ia dapat tertidur pada saat dimana serangan tidur tersebut datang

g. Night terrors 

Night terrors merupakan mimpi buruk. Umumnya terjadi padaanak-anak. Setelah tidur


beberapa jam, anak tersebut langsung terjagadan berteriak, pucat, dan ketakutan.

h. Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan
mulut. Amandel yang membengkakdan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan
mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas padalansia. Otot-otot di bagian
belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernapasan

b. Selain gangguan tidur yang telah diuraikan diatas, terdapat pula gangguantidur yang
diklasifikasikan menjadi empat kategori utama (Thorpy, 1994),yaitu:

a. Disomnia

Merupakan gangguan primer yang berasal dari sistem tubuh yang berbeda dan dibagi lagi
menjadi tiga kelompok besar, diantaranya:

 Gangguan tidur intrinsik meliputi gangguan untuk memulai danmempertahankan tidur,


yaitu berbagai bentuk insomnia dangangguan rasa kantuk yang berlebihan seperti
narkolepsi danapnea tidur obstruktif
 Gangguan tidur ekstrinsik terjadi akibat beberapa faktor eksternal,yang jika dihilangkan
menyebabkan hilangnya gangguan tidur.
 Gangguan irama sirkadian sewaktu tidur dapat terjadi karenaketidaksejajaran antara
waktu tidur dan apa yang diinginkan olehindividu atau norma sosial.

b. Parasomnia

Merupakan perilaku tidak diinginkan yang terjadi terutama pada saattidur diantaranya
gangguan terjaga, terjaga sebagian, atau selamatransisi dalam siklus tidur atau dari tidur ke
terbangun.

c. Gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan medis dan psikiatrik

Banyak gangguan tidur medis dan psikiatrik yang berhubungan dengangangguan tidur


dan bangun. Gangguan tidur tersebut dibagi menjadigangguan tidur yang yang berhubungan
dengan psikiatrik, neurologik,atau gangguan medis lainnya.

 d. Gangguan tidur yang masih bersifat usulan


Merupakan gangguan baru yang belum memiliki banyak informasiyang adekuat
mengenai keberadaan gangguan tersebut

III. 4 ETIOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur :Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Kualitastersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk
tidurdan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya.

Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain:

a. Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dapat tidurdengan nyenyak. Tetapi
pada orang yang sakit dan rasa nyeri,maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi
dengan baik sehingga tidak dapat tidur dengan nyenyak. Banyak penyakityang dapat
memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yangdisebabkan oleh infeksi terutama infeksi
limpa. Infeksi limpa berkaitan denga keletihan sehingga penderitanya membutuhkan banyak
tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yangmembuat penderitanya kesulitan tidur
atau bahkan tidak bisa tidur.Misalnya pada klien dengan gangguan pada sistem
pernapasan.Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidakmungkin dapat istirahat
dan tidur. 

b. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapatmempercepat proses
terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yangtidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat
menyebabkanhilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.

c. Stress psikologis

Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan dankekhawatiran karena


ancaman pada sistem nilai atau polakeamanan seseorang (Carpenito, 2000). Cemas dan depresi
akanmenyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkankarena pada kondisi cemas
akan meningkatkan norepinefrin darahmelalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi
tahap IV NREM dan REM.
d. Obat-obatan

Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obatyang memengaruhi proses
tidur, seperti jenis golongan obatdiuretic yang dapat menyebabkan insomnia, antidepresan
yangdapat menekan REM, kafein yang dapat meningkatkan sarafsimpatis sehingga
menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya
insomnia, dan golongannarkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk

e. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur.Konsumsi protein yang


tinggi dapat menyebabkan individutersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur
karenadihasilkan tripofan. Tripofan merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang
dapat membantu kemudahan dalam tidur.Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang
dapat jugamemengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur

f. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseoranguntuk tidur, sehingga dapat
mempengaruhi proses tidur. Selain itu,adanya keinginan untuk tidak tidur dapat menimbulkan
gangguan proses tidur

III.5 MANIFESTASI KLINIS

Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan menimbulkan gejala
seperti adanya perubahan-perubahan pada siklustidur biologiknya, daya tahan tubuh menurun
serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi,kelelahan, yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan dirisendiri atau orang lain.

a. Gejala:
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
2. Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang
menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistema pengaktivasi retikularis
4. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur
5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidakteratur
6. Mata cepat tertutup dan terbuka
b. Tanda:
1. Dewasa
a. Data Mayor: Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor:
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Perubahan mood
3) Agitasi
4) Mengantuk sepanjang hari
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis, atau
respons tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk mengubah
peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.
c. Sering bangun saat malam hari 

III.6 PATOFISIOLOGI

Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga umumnya
mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain siklus tidur/terjaga,
tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur.
Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREM- Non
Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan
tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan
suhu, denyut, tekanan darah, pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh
dianggap melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut
tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur REM
dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada tahap NREM.
Patofisiologi terjadinya gangguan tidur pada manusia adalah reseptor menerima implus atau
rangsangan kemudian dibawah ke medulla spinalis kemudian masuk ke formasi retikularis di
lanjutkan ke pons dan masuk ke medulalla oblongan kemudian diteruskan ke hipotalamus yang
menyebabkan menurunnya fungsi panca indra dan sampai masuk ke korteks serebri, sehingga
ditafsirkan atau disampaikan kembali ke formasi retikularis dilanjutkan ke medulla spinalis dan
dipersepsikan untuk tidur tetapi seseorang ini mengalami gangguan pola tidur seperti :
a. Non Rapid Eye Movement (NREM)

Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat tahapan yaitu:
1) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur. Berlangsung beberapa menit saja,
dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini ditandai dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung 10-20 menit,
semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai
dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang disebut gelombang
tidur.
3) Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30 menit. Tahap III ini ditandai
dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2 siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis (mengompol).
b. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 % dari tidurnya.
1) Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang berfluktuasi,
serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
2) Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi. 
f) Sekresi gaster : Meningkat
III.7 PATHWAY

Obat & Gaya hidup Stress / Lingkungan Latihan


Substansi emosional tidak nyaman kelelahan

Rutinitas &
Mengubah bekerja Mengurangi
Kecemasan
pola tidur rotasi kenyamanan
tidur
Tegang / Sulit tidur
Nutrisi & kalori Kesulitan
menyesuaikan frustasi
perubahan
Gangguan Motivasi
jadwal tidur
pencernaan Sering tidur
terbangun

Gangguan tidur
Keinginan
menanti tidur
Penyakit infeksi

Gangguan
Lemah & letih proses tidur
Gangguan Tidur

Butuh lebih
banyak tidur
Tidak dapat tidur
Tidak dapat tidur Perbaikan pola dalam periode
dengan kualitas baik tidur panjang

Kesiapan
Akibat factor Akibat factor meningkatkan
eksternal internal tidur
Deprivasi
tidur
Insomnia
Gangguan pola
tidur
III.8 KOMPLIKASI

a. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi ,


irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
b. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan sebagainya.
c. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat
promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan
keluarga.
d. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan
hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini mungkin
disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang memperpendek
angka harapan hidup atau karena high arousal state yang terdapat pada insomnia
mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi kemungkinan sembuh dari
penyakit. Selain itu, orang yang menderita insomnia memiliki kemungkinan 2 kali
lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan
orang normal.

III.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dokter akan mendiagnosis gangguan tidur dengan melakukan wawancara medis,


pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:

1. Polisomnografi, yaitu studi tidur yang menilai kadar oksigen, pergerakan tubuh, dan
gelombang otak untuk menentukan cara mereka mengganggu tidur.
2. Electroencephalogram, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai aktivitas elektrik di
dalam otak dan mendeteksi potensi masalah.
3. Pemeriksaan darah genetik, umumnya berguna untuk mendiagnosis narkolepsi dan kondisi
kesehatan lainnya yang mungkin menyebabkan gangguan tidur.
III.10 PENATALAKSANAAN

1. Terapi Non Farmakologi


Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena  penggunaan
obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan
antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah,
teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian
emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman. Dimulai
dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang
dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal  penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-
waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam
memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa
percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih
berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita
gangguan tidur.

g. Stimulus Control Therapy


Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si
penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si
penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si
penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang
tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,
mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat
terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.

Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu
dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat tersebut
mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan
koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.

Anda mungkin juga menyukai