Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya


harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh, dengan
demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap
situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk profesionalisme keperawatan salah satunya ditunjukkan
dalam pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan
pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan
yang ada, dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi kelima
tahapan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Penerapan teori keperawatan yang diperkenalkan oleh para
ahli dibidang keperawatan perlu terus dikembangkan penerapannya di
lapangan atau pada praktik keperawatan. Banyak teori yang telah
diperkenalkan oleh para ahli keperawatan. Salah satunya adalah model
konsep keperawatan yang dikembangkan oleh Dorothea E. Orem. Teori
yang diperkenalkannya adalah teori self-care deficit yang yang terdiri dari
teori self-care dan theory of nusing system. Model konsep yang
diperkenalkan oleh Orem tersebut menekankan bahwa setiap individu
mempunyai kemampuan untuk merawat dirinya sendiri dan anggota
keluarganya. Peran perawat adalah membantu individu dan self-care agency
untuk mampu memenuhi kebutuhan self-care bila individu jatuh pada
kondisi sakit atau mengalami keterbatasan aktivitas yang memerlukan
pertolongan.

4
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
gambaran konsep dasar teori keperawatan self-care dan penerapannya
pada asuhan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan
2. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
1. Agar perawat yang bekerja di rumah sakit dapat menerapkan teori self-
care pada klien dengan berbagai masalah kesehatan
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang konsep
teori orem
3. Mampu menerapkan teori Orem pada asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan
C. Metode Penulisan
Pembuatan makalah ini berdasarkan pada studi literature dari
berbagai sumber seperti buku-buku referensi dan internet. Selain itu
berdasarkan analisa kasus yang diperoleh dari lahan praktek. Makalah
ini terdiri dari bab I yang berisikan mengenai latar belakang penulisan
makalah ini, tujuan penulisan Metode yang digunakan penulis untuk
menyusun makalah ini. Bab II berisikan landasan teori mengenai teori
Orem, Bab III membahas tentang kasus yang ditemui di lapangan klinik
dan penerapannya berdasarkan teori keperawatan Orem. Pada bab IV
tentang kesimpulan dan saran

4
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Biografi

Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore, Maryland.


Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit Providence di
Washington DC.Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939
pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika
selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas
pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
 Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan
 Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali
 Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk
model teori keperawatan komunitas
 Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan,
yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan
 Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa
 Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerika tentang teori keperawatan
 Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan
diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun
1971).
 Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama
diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.

4
 Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu ; Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

2 .Pengertian

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah suatu


pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu
sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit”
(Orem’s 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu
mempunyai kebutuhan- kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak
untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa
setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan
kesejahteraan, teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri).
3. Orem’s Self Care Deficit Theory
Teori orem (self-care deficit theori of nursing) di susun atas tiga teori
yang berhubungan :
1. Theory of self-care deficit
Orang-orang dapat mengambil keuntungan dari perawatan karena
mereka merupakan subjek pembatasan hubungan kesehatan atau
turunan kesehatan yang membuat mereka tidak mampu membuat
perawatan mandiri secara terus menerus atau perawatan dependen
atau membuat hasil yang tidak efektif atau perawatan yang tidak
lengkap
2. Theory of self-care
Self-care dan perawatan anggota-anggota keluarga yang dependen
diajarkan perilaku-perilaku yang ditujukan untuk mengatur integritas
struktur manusia, fungsionalisasi dan perkmbangan manusia

4
3. Theory of nursing systems
System-sistem keperawatan dibentuk ketika para perawat
menggunakan kemampuan mereka untuk menulis (menentapkan),
merancang, dan memberikan perawatan bagi pasien (sebagai individu
atau kelompok) dengan mengerjakan upaya-upaya khusus dan system-
sistem pengupayaan. Upaya- upaya ini atau system yang mengatur
nilai kemampuan individu-individu berlatih dengan hubungannya untuk
merawat mandiri dan memenuhi syarat- syarat perawatan mandiri bagi
individu secara teraupetik.

Bagan 2.1: Konsep teori ore

4
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan
perawatan diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau
hambatan bila seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi
yang melelahkan seperti stress fisik dan psikologis. Self care
deficit terjadi bila agen self care atau orang yang memberikan
perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak
dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih
memberikan self care theraupetic. Nursing agency menggunakan
kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu dikoordinasi,
dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan asuhan
keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan
kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan
keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil suatu
keputusan yang tepat bagi klien.
a. Nursing Agency (Agen keperawatan)
Nursing Agency adalah karakteristik orang yang mampu
memenuhi status perawat dalam kelompok-kelompok sosial.
“Tersedianya perawatan bagi individu laki-laki, wanita, dan anak
atau kumpulan manusia seperti keluarga- keluarga, memerlukan agar
perawat memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan mereka
memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atan
bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan
perawatan mandiri-kesehatan atau perawatan dependen deficit
bagi orang lain. Kemampuan yang khusus merupakan agen
keperawatan
b. Self-care Agency (Agen perawatan sendiri)
Self-care Agency adalah kekuatan individu yang berhubungan
dengan perkiraan dan essensial operasi-operasi produksi untuk
perawatan mandiri

7
c. Theraupetik self-care demand (permintaan perawatan sendiri)
self-care demand adalah totalitas upaya-upaya perawatan
sendiri yang ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan
syarat-syarat erawatan mandiri dengan cara menggunakan metode-
metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat-perangkat
operasi atau penanganan
d. Self – Care (perawatan sendiri)
Self-care adalah suatu kontribusi berkelanjutan orang dewasa
bagi eksistensinya , kesehatannya, dan kesejahteraanya. Perawatan
sendiri adalah latihan aktivitas yang individu-individunya
memulai dan menampilkan kepentingan mereka dalam
mempertahankan individu , kesehatan dan kesejahteraan.
e. Self-care Deficit
Self-care Deficit adalah hubungan antara self –care agency
dengan self-care demand yang di dalamnya self-care
agency tidak cukup mampu menggunakan self-care demand .
4. Keyakinan dan nilai-nilai
1.Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan
adalah
a. Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus
menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat,
pemulihan sakit/trauma atau coping dan efeknya.
b. Sehat
Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self
care yang berperan untuk mempertahankan dan
meningkatkan integritas struktural fungsi dan perkembangan.

8
c. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk di dalamnya tetapi
tidak spesifik.
d. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam mempertahankan seft care yang mencakup
integrias struktural, fungsi dan perkembangan.
2. Tiga kategori self care
Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan self
care atau yang disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care
requisite), yaitu
a. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri
universal) Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh
manusia selama siklus kehidupannya seperti kebutuhan
fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air,
makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan
bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk
perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap
lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan
hidupan
b. Development self care requisites
kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan
manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang
terjadi selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi
prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh
buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk
meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
c. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan

9
dengan genetik atau keturunan,kerusakan struktur manusia,
kerusakan atau penyimpanngan cara, struktur norma,
penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya,
diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta
pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu
kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:
1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki
kebutuhan umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan
makanan) dan untuk mengelola kondisi kehidupan yang
menyokong proses hidup, pembentukan dan pemeliharaan
integritas structural, serta pemeliharaan dan peningkatan integritas
fungsional.
2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim
hingga pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan
pemeliharaan kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan
dan perkembangan di setiap periode dalam daur hidup.
3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan
penyimpangan dari struktur normal dan integritas fungsional
serta kesehatan menimbulkan beberapa persyaratan/permintaan
untuk pencegahan, tindakan pengaturan untuk mengontrol perluasan
dan mengurangi dampaknya.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan
tingkat ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien.
Oleh karena itu ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri,
yaitu:
1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali
asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien
yang tinggi (sistem pengganti keseluruhan).
2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan
keperawatan (sistem pengganti sebagian).

10
3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem
dukungan/pendidikan).
5. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk
memenuhi tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan depenent (dependent care) jika self care tidak
memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun
dihilangkan.
4.Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara
langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
6. Pengetahuan dan Ketrampilan untuk Praktek
Perawat menolong klien untuk menemukan kebutuhan self care dengan
menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui lima
metode bantuan.
1. Kategori Bantuan :
a. Wholly Compensatory
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak
mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan tidak
berespon terhadap rangsangan.
b. Partially Compensatory
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
c. Supportive Education
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya
untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.

11
2. Metode Bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui
lima metode bantuan yang meliputi :
a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
memberikan pelayanan langsung dalam bentuk tindakan
keperawatan
b. Mengajarkan klien
Mengajarkan klien tentang prosedur dan aspek-aspek tindakan
agar klien dapat melakukan perawatan dirinya secara mandiri
c. mengarahkan klien
Memberikan arahan dan memfasilitasi kemampuan klien dalam
memenuhi kebutuhannya secara mandiri
d. Mensupport klien
memberikan dorongan secara fisik dan psikologik agar klien dapat
mengembangkan potensinya agar klien dapat melakukan perawatan
secaran mandiri
e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan
berkembang. Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama
untuk praktek keperawatan di diskripsikan sebagai berikut :.
1. Membina dan menjaga hubungan perawat-klien baik
individu, keluarga atau kelompok sampai klien pulang
2. Menentukan kondisi klien yang memerlukan
bantuan perawat
3. Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan
klien akan kontak dan bantuan perawat

12
4. Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan secara
langsung pada klien
5.Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan
keperawatan dengan kegiatan sehari-hari klien, perawatan
kesehatan lain, pemberian pelayanan sosial dan
pendidikan yang dibutuhkan atau yang sedang diterima

7. Konseptual Model Dorothea E. Orem dan Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian
kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan
kepada pasien. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat
pendekatan dan metode utama yang digunakan yaitu metode
memecahkan masalah secara ilmiah yang selanjutnya dikenal sebagai
proses keperawatan (nursing process).
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga
tahap proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses
teknologi dari praktek keperawatan. Tahapan tersebut meliputi:
diagnosa keperawatan dan persepsi, mendisain sistem keperawatan
dan perencanaan, dan memproduksi dan mengatur sistem
keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan.
Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan mengenai
perawatan merupakan bentuk kegiatan manajemen kasus. Didalam
diagnosa keperawatan memerlukan telaahan dan pengumpulan
fakta tentang pasien termasuk self care agent dan therapeutic self-
care demand dan hubungan keduannya sehingga dapat ditetapkan
self-care deficit (Orem, 2001, p.309). Orem menegaskan bahwa

13
dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar tujuan untuk
memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan dan
dalam pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga serta
bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan keperawatan
yang dilakukan perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan
pengumpulan data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh
Orem yaitu: Status kesehatan perorangan, persepsi dokter terhadap
kesehatan seseorang, persepsi pasien/individu berkaitan kesehata
dirinya sendiri, tujuan kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat
kesehatan, gaya hidup dan status kesehatan, kebutuhan
pasien/individu terhadap self-care dan integritas/kapasitas
pasien/individu melakukan self-care. Dari data-data dikumpulkan
dan dikelompokkan kedalam area masing-masing, yaitu: Universal
self-care requisites, developmental requisites dan healt- deviation
sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain data-
data tersebut penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan
dengan pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem
dapat disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa
pertanyaan dan menjawab hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah
kebutuhan perawatan therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang
akan datang, apakah pasien mempunyai self-care demand dan
untuk memenuhi therapeutic self-care demand-nya, apakah sifat
dan alasan hal tersebut, apakah pasien perlu dibantu untuk menahan
diri menggunakan self care, apakah untuk melindungi perkembagan
kemampuan self-care dari tujuan terapetik, dan apakah potensi
pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang akan
datang.

14
2. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada
pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif dan
menentukan cara- cara yang benar dalam membantu self care
pasien. Tahap ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien
dan peran perawat dalam melakukan self care yang dilakukan
dalam memenuhi therapeutic self-care demand, dan mengatur
latihan self-care agency, melindungi dan membantu self care
agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan
cara untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan
berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu
saat perawat dengan klien beriteraksi.
3. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan,
Didalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan
mengatur sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan
pasien, dapat melakukan perencanaan dan control dan tahap ini
mengatur sistem keperawatan serta menghasilkan kegiatan yang
terencana untuk mempraktekan therapeutic self-care demand dan
mengatur latihan dan pengembangan kemampuan akan self-care.
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: Membatu, menuntun,
mengarahkan, menstimulus minat, mendukung, meregulasi,
mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga sistem
perawatan dapat berjalan dengan optimal.

15
Bentuk perbandingan antara langkah-langkah proses keperawatan
umum dan proses keperawatan self care care deficit (Orem): (Tabel 2.1)

Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem

Tahap 1.

1. Pengkajian dan Diagnosa dan persepsi;


Diagnosa menentukan mengapa perawat
Keperawatan dibutuhkan. Menganalisa dan
menginterpretasi – membuat
keputusan yang berkaitan
dengan perawatan.

Tahap 2.

2. Perencanaan Mendisain sistem keperawatan


dan merencanakan untuk
memberikan perawatan

3. Implementasi Tahap 3.
4. Evaluasi
Menghasilkan dan mengelola
sistem keperawatan

(Sumber: Nursing Theories; The Base For Professional Nursing


practice,Connecticut: Appleton dan Lange,h.109 dan Self-care
Deficit Theory of Nursing; Concepts and Applications, St.Louis:
Mosby h.106).

16
Tabel 2.3: Asuhan keperawatan menurut teori orem

Diagnosa
Perencanaan Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Berdasarkan self Tujuan dan sasaran: Tindakan perawat- Keefektifan tindakan
care deficit 1. Sesuai dengan pasien untuk: perawat-pasien:
diagnosa 1. Meningkatkan pasien 1. Meningkatkan pasien
keperawatan sebagai self-care sebagai self-care agent
2.Berdasarkan self- care agent 2. Memenuhi kebutuhan
demand 2. Memenuhi kebutuhan self-care
3. meningkatkan pasien self-care 3. Menurunnya selfcare
sebagai self-care 3. Menurunkan self- deficit
agent care deficit
Mendisain sistem
keperawatan:
1. Wholly compensatory
2. Partly compensatory
3. Supportive-educative
Motede yang tepat untuk
menolong :
1. Membimbing
2. Mendukung
3. mengajarkan
4. Beraksi atau melakukan
sesuatu
5. Memberikan lingkungan
yang berkembang

(Sumber: Nursing theories; The base for professional nursing practice.Connecticut:


Appleton & Lange, h.112-113

17
BAB III

TINJAUAN KASUS DAN

PEMBAHASAN

A. Kasus

Ny. X Umur 52 tahun, status kawin janda, suku melayu, agama


Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, riwayat pendidikan tidak tamat
SD, suami sudah7 tahun yang lalu meninggal dunia, Ny. X tinggal
dengan anak laki-lakinya yang kebetulan istrinya hanya sebagai ibu
rumah tangga sementara anak laki- lakinya Ny. X adalah seorang
karyawan swasta salah satu perusahaan. Saat ini Ny. X dirawat di
Ruang K Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Y, sudah 4 hari Ny. X
di rawat di ruang tersebut, menantunya dengan setia dan sabar menjaga
ibunya dengan diagnosa Angina Pectoris, kondisi saat masuk kesadaran
compos mentis, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88 kali / menit,
nafas 30 kali / menit, suhu 36,50 C, TB, 156 cm dan BB 45 kg, klien
mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri, nyeri sangat hebat, klien
tampak meringis, berkeringat dingin, klien terpasang kateter urin, dan
oksigen 3 liter/menit, terpasang infus RL 20 tetes/menit, klien
dianjurkan bedrest ditempat tidur, ruang ICCU pada saat itu penuh
sehingga klien di rawat di ruang penyakit dalam. Kondisi pada hari itu
(hari ke empat) klien sudah menunjukan banyak perubahan seperti
nyeri berkurang, tekanan darah 130/80 mmHg, masih terpasang
oksigen kanul 2 liter/menit, terpasang infus RL 20 tetes/menit,
pada saat ini Ny. X tidak dianjurkan untuk melakukan aktivitas
yang berat, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi,
buang air besar harus dibantu oleh perawat sedangkan makan
atau minum klien dibantu keluarga.

18
B. Aplikasi konsep pada kasus Ny. X
Apabila penerapkan asuhan keperawatan teori self care Orem
pada Ny. X menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Bila mengacu pada teori self care, maka hal-hal yang perlu dikaji
adalah faktor personal, universal self care, development self
care, health deviation, medical problem and plan dan self care
deficit, dan data yang dapat dikumpulkan dari kasus Ny. X,
adalah sebagai berikut:
 Faktor personal: usia 52 tahun, suku melayu, WNI, agama
Islam, janda, pekerjaan ibu rumah tangga, tinggi badan 156 cm
dan berat badan 45 kg.
 Universal self care: Ny. X mengeluh nyeri pada dada sebelah
kiri, nafas sesak dengan frekuensi 30 kali/menit, berkeringat
dingin, wajah tampak meringis, tekanan darah 140/100 mmHg,
nadi 88 kali/menit, terpasang oksigen 3 liter/menit, terpasang
infus RL 20 tetes/menit, mandi dan BAB di bantu oleh perawat
dan keluarga
 Development self care: Ny X seorang janda dan tinggal dengan
anak laki- lakinya, keterbatasan melakukan aktivitas karena
mengalami nyeri pada dada sebelah kiri akibat angina pectoris,
membutuhkan bantuan sepenuhnya / total, membutuhkan latihan
melakukan aktivitas ringan yang tidak memberatkan kerja jantung
 Health Deviation: Aktual gangguan sistem cardiologi dan
tidak dapat melakukan aktivitas berat.
 Medical problem and plan: diagnosa medik adalah Agina
Pectoris. Perencanaan: istirahat, berikan Oksigen 2 liter/menit,
Monitor TTV (tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu),

19
Monitor hasil EKG, membantu dalam pemenuhan kebutuhan
ADL, mengajarkan pasien dan keluarga secara bertahap tentang
perawatan Ny X, relaksasi dengan tarik nafas dalam pada saat
nyeri muncul.
 Self Care Deficit: ketergantungan pasien dengan keluarga dan
perawat karena kondisi penyakit sehingga pasien tidak mampu
dalam memenuhi self care dan aktivitas lain terutama aktivitas
berat.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data beberapa
diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada Ny. X
adalah :
1. Tidak efetifnya pola nafas
2. Nyeri akut
3. Self care deficit
4. Intoleransi aktivitas
C. Perencanaan
Menyusun tujuan, intervensi dan rasionalisasi sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul
Dignosa keperawatan : Tidak efektifnya pola nafas

Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam, pola nafas klien efektif dengan

criteria:

. Frekuensi nafas 16 – 20 x/m

. Irama nafas reguler

. Tidak terpasang O2

20
Tabel 3.1: intervensi dan rasional dalam keperawatan

1. a
Berikan t
oksigen a
sesuai n
dengan 4.
program Posi
2. Monitor si
Jumlah pasi
pernafasan en
, fowl
penggunaa er
n otot 5.
bantu Ban
pernafasan tu
, batuk, dala
bunyi m
paru, tera
tanda pi
vital, inha
warna kulit lasi
dan AGD 6.
3. Al
Laksan at-
akan al
progra at
m e
pengob m

21
ergensi 1. Mempertahankan oksigen arteri
disiapkan
dalam 2. Mengetahui status pernafasan
kondisi
baik
7.
Pendidika
n
3. Meningkatkan pernafasan
kesehatan
:
4. Meningkatkan pengembangan
perubaha
paru
n gaya
5. Membantu mengeluarkan sekret
hidup,
6. Kemungkinan terjadi
menghind
kesulitan
ari
Bernafas yang akut
alergen,
7. Perlu adaptasi baru dengan
tehnik
kondisi
bernafas,
Sekarang
tehnik
relaksasi

D. Implementasi
Sesuai dengan intervensi yang telah
disusun pada perencanaan berdasarkan
6 area yang dikemukan orem
E
.

E
v

22
a
l
u
a
s
i
1. Jalan nafas efektif
2. Nyeri hilang
3. Mampu melakukan perawatan diri
4. Ny.X dapat melakukan aktivita

23
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah suatu


pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu
sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit”
(Orem’s 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu
mempunyai kebutuhan- kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak
untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa
setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan
dan kesejahteraan, teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri).
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan
diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila
seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan
seperti stress fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen
self care atau orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri
sendiri maupun pada orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan
perawatan diri individu dan lebih memberikan self care theraupetic.
Nursing agency menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan
perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan
dengan layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang
yang melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan
tentang asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil
suatu keputusan yang tepat bagi klien.

24
B. SARAN
1. Penerapan teori orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan
harus terus dikembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teori
keperawatan yang penerapanya sesuai dengan kondisi pasien.
2. Model teori Dorothea E. Orem dapat diaplikasikan pada praktek
keperawatan pada semua unit pelayanan kesehatan baik di rumah sakit,
klinik, puskesmas, keluarga, komunitasa, maupun jiwa tergantung pada
areanya dan sasaran pasiennya
3. Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukan
adanya self-care agent yang membantu pasien tidak mampu sehingga
kebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi meskipun dalam
kondisi sakit

25
DAFTAR PUSTAKA

Alligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition.


Toronto: Mosby

George, J.B. (1995). Nursing theories: The base for professional nursing practice.
Fourth edition. Connecticut: Appleton & Lange.
http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/02/aplikasi-teori-orem-self-care-
dalam-keperawatan/tanggal 17 Oktober 2018

Marriner, A. (2004). Nursing Theorists and Their Work.(Ismail Ekawijaya,


penerjemah). Toronto : The Cosmoby (Buku Asli Diterbitkan 1986).

Rangkang “Syeh (2008), Konsep model “self care-theory”, diakses pada tanggal
27 Oktober 2008 melalui
http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/konsep-model-self-care-
theory/

26

Anda mungkin juga menyukai