Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Antonita Lintang Pawestri 1903015
Amelia Devin Krisnawati 1903009
Lisa Amalia 1903035
Mei Noviyanti 1903038
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita
berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada
wanita usia subur, penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 persen
kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi
karena kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya.
Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap
segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang disebabkan
oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh
darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara lain:
- Pengaruh peningkatan hormone tubuh .
- Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28
– 32 minggu.
- Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam
rahim.
- Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim
dan terhentinya terhentinya peredaran darah placenta
- Saat post partum sering terjadi infeksi.
2.2 Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
o Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan
kongenital, bentuk kelainan katub, iskemik dan
cardiomiopati.
o Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit
lain, seperti hipertensi, anemia berat, hipervolumia,
perbesaran rahim, dll.
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi asosiasi penyakit jantung New York pada ibu hamil:
o Kelas 1 : pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik.
Kegiatan fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan yang
tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau nyeri angina.
o Kelas 2 : pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan
fisik biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas,
atau nyeri angina.
o Kelas 3 : pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya.
Kegiatan fisik yang kurang dari biasa menyebabkan
kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
o Kelas 4 : pasien tidak mampu melakukan sembarangan
kegiatan fisik tanpa merasa tidak enak. Gejala-gejala
insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa ada sekalipun
dalam keadaan istirahat. Bila melakukan kegiatan fisik rasa
tidak enak bertambah berat. (Raybura, William F, 2001)
.
2.4 Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50
persen. Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8
minggu, dan maksimal pada pertengahan kehamilan. Peningkatan dini
curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi sekuncup disertai
berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada tahap
kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan
isi sekuncup semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan
meningkatnya pengisisan diastolic akibat meningkatnya volume darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang
signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami
perburukan gagal jantung sebelum pertengahan kehamilan. Pada wanita
yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketiga saat hypervolemia
normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada sebagian
besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban
hemodinamik. Kondisi ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung
mengubah curah jantung secara cepat sering kesulitan menghadapi
penyakit jantung structural (Leveno, Kenneth J, 2009).
Phatway:
2.5 Proses keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas, Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur,
jenis kelamin,pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan
diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
b. Riwayat penyakit sekarang: nyeri dada, sesah nafas
c. Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma,batuk.
d. Riwayat penyakit keluarga: mendapatkan data riwayat kesehatan
keluarga pasien
3. Pola kesehatan fungsional
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan kardiovaskuler adalah :
a. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah
kesehatan ,adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan
yang berkaitandengan jantung.
b. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi
kinerja jantung dalam proses aliran darah ke otak. Klien yang
kurang gizi,mengalami kelemahan dalam berfikir.
c. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat
devekasi),perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah,
ferkuensi)
d. Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang
mempengaruhikebutuhan oksigenasi seseorang. Aktivitas
berlebih dibutuhkanoksigen yang banyak. Orang yang biasa
olahraga, memilikipeningkatan aktivitas yang sehat untuk
jantung.
e. Pola istirahat-tidur
Adanya gangguan kardiovaskuler menyebabkan perubahan
pola istirahat.
f. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera
pasien terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam
penginderaan pasien.
g. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang
(pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian
terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).
h. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang
memiliki kebiasaan merokok sehingga mengganggu
oksigenasi seseorang.
i. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan kardiovaskuler
dikaji
j. Pola toleransi koping-stress
Adanya stress yang memengaruhi status kesehatan jantung
pasien.
k. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi
oksigenasi, adanya pantangan atau larangan minuman tertentu
dalam agama pasien.
1. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran: kesadaran menurun
b. TTV: peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi
c. Head to toe
1) Mata: Konjungtiva pucat (karena anemia), konjungtiva
sianosis(karena hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie
( karena emboli atau endokarditis)
2) Mulut dan bibir: Membran mukosa sianosis, bernafas
denganmengerutkan mulut
3) Hidung : Pernafasan dengan cuping hidung
4) Dada: Retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak simetris
antara dada kanan dan kiri, suara nafas tidak normal.
5) Pola pernafasan: pernafasan normal (apneu), pernafasan
cepat (tacypnea), pernafasan lambat (bradypnea)
B. Diagnosis
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan metabolisme
tubuh yang kurang
b. Gangguan pertukaran gas mengakibatkan pola nafas tidak efektif
C. Rencana Keperawatan
1.
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi oksigen : perawat
selama 5 x 24 jam maka masalah
1. monitor kecepatan
Gangguan pertukaran gas akan teratasi
aliran oksigen
dengan Kriteria Hasil:
2.monitor aliran
1. Dipsnea menurun
oksigen secara
2. Gelisah menurun
periodik dan pastikan
3. Takikardi membaik
fraksi yang diberikan
4. Pola napas membaik
cukup
3.monitor efektifitas
oksigen
4.monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
5.bersihkan sekret
pada mulut, hidung,
dan trakea jika perlu
6.kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas/ tidur
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena
kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit
jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem
jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan
diafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah
posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA