Anda di halaman 1dari 12

2.2.

1 Pengertian Bayi

Adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia ini bayi

belajar terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa ini merupakan krisis

pertama yang dihadapi oleh bayi (Townsend, 2009). Masa ini oleh Erikson

disebutkan sebagai masa saat kepercayaan harus ditanamkan, masa si anak harus

belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan masa ia belajar

menjadi optimis, mengenai kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan.

Masa infan merupakan masa ketergantungan, masa ketidakberdayaan, dan

masa membutuhkan pertolongan orang lain. Suatu masa menuntut kesabaran

orang tua. Si bayi memperoleh ketentraman dalam kesatuannya dengan si ibu.

Kesatuan itu begitu erat sampai batas-batas kemandirian menjadi kabur. Apabila

kepercayaan ini tidak ditanamkan dimasa awal ini, ia akan menjadi orang yang

curiga dan ragu-ragu dalam menjalin hubungan. Tanpa kepercayaan, tidak ada
perkembangan yang berarti (Sadock, 2010).

2.2.2 Perkembangan bayi

2.2.2.1 Pengertian

Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau

organisme menuju tingkat kedewasaan (maturation) yang berlangsung secara

sistimatis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik/jasmaniah

maupun psikis/rohaniah ( Gowi (2011) dalam Yusuf , 2010). Proses

perkembangan individu ini, akan terus berlanjut dan merupakan proses yang

sistematis, bersifat progresif dan berkesinambungan dalam kehidupan individu

( Walter, Keliat, Hastono & Susanti, 2010). Perkembangan merupakan proses

yang yang berkelanjutan yang tidak bisa dihentikan secara sadar yang

berlangsung sepanjang daur kehidupan manusia yang bersifat kualitatif dalam


mendukung fungsi dari pertumbuhan organ-organ secara jasmani yang dapat 3memberikan kemampuan
pada individu dalam beradaptasi dan berinteraksi

dengan lingkungan.

Usia bayi disebut juga dengan sebagai rasa percaya merupakan tahap awal

mengembangkan rasa percaya atau trust terhadap pengasuhnya atau orang tua

Erikson (1959, dalam Sadock, 2010). Perhatian yang penuh dari orang tua

terhadap kebutuhan bayi dapat menimbulkan rasa kepercayaan, yang akhirnya

bayi mempunyai harapan positif dimasa mendatang. Perkembangan anak usia

bayi meliputi 8 aspek kemampuan (motorik, kognitif, bahasa, kepribadian, moral

emosi, spiritual dan psikososial) yang sudah dijelaskan pada tanda & gejala.

2.2.2.2 Perkembangan rasa percaya

Bayi yang memiliki rasa percaya dalam dirinya cenderung untuk memiliki rasa

aman dan percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungan yang baru. sebaliknya

bayi jika tidak memiliki rasa percaya cenderung tidak memiliki harapan yang
positif, sehingga terjadi penyimpangan berupa rasa tidak percaya dan setelah

dewasa akan menjadi orang yang curiga dan tidak mampu menjalin hubungan

yang baru (Wong, D,L. et al. 2011). Masa bayi menurut Erikson merupakan

masa trust – mistrust yang merupakan dasar pembentukkan kepribadian

seseorang dimasa yang akan datang.

Kepercayaan mengandung tiga aspek yaitu pertama bayi belajar percaya pada

keamanan dan kesinambungan dari pengasuh diluarnya. Kedua bayi belajar

percaya diri dan dapat percaya kemampuan organ-organya sendiri untuk

menanggulangi dorongan-dorongan. Ketiga bayi menganggap dirinya cukup

dapat dipercaya sehingga pengasuh tak perlu waspada dan curiga (Nurdin,

2012). Rasa percaya dan tidak percaya bukan hanya muncul dan sesudah itu

selesai selama tahun-tahun pertama saja, melainkan akan muncul kembali pada
tahap-tahap perkembangan berikutnya, sehingga rasa percaya sangat penting

sekali dan untuk meningkatkan rasa percaya pada bayi maka perlu lingkungan

yang nyaman bagi bayi tersebut. 5

2.2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi

Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi terhadap tumbuh

kembang anak ( Soetjiningsih, 2012) yaitu:

a. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

pertumbuhan dan perkembangan, yang dapat ditentukkan kualitas dan kuantitas

pertumbuhan. Termasuk faktor genetik antara lain faktor bawaan yang normal

dan fatologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang

bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif sehingga

diperoleh hasil akhir yang optimal.


b. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tindakan

potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya

potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. 6

2.2.3 Faktor Predisposisi

Model stress adaptasi Stuart dapat menggambarkan proses terjadinya

perkembangan anak usia bayi rasa percaya dengan menganalisa faktor

predisposisi, presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan

mekanisme koping yang digunakan individu sehingga menghasilkan respon

bersifat konstruktif dan destruktif dalam rentang adaptif sebagai berikut : faktor

resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan

oleh individu untuk mengatasi stress, meliputi biologis, psikologis serta sosial

budaya ( Stuart, 2009). Bayi dengan latar belakang biologis, psikologis dan
kemampuan sosial yang baik adalah modal dasar bagi bayi untuk naik kejenjang

perkembangan selanjutnya. Dalam hal ini amatlah penting bagi orang tua untuk

memperhatikan perkembangan sebelumya yaitu masa pre natal, ante natal dan

post natal karena akan mempengaruhi dalam proses perkembangan bayi untuk

mencapai rasa percaya.

2.2.3.1 Faktor Biologis

Faktor biologis meliputi: Riwayat Pre natal Gizi ibu pada saat hamil harus

diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

janin, terutama dalam perkembangan otak janin. Mekanis yang disebabkan

karena trouma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan

bawaan pada bayi yang akan dilahirkan. Toxsin/zat kimia masa organogenesis

adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen misalnya yang

disebabkan karena obat-obatan yang dapat menyebabkan kelainan bawaan, ibu


hamil yang perokok dapat sering melahir bayi dengan berat lahir rendah.

Hormon –horman yang berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin,

horman plasenta, hormone teroid dan hormone insulin. Radiasi pada janin

sebelum umur 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak 8dan cacat bawaan.
Infeksi intrauterine sering menyebabkan cacat bawaan

contohnya Troch. 8

2.3.2 Faktor Psikologis

Faktor fisiologis meliputi : Kepribadian, Keterampilan verbal, Moral, Konsep

Diri ( menangis ketika di tinggal, senang ketika ibu datang menghampiri.)

Menolak saat di gendong orang yg tidak dikenal motivasi ( senang diajak bicara

dan bermain, dipeluk). Proses pemberian ASI sedini mungkin akan terjadi

interaksi timbal balik antara ibu dan anak yang terjadi pada proses menyusui

karena bayi merasakan adanya sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih sayang
dari ibunya, serta mendapatkan kehangatan yang penting untuk tumbuh

kembangnya, sehingga menimbulkan rasa percaya diri.

2.2.3.3 Faktor Sosialkultural

Usia 0-18 bulan, Gender : laki-laki/perempuan, status sosial : anak kandung atau

anak angkat, anak keberapa dari berapa bersaudara, pengalaman sosial : di

gandeng , dipeluk dan di buai menangis di beri minum dan makan saat haus dan

lapar diajak bermain dan bicara Diterima sebagai anggota keluarga dan

masyarakat9

2.4 Faktor Presipitasi

Gejala pencetus yang menyebabkan seseorang mengalami perkembangan

khususnya untuk anak usia bayi adalah faktor kesehatan, lingkungan, sikap dan

prilaku individu (Stuart, 2009).

2.2.4.1 Faktor Biologis


Faktor biologis pada anak usia bayi yang harus diperhatikan adalah asupan

nutrisi gizi seimbang, mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan, makanan

tambahan 6 bulan, makanan padat 12 bulan. BB 5 bulan 2 x BB lahir, BB 1

tahun 3 x BB lahir, BB 2 tahun 4 x BB lahir TB 1 tahun 1,5 x TB lahir,

kelelahan fisik, infeksi dan penyakit fisik, kelelahan fisik, infeksi dan penyakit

fisik. Hal ini akan menjadi anak tumbuh dan berkembang sehingga akan

berpengaruh dalam pertumbuhan otak, yang menjadi dasar proses perkembangan

2.2.4.2 Faktor Psikologis

Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat mesra dan selaras antara

anak dengan ibu merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang

yang selaras secara fisik, mental maupun psikologis. Berperannya kehadiran ibu

akan menjalin rasa percaya dan rasa aman bagi bayinya ini diwujudkan dengan

kontak fisik ( kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, dengan diberikan ASI akan
menunjukkan rasa cinta, kasih sayang dan merasa aman. Bayi sering diajak

anak berbicara dengan lembut, panggil bayi sesuai namanya, sering memeluk

dan mencium anak membujuk ketika anak rewel akan menunjukkan rasa percaya

diri pada bayi.

2.2.4.3 Faktor Sosial Budaya

Anak keberapa, jenis kelamin, pendidikan pendapatan orang tua, pekerjaaan

orang, agama, hubungan komunikasi dengan keluarga, latar belakang budaya

beinteraksi dengan yang lain. Ikut dalam kegiatan social. Anak sering diajak

untuk proses sosialisasi dengan lingkungan anak memerlukan teman sebaya, dan11mengenal lingkungan
disekitarnya sehingga bayi tidak akan asing jika bertemu

dengan orang lain dan lingkungan baru.

2.2.4.3 Sumber koping bayi

Sumber koping adalah strategi yang membentuk dalam memecahkan masalah


yang dihadapi. Sumber koping didapatkan dari dalam diri dan luar bayi. Sumber

koping internal dihubungkan dengan kemampuan yang dimiliki bayi dalam

mengatasi masalah (Merry & Towsend, 2009). Sumber koping yang berasal dari

dalam diri bayi adalah kemampuan bayi (personal ability) dan keyakinan positif

terhadap pelayanan kesehatan, sedangkan sumber koping yang berasal dari luar

diri bayi adalah dukungan keluarga (sosial support) dan material asset12

Anda mungkin juga menyukai