Anda di halaman 1dari 10

EFFEKTIFITAS PAC DAN TAWAS

UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR PERMUKAAN

Firra Rosariawari dan M.Mirwan


Progdi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Email : annerosariawari@gmail.com

ABSTRAK
Saluran Pematusan Terusan Kebon Agung yang berada di depan kampus UPN, dapat
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan kampus.
Permasalahannya adalah air baku dari Saluran Pematuasan Terusan Kebon Agung
tersebut masih belum memenuhi baku mutu air bersih sehingga perlu dilakukan
pengolahan terlebih dahulu. Pada penelitian ini akan dibahas tentang pengolahan air
baku Saluran Pematusan Terusan Kebon Agung terutama pengolahan fisik, yaitu
menggunakan proses koagulasi – flokulasi kontinyu dengan bak sedimentasi dengan
memvariasikan jenis koagulan untuk mengetahui koagulan yang lebih effektif dalam
menurunkan kekeruhan, TSS dan TDS. Koagulan yang digunakan adalah Tawas dan
PAC. Serta variasi waktu tinggal 20 menit hingga 120 menit pada bak sedimentasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa prosen penyisihan kekeruhan untuk
koagulan Tawas lebih tinggi dari PAC yaitu 61,48 % sedangkan PAC sebesar 58,52 %.
Pada penyisihan TSS 57,5 % untuk Tawas dan 52,5 % untuk koagulan PAC, untuk
penyisihan TDS didapat bahwa Tawas mampu menyisihkan sebesar 72,15 % dan untuk
PAC sebesar 67 %, hasil tersebut diperoleh untuk waktu tinggal 120 menit. Dari hasil di
atas dapat diketahui bahwa penggunaan koagulan Tawas dapat memberikan hasil
effluent yang lebih baik dari pada menggunakan koagulan PAC.
Kata kunci : Koagulasi – flokulasi, Tawas, PAC, Air Pematusan Terusan Kebon
Agung

ABSTRCT
Kebon Agung Canal was one of the alternative to fulfill clean water in UPN “Veteran”
Jatim. The problems is standard water of Kebon Agung Canal still not yet fulfilled
standard quality of clean water so that it is need to be processing beforehand. At this
research will be studied about processing of standard water of Kebon Agung Canal
especially of physical processing, that is using of coagulation – flocculation continyu
procces with sedimentation basin with type variation of coagulant to get the optimum
coagulat to removal of turbidity, Total Suspended Solid and Total Disolved Solid. This
research used PAC and Tawas and also variation of time detention, it is around 20 until
120 minute in sedimentation tank.
The result of research that usage of Alum coagulant can cast aside turbidity equal to
61,48 % and for the coagulant of PAC equal to 58,52 %. At exclusion of TSS 57,5 %
for Alum and 52,5 % for the coagulant of PAC, for the exclusion of TDS got that Alum
can cast aside equal to 72,15 % and for PAC equal to 67 %, that result obtained for
time detention 120 minutes. From result of above can know that usage of Alum coagulat
by modify appliance that is with addition of partition at basin of flocculation can give
better result effluent than using PAC coagulant.
Key word s: Coagulation – Flocculation, Tawas, PAC, Kebon Agung Canal
PENDAHULUAN - Daya Hantar Listrik.
- Kekeruhan
UPN “Veteran” Jawa Timur
- Salinitas
merupakan salah satu kampus terbesar
- Warna
di Surabaya dengan jumlah mahasiswa
- Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)
lebih dari 12.000 orang. Hal ini
- Jumla Total Suspended Solid (TSS)
berakibat pada kebutuhan akan air
- Suhu
bersih yang cukup banyak pula. Rata –
- pH
rata UPN memerlukan air sebanyak
3500 – 4000 m3 setiap bulan untuk
Proses Koagulasi Flokulasi
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan
air bersih di kampus UPN selama ini Koagulasi – flokulasi adalah sarana
digunakan sebagai air penyiraman untuk pemisahan suspended solid (SS)
tanaman, MCK, air untuk laboratorium, dan partikel koloid. SS merupakan
keperluan kantin, dan lain-lain. produk mineral-mineral alam seperti
UPN “Veteran” Jawa Timur tanah liat, lumpur dan sebagainya atau
memperoleh pasokan air dari PDAM berasal dari organik (penguraian
Kota Surabaya. Dengan adanya tanaman atau hewan). Adapun koloid
penggunaan air secara maksimal oleh merupakan SS dengan ukuran lebih
pihak kampus maka berakibat warga kecil, partikel ini tidak dapat
daerah timur kampus tidak memperoleh mengendap secara alami, mempunyai
pasokan air, sehingga warga harus diameter kurang dari 1 µm dan
membeli air dengan harga yang lebih penyebab terjadinya warna dan
tinggi, selain itu pembayaran tagihan kekeruhan.
air juga sangat mahal yaitu berkisar Koagulasi didefinisikan sebagai proses
antara 20 – 25 juta rupiah tiap bulan. destabilisasi partikel koloid dan
Penelitian ini akan mengolah air baku partikel tersuspensi termasuk bakteri
Saluran Pematusan Terusan Kebon dan virus melalui penetralan muatan
Agung yang mengalir melalui depan elektrinya untuk mengurangi gaya tolak
kampus UPN “Veteran” Jawa Timur, menolak antar partikel, dan bahan yang
untuk mengurangi ketergantungan digunakan untuk penetralan disebut
pemenuhan kebutuhan air dari PDAM koagulan (Kawamura, 1992).
Kota Surabaya. Sedangkan flokulasi didefinisikan
Salah satu alternatif untuk penjernihan sebagai proses penggabungan partikel-
air ini adalah dengan proses koagulasi - partikel yang tidak stabil setelah proses
flokulasi secara kontinyu dengan bak koagulasi melalui proses pengadukan
sedimentasi. Koagulan yang digunakan (stirring) lambat sehingga terbentuk
adalah Tawas (Al2(SO4)3.14H2O) dan gumpalan atau flok yang dapat
PAC. Metode ini diharapkan dapat diendapkan atau disaring pada proses
menurunkan kandungan Kekeruhan, pengolahan selanjutnya ( Hadi, 1997)
TSS dan TDS air baku Saluran
Pematusan Terusan Kebon Agung. Koagulan
Koagulan yang digunakan untuk
TINJAUAN PUSTAKA penelitian ini adalah Tawas dan PAC.
Parameter Fisik Air Kemampuan Tawas dan PAC akan
Parameter fisik air yang diperlukan dibandingkan untuk menurunkan
sebagai standart acuan air bersih, kekeruhan pada air. Adapun
adalah :
karakteristik koagulan tawas dan PAC alumunium yang merupakan jenis
akan dijelaskan dibawah ini. koagulan baru sebagai hasil riset dan
1. Tawas atau alum, Al2(SO4)3.14H2O pengembangan teknologi pengolahan
(Dalam bentuk batuan, serbuk, air. Sebagai unsur dasarnya adalah
cairan) alumunium dan alumunium ini
Massa jenis alum adalah 480 kg/m3, berhubungan dengan unsur lain
dengan kadar air 11 – 17 %. Dosis membentuk unit yang berulang dalam
alum dapat dikurangi dengan cara : suatu ikatan rantai molekul yang cukup
penurunan kekeruhan air baku, panjang. Dengan demikian PAC
filtrasi langsung untuk kekeruhan menggabungkan netralisasi dan
<50 NTU, penambahan polimer, dan kemampuan menjembatani partikel –
penyesuaian pH optimum (6.0 – partikel koloid sehingga koagulasi
8.0). Alum dilarutkan dalam air berlangsung lebih efisien.
dengan kadar 3 – 7 % (5 % rata-rata) PAC memiliki rantai polimer yang
untuk pembubuhan. Kadar panjang, muatan listrik positif yang
maximum aplikasi 12 –15%. tinggi dan memiliki berat molekul yang
Aluminium suflat memerlukan besar, PAC memiliki koefisien yang
alkalinitas (seperti kalsium tinggi sehingga dapat memperkecil flok
bikarbonat) dalam air agar terbentuk dalam air yang dijernihkan meski
flok : dalam dosis yang berlebihan. PAC
Al2(SO4)3.18H2O+3Ca(HCO3)2 lebih cepat membentuk flok daripada
2Al(OH)3 + CaSO4 + 18H2O + koagulan biasa, sebab PAC memiliki
6CO2 muatan listrik positif yang tinggi
CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 sehingga PAC dapat dengan mudah
+ Na2SO4 menetralkan muatan listrik pada
Bila alkalinitas alamnya kurang, permukaan koloid dan dapat mengatasi
perlu dilakukan penambahan serta mengurangi gaya tolak menolak
Ca(OH)2 : elektrostatis antar partikel sampai
Al2(SO4)3.18H2O+3Ca(OH)2 sekecil mungkin, sehingga
2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 18H2O memungkinkan partikel – partikel
Alternatif lain adalah penambahan koloid tersebut saling mendekat ( gaya
NaCO3 yang relatif lebih mahal. tarik menarik kovalen ) dan
(Al-layla Anis M Et All, 1998) membentuk gumpalan / massa yamg
Dua faktor yang penting dalam lebih besar. Segi positif penggunaan
proses koagulasi terutama pada saat PAC adalah rentang pH untuk PAC
penambahan koagulan adalah faktor adalah 6 – 9. Daya koagulasi PAC
pH dan dosis koagulan. Dosis lebih baik dan flok yang dihasilkan
optimum koagulan dan pH harus relatif lebih besar.Konsumsi PAC lebih
ditentukan dengan test di sedikit sehingga biaya penjernihan air
laboratorium. Range pH optimal persatuan waktu lebih kecil.
alum adalah antara 5.5 – 6.5 dengan Akibat langsung dari proses
proses koagulasi yang memadai penjernihan keseluruhan yang lebih
rangenya dapat antara pH 5.0 – 8.0 singkat adalah kapasitas penjernihan air
pada beberapa kondisi ( Cornwell, (dari instalasi yang sudah ada) akan
1998 ). meningkat.
2. PAC Sedangkan segi negatif penggunaan
Menurut Raharjo dalam Setianingsih ( PAC adalah penyimpanan PAC cair
2000 ), PAC adalah polimer memerlukan kondisi temperature
maksimal 40˚ C. PAC tidak keruh bila tarik menarik Van Der Waals dan gaya
pemakaiannya berlebih, sedangkan tolak-menolak yang biasa disebut zeta
koagulan utama ( seperti alumunium potensial. Pada jarak yang yang sama,
sulfat, besi klorida dan ferro sulfat ) gaya tolak – menolak selalu lebih besar
bila dosis berlebihan bagi air akan dari gaya tarik – menarik. Hal inilah
keruh, akibat dari flok yang berlebihan. yang menyebabkan penggumpalan
Maka pengunaan PAC dibidang antar partikel tidak akan terjadi. Untuk
penjernihan air lebih praktis. PAC lebih mengatasi hal tersebut diperlukan zat
cepat membentuk flok daripada kimia yang disebut koagulan.
koagulan biasa. 2. Destabilisasi Partikel Koloid
PAC merupakan kelas dari Aluminium Didalam air partikel-partikel koloid
Chloride, yang telah dikenal dalam yang bermuatan listrik sejenis (sama
persenyawaan kimia organik kompleks negatifnya) saling tolak-menolak
dengan ion hidroksil ( -OH ) serta ion – sehingga tidak bisa saling tarik –
ion aluminium bertaraf Chlorinasi menarik dan partikel tetap berada
yang berlainan sebagai bentuk ditempatnya, ini disebut kondisi stabil.
polynuclear. Rumus umum PAC Kondisi partikel yang stabil tidak
adalah ( Al2( OH )nCl6-n )m. memungkinkan terbentuknya flok. Jika
PAC digunakan sebagai koagulan dan di dalam air tersebut diberikan ion
flokulan dalam suatu proses logam yang bermuatan positif, maka
pengolahan air. muatan positif dapat mengurangi gaya
Aplikasi PAC pada dasarnya dibagi tolak-menolak antar sesama koloid
menjadi 2 bagian, yaitu : (gaya repulsion) dan dapat
- Pada pemrosesan air permukaan menyebabkan masuknya koloid dalam
untuk keperluan air bersih, air minum prespitat hidroksida. Sehingga akan
dan air untuk proses industri ( PDAM, terjadi kondisi destabilisasi dari
industri kertas, industri textile, industri partikel. Kondisi partikel koloid yang
baja, industri kayu, dll ). tidak stabil memungkinkan
- Pada pemrosesan limbah cair terbentuknya flok supaya bisa
industri, antara lain : industri pulp dan mengendap.
kertas, Industri textile, industri gula, 3. Proses Flokulasi
industri makanan, dan lain – lain. Koloid-koloid yang tidak stabil
Sifat – sifat PAC : cenderung untuk menggumpal.
1. Titik beku = -18˚ C Kecepatan penggumpalan ditentukan
2. Boiling point = 178˚ C oleh banyaknya tumbukan dan
3. Rumus empiris = ( Al2( OH )6-n )m benturan yang terjadi antara partikel-
dengan 1<n<5 dan m<10 partikel koloid. Pada proses flokulasi
4. Spesific grafity = 1,19 ( 20˚ C ) ini, tumbukan antar partikel dapat
(Oktania, 2005) terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
- Tumbukan akibat gerakan zig-zag
Mekanisme Proses Koagulasi - partikel secara acak.
Flokulasi - Tumbukan yang diakibatkan oleh
Tahapan proses koagulasi – flokulasi gerakan zig-zag partikel secara
adalah sebagai berikut: acak dikenal dengan flokulasi
1. Penambahan Koagulan perikenetik atau disebut gerak
Sebagaimana diketahui, didalam brown yang mengakibatkan
larutan koloid selalu ada 2 gaya penggabungan antar flok.
kekuatan yang berlawanan, yaitu gaya
- Tumbukan akibat pengaruh gerakan yang optimum adalah kecil. Hal ini
media sebabkan oleh sifat kimia koagulan
- Tumbukan akibat pengaruh gerakan yang sangat tergantung pada pH.
media dikenal dengan flokulasi Adanya batasan nilai pH terjadi karena
ortokinetik. Gradien kecepatan pengaruh jenis koagulan yang dipakai
pada gerakan media mengakibatkan dan reaksi koagulan dalam air dalam
partikel-partikel yang terbawa menentukan konsentrasi koagulan yang
media akan mempunyai kecepatan digunakan. Kesalahan pengoperasian
yang berbeda sehingga terjadi dalam menentukan range pH akan
tumbukan antar partikel (flok). mengakibatkan pemborosan bahan
Perbedaan kecepatan media kimia dan mengakibatkan kualitas yang
sesungguhnya merupakan faktor rendah dalam effluen pengolahan air
penentu dalam proses flokulasi. ( limbah. Jika menggunakan koagulan
Reynolds, 1982 ) Fe3+ kisaran pH koagulasi adalah 5,0 –
8,5 namum umumnya pH 7,5.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi 4. Kecepatan Putaran dan Waktu
Proses Koagulasi – Flokulasi Putaran
Proses koagulasi dan flokulasi yang Kecepatan putaran sangat berhubungan
optimum banyak dipengaruhi variabel- dengan proses pencampuran koagulan
variabel yang komplek, adapun kedalam air, proses destabilisasi
variabel yang mempengaruhi adalah : partikel dan perpindahan serta
1. Kualitas Air penggabungan presipitat yang
Kebutuhan koagulan tergantung pada terbentuk menjadi flok-flok. Waktu
kekeruhan. Kekeruhan yang tinggi pengadukan juga sangat berpengaruh
dapat menyebabkan proses koagulasi karena berhubungan dengan waktu
menjadi lebih efektif, tetapi yang dibutuhkan presipitat saling
penambahan koagulan tidak selalu bertumbukan satu sama lain sehingga
berkorelasi linier terhadap kekeruhan. cukup untuk membentuk flok dengan
Demikian juga dengan penurunan kualitas terbaik.
warna < 5 PtCo sangat sulit dengan 5. Temperatur
proses koagulasi karena membutuhkan Temperatur yang rendah memberikan
dosis yang tinggi, tetapi penurunan efek yang merugikan terhadap efisiensi
warna sampai ± 15 PtCo lebih mudah semua proses pengolahan. Waktu
dilakukan. kontak dalam fasilitas koagulasi-
2. Kuantitas dan Karakteristik Air flokulasi sebaiknya diatur. Semakin
Ukuran partikel yang tidak seragam rendah temperatur membutuhkan
jauh lebih mudah untuk dikoagulasi. waktu kontak semakin lama karena
Hal ini karena pusat aktif lebih mudah mempengaruhi pembentukan flok-flok
terbentuk pada partikel kecil, supaya cepat mengendap di bak
sedangkan partikel yang besar pengendap. (Al-layla, 1998)
mempercepat terjadinya pengendapan.
Kombinasi dari kedua jenis partikel ini METODE PENELITIAN
menyebabkan semakin mudahnya
Bahan yang Digunakan
proses koagulasi.
3. Pengaruh pH Bahan-bahan yang digunakan
Pemilihan pH yang tepat akan dalam penelitian ini adalah :
mengakibatkan dosis koagulan yang Air baku Saluran Pematusan Terusan
digunakan untuk memperolh effluent Kebon Agung digunakan sebagi bahan
utama dalam penelitian.
Larutan PAC 10.000 ppm berasal dari Kecepatan pengadukan bak koagulasi =
PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo dan 110 rpm dan pada bak flokulasi = 38
kristal Alumunium Sulfat rpm.
Al2(SO4)3.14H2O berasal dari toko Air baku yang digunakan yaitu air baku
bahan kimia Rungkut, keduanya Saluran Pematusan Terusan Kebon
digunakan sebagai koagulan untuk Agung yang diambil pada saat tidak
menjernihkan air baku Saluran ada pengaruh pasang air laut ( kondisi
Pematusan Terusan Kebon Agung. normal ). Sesuai dengan penelitian
Koagulan pembantu Tremmer 333,33 pendahuluan, kondisi air normal pada
ppm. saat jam 7 – 9 pagi. Sedangkan Jenis
Aquadest, digunakan sebagai bahan koagulan yang digunakan yaitu PAC
pelarut koagulan. dan Aluminium Sulfat
Al2(SO4)3.14H2O dengan variasi waktu
Peralatan Penelitian tinggal ( Td ) pada bak sedimentasi
Alat-alat yang digunakan dalam yaitu 20 menit, 30 menit, 50 menit, 70
penelitian ini adalah : menit, 80 menit, 100 menit, 110 menit
- Bak penampung air yang akan dan 120 menit. Sedangkan parameter
diteliti berbentuk circular, terbuat yang dianalisa adalah kekeruhan, TDS
dari bahan plastik dengan kapasitas dan TSS
40 liter dan dilengkapi dengan
pompa. Gambar Alat
- Reservoar, terbuat dari bahan
plastik berbentuk circulair dan
dilengkapi dengan pipa inlet, outlet
dan pipa overlow, mempunyai
kapasitas 2 liter air.
- Alat koagulasi flokulasi kontinyu
yang terdiri dari atas bak koagulasi
dengan motor dan pengaduk
dengan dimensi 10 cm x 10 cm x
15 cm, bak flokulasi dengan motor
dan pengaduk dengan dimensi 20
cm x 15 cm x 25 cm, serta bak
sedimentasi untuk pengendapan Bak Penampung Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi

flok dengan dimensi 30 cm x 35 cm


x 32 cm dan 3 buah sludge zone Gambar 1. Alat Penelitian
berbentuk limas masing-masing
adalah 30 cm x 35 cm x 9 cm, serta Prosedur Kerja
bak penampung effluent berbentuk Menentukan dosis optimum dari PAC
regtangular dengan dimensi 12 cm dan Al2(SO4)3.14H2O dengan
x 12 cm x 18 cm. Alat ini terbuat penelitian jar test :
dari bahan fiber glass. 1. Sampel diteliti dahulu Kekeruhan,
TSS, TDS, pH dan suhu awalnya.
Peubah 2. Masukkan air baku ke dalam 6 buah
pH air yang diteliti = 6 - 7 beaker glass ukuran 500 ml.
Debit yang mengalir dalam sistem ( Q ) 3. Tambahkan ke dalam beaker glass
= 1,5 Liter/menit. yang diisi air yang akan diteliti
dengan koagulan, masing-masing
beaker glass diisi dengan koagulan debit yang telah ditentukan untuk
yang mempunyai konsentrasi:90 masing – masing jenis koagulan.
ppm; 120 ppm; 140 ppm; 180 ppm; Alirkan air selanjutnya menuju bak
200 ppm; 240 ppm dalam waktu sedimentasi dengan waktu tinggal 20
yang bersamaan. menit, 30 menit, 50 menit, 70 menit, 80
4. Lakukan pengadukan cepat (100 menit, 100 menit, 110 menit dan 120
rpm : 30 detik) dan pengadukan menit.
lambat (20 rpm : 30 menit) Ambil sampel air dari dalam bak
5. Kemudian dilakukan pengendapan sedimentasi pada saat waktu tinggal
selama 30 menit untuk mencapai 20 menit, 30 menit, 50 menit,
mengendapkan flok-flok yang telah 70 menit, 80 menit, 100 menit, 110
terbentuk. menit dan 120 menit. Ambil sampel
6. Tentukan dosis optimum dengan hati – hati agar tidak
pembubuhan koagulan untuk mengganggu proses pengendapan.
digunakan sebagai penelitian Tampung sampel yang telah diambil
sinambung. Lakukan proses ini baik dalam botol untuk kemudian di analisa
untuk koagulan PAC maupun Kekeruhan, TSS, TDS, pH dan Suhu-
Tawas. nya.
Lakukan proses di atas untuk setiap
Menentukan waktu tinggal pada bak jenis koagulan
sedimentasi dan jenis koagulan yang .
optimum untuk penurunan Kekeruhan, HASIL DAN PEMBAHASAN
TSS dan TDS ( penelitian pada alat
Pengaruh Waktu Tinggal pada Bak
sinambung ).
Sedimentasi dan Jenis Koagulan
Air baku Saluran Pematusan Terusan
terhadap Penyisihan Kekeruhan Air
Kebon Agung yang telah ditampung
Baku Saluran Pematusan Terusan
dalam bak penampung di ukur pH,
Kebon Agung
Suhu, Kekeruhan, TSS dan TDS-nya.
Air tersebut kemudian di pompa masuk Gambar 2 dibawah ini menjelaskan
ke dalam reservoir dengan debit bahwa pada waktu tinggal 120 menit
sebesar 1,5 Liter/menit. Kemudian air dalam bak sedimentasi, memberikan
tersebut dimasukkan ke dalam bak hasil yang paling baik terhadap
koagulasi dengan debit 1, 5 Liter/menit penyisihan kekeruhan yaitu mencapai
dan dengan waktu tinggal 1 menit, 58,52 % untuk koagulan PAC dan
pada saat bersamaan bahan kimia 61,48 % untuk penggunaan koagulan
koagulan dialirkan menuju bak Tawas. Dengan demikian waktu tinggal
koagulasi dengan debit yang telah yang paling baik pada proses
ditentukan untuk masing – masing jenis pengendapan flok untuk penyisihan
koagulan. Selanjutnya campuran di bak kekeruhan pada air baku ‘Saluran
koagulasi ini diaduk dengan motor Pematusan Terusan Kebon Agung’
dengan kecepatan putaran 110 rpm. adalah 2 jam ( 120 menit ). Sedangkan
Alirkan air selanjutnya menuju bak pada waktu tinggal 20 menit,
flokulasi dengan debit yang tetap dan prosentase penyisihan kekeruhan untuk
waktu tinggal 5 menit dan kecepatan koagulan PAC adalah 10,37 % dan
putaran pengadukan adalah 38 rpm. untuk penggunaan koagulan Tawas
Pada saat bersamaan alirkan larutan adalah sebesar 37,04 %. Pada waktu
flokulan ke dalam bak flokulasi dengan tinggal 20 menit flok – flok yang
terbentuk dalam bak sedimentasi belum
mengendap secara sempurna sehingga effluent yang dihasilkan akan lebih
prosentase penurunan kekeruhan yang baik.
dicapai pada waktu tinggal ini sangat Pada waktu tinggal 20 menit diperoleh
sedikit dan effluent yang dihasilkan penyisihan TSS yang dicapai sebesar
masih keruh. 7,5 % untuk penggunaan koagulan
. PAC dan 32,5 % untuk penggunaan
koagulan Tawas. Hal ini dikarenakan
pada waktu tinggal 20 menit partikel –
partikel padat tersuspensi dalan air
baku belum terikat sempurna oleh
kogulan dan flokulan sehingga masih
banyak partikel – partikel yang masih
belum terikat. Akibatnya effluent yang
dihasilkan masih banyak mengandung
TSS dan prosentase penurunannya
Gambar 2 Hubungan antara prosentase kecil.
penurunan kekeruhan dengan variasi waktu
tinggal pada bak sedimentasi dan berbagai jenis
koagulan.

Pengaruh Waktu Tinggal pada Bak


Sedimentasi dan Jenis Koagulan
terhadap Penyisihan Total
Suspended Solids ( TSS ) Air Baku
Saluran Pematusan Terusan Kebon
Agung
Gambar 3. Hubungan antara prosentase
Pengaruh perubahan waktu tinggal penurunan TSS dengan variasi waktu tinggal
pada proses koagulasi – flokulsi pada bak sedimentasi dan berbagai jenis
kontinyu dengan bak sedimentasi koagulan
terhadap penyisihan TSS air baku
Saluran Pematusan Terusan Kebon
Pengaruh Waktu Tinggal pada Bak
Agung dijelskan pada gambar 3
Sedimentasi terhadap Penyisihan
dibawah ini. Prosentase penyisihan
Total Dissolved Solids ( TDS ) Air
paling besar diperoleh pada waktu
Baku Saluran Pematusan Terusan
detensi 2 jam ( 120 menit ) yaitu
Kebon Agung
mencapai 52,5 % untuk penggunaan
koagulan PAC dan 57,5 % untuk
Pengaruh perubahan waktu tinggal
koagulan Tawas. Hal ini disebabkan
pada proses koagulasi – flokulasi
karena pada saat waktu tinggal 120
kontinyu dengan bak sedimentasi
menit partikel – partikel padat
terhadap penyisihan TDS air baku
tersuspensi yang ada dalam air baku
Saluran Pematusan Terusan Kebon
telah terikat oleh koagulan dan flokulan
Agung dijelaskan pada gambar 4
sehingga membentuk flok yang
dibawah ini. Prosentase penurunan
mengendap bersama secara gravitasi.
TDS paling besar diperoleh pada saat
Dengan waktu tinggal dan dosis
waktu tinggal 2 jam (120 menit) baik
koagulan yang tepat maka flok dapat
yang menggunakan koagulan PAC
mengendap secara sempurna sehingga
maupun Tawas yaitu masing – masing
sebesar 67 % dan 72,15 %. Keunggulan air baku Saluran Pematusan Terusan
koagulan PAC yang mempunyai daya Kebon Agung, misalnya BOD, COD,
koagulasi yang lebih besar E-Coli dan lain – lain,
ditunjukkan dengan hasil akhir pada Penentuan dosis koagulan pada saat
menit ke 120 ( 2 jam ) yang hampir jartest hendaknya dilakukan secara
sama dengan koagulan banyak teliti untuk memperoleh dosis koagulan
meskipun proses pada bak flokulasi yang tepat untuk air baku yang akan
tidak berjalan dengan sempurna diolah.
dibandingkan pada penggunaan
koagulan Tawas yang proses
DAFTAR PUSATAKA
flokulasinya lebih baik.
Alaerts, G dan Santika, S.S. 1987.
Metoda Penelitian Air. Usaha
Nasional. Surabaya
Al-layla, AM Et All. 1998. Water
Supply Engineering Design. Ann
Abror Science Publisher Inc the
Buffer Worth Group.
Cornwell, D. A dan Davis, L. 1998.
Environmental Engineering. The
McGrawHill Companies.Singapore
Gambar 4 Hubungan antara prosentase Geyer, C , Fair, M dan Ocun D, M.
penurunan TDS dengan waktu tinggal pada bak 1968. Water Purification and Waste
sedimentasi dan berbagai jenis koagulan. Water Treatment & Disposal. John
Wiley & Sons. AS
KESIMPULAN DAN SARAN Hadi, W. 1997. Perencanaan Bangunan
Kesimpulan Pengolahan Air Minum. FTSP –
Dari penelitian yang telah dilakukan ITS. Surabaya
terhadap air baku Saluran Pematusan Kawamura, S. 2000. Integrated Design
Terusan Kebon Agung dapat diambil and Operation of Water Treatment
kesimpulan seperti di bawah ini : Facilities. John Wiley & Sons.
1. Hasil terbaik pada waktu Canada
tinggal 120 menit dengan Oktania, D. 2005. Pengolahan Air
menggunakan koagulan Tawas mampu Limbah Residu Gliserin dengan
menyisihkan kekeruhan sebanyak Proses Koagulasi dan Flokulasi.
61,48 %, menyisihkan TSS sebesar Skripsi. Teknik Kimia UPN Jatim.
57,5 % dan menyisihkan TDS Surabaya.
sebanyak 72,15 %. Reynold, T.D. 1982. Unit Operation
2. Penggunaan koagulan PAC and Process in Environmental
pada saat waktu tinggal 120 menit Engineering. Wasworth. Belmot.
diperoleh penyisihan kekeruhan California
sebesar 58,52 %, penyisihan TSS Setyaningsih, D.2002. Perbandingan
sebesar 52,5 % dan penysihan TDS Efektifitas Penggunaan Koagulan
sebanyak 66,67 %. FeCl, PAC, PE ( Poly Electrolit)
Pada Proses Koagulasi Limbah (
Saran White water ) Pabrik Kertas.
Disarankan pada penelitian selanjutnya Skripsi. Teknik Kimia UPN Jatim.
untuk menganalisa parameter lain dari Surabaya

Anda mungkin juga menyukai