Abstrak
Persediaan air bersih di Indonesia ini semakin terbatas mengingat sumber air untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia saat ini sebagaian besar sudah tercemar karena kegiatan manusia itu sendiri. Akibatnya
perlu pengolahan lebih lanjut agar dapat menghasilkan air bersih. Diantaranya adalah penambahan tawas
sebagai koagulan untuk penjernihan air. Ada banyak bahan baku yang biasa digunakan untuk membuat
tawas atau aluminium sulfat yang salah satunya adalah potongan kaleng minuman bekas. Di dalam
potongan-potongan kaleng tersebut banyak mengandung logam aluminium. Dibutuhkan unsur aluminum
dalam pembuatan aluminium sulfat. Maka dari itu unsur aluminium yang terdapat pada potongan kaleng
tersebut dapat dimanfaatkan tetapi membutuhkan bahan tambahan berupa KOH dan aluminium sulfat.
Produk aluminium sulfat terbukti efektif dapat menjadi koagulan untuk penjernihan air seperti tawas
murni.
Abstract
Supply of clean water in Indonesia is getting limited given the source of water to fulfill necessity of
human life at this time most of already contaminated due to human activity itself. As a result, it needs
further processing in order to produce clean water. Such as the addition of alum as a coagulant for water
purification. There are many raw materials used to make alum or aluminum sulfate, one of which are
pieces of used beverage tin. The tin pieces interior contains a lot of metal aluminum. It takes elements of
aluminum in the manufacture of aluminum sulfate. Thus the elements contained in the pieces of
aluminum tin can be used but require additional materials such as potassium hydroxide and aluminum
sulfate. Aluminum sulfate products can be proven to be effective coagulant for water purification as pure
alum.
24 H2O + 2KAl(SO4)2(aq)
2KAl(SO4)2.12H2O(s)
Pengujian dengan Jar-Test dan Beume Tabel 6. Pengujian terhadap air baku
Tawas dari kaleng bekas mampu menjadi
koagulan, hal ini dibuktikan melalui metode Kondisi Awal Kondisi Akhir
jartest. Tawas dari kaleng bekas mampu Turbidity Awal Turbidity Akhir
membentuk kotoran menjadi flokulan akan tetapi 103 NTU 1,59 NTU
dosis yang digunakan lebih banyak dari pada
tawas murni dikarenakan kadungan alumunium Conductivity Awal Conductivity Akhir
pada tawas kaleng cenderung lebih sedikit. Bila 32,1 69,7
dibandingkan dengan tawas murni pada
perbandingan berat yang sama kandungan tawas TDS Awal 16,0 TDS Akhir 34,8
alumunium dari kaleng bekas lebih sedikit dan
banyak mengandung kalium. Hal ini dapat pH Awal 6,41 pH Akhir 4,89
diketahui setelah dilakukan metode Beume.
Temperatur Awal Temperatur Akhir
Tabel 5. Jar-test 27,6 0C
No Dosis Keterangan 26,8 0C
Alum
(ppm) Kualitas Tawas dari Kaleng
1 15 Tidak terbentuk Flok. Kualitas tawas kaleng dilihat dari
Air masih keruh kemampuan sebagai koagulan tidak jauh berbeda
18 Tidak terbentuk Flok. dibandingkan tawas murni hanya saja dosis
Air masih keruh penggunaan dapat mencapai 7-8 kali lipat dari
20 Tidak terbentuk Flok. tawas murni. Perbandingan tersebut ada
Air masih keruh dikarenakan tawas kaleng mengandung cukup
2 25 Tidak terbentuk Flok. banyak berat kalium. Kalium tidak berpengaruh
Air masih keruh besar terhadap air mutu yang dihasilkan setelah
30 Tidak terbentuk Flok. proses koagulasi atau flokulasi, sifat kalium yang
Air masih keruh mudah larut dalam air sehingga dapat dikatakan
35 Tidak terbentuk Flok. kalium disini bersifat inert.
Air masih keruh Sumber aluminium didalam kaleng harus
3 40 Tidak terbentuk Flok. diteleti kembali, serta perlu kajian lebih luas
Air masih keruh tentang pemilihan jenis kaleng yang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, Penuntun Praktikum Kimia
Anorganik III, Fakultas MIPA, Universitas
Udayana, Denpasar, 25-28
Advyka, Sampah Sesuatu yang Terlupakan,
http:// Jakarta. Wordpress.com, 14
September 2007
Ayundyahrini, Meilinda,. Rusdhianto Effendie
A. K, & Nurlita Gamayanti. 2013. Estimasi
Dosis Alumunium Sulfat pada Proses
Penjernihan Air Menggunakan Metode
Genetic Algorithm. Jurnal, Universitas
Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya, 2013. Jurnal Teknik Pomits Vol.
2, No. 2, (2013) Issn: 2337-3539 (2301-
9271 Print).
Ayuningtyas, Irma Fitria.Kandungan Aluminium
dalam Kaleng Bekas dan Pemanfaatannya
dalam Pembuatan Tawas
.http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/articl
e/viewFile/2806/1995,. Diakses 3 Januari
2014 Pukul 17:53 WIB.
Intan Ramadhani, Gary,. Atiek Moesriati. 2013.
Pemanfaatan Biji Asam Jawa
(Tamarindusindica) Sebagai Koagulan
Alternatif dalam Proses Menurunkan
Kadar COD dan BOD dengan Studi Kasus
pada Limbah Cair Industri Tempe. Jurnal,
Universitas Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya, 2013. Jurnal Teknik