Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/279652017

Beberapa Senyawa Stilbenoid Dari Kulit Batang Shorea Leprosula Miq.

Article · September 2009

CITATIONS READS

3 637

7 authors, including:

Yana M Syah Euis H Hakim


Bandung Institute of Technology Bandung Institute of Technology
161 PUBLICATIONS   1,434 CITATIONS    103 PUBLICATIONS   1,284 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Phytochemistry and antibacterial activities of natural compounds from Indonesian plants View project

All content following this page was uploaded by Yana M Syah on 03 August 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Matematika dan Sains
Vol. 8 No. 1, Maret 2003, hal 23 – 26

Beberapa Senyawa Stilbenoid Dari Kulit Batang Shorea Leprosula Miq.

I Nyoman Adi Winata1), Yana M. Syah1), Sjamsul A. Achmad1), Euis H. Hakim1),


Lia D. Juliawaty1), Emilio L. Ghisalberti2), dan M.I. Choudhary3)
1)
Kelompok Penelitian Kimia Organik Bahan Alam, Departemen Kimia,
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jalan Ganesa 10, Bandung 40132
2)
Departmnet of Chemistry, The University of Western Australia, Crawley, WA 6009 Australia
3)
H.E.J. Research Institute of Chemistry, University of Karachi, Karachi, Pakistan

Diterima Oktober 2002, disetujui untuk dipublikasikan Januari 2003

Abstrak
Tiga senyawa stilbenoid, yaitu hopeafenol (1), laevifonol (2), dan (+)-α-viniferin (3) telah berhasil diisolasi dari
ekstrak aseton kulit batang Shorea leprosula Miq. Struktur molekul (1), (2), dan (3) ditetapkan berdasarkan data
spektroskopi UV, IR, 1H NMR, dan 13C NMR, serta berdasarkan perbandingan dengan data spektroskopi yang telah
dilaporkan.
Kata kunci: Shorea leprosula Miq., hopeafenol, laevifonol, (+)-α-viniferin, stilbenoid.

Abstract
Three stilbenoid compounds, hopeaphenol (1), laevifonol (2), dan (+)-α-viniferin (3) had been isolated from
acetone extract of the stem bark of Shorea leprosula Miq. The molecular structures of (1), (2), and (3) was
determined based on spectroscopic data, including UV, IR, 1H NMR, and 13C NMR, and comparison with that
reported in the literature.
Keywords: Shorea leprosula Miq., hopeaphenol, laevifonol, (+)-α-viniferin, stilbenoid.

1. Pendahuluan 2. Percobaan
2.1 Umum
Shorea adalah suatu marga tumbuhan dalam
suku Dipterocarpaceae yang banyak tumbuh di Pada percobaan ini, titik leleh ditentukan
kawasan Asia Tenggara. Shorea banyak tumbuh di dengan menggunakan alat penetapan titik leleh mikro
pulau Sumatra dan Kalimantan. Selain sebagai kayu Fisher John. Spektrum UV dan IR diukur masing-
dan damar, Dipterocarpaceae merupakan sumber masing dengan spektrofotometer Varian Cary 100
senyawa stilbenoid1). Beberapa senyawa stilbenoid Conc dan SPECTRUM ONE Perkin Elmer. Spektrum
1
yang berhasil diisolasi dari suku tumbuhan ini, mau- H dan 13C-NMR diukur menggunakan spektrometer
pun dari suku yang lain, diketahui mempunyai JEOL JNM A5000 yang bekerja pada frekuensi 500,0
aktivitas biologi yang menarik, seperti bersifat MHz (1H) dan 125,65 MHz (13C) menggunakan TMS
sitotoksik terhadap sel kanker2), menghambat sebagai standar dalam. Kromatografi cair vakum
pelepasan histamin3), menghambat asetilko- (KCV) dilakukan menggunakan Sigel Merck 60 GF245,
linesterase , dan anti bakteri5). Salah satu jenis Shorea
4)
kromatografi kolom cepat (flesh chromatography)
yang dapat dijumpai di Indonesia adalah Shorea dengan Sigel Merck 60 GF254 (230 – 400 mesh), dan
leprosula Miq. Tumbuhan ini mempunyai banyak analisis kromatografi lapis tipis (KLT) pada pelat
nama daerah seperti meranti merah, damar ranggas, aluminium berlapis Sigel Merck Kieselgel 60 GF254
meranti bunga, meranti kait-kait, meranti lampong, 0,25 mm.
meranti sabut, dan meranti sepang, serta mudah
2.2 Pengumpulan Bahan Tumbuhan
dikenal dari kulit batangnya yang bopeng menyerupai
lepra. Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan juga Kulit batang Shorea leprosula Miq.
diketahui bahwa penelitian mengenai kandungan dikumpulkan pada bulan Juni 2001 dari kebun
kimia, terutama kandungan senyawa stilbenoid, dari percobaan Departeman Kehutanan dan Perkebunan,
Shorea leprosula belum pernah dilakukan, oleh Darmaga, Bogor, dan spesimen tumbuhan ini telah
karena itu dalam makalah ini akan dilaporkan hasil diidentifikasi oleh Herbarium Bogoriense, Bogor.
penyelidikan terhadap senyawa stilbenoid dari Shorea
leprosula Miq. 2.3 Ekstrasi dan Isolasi
Sebanyak 7 kg serbuk kulit batang Shorea
leprosula Miq. dimaserasi dengan aseton. Setelah
pelarut diuapkan pada tekanan rendah, diperoleh
ekstrak aseton berupa residu berwarna coklat (259,2
23
24 JMS Vol. 8 No. 1, Maret 2003

g). Ekstrak aseton ini dilarutkan dalam metanol 7,98 (br s, OH), 7,42 ( s, OH), 7,14 (d, J = 8.5), 6,90
kemudian dipartisi dengan n-heksana. Setelah pelarut (d, J = 8.2), 6,78 (d, J = 8.5), 6,56 (d, J = 8.7), 6,54 (br
diuapkan diperoleh ekstrak n-heksana berwarna coklat s), 6,30 (br s), 5,81 (br s), 5,76 (d, J = 12.1), 5,73 (d, J
(28,3 g) dan ekstrak metanol berwarna coklat (225,2 = 2.1), 5,17 (d, J = 2.1), 4,23 (d, J = 12.1), 3,93 (br s);
g). Ekstrak metanol (20 g) difraksinasi dengan dan 13C NMR (aseton-d6, 125,77 MHz) : 159,3; 158,8;
kromatografi cair vakum menggunakan eluen 158,5; 157,3; 157,2; 155,6; 142,4; 140,5; 135,3; 131,0;
campuran etil asetat-n-heksana, dan etil asetat-metanol 130,3; 129,3; 121,2; 118,6; 116,0; 115,2; 111,3; 106,4;
dengan kepolaran yang terus ditingkatkan, 101,1; 95,2; 88,2; 49,7; 48,2; 41,2.
menghasilkan 5 fraksi gabungan utama (A-E). Fraksi Laevifonol (2): serbuk kuning pucat, t.l. 210
0
D (6,7 g) difraksinasi lebih lanjut dengan kromatografi C (terurai); [α]D20 – 175 0 (c 0,1 MeOH); IR
cair vakum menggunakan eluen campuran etil asetat- (KBr) v maks 3400 (OH), 1787 (C=O), 1614 (C=C
n-heksana dan etil asetat-metanol dengan kepolaran aromatik), 1517, 1453, 835 cm-1; UV (MeOH) λ maks
yang terus ditingkatkan, menghasil-kan 4 fraksi (log ε) 203 (8,5), 228 (sh 4,8), 284 (1,0) nm;
gabungan. Endapan putih kecoklatan (125 mg) yang (MeOH+NaOH) λ maks (log ε) 206 (19,9), 252 sh
terdapat pada gabungan fraksi ke-4 disaring, kemudian (3,0), 284 (1,2) nm; 1H NMR (CD3OD): δ 7.31 (1H,
dimurnikan dangan kromatografi cair vakum br s), 6.90 (2H, d, J = 8.5 Hz), 6.71 (6H, m), 6.15 (1H,
menggunakan eluen campuran metanol-kloroform (5- d, J = 2.2 Hz), 6.12 (1H, t, J = 2.1Hz), 5.85 (2H, d, J =
25%) menghasilkan serbuk kuning sebanyak 100 mg. 2.1 Hz), 5.28 (1H, d, J = 10.8 Hz), 5.00 (1H, d, J = 8.0
Pemurnian lebih lanjut dilakukan melalui rekristalisasi Hz), 4.34 (1H, br s), 4.18 (1H, m), 4.07 (1H, dd, J =
menggunakan kloroform-metanol menghasilkan 10.0 dan 2.1 Hz), 3.98 (1H, dd, J = 10.0 dan 4.3 Hz),
hopeafenol (1) berupa serbuk kuning pucat (23 mg). 3.21 (1H, d, J = 10.8 Hz), 3.12 (1H, br d). (+)-α-.
Sedangkan senyawa laevifonol (2) diperoleh dari Viniferin (3): serbuk kuning, t.l. 235 0C
fraksinasi fraksi E dengan kromatografi cair vakum
(terurai); [α]D20 + 58 0 (c 0,1 MeOH); IR (KBr) v maks
menggunakan eluen campuran metanol-diklorometana
3401, 1615, 1515, 1443, 1245, 1170, 1112, 996, 831
(10 %), menghasilkan 6 fraksi gabungan. Fraksi
cm-1; UV (MeOH) λ maks (log ε) 226 (sh 4,96), 285
gabungan ketiga (653 mg) difraksinasi lebih lanjut
melalui kromatografi sentrifugal dan kromatografi (4,28) nm; (MeOH+NaOH) λ maks (log ε) 248 (sh
tekan menggunakan eluen aseton-n-heksana (30-45 4,73), 292 (4,32) nm.
%), menghasilkan fraksi-fraksi dengan tiga bercak 3. Pembahasan
yang berbeda harga Rf-nya. Bercak dengan harga Rf
sedang diantara ketiga noda tersebut, difraksinasi Senyawa (1) diperoleh berupa serbuk pucat.
dengan kromatografi radial menggunakan eluen Spektrum UV (MeOH) senyawa (1) menunjukkan
metanol-kloroform (5-10%) menghasilkan dua fraksi serapan maksimum pada λmaks (log ε) 204 (16,9), 283
gabungan. Fraksi gabungan kedua dimurnikan dengan (1,7) nm dan tidak mengalami pergeseran batokromik
kromatografi permeasi gel sephadex LH-20 dengan pada penambahan NaOH, yang mengisyaratkan bahwa
eluen metanol menghasilkan leavifonol (2) berupa senyawa (1) mengandung kromofor fenol. Dugaan ini
serbuk kuning pucat (119 mg). Kemudian fraksinasi juga didukung oleh spektrum IR yang menunjukkan
fraksi D dengan kromatografi vakum cair adanya serapan pada 3399 dan 1614 cm-1 yang
menggunakan eluen campuran etil asetat-n-heksana- menunjukkan adanya gugus OH dan C=C aromatik.
metanol, menghasilkan empat fraksi gabungan. Fraksi Data UV dan IR ini karakteristik untuk oligomer
gabungan kedua sebanyak 1479 mg, difraksinasi lebih stilbenoid.
lanjut dengan kromatografi sentrifugal dan Spektrum 1H dan 13 C NMR (Tabel 1)
kromatografi kolom cepat (flesh chromatography) menunjukkan bahwa senyawa (1) mengandung 21
menggunakan eluen metanol-kloroform (95:5 – proton termasuk 5 OH dan 28 karbon. Data ini
90:10), menghasilkan tiga fraksi gabungan. Fraksi mengindikasikan adanya unsur simetri pada senyawa
gabungan pertama difraksinasi dengan kromatografi (1) karena jumlah proton yang ganjil dan tidak
radial menggunakan eluen etil asetat-n-heksana (40- terdapat indikasi adanya atom nitrogen atau halogen,
50%) menghasilkan empat fraksi gabungan. Fraksi sehingga diduga senyawa (1) merupakan senyawa
gabungan keempat dimurnikan dengan kromatografi tetramer stilbenoid yang disusun oleh dua unit
permeasi gel sephadex LH-20 dengan eluen metanol molekul yang sama dengan rumus molekul C56H42O12.
menghasilkan serbuk kuning kecoklatan. Rekristalisasi Sprektum 1H NMR senyawa (1) menunjukkan
dengan aseton–kloroform menghasilkan (+)-α- adanya dua cincin fenil tersubtitusi para pada geseran
viniferin (3) berupa serbuk kuning (119 mg). kimia 7,14 (2H d, J= 8,5 Hz); 6,91 (2H, d, J = 8,2 Hz);
Hopeafenol (1): serbuk kuning pucat, t.l. 6,79 (2H, d, J = 8,5 Hz); dan 6,56 (2H, d, J= 8,8 Hz);
2600C (terurai); [α]D20 = – 3960 (c 0,1 MeOH); IR dua cincin fenil yang memiliki proton kopling meta
pada 6,54 (1H, br s) 6,29 (1H, br s); 5,73 (1H, d, J =
(KBr) νmaks 3399 (OH), 1614 (C=C aromatik), 1513,
2,1 Hz); 5,18 (1H, d, J = 2,1 Hz ); dan empat proton
1455, 835 cm-1; UV (MeOH) λ maks (log ε) 204 alifatik pada 5,81 (1H, br s); 5,76 (1H, d, J= 12,1 Hz);
(16,9), 283 (1,7) nm; (MeOH+NaOH) λ maks (log ε) 4,23 (1H, d, J =12,1 Hz); 3,92 (1H, br s). Dua proton
207 (24,2), 286 (2,0) nm; 1H NMR (aseton-d6, 500,0 alifatik pada 5,76 (1H, d, J= 12,1 Hz) dan 4,23 (1H, d,
MHz) : 8,51 (s, OH), 8,42 (br s, OH), 8,20 (br s, OH), J = 12,1 Hz) mengisyaratkan adanya cincin 2,3-
JMS Vol. 8 No. 1, Maret 2003 25

diadril-2,3-dihidrobenzofuran dengan konfigurasi menunjukkan adanya kesesuaian (Tabel 1)6).


trans. Hal ini didukung oleh spektrum 13C NMR yang Hopeafenol dilaporkan bersifat aktif terhadap sel
menunjukkan adanya sinyal karbon pada 88,2 dan tumor P-388 dengan IC50 2,91 µg/ml.
49,8 ppm. Dua unit molekul penyusun senyawa (1) Penentuan struktur senyawa (2) dan (3)
dihubungkan oleh ikatan pada C-8. Oleh karena itu, dilakukan dengan membandingkan data fisikokimia,
dapat disarankan bahwa senyawa (1) adalah seperti titik leleh, putaran optik, data spektrum UV,IR,
hopeafenol. Kesimpulan ini didukung oleh dan 1H NMR, dengan data senyawa standar yang telah
pembandingan data 1H dan 13C NMR antara senyawa dilaporkan oleh peneliti lain.4,7-8).
hasil isolasi dengan senyawa standar juga

Tabel 1. 1H dan 13C NMR Senyawa (1) dan hopeafenol.

Senyawa (1) Hopeafenol Standar (Tukiran, 2001)


δH (multiplisitas, J dalam Hz) δC δH (multiplisitas, J dalam Hz) δC
1a 131.0 131.0
2(6)a 7,14 (d, J = 8.5) 130.3 7,14 (d, J = 8.6) 130.2
3(5)a 6,78 (d, J = 8.5) 116.0 6,80 (d, J = 8.6) 115.9
4a 8,51 (s, OH) 158.5 8,54 (s, OH) 158.4
7a 5,76 (d, J = 12.1) 88.2 5,76 (d, J = 12.1) 88.2
8a 4,23 (d, J = 12.1) 49.7 4,23 (d, J = 12.1) 49.7
9a 142.4 142.4
10a 121.2 121.1
11a 8,20 (br s, OH) 158.8 8,20 (br s, OH) 158.7
12a 6,54 (br s) 101.1 6,55 (d, J = 2.2) 101.0
13a 7,98 (br s, OH) 157.3 7,98 (br s, OH) 157.2
14a 6,30 (br s) 106.4 6,29 (d, J = 1.2) 106.3
1b 135.3 135.2
2(6)b 6,90 (d, J = 8.2) 129.3 6,91 (d, J = 8.0) 129.3
3(5)b 6,56 (d, J = 8.7) 115.2 6,56 (d, J = 8.6) 115.2
4b 7,42 ( s, OH) 155.6 7,43 ( s, OH) 155.6
7b 5,81 (br s) 41.2 5,81 (br s) 41.1
8b 3,93 (br s) 48.2 3,96 (br s) 48.2
9b 140.5 140.4
10b 118.6 118.5
11b 159.3 159.2
12b 5,73 (d, J = 2.1) 95.2 5,72 (d, J = 2.1) 95.2
13b 8,42 (br s, OH) 157.2 8,45 (br s, OH) 157.1
14b 5,17 (d, J = 2.1) 111.3 5,17 (d, J = 2.1) 111.2
1
H dan 13C NMR senyawa (1) dan hopeafenol standar diukur dalam aseton-d6

HO OH
HO OH
O H
HO O
O O OH OH
OH HO O HO
H H H OH
H HO HO
OH
H H H O H
H OH OH
HO H
H
O
R H H O O
OH HO H
HO H
OH
OH HO
HO OH
(1) (2) (3)

Gambar 1. Struktur senyawa dari Shorea leprosula Miq.


26 JMS Vol. 8 No. 1, Maret 2003

Effect of 3,3’,4,5’-tetrahydroxystilbene, A
4. Kesimpulan
Constituent of Cassia garrettiana, on Anti-Ige-
Hopeafenol (1), laevifonol (2), dan (+)-α- Induced Histamine Release from Human
viniverin (3) telah berhasil ditemukan pada ekstrak Basophils in Vitro”, Chem Pharm. Bull., 39 (3),
aseton kulit batang Shorea leprosula Miq. Penemuan 805 – 807, (1991).
ketiga senyawa ini merupakan yang pertama dalam 4. Sung, S.H., Kang, S.Y., Lee, K.Y., Park, M.J.,
spesies ini dan memiliki arti penting karena dua dari Kim, J.H., Park, J.H., Kim, Y,C., Kim, J.W. &
tiga senyawa yang ditemukan, dilaporkan Kim,Y.C., “(+)-α-Viniferin, A Stilbene Trimer
mempunyai aktivitas biologis yang menarik. from Caragana chamlague, Inhibits
Hopeafenol dilaporkan aktif terhadap sel tumor P- Acetylcholinesterase”, Biol. Pharm. Bull., 25(1),
388 dengan IC50 2,91 µg/ml, sementara (+)-α- 125-127, (2002).
viniferin bersifat anti-inflammasi dan inhibitor 5. Sultanbawa, M.U.S., Surendrakumar, S., &
asetilkolinesterase. Bladon, P., “New Antibacterial Polyphenol,
Copalliferol A, from Vateria copallifera (Retz)
Ucapan Terima Kasih Alston (Dipterocarpaceae” J.C.S.Chem.Comm.,
Terima kasih disampaikan kepada Direktorat 619-620, (1980).
Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan 6. Tukiran, Achmad, S.A., Hakim, E.H., Syah,
Nasional atas bantuan beasiswa BPPS yang diberikan Y.M., Makmur, L., Mujahidin, D., & Takeya, K.,
untuk program studi magister. Terimakasih “Hopeaphenol, A Dehydro-resveratrol Tetramer
disampaikan pula kepada Herbarium Bogoriense, from Indonesian Shorea selanica Blume
Bogor yang telah membantu mengidentifikasi (Dipterocarpaceae)”, Proceedings Internasional
spesimen tumbuhan. Seminar on Natural Products Chemistry and
Utilization of Natural Resources, Universitas
Daftar Pustaka Indonesia, Depok, 221-224, (2001).
1. Newman, M.F., Burgess P.F. & Whitemore, 7. Hirano, Y., Kondo, R., and Sakai, K., “Novel
T.C., “Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon stilbenoids isolated from the heartwood of
Dipterocarpaceae Pulau Sumatra”, Prosea Shorea laeviforia”, (Original Article), (2002).
Indonesia, Bogor, pp. 207 – 209, (1999). 8. Muharini, R., Hakim, E.H., Achmad, S.A., Aimi,
2. Eun-Kyoung, C.S., Constan, H.L., Santisuk, T., N., Makmur, L., Syah, Y.M., Juliawaty, L.D.,
Reutrakul, V., Beecher, C.W.W., Fransworth, Kitajima, M., Mujahidin, D. & Takayama, H.,
N.R., Cordell, G.A., Pezzuto, J.M. & Kinghorn, “(-)-α-Viniferin, a trimer stilbenoid and related
A.D. “Resveratrol Tetramers from Vatica compounds from Shorea guiso Blume”, Third
diospyroides”, J. Org. Chem., 64, 6976-6983, International Seminar on Tropical Rainforest
(1999). Plants and Their Utilization for Development,
3. Inamori, Y., Ogawa, M., Tsujibo, H., Baba, K., Padang, Indonesia, Abstr. p A12, p.83, (2001).
Kozawa, M. & Nakamura, H., “The Inhibitory

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai