Anda di halaman 1dari 20

GANJIL

2021/2022

LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA

S1 FARMASI

LABORATORIUM BIOKIMIA
Jakarta Global University
Jl. Boulevard Grand Depok City, Tirtajaya, Kec.
Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat
Indonesia
16412

1
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : NUNUNG NURAJIJAH


NPM : 200211772030
PRAKTIKUM : BIOKIMIA (UJI KARBOHIDRAT)
KODE :1
PROGRAM STUDI S1 : FARMASI
FAKULTAS : FARMASI

Telah diperiksa pada oktober 2021

Asisten Laboratorium Kordinator Dosen


Praktikum Biokimia Praktikum Biokima

DHIEN ALHARA YUWANDA, S.Si., M.Si.


S092015040001

2
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
SEMESTER GANJIL 2021/2022

NILAI MODUL NILAI


No Nama Praktikan NIM ASPEK BBT dst
1 2 3 4 dst AKHIR
NUNUNG = total jumlah nilai
1 200211772030 Attendance Kehadiran 10 % / jumlah modul
NURAJIJAH
Behavioral total jumlah nilai /
Atitut Praktikum 10 % jumlah modul
Competency
Praktical Laporan total jumlah nilai /
20 % jumlah modul
Assesment Pendahuluan
Kecakapan total jumlah nilai /
Lab Practical 20 % jumlah modul
Praktikum
total jumlah nilai /
Lab Report Analisa Laporan 30 % jumlah modul
Ketepatan total jumlah nilai /
Discipline 10 % jumlah modul
Pengumpulan
=Total Nilai
TOTAL akhir

Depok, Sabtu 16 Oktober 2021

Koordinator Asisten / Kordinator Dosen


Asisten Laboratorium Laboratorium Biokimia,
Biokimia

DHIEN ALHARA YUWANDA, S.Si., M.Si.


S092015040001

3
MODUL I - UJI KARBOHIDRAT
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Setiap manusia membutuhkan energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Energi
tersebut dapat dihasilkan dari makanan yang dikonsumsi. Namun tidak semua makanan akan
langusng di olah tubuh menjadi energi seperti protein dan lemak. Lain halnya dengan
karbohidrat, yang akan langsung di olah tubuh menjadi energi. Untuk itu karbohidrat
menjadi sumber energi utama bagi tubuh.
Terdapat dua jenis pembagian karbohidrat yakni karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana mengandung gula dasar yang mudah dicerna oleh tubuh,
sedangkan karbohidrat komplek mempunyai rantai gula yang lebih panjang, sehingga
memerlukan waktu mencerna yang cukup lama.
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat diantara adalah nasi, jagung, sagu serta
umbi-umbian. Bahan makanan tersebut sebagian besar mengandung karbohidrat yang
terdapat sebagai amilum atau pati. Amilum tergolong dalam karbohidrat polisakarida. Selain
itu adapula gula, madu, serta buah-buahan yang tergolong dalam karbohidrat yang berbeda.
Untuk mengetahui golongan-golongan dari karbohidrat maka dilakukanlah praktikum ini.

1.2. Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar reaksi biokimia dalam tubuh
2. Mahasiswa dapat membedakan polisakarida terhadap monosakarida dan disakarida
3. Mahasiswa dapat menentukan adanya gula pereduksi dalam larutan uji

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Karbohidrat

Menurut Irawan (2007), karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari


molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang
dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi
(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan
berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.

Karbohidrat berasal dari pengertian atom karbon yang terhidrasi dengan rumus
(CH2O)n. Tetapi pengertian ini sebenarnya sudah tidak tepat lagi karena banyak senyawa
karbohidrat yang tidak mengandung atom hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1,
misalnya gula deoksiribosa yang mempunyai rumus C5H10O4. Disamping itu banyak pula
karbohidrat yang mengandung atom lain seperti nitrogen, sulfur dan lain-lain yang
menunjukkan tidak sesuainya dengan rumus karbohidrat tersebut. Walaupun demikian,
nama karbohidrat ini sampai sekarang masih terus dipergunakan (Girindra, 1990).

II.2 Kalisifikasi Karbohidrat

Menurut Yazid dan Nursanti (2006) bahwa dari rumus umum karbohidrat, dapat
diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang tersusun atas monomer-monomer.
Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan,
yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.

a. Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus


cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai
dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan,
sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula
dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu
(bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam buah-buahan. Sedangkan
galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di
alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi
sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau
selulosa.

2
a. Struktur glukosa rantai lurus,
b. Stuktur glukosa berbentuk cincin

a. Struktur fruktosa rantai lurus,


b. struktur fruktosa berbentuk cincin

a. Struktur galaktosa rantai lurus,


b. Stuktur galaktosa berbentuk cincin
b. Disakarida

Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di


dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2
molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi sehari-

3
hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga
laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa, kemudia maltosa yang
terdiri dari 2 molekul glukosa . Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk
hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam
konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di
dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.

Struktur sukrosa

Struktur laktosa

Struktur maltose

c. Polisakarida

Polisakarida disebut juga glikan, yang berbeda dalam kandungan unit monosakarida,
panjang rantai, dan percabangan. Terdapat dua jenis polisakarida yaitu homopolisakarida
yang mengandung hanya satu jenis unit monomer contoh pati yang mengandung hanya unit
D-glukosa, dan heteropoli sakarida yang mengandung dua atau lebih jenis monosakarida

4
yang berdeda, contoh asam hialuronat pada jaringan pengikat, yang mengandung secara
berganti-ganti residu dari dua jenis gula. Polisakarida penyimpan yang paling penting adalah
pati yang khas sebagai polisakarida tanaman dan glikogen pada hewan. Pati dan glikogen
terdapat dalam sel dalam bentuk gumpalan atau granula (Haribi R, 2009).

II.3 Fungsi Karbohidrat

Menurut Budianto (2009), dalam konteks imu gizi karbohidrat mempunyai fungsi
yang cukup banyak, diantaranya adalah :sebagai sumber energi utama (1 gr = 4 kalori),

1. Ikut terlibat dalam metabolisme lemak (terkait dengan sintesis lemak),


2. Menghemat protein (protein spatter). Jika asupan karbohidrat mencukupi tubuh akan
terhindar dari glukoneogenesis asam amino,
3. Glukosa sebagai sumber energi utama bagi otak dan sistem syaraf,
4. Sebagai energi cadangan dalam bentuk glikogen (glikogenesis) yag disimpan di hati
dan otot,
5. Serat berfungsi memperbaiki kinerja peristaltik usus dan pemberi muatan pada sisa
makanan, punya efek hipolipidemik, efek hipoglikemik dan lain sebagainya.

Dalam keadaan gizi baik, glukosa dapat disimpan sebagai lemak dan protein yang
dalam keadaan lapar atau kelaparan cadangan ini dapat digunakan kembali. Dalam keadaan
tersebut, terjadi reaksi biokimia sebagai berikut:

A. Glikogenesis (proses perubahan glukosa menjadi glikogen)


Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Peningkatan kadar glukosa
dalam darah yang terjadi, misalnya beberapa saat setelah makan, menyebabkan pankreas
mensekresikan hormon insulin yang menstimulasi penyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen di dalam hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase
untuk memulai proses glikogenesis.

B. Glikogenolisis (proses pemecahan glikogen menjadi glukosa)


Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa.
Apabila tubuh dalam keadaan lapar, dan tidak ada asupan makanan, maka kadar glukosa
dalam darah akan menurun. Glukosa diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa
yang kemudian digunakan untuk memproduksi energi.

C. Glukoneogenesis (proses pengadaan glukosa)


Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukan) glukosa dari sumber bukan
karbohidrat. Molekul yang umum sebagai bahan baku glukosa adalah asam piruvat, namun
oksaloasetat dan dihidroksiaseton fosfat dapat juga menjalani proses glukoneogenesis.
Glukoneogenesis terjadi terutama dalam hati dan dalam jumlah sedikit terjadi pada korteks
ginjal. Glukoneogenesis sangat sedikit terjadi di otak, otot rangka, otot jantung dan beberapa
jaringan lainnya. Glukoneogenesis terjadi pada organ-organ yang membutukan glukosa

5
dalah jumlah yang banyak. Glukoneogenesis terjadi di hati untuk menjaga kadar glukosa
darah tetap dalam kondisi normal (Kee, 2013).

D. Glikolisis (proses pemecahan glukosa menjadi energi dalam bentuk ATP)


Glikolisis berasal dari kata gliko yang berarti gula dan lisis yang berarti penguraian.
Glikolisis merupakan proses penguraian gula enam karbon menjadi dua molekul asam
piruvat berkarbon.
proses glikolisis terbagi menjadi 9 tahap. Pada tahap 1-4, proses glikolisis
membutuhkan ATP, kemudian pada tahap 5-9 menghasilkan ATP. Berikut ini tahapan
glikolisis yang perlu diketahui.
Fase 1 yang memerlukan ATP.
1. Glikolisis diawali dengan fosforilasi glukosa membentuk glukosa-6-fosfat.
2. Kemudian, glukosa-6-fosfat mengalami isomerisasi menjadi fruktosa-6-fosfat.
3. Lalu, fruktosa-6-fosfat mengalami fosforilasi menjadi fruktosa-1,6-fosfat.
4. Setelah itu, mengalami isomerisasi kembali menjadi gliseraldehida-3-fosfat.
Fase 2 yang menghasilkan ATP
1. Gliseraldehida-3-fosfat mengalami oksidasi dan berubah menjadi 1,3-
difosfogliserat.
2. 1,3-difosfogliserat merupakan senyawa tinggi. Dengan bantuan fosfogliserat kinase
kemudian berubah menjadi 3-fosfogliserat.
3. Setelah itu, berisomerisasi menjadi 2-fosfogliserat.
4. Kemudian, berubah menjadi fosfoneolpiruvat.
5. Lalu menjadi piruvat.

6
Gambar 1. Proses glikolisis

E. Lipogenesis (proses pembentukan asam lemak)


Lipogenesis adalah proses sintesis asam lemak dan trigliserida dari molekul
prekursor seperti asam amino, gula, PGAL, dll. Lipogenesis terjadi di jaringan adiposa dan
juga di hati. Lipogenesis dikendalikan oleh banyak faktor termasuk hormon. Asam lemak
tak jenuh ganda, hormon pertumbuhan, leptin, dan puasa menghambat sintesis lemak. Ini
dirangsang oleh diet kaya karbohidrat dan insulin.
Lipogenesis dimulai dengan pembentukan diasilgliserol dari asam lemak asil-
koenzim A. Kemudian proses dilanjutkan dengan menambahkan dua molekul asam lemak
lagi untuk membentuk molekul trigliserida. Jalur gliserol fosfat, jalur monoasilgliserol, dan
gliseroneogenesis adalah tiga jalur yang menghasilkan diasilgliserol untuk lipogenesis.
Sintesis molekul trigliserida dari diasilgliserol dikatalisis oleh dua enzim yaitu asil-KoA
diasilgliserol asiltransferase 1 dan 2.

7
F. Lipolisis (proses pemecahan lemak)
Lipolisis merupakan salah satu proses seluler yang memecah lemak (trigliserida)
menjadi asam lemak bebas dan molekul gliserol. Lipolisis digerakkan oleh enzim lipase. Ini
adalah proses hidrolisis. Tiga keterkaitan ester antara tiga molekul asam lemak dengan
molekul gliserol akan terurai selama lipolisis dengan melepaskan molekul asam lemak bebas
dan molekul gliserol.
Hidrolisis lengkap molekul trigliserida dilakukan oleh tiga lipase yaitu, lipase
trigliserida adiposa, lipase peka hormon, dan lipase monoasilgliserol. Molekul trigliserida
dihidrolisis menjadi diasilgliserol oleh lipase trigliserida adiposa melepaskan satu molekul
asam lemak non-esterifikasi. Diasilgliserol dihidrolisis menjadi monoasilgliserol oleh lipase
yang peka hormon melepaskan molekul asam lemak non-esterifikasi lainnya.
Monoasilgliserol dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak non-esterifikasi oleh lipase
monoasilgliserol dengan cara menghidrolisis molekul trigliserida sepenuhnya.
Molekul asam lemak dan gliserol bebas yang dihasilkan dilepaskan ke dalam darah.
Lipolisis dirangsang oleh serangkaian perubahan hormonal yang terjadi di dalam tubuh.
Penurunan kadar insulin plasma dan glukosa memicu lipolisis. Dan juga tingkat tinggi
katekolamin, hormon pertumbuhan dan glukokortikoid mendukung lipolisis.

8
BAB III
METODE

III.1 Alat Dan Bahan

111.2Tabel Pengujian

1. Uji Iodin

Ke dalam masing-masing
lubang plat tetes yang Kedua larutan dicampur
Ke dalam tiap lubang
bersih, dimasukkan satu sampai homogeny dengan
tersebut ditambahkan 1 tetes
jenis larutan karbohidrat cara menggoyangkan plat
larutan iodin 0,01N
sebanyak 3 tetes, lalu tetes
ditambahkan 1 tetes HCl 1N

Perhatikan perubahan warna Plat tetes digoyangkan


yang terjadi pada masing- kembali untuk
masing lubang plat tetes. mencampurkan larutan.

9
2. Uji Benedic

Ke dalam masing-masing
tabung reaksi dimasukkan
2 ml pereaksi bennedict
dan satu jenis larutan
karbohidrat sebanyak 1 ml

Kedua larutan
dicampur dengan
cara
menggoyangkan
tabung reaksi.

Dengan menggunakan penjepit


tabung, panaskan tabung reaksi
di atas pembakar spirtus secara
hati-hati sampai mendidih, atau
dalam penangas air mendidih
selama 5 menit.

Amati perubahan
warna yang terjadi.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Uji Iodin

No Percobaan Hasil Pembahasan


1 Sukrosa
1% Lrutan Tidak ada Hcl tidak dapat mereduksi
sukrosa 1% + perubahan gula, sehingga tidak
HCL 1 N menghasilkan perubahan
warna
Lrutan Larutan Larutan iodin 0.01 N dapat
sukrosa 1% + berubah mereduksi gula, sehingga
HCL 1 N+ warna menghasilkan perubahan
iodin 0.01 N menjadi warna dari larutan berwarna
berwarna putih menjadi berwarna
kuning kuning yang menunjukan
adanya senyawa karbohidrat
2 Glukosa Lrutan Tidak ada Hcl tidak dapat mereduksi
1% glukosa 1% + perubahan gula, sehingga tidak
HCL 1 N menghasilkan perubahan
warna
Lrutan Larutan Pelarut iodin 0.01 N dapat
glukosa 1% + berubah mereduksi gula, sehingga
HCL 1 N+ warna menghasilkan perubahan
iodin 0.01 N menjadi warna dari larutan berwarna
berwarna putih menjadi berwarna
kuning kuning yang menunjukan
adanya senyawa karbohidrat
3 Amylum Lrutan Tidak ada Hcl tidak dapat mereduksi
1% amylum 1% + perubahan gula, sehingga tidak
HCL 1 N menghasilkan perubahan
warna
Lrutan Larutan Larutan iodin 0.01 N dapat
amylum 1% + berubah mereduksi gula, sehingga
HCL 1 N+ warna menghasilkan perubahan
iodin 0.01 N menjadi warna dari larutan berwarna
berwarna biru putih menjadi berwarna biru
pekat pekat yang menunjukan
adanya senyawa karbohidrat

11
IV.2 Uji Benedic

No Percobaan Hasil Pembahasan


1 Sukrosa
1% Lrutan Larutan Larutan benedic tidak dapat
sukrosa 1% + berubah mereduksi gula apabila
larutan warna tidak dilakukan pembakaran
benedic menjadi biru (pemanasan) pada larutan.
Jadi perubahan warna
larutan biru itu dikarnakan
larutan benedic
mendominasi warna pada
larutan sukrosa yang
berwarna putih
Lrutan Larutan tidak Pelarut benedic seharusnnya
sukrosa 1% + berubah dapat mereduksi gula yang
larutan warna terdapat dalam sukrosa
benedic + sehingga dapat
pemanasan / menyebabkan perubahan
pembakaran warna, tetpi karena tidak
ada perubahan warna
meskipun sudah dipanaskan
sesuai prosedur di
mungkinkan karena adanya
kesalahan dalam pembuatan
larutan sukrosa sehingga
menyebabkan tidak
terdeteksi adanya senyawa
karbohidrat.
2 Glukosa Lrutan Larutan Larutan benedic tidak dapat
1% glucosa 1% + berubah mereduksi gula apabila
larutan warna tidak dilakukan pembakaran
benedic menjadi biru (pemanasan) pada larutan.
Jadi perubahan warna
larutan biru itu dikarnakan
larutan benedic
mendominasi warna pada
larutan sukrosa yang
berwarna putih
Lrutan Larutan Larutan benedic dapat
glucosa 1% + berubah mereduksi gula yang
larutan warna terdapat pada glukosa
benedic + menjadi dengan pemanasan pada
pemanasan / berwarna campuran larutan, sehingga
pembakaran coklat menghasilkan perubahan
kemerahan warna dari larutan berwarna
biru menjadi berwarna

12
cokelat kemerahan yang
menunjukan adanya
senyawa karbohidrat
3 Amylum Lrutan Larutan Larutan benedic tidak dapat
1% amylum 1% + berubah mereduksi gula apabila
larutan warna tidak dilakukan pembakaran
benedic menjadi biru (pemanasan) pada larutan.
Jadi perubahan warna
larutan biru itu dikarnakan
larutan benedic
mendominasi warna pada
larutan amylum yang
berwarna putih
Lrutan Larutan Larutan benedic dapat
amylum 1% + berubah mereduksi gula yang
larutan warna terdapat pada amylum
benedic + menjadi dengan pemanasan pada
pemanasan / berwarna campuran larutan, sehingga
pembakaran hijau toska ke menghasilkan perubahan
coklatan warna dari larutan berwarna
biru menjadi berwarna hijau
toska ke coklatan yang
menunjukan adanya
senyawa karbohidrat

IV.3 Gambar Percobaan

 Sampel dan preaksi yang dugunakan:

HCL 1 N Sukrosa 1% Iodin 0.01 N

13
Amylum 1%

 Uji Iodin

(Sampel + HCL) (Sampel + HCL + Iodin)

 Uji Benedic

( Sampel + Bendic )

14
( Hasil akhir glucose 1%, Amulum 1% dan Sucrose 1% )

15
BAB V
PENUTUP

V.I Kesimpulan
1. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan
oksigen. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat diantara adalah nasi, jagung,
sagu serta umbi-umbian
2. Pelarut iodin 0.01 N dapat mereduksi gula yang terdapat pada sukrosa 1%, glukosa
1%, dan amylum 1% sehingga menghasilkan perubahan warna pada larutan yang
menunjukan adanya senyawa karbohidrat.
3. Larutan benedic dapat mereduksi gula yang terdapat pada amylum dengan
pemanasan pada campuran larutan, sehingga menghasilkan perubahan warna pada
campuran larutan sehingga menunjukan adanya senyawa karbohidrat

16
DAFTAR PUSTAKA

 Modul Praktikum Biokimia, Jakarta Global University.


 udianto, A K. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Pers
 Girindra, A. 1990. Biokimia 1. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Gramedia
 Haribi, Ratih. 2009. Biokimia 1. Karbohidrat dan Denaturasi Protein. Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Univeritas Muhammadiyah Semarang.
 Irawan, M. Anwari. 2007. Karbohidrat. Jakarta: Pulton sports science &
performance lab.
 Yazid, E. dan Nursanti, L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia.
Yogyakarta:Penerbit Andi.

17

Anda mungkin juga menyukai