Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

“ Aborsi”

DISUSUN OLEH :

1. AN NISSA NURUL H ( 2019010003 )


2. ANGGA WAHYU PRATAMA ( 2019010005 )
3. ANISA FAJAR ( 2019010007 )
4. DESSY MARENDRA R.P ( 2019010015 )
5. ENDRY SULISTYOWATI ( 2019010017 )
6. LUTHFIAH CHUSNUL KHOTIMAH ( 2019010030 )
7. NUGRAHINI NORMALITASARI ( 2019010037 )
8. RINA PUTRI LIONI ( 2019010040 )
9. SYIFA ANITA YUSUF ( 2019010048 )

PROGRAM D3 KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dari karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Etika Keperawatan , dengan judul : “Aborsi ”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepasdari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Surakarta, 25 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4

BAB II ISI............................................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................8

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................9
B. Saran...............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….10

3
BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan yang tidak dikehendaki di kalangan remaja merupakan salah satu


masalah yang timbul akibat adanya perubahan sikap dan perilaku seksual remaja. Perubahan
tersebut diakibatkan oleh meningkatnya jumlah remaja dan dorongan seks yang tidak
diimbangi oleh pengetahuan yang memadai tentang kesehatan reproduksi juga dipengaruhi
oleh budaya yang premissive terhadap seks pra nikah (Yayah Isbiyah dkk, 1997).

Pada masa remaja seorang individu sering mencoba berbagai perilaku yang mereka anggap
modern, perilaku tersebut tidak hanya selalu mengarah pada kebaikan, banyak diantaranya
yang membawa resiko bagi kesehatan. Seperti perilaku remaja yamg ikut pergaulan bebas,
menjurus ke seks bebas. Berita- berita yang merupakan indikasi adanya gejala kehamilan
yang tidak di kehendaki sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Banyak terjadi pengguguran janin
atau aborsi, walaupun tindakan itu ilegal dan sosial agama di tutup. Berita di masa
kebanyakan dikaitkan aborsi dengan kebebasan seks dan KB.

Para peneliti memperkirakan bahwa setiap yahunnya sekitar dua juta aborsi yang
diinduksi terjadi di Indonesia dan di Asia Tenggara kematian yang di sebabkan oleh aborsi
yang tidak aman sebesar 14-16% dari semua kematian maternal.

4
BAB II

ISI

A. Pengertian Aborsi
Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh sebab – sebab tertentu )
sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di lar kandungan (Laily
Hanifah, 2001). Aborsi di bagi menjadi 2, yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan.
Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi secara alamiah tanpa adanya upaya-upaya
dari luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan aborsi buatan terjadi
karena adanya upaya-upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan. Istilah yang
sering digunakan untuk peristiwa ini adalah aborsi, pengguguran atau abortus
provokatus.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), aborsi dimaksudkan
sebagai tindakan menghentikan kehamilan atau matinya janin sebelum waktunya
dilahirkan (Agus Purwadianto dkk. 1982).
Aborsi banyak dipilih dengan berbagai tujuan dan alasan faktor ekonomi,
kesehatan, ketidaksiapan, penolakan terhadap bayi yang dikandung, atau menutup
malu dan lain sebagainya. Bahkan bagi pelajar, aturan sekolah yang memberi sanksi
bagi pelajar putri yang hamil, untuk keluar dari sekolah, menyebabkan pemecahan
masalah dengan aborsi dianggap paling baik. Berbagai cara ditempuh untuk
meniadakan janin, secara ilegal maupun legal.
B. Macam-Macam Aborsi
Aborsi dapat dibedakan dalam 2 bentuk, yaitu:
a. Aborsi spontan (spontaneous abortus) adalah aborsi yang terjadi secara
alamiah baik tanpa sebab tertentu maupun karena adanya sebab tertentu.
Aborsi spontan bisa disebabkan oleh karena terjadinya kecelakaan atau sebab
kelainan kromosom, kelainan rahim, kelainan hormon, dan beberapa kasus
akibat infeksi atau penyakit seperti sphylis, ginjal, dan TBC. Dalam

5
terminologi fiqih, aborsi jenis ini disebut dengan isqat al-afw (aborsi yang
dimaafkan), sehingga tidak ada konsekuensi hukum.

b. Abortus yang disengaja (abortus provocatus/inducet pro-abortion) karena


sebab-sebab tertentu. Aborsi jenis kedua ini ada 2 macam, yaitu:
1. Aborsi artificialis therapicus, yaitu aborsi yang dilakukan oleh dokter
atas dasar indikasi medis, sebelum anak lahir secara alami untuk
menyelamatkan jiwa ibu yang terancam bila kelangsungan
kehamilannya dipertahankan..
2. Aborsi provocatus criminalis, yaitu pengguguran yang dilakukan tanpa
indikasi medis. Aborsi ini dilakukan sengaja namun tanpa ada indikasi
medis yang menyebabkan terjadinya aborsi seperti karena faktor
ekonomi, kecantikan, kekhawatiran sanksi moral dan faktor lain yang
sangat personal.

C. Legislasi dan Regulasi Aborsi di Indonesia: Dari KUHP hingga Fatwa


Dalam menyikapi masalah aborsi, pada awalnya Indonesia termasuk Negara
yang menentang legalisasi aborsi. Aborsi atau pengguguran kandungan
dikategorikan sebagai kejahatan pidana. Namun pada perkembangan
berikutnya aborsi diperbolehkan dengan alasan demi menyelamatkan ibu.
Terlepas dari persoalan hukum yang rigid mengaturnya, aborsi merupakan
fenomena yang sarat dengan nilai moralitas, nilai sosial, budaya, agama, atau
bahkan nilai politis. Aturan normatif legal formal secara umum melarang
tindakan aborsi dengan memberikan ruang darurat untuk kasus-kasus tertentu.
Ada beberapa regulasi yang berkaitan dengan persoalan aborsi yaitu:
a. UU No. 1 tahun 1946 tentang KUHP (kitab Undang-Undang Hukum
Pidana).
b. KUH Perdata pasal 2 dan 1363.
c. UU No. 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi CEDAW
d. UU No. 36 tahun 1992 tentang Kesehatan yang diamandemen dengan UU
No. 36 tahun 2009.

6
D. Penyebab Aborsi
1. Faktor ekonomi
2. Faktor social
3. Malu dengan keluarga dan tetangga
4. Takut janin tertular penyakit
5. Takut membahayakan kesehatan
6. Diagnosis kelainan janin
7. Tidak menginginkan anak
8. Aib keluarga
9. Dipaksa pasangan
10. Belum siap menjadi orang tua
11. Tidak memiliki biaya untuk merawat anak

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kasus
Seorang remaja yang berumur 18 tahun yang baru lulus SMA telah melakukan
hubungan sex pranikah, akibatnya remaja tersebut hamil. Usia kandungannya
mencapai 2 bulan dia mengatakan kepada pasangannya dan meminta pasangannya
untuk bertanggung jawab sebelum perutnya semakin besar. Akan tetapi, pasangannya
tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya dan memaksa untuk menggugurkan
kandungannya. Remaja perempuan itu merasa cemas dan bersedih. Bila tidak
digugurkan dia juga takut mencoreng nama baik keluarganya dan membuat malu
orang tuanya jika masyarakat tahu akan kehamilannya. Akhirnya dia memilih jalan
untuk menggugurkan kandungannya disebuah klinik.
B. Analisa kasus
Seharusnya remaja tersebut memilih jalan alternatif lain dengan menjaga
kandungannya hingga lahir kemudian menitipkan anaknya ke panti asuhan atau di
adopsi saudara sendiri selain itu melakukan pernikahan dengan pasangan yang telah
menghamili. Karena melakukan aborsi sama saja melanggar beberapa UU di
Indonesia selain melanggar UU ibu dari bayi tersebut juga dapat mengalami dampak
negatif pada kesehatanya. UU yang dilanggar yaitu Pasal 341 dan Pasal 342.
Menurut Pandangan medis yaitu bahwa resiko kesehatan dan keselamatan fisik yang
akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan
aborsi adalah kematian mendadak karena pendarahan hebat, kematian mendadak
karena pembiusan yang gagal, kematian secara lambat akibat infeksi di sekitar
kandungan. Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari
segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secra fisik , tetapi memiliki dampak
yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat,namun juga
problem sosial yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban Barat. Maka
pemecahannya haruslah dilakukan secara komprehensif-fundamental-radikal, yang
intinya adalah dengan mencabut sikap taqlid kepada peradaban Barat dengan
mengancurkan segala nilai dan institusi peradaban Barat yang bertentangan dengan
Islam, untuk kemudian digantikan dengan peradaban Islam yang manusiawi dan adil.
Hukum aborsi dalam pandangan Islam menegaskan keharaman aborsi jika
unsur kehamilannya sudah 4 (empat) bulan, yakni sudah ditiupkan ruh pada janin.
Untuk janin yang berumur di bawah 4 bulan, para ulama telah berbeda pendapat. Jadi
ini memang masalah khilafiyah. Namun menurut pemahaman kami, pendapat yang
rajih (kuat) adalah jika aborsi dilakukan setelah 40 hari, atau 42 hari dari usia
kehamilan dan pada saat permulaan pembentukan janin, maka hukumnya haram.
Sedangkan pengguguran (ja’iz) dan tidak apa-apa. [M. Shiddiq al- Jawi]

B. Saran
Saran bagi penulis, jika diantara kalian ada yang berfikir akan melakukan
tindakan Aborsi. Fikirlah dampak kesehatan untuk diri kalian di masa yang akan
datang dan pertahankanlah karunia Allah SWT yang telah diberikan kepada kalian
sebagai anugerah terindah yang tak bersalah.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. www.digilib.unila.ac.id
2. www.digilib.uinsby.ac.id
3. https://media.neliti.com/media/publications/57114-ID-aborsi-akibat-
kehamilan-yang-tak-diingin.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai