Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH METODOLOGI KEPERAWATAN

“ TEORI KEPERAWATAN PEPLAU”

Disusun oleh :

Anisa Fajar ( 2019010007 )


Dantik Antarini ( 2019010012 )
Fauziyyah Indri J ( 2019010019 )
Syifa Anita Yusuf ( 2019010048 )

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
BAB I
. Latar Belakang

Perkembangan ilmu keperawatan, model teori maupun konseptual


merupakan kegiatan berpikir yang tinggi. Konsep merupakan suatu ide
yang terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat digabungkan menjadi
simbol-simbol yang nyata, sedangkan teori keperawatan itu sendiri
merupakan sekelompok konsep yang diterapkan dalam praktik
keperawatan dimana membentuk suatu pola yang nyata atau peristiwa
yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi. Keperawatan
sebagai bagian integral dalam pelayanan kesehatan yang ikut menentukan
mutu dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Untuk menjalankan tugas keperawatan, beberapa teori keperawatan
digunakan, salah satunya adalah Hildegard E. Peplau. Model teori dan
konsep keperawatan yang dikemukakan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan yang mencakup 4 komponen sentral,yaitu :
klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit, dan proses
interpersonal.
BAB II

A. Biografi Tokoh
Nama asli : Hildegard E. Peplau
Lahir : 1 September 1909, Reading, Pennsylvania, Amerika
Orang tua : Otyllie Peplau, Gustav Peplau
Pasangan : Dr. Steven Gordon
Pendidikan : 1. Lulus program diploma di Pottstown Hospital,
School of Nursing, 1931
2. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal dari
Bennington College, 1943
3. Gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri
dari Columbia University, New York, 1947
4. Gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan kurikulum
Pada tahun 1953.
Karier : 1. Bekerja dengan WHO dan korps perawat
2. Bekerja direktur eksekutif dan presiden ANA
Karya : Buku Interpersonal Relations in Nursing, 1952
Kontribusi : Memperkenalkan “Psycho-dynamic Nursing Theory”
Meninggal : 17 Maret 1999, Sherman Oaks, Los Angeles, California,
Amerika
B. Teori yang Dikemukakan

Teori Peplau menjelaskan salah satu komponen dari paradigma


keperawatan yaitu keperawatan itu sendiri. Teori yang dikemukakan Peplau
adalah keperawatan spikodinamik (Psychodynamyc Nursing). Teori tersebut
dipengaruhi oleh model hubungan interpersonal yang bersifat terapeutik
(significant therapeutic interpersonal process). Peplau menjabarkan teori
keperawatan psikodinamikanya sebagai berikut :
“Perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami
perilaku seseorang untuk membantu mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang
dirasakan dan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang muncul dari semua kejadian atau hal
yang telah dialami.”
Teori Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif (Peplau, 1952) ; yang menghasilkan hubungan antara perawat dank lien
(Torres, 1986 ; Marriner Tomey, 1994 ).
Teori ini menjelaskan bahwa klien adalah individu dengan
kebutuhan perasaan, sedangkan keperawatan menjelaskan jenis pelayanan yang
tersedia. Tujuan keperawatan untuk mendidik klien dan keluarga serta untuk
membantu klien mencapai perkembangan kematangan kepribadian (Chinn dan
Jacobs, 1995). Oleh karenanya perawat harus berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat bertugas sebagai konselor,
wali, dan narasumber.
Model konsep dan model teori keperawatan yang dikemukakan
oleh Peplau yaitu kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral:
1. Klien/ Pasien
2. Perawat
3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
4. Proses interpersonal
Penjabarannya sebagai berikut :
1. Klien/ Pasien
Klien adalah sistem yang berkembang yang terdiri dari
karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan
serta selalu berupaya memenuhi kebutuhan sendiri dan
mengintegrasikan berbagai pengalamannya.
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan serta proses interaksi
interpersonal dengan pasien yang bersifat interaktif, sedangkan
pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Peplau yakin
bahwa banyak peran yang bisa dilakukan perawat dimana peran
tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan klien, seperti
konsultan, wali, narasumber, dan mediator sesuai fase proses
interpersonal.
3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
Ansietes berat dapat terjadi karena kesulitan
mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan
yang sekarang. Kecemasan terjadi apabila komunikasi dengan
orang lain mengancam keamanan psikologis dan biologis
individu.
4. Proses interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud adalah hubungan
perawat dan pasien mendeskripsikan metode pemindahan
energi atau ansietas pasien oleh perawat. Dalam melakukan
proses interpersonal mengenal beberapa fase, yaitu :

a. Fase Orientasi
Pada fase ini pasien dan perawat masih sebagai orang yang
asing. Diawali dengan pasien mengekspresikan perasaan
butuh, perawat dan pasien melakukan kontrak awal untuk
menyadari ketersediaan bantuan dan membangun rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara
efektif dalam pemberian asuhan keperawatan. Pada fase ini
yang terpenting adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi
dengan pasien dan keluarga untuk mengenali secara bersama-
sama mengenai masalah dan mengambil keputusan bersama
untuk menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat
sebagai fasilitator dapat merujuk klien ke ahli yang lain sesuai
kebutuhan.
b. Fase Indentifikasi
Fase ini terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi klien
dan mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Fase ini berfokus memilih bantuan professional yang tepat,
dimana pasien merespon secara selektif ke orang-orang yang
dapat memenuhi kebutuhannya.
c. Fase Eksploitasi
Fase ini berfokus pada penggunaan bantuan professional
untuk alternatif pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan
minat dan kebutuhan pasien. Pasien mulai merasa sebagai
bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pasien mulai
menerima informasi-informasi yang diberikan tentang
penyembuhannya. Fase ini memungkinkan suatu situasi
dimana pasien dapat merasakan manfaat dari hubungan sesuai
pandangan terhadap situasi yang dihadapi.
d. Fase Resolusi
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya berhasil. Fokus
amengakhiri hubungan professional pasien dan perawat perlu
untuk mengakhiri hubungan teraupetik mereka. Klien secara
bertahap melepaskan diri dari perawat. Dimana pasien
berusaha untuk melepaskan rasa ketergantungan kepada tim
medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar
dapat mengerjakannya mandiri.
. Hubungan dalam Bagan

NURSE PATIENT

INTERPERSONAL
RELATIONSHIP

ORIENTATION IDENTIFICATION EXPLORATION RESOLUTION

INDEPENDENCE

Anda mungkin juga menyukai