Anda di halaman 1dari 3

‫ــــــــــــــــــم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬

ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬

Nama : Anita Dewi


NIM : 1196000027
Kelas :4C
Mata Kuliah : Psikologi Islam
Dosen Pengampu : Dr. Tahrir, S.Psi., M.Si

PARADIGMA PSIKOLOGI ISLAM


1. Jelaskan pengertian paradigma

Secara Bahasa Paradigma adalah serapan dari Bahasa Latin yang artinya pola
atau model, dan dari Bahasa Yunani yang artinya membandingkan. Secara istilah
Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap dunia, diri dan lingkungannya
yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah
laku (konatif).

Paradigma juga bisa diatrikan dengan pandangan hidup, falsafah hidup, atau


prinsip-prinsip hidup, sudut pandang, kerangka pemikiran. Sumber Paradigma adalah
budaya, agama, filsafat, aliran kepercayaan, tata nilai, bahkah arus deras informasi yang
sedang berlangsung

2. Jelaskan pengertian paradigma psikologi modern

Dalam psikologi modern pengertian paradigma terbagi sesuai dengan bidang-


bidang dalam psikologi modern.

 Paradigma menurut Psikoanalisa

Psikoanalisa memandang manusia pada dasarnya buruk karena didominasi instink


seks dan agresi. Manusia bisa menjadi baik jika dapat merepres instink di dalam
bawah sadarnya. Selama prosesn merepres akan terjadi ketegangan, ketidak
mampuan mengelola ketegangan akan menyebabkan gangguan psikologis.
Gangguan yang terjadi di masa kini merupakan akibat karena adanya kesalaan
pada saat merespres di masa lalu. Proses penyembuhan gangguan psikologis harus
dengan membongkar masa lalunya.

Pada intinya cara pandang pskoanalisa terhadap manusia cenderung pesimis,


menilai manusia secara general dari manusia yang mempunyai gangguan
psikologis. Manusia tidak bisa lepas dari masa lalu, itu semua membentuk
manusia di masa kini.
 Paradigma menurut Behavioristik

Berbanding terbalik dengan psikoanalisa, behavioristik sangat mengutamakan


kejadian masa kini. Menurut behavioristik, manusia adalah produk lingkungan.
Respon yang salah dapat membuat manusia mengalami gangguan, begitu juga
proses penyembuhan terhadap gangguan melalu ipembelajaran baru dengan
merubah respon sesuai dengan tuntutan stimulus.

Contoh : desensitisasi sistematis adalah proses menghilangkan rasa takut dengan


menghadirkan yang menakutkan sedikit demi sedikit dan terus menerus.

 Paradigma menurut Humanistik

Humanistik berdalih bahwa manusia bakat pembawaannya baik dan menuju untuk
menjadi lebih bai, dimana setiap individu memiliki kemampuan untuk mengatasi
gangguan secara mandiri. Dalam humanistic, psikolog hanya sebagai teman
bukan penentu keberhasilan penyembuhan.

Permasalahan atau gangguan dimasa kini akan menjadi lebih baik dimasa yang
akan datang. Proses mengatasi masalah relatif lebih lama tapi hasilnya lebih kuat
karena dari usaha diri sendiri.

3. Jelaskan pengertian paradigma psikologi Islam

Manusia dalam perspektif islam adalah gabungan dari tubuh dan ruh. Islam tidak pernah
setengah-setengah dalam mendefinisikan manusia, perilaku yang tampak adalah hasil
interaksi dan interelasi antara badan dan ruh. Paradigma Islam dibentuk berdasarkan
pemahaman yang komprehensif tentang definisi manusia. Sumber ilmu manusia
dipadukan dengan sumber ilmu ilahi. Paad intinya paradigma islam memadukan unsur
fisik dan spiritual dalam memahami manusia

4. Jelaskan apa persamaan dan perbedaan paradigma psikologi modern dan psikologi islam

 Persamaan

Psikologi modern maupun psikologi Islam sama-sama mempunyai objek material


berupa manusia dan juga mempunyai objek formalnya yakni tingkah laku
manusia. Menggunakan beberapa metode seperti metode eksperimental dan juga
metode non-eksperimental seperti metode observasi, interview, klinis, test, anket,
dan lainnya.

 Perbedaan
Pendekatan Psikologi Barat bagaimanapun belum dapat menggambarkan konsep
manusia secara utuh dan lengkap, berbeda dengan Islam yang menggambarkan
manusia secara utuh dan integral antara aspek jiwa, raga, sosio kultural dan
spiritual. Selain itu, sumber ilmu psikologi islam berasal dari kajian terhadap Al-
Qur’an atau sebagai sumber ilmu ilahi, bukan berdasarkan pengalaman pribadi
seperti para pencetus teori dalam psikologi modern.

Anda mungkin juga menyukai