Anda di halaman 1dari 6

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Nama : Anita Dewi


NIM : 1196000027
Mata Kuliah : Intervensi Indiviu, Kelompok, dan Komunitas

TUGAS 1
MAJOR TYPES OF PSYCHOTHERAPY (Messer, 1992; Stricker & Gold, 1996)
TYPE PENGERTIAN
1. Psychoanalytic and psychodynamic models Model psikoanalitik dan psikodinamik
didasarkan pada teori asli Sigmund Freud dan
fokus pada konflik intrapsikis yang berasal dari
masa kanak-kanak dan menghasilkan
kecemasan. Tujuan utama model psikoanalisis
dan terapi psikodinamik adalah mengungkap
dan menyelesaikan konflik yang berasal dari
alam bawah sadar. Meliputi: Psikoanalisis
klasik dan contoh terapi pasca-freudian
2. Humanist-existential models Model humanis-eksistensial menekankan
bahwa individu didasari oleh fungsi kognisi,
emosi, dan perilaku. Model ini mempunyai
asumsi bahwa manusia memiliki potensi
bawaan untuk menjalani kehidupan yang
bermakna. Sedangkan tujuan terapi berfokus
pada menemukan potensi sejatinya sendiri dan
mencapai aktualisasi diri. Meliputi: logoterapi
dan terapi gestalt.
3. Behavior models Model perilaku fokus pada bagaimana orang
memperoleh perilaku adaptif dan maladaptif.
Perubahan perilaku maladaptif menjadi
perilaku adaptif terjadi melalui pembelajaran.
Meliputi: sejumlah terapi perilaku berdasarkan
pengkondisian operan, pengkondisian klasik,
dan pemodelan.
4. Cognitive models Model kognitif berpendapat bahwa pikiran
dapat membentuk emosi dan perilaku
manusia. Untuk mencapai kesehatan mental
yang baik, individu perlu mengubah pemikiran
irasional dan menyimpang mereka menjadi
pemikiran yang lebih rasional dan realistis.
Meliputi: terapi perilaku emotif rasional Albert
Ellis dan terapi kognitif Aaron Beck.
5. Sociocultural or culturally specific models Model sosiokultural atau budaya spesifik fokus
pada konteks sosial dan struktur sosial yang
lebih besar di mana individu tersebut tinggal.
Hubungan interpersonal berada di pusat
penyesuaian mereka. Kebiasaan masyarakat
dan budaya tertentu harus dipertimbangkan
untuk memahami individu tersebut. Meliputi:
terapi feminis.
6. Biological models Model biologis didasarkan pada gagasan
bahwa penyakit mental adalah fungsi dari
sistem fisik yang tidak normal.
Ketidakseimbangan biokimia, cacat
struktural, dan gen yang tidak normal dapat
menyebabkan gejala psikologis. Banyak teori
biologi sekarang menggunakan istilah
biopsikososial dan menekankan pentingnya
interaksi antara variabel biologis, sosiokultural,
dan psikologis. Indivisu yang dimaksud adalah
sistem yang saling berhubungan, dan
diasumsikan bahwa individu akan normal jika
diperlakukan secara holistik dan terintegrasi
melalui terapi pikiran tubuh (Weil, 2004).
Meliputi: psikofarmakologi dan terapi
biopsikososial seperti manajemen stres dalam
kategori ini.
7. Eclectic and integrative models Model eklektik dan integrative mencampurkan
teori dan praktik dari lebih dari satu sistem
terapi. Tanpa dasar teori pemersatu, terapis
menggunakan pengalaman dan pengetahuan
untuk memilih intervensi yang paling tepat
untuk klien tertentu (Norcross & Goldfried,
2005). Terapis dapat memadukan dua atau tiga
teori atau dapat menggabungkan aspek-aspek
tertentu dari teori. Terapis mungkin memilih
satu terapi yang dipercaya paling membantu
klien tertantu dalam masalah tertentu. Mereka
berasumsi bahwa tidak ada terapi tunggal yang
memadai untuk semua masalah, tetapi
beberapa terapi lebih baik untuk mengobati
beberapa kondisi tertentu (Goin, 2005).
8. Postmodern or constructivist models Model postmodern atau konstruktivis
didasarkan pada gagasan bahwa setiap
individu menciptakan pandangan
pribadinya tentang realitas. Fokusnya adalah
pada makna yang diatributkan klien kepada
dunia dan bagaimana hal itu membentuk
pandangan mereka tentang diri, hubungan
interpersonal, dan peristiwa dalam hidup
mereka (Neimeyer & Bridges, 2003). Dalam
kategori ini, teks ini meliputi terapi yang
berfokus pada solusi dan terapi naratif.
ETHICAL ISSUES
Tujuan utama dari kode etik ini adalah untuk melindungi klien dan publik dan untuk
menginformasikan dan membimbing terapis dalam pekerjaan mereka dengan klien.
TOPIK PENJELASAN
1. Competence Dalam sudut pandang etika profesi, kompetensi ditunjukan
melalui perilaku kompeten terkait apa yang dikerjakan
baik itu pengetahuan maupun keterampilan (psikolog).
Dalam hal ini psikolog hanya memberikan layanan dalam
batas apa yang mereka kuasai berdasarkan Pendidikan,
pelatihan, pengalaman, konsultasi, studi, atau pengalaman
professional.
2. Informed Consent Informed consent adalah standar hukum perawatan dalam
praktik medis atau yang lebih sederhana bisa disebut
persetujuan Tindakan. Artinya pasien diminta memahami
dan menyetujui lembar informasi yang diberikan oleh
terapis sehingga pasien dapat menentukan pilihan untuk
melakukan perawatan.
3. Confidentiality Setiap pasien mempunyai hak untuk dijaga kerahasiaannya
terkait informasi yang telah diberikan, informasi tersebut
tidak dapat diceritakan kepada orang lain tanpa izin
tertulis. Terapis berkewajiban untuk memberi tahu klien
tentang batasan kerahasiaan ini sebagai bagian dari
persetujuan.
4. Involuntary Commitment Adanya peraturan yang mengatur komitmen paksa, yaitu
penggunaan proses hukum dimana mengikat seseorang
(yang mengalami gangguang jiwa berat) ke rumah sakit
jiwa di luar keingiinannya sendiri. Terdapat 2 tipe
komitmen.
1. Komitmen darurat : metode yang digunakan oleh
dokter atau psikolog ketika seseorang berisiko (jika
dibiarkan akan membahayakan dir sendiri dan
orang lain) dan membutuhkan perawatan darurat
dan observasi untuk waktu yang singkat.
2. Komitmen jangka Panjang : Memberikan
perawatan jangka panjang bagi individu dengan
gangguan yang sangat serius dan permanen.
5. Dangerousness Penyedia layanan Kesehatan mental dapat memprediksi
orang yang tertanggu dan menimbulkan bahaya. Bahaya
disini ditujukan karena terapis bertanggung jawab atas
kegagalan mendiagnosis bahaya. Untuk kegagalan
memperingatkan calon korban, yang mungkin menjadi
sasaran pasien berbahaya; untuk kegagalan melakukan
klien berbahaya; dan untuk melepaskan klien yang
berbahaya dari rumah sakit ketika dia masih berbahaya dan
orang yang masuk akal akan mengetahuinya. Karena itu,
cara mensiasatinya adalah perlu adanya proses penilaian
menyeluruh oleh terapis. Contonya memperoleh riwayat
psikososial dan medis, berkonsultasi dengan profesional
lain jika memungkinkan, menghubungi pihak berwenang
dan anggota keluarga, dan memberi tahu pihak tertentu.
6. Duty to Warn and Protect Terapis berkewajiban untuk melindungi masyarakat serta
klien mereka sendiri. Setelah klien dinilai bisa
membahayakan orang lain, maka terapis memiliki
kewajiban untuk melindungi dan memperingatkan target
agresi potensial pasien, jika itu adalah orang yang spesifik
dan dapat diidentifikasi.
7. Multiple or Dual Relationships Ketika psikoterapis dan klien berhubungan lebih dari satu
cara atau lebih dari satu peran. Artinya hubungan ini
mungkin dan dapat mencakup situasi di mana klien adalah
teman, kenalan sosial, sesama anggota gereja, rekan bisnis,
rekan profesional, pegawai di toko, atau anggota keluarga
(Zur, 2007).
8. Diagnosis and Assessment Diagnosis dan penilaian dilakukan oleh terapis yang
memiliki keterampilan dan kompetensi untuk
melakukannya. Saat memberikan penilaian, tes yang
digunakan harus valid, andal, diterima oleh profesi,
didukung oleh basis bukti yang sesuai, dan diterapkan
dengan benar. Terapis harus mengenali batasan evaluasi
atau penilaian apa pun dan peka terhadap masalah
keragaman (variabel seperti jenis kelamin, usia, ras, etnis,
asal negara, agama, orientasi seksual, kecacatan, bahasa,
atau status sosial ekonomi seseorang) karena mungkin
akan berinteraksi dengan penilaian.
9. Record Keeping Semua psikoterapis diharuskan untuk menyimpan catatan
terapi yang memadai untuk:
1. memastikan perawatan klinis berkualitas tinggi;
2. menjaga dengan mendokumentasikan apa yang
telah terjadi dalam terapi;
3. menginformasikan pihak ketiga, seperti perusahaan
asuransi, untuk penggantian jika disetujui secara
tertulis oleh pasien;
4. mencakup masalah kewajiban; dan
5. memenuhi persyaratan hukum negara. Akses ke
catatan terbatas.
Klien harus diberi tahu tentang batasan kerahasiaan apa
pun yang dibahas sebelumnya berdasarkan catatan.

SUMBER :
Austad, C. Shaw. (2009). Counseling and psychotherapy today : theory, practice, and research.
McGraw-Hill Higher Education.

 
Click or tap here to enter text.

Anda mungkin juga menyukai