Anda di halaman 1dari 2

h Allah SWT!

Pada kesempatan shalat Jumat yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi
atau barangkali informasi yang mungkin agak jarang kita dengar, yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan ruh setelah kita meninggalkan dunia yang fana ini. Seperti apakah sebenarnya kondisi
ruh kita nanti? Jawabannya adalah Wallahu a’lam. Namun demikian, Allah SWT
memberikan sedikit gambaran dan penjelasan melalui Hadis-hadis Rasulullah SAW.
Berkaitan dengan ruh ini Allah SWT berfirman:
)85( ‫وح قُلْ الرُّ و ُح ِم ْن أَ ْم ِر َربِّي َو َما أُوتِيتُ ْم ِم ْن ْال ِع ْل ِم إِاَّل قَلِياًل‬ َ َ‫َويَسْأَلُون‬
ِ ُّ‫ك ع َْن الر‬
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu
termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali
sedikit.”
Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah SWT hanya memberitahukan ilmu sedikit saja tentang
hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini. Nah, informasi yang sedikit inilah yang akan kita coba
sampaikan kembali kepada hadirin jamaah shalat Jum’at yang dimulian Allah SWT.
Di antara informasi yang telah sampai kepada kita dari baginda Rasulullah SAW berkaitan
dengan ruh ini, di antaranya adalah:
1. Ruh orang beriman seperti burung terbang berwarna kehijauan, tinggal di dalam sesuatu
yang mirip kubah cahaya yang terbuat dari bahan seperti emas di bawah ‘Arasyi. Nabi SAW
bersabda tentang para syuhada yang gugur dalam perang Uhud:
(‫ثمارها َوتَأْ ِويْ إلى قناديل من ذهب في ظالل العرش‬ َ ‫خضر ت َِر ُد أنها َر الجن ِة وتأكل‬
ٍ ‫طير‬
ٍ ‫أجواف‬
ِ ‫)جعل هللا أرواحهم فى‬
“Allah menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka
mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buah-buahannya, dan tinggal di dalam kindil
(lampu) dari emas di bawah naungan ‘Arasyi.” (Hadis Shahih riwayat Ahmad, Abu Daud dan
Hakim)
2. Orang yang telah meninggal dunia mengetahui orang yang menziarahi kuburnya. Nabi
SAW bersabda:
(‫)ما من أحد يمربقبر أخيه المؤمن كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إال َع َرفَهُ ورد عليه السالم‬
“Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup
di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia mengetahuinya
dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di
dalam kitab Al-Istidzkar dan At-Tamhid).
3. Orang yang telah meninggal dunia saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan
yang lainnya. Nabi Saw bersabda:
( ‫ أنتزاور إذا متنا ويرى بعضنا بعض يا رسول هللا؟ فقال رسول هللا‬:‫سألت أم هانئ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فقالت‬
‫ يكون النَ َس ُم طيرا تعلق بالشجر حتي إذا كان يوم القيامة دخلت كل نفس فى جسدها‬:‫)صلى هللا عليه وسلم‬.
“Ummu Hani bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah kita akan saling mengunjungi jika
kita telah mati, dan saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah SAW?
Rasulullah SAW menjawab, “Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan
di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya
masing-masing.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad baik).
4. Orang yang telah meninggal dunia merasa senang kepada orang yang menziarahinya, dan
merasa sedih kepada orang yang tidak menziarahinya. Nabi SAW bersabda:
(‫)ما من رجل يزور قبر أخيه ويجلس عليه إال استأنس ورد عليه حتي يقوم‬
“Tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk
mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri
meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab Al-Qubûr).
5. Orang yang telah meninggal dunia mengetahui keadaan dan perbuatan orang yang masih
hidup, bahkan mereka merasakan sedih atas perbuatan dosa orang yang masih hidup dari
kalangan keluarganya dan merasa gembira atas amal shaleh mereka. Nabi SAW bersabda:
1. ) ‫ اللهم ال‬:‫ وإن كان غير ذلك قالوا‬،‫إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشائركم من األموات فإن كان خيرا استبشروا‬
‫)تمتهم حتى تهديهم كما هديتنا‬
“Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian
yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar
gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau
matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau
memberikan hidayah kepada kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya).
2. (‫ وتعرض على األنبياء وعلى اآلباء واألمهات يوم الجمعة فيفرحون‬،‫تعرض األعمال يوم اإلثنين ويوم الخميس على هللا‬
‫)بحسناتهم وتزداد وجوههم بياضا وإشراقا فاتقوا هللا وال تؤذوا أمواتكم‬
“Seluruh amal perbuatan dilaporkan kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis, dan
diperlihatkan kepada para orangtua pada hari Jum’at. Mereka merasa gembira dengan
perbuatan baik orang-orang yang masih hidup, wajah mereka menjadi tambah bersinar
terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyakiti orang-orang
kalian yang telah meninggal dunia.” (HR. Tirmidzi dalam kitab Nawâdirul Ushûl).
6. Orang-orang beriman hidup di dalam surga bersama anak-cucu dan keturuanan mereka
yang shaleh.
)‫ين‬ ٌ ‫ب َر ِه‬ َ ‫ئ بِ َما َك َس‬ ٍ ‫م ُذ ِّريَّتُهُ ْم بِإِي َما ٍن أَ ْل َح ْقنَا بِ ِه ْم ُذرِّ يَّتَهُ ْم َو َما أَلَ ْتنَاهُ ْم ِم ْن َع َملِ ِه ْم ِم ْن َش ْي ٍء ُكلُّ ا ْم ِر‬£ْ ُ‫( َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َواتَّبَ َع ْته‬
“Dan orang-orang beriman yang anak-cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami
pertemukan mereka dengan anak-cucu mereka. Kami tidak mengurangi dari pahala amal
mereka sedikitpun. Setiap orang terkait denga apa yang telah dia kerjakan.” (At-Thur: 21)
7. Orang mukmin dapat melihat Allah SWT bagaikan melihat bulan purnama.
( ‫ت فِي‬ ْ ‫ير ِة لَ ْي َس‬َ ‫س فِي الظَّ ِه‬ ِ ‫ضارُّ ونَ فِي ر ُْؤيَ ِة ال َّش ْم‬ َ ُ‫ُول هَّللا ِ هَلْ نَ َرى َربَّنَا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة قَا َل هَلْ ت‬ َ ‫ع َْن أَبِي ه َُر ْي َرةَ قَا َل قَالُوا يَا َرس‬
‫ضارُّ ونَ فِي‬ ُ ْ َّ
َ ‫ال فَ َوال ِذي نَف ِسي بِيَ ِد ِه اَل ت‬ ُ
َ َ‫ْس فِي َس َحابَ ٍة قَالوا اَل ق‬ َ ْ َ َ ْ
َ ‫ضارُّ ونَ فِي ر ُْؤيَ ِة القَ َم ِر ل ْيلةَ البَ ْد ِر لي‬ َ ُ‫َس َحابَ ٍة قَالُوا اَل قَا َل فَهَلْ ت‬
‫رُؤيَ ِة أَ َح ِد ِه َما‬
ْ ‫ضارُّ ونَ فِي‬ َ ُ‫رواه البخاري ومسلم )ر ُْؤيَ ِة َربِّ ُك ْم إِاَّل َك َما ت‬.
“Dari Abu Hurairah Ra. Berkata, “Para sahabat bertanya, “Wahai rasulullah, apakah kita akan
dapat melihat tuhan kita pada hari kiamat? Rasulullah SAW menjawab, “Apakah kalian ada
kendala melihat matahari di sianghari yang tidak berawan? Tidak, jawab para sahabat.
Rasulullah kembali berkata, “Apakah kalian ada kendala melihat bulan di malam purnama
yang tidak berawan? Tidak, jawab para sahabat. Raulullah SAW melanjutkan, “Demi zat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak ada kendala melihat tuhan kalian kecuali
seperti kalian melihat matahari atau bulan itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ma’asyiral mukminin rahimakumullah…
Dari penjelasan beberapa dalil yang telah kita sebutkan tadi, ada beberapa kesimpulan yang
dapat kita ambil, di antaranya adalah pendapat Ibnul Qaim Aj-Jauziyyah yang mengatakan:
Hadis tentang mayit mengetahui dan menjawab salam orang yang menziarahinya tidak berarti
bahwa ruh ada di dalam liang kubur di dalam tanah. Bukan seperti itu, melainkan bahwa ruh
punya keterkaitan khusus dengan jasadnya. Di mana jika ada yang mengucapkan salam
untuknya, dia akan menjawabnya. Ruh berada di suatu alam yang bernama alam Barzakh di
suatu tempat yang bernama Ar-Rafîqul `A’lâ. Alam ini tidak sama dengan dunia kita, bahkan
jauh berbeda. Hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui lika-liku dan detail-detailnya.
Dari dalil-dalil tadi juga bisa di simpulkan, bahwa tempat para arwah berbeda-beda dan
bertingkat-tingkat derajatnya sesuai amal shaleh mereka.

Diposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut
sumbernya) di 00.54

Anda mungkin juga menyukai