Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER DAN TUGAS

AUDITING II

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Ec. Syaiful Hifni, Ak, M. Si

DISUSUN OLEH :

ALIF SETYAWATI (1810313620010)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN 2020
MIDTEST

1. WHAT (APA)

Apa pengertian auditing secara umum dan dari sudut profesi akuntan publik?

SecaraUmum,Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh


danmengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
dankejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan- pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnyakepada pemakai yang berkepentingan. Sedangkan dari sudut profesi
akuntan publik Auditing adalah pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan
keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah
laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

WHY (MENGAPA)

Mengapa audit laporan keuangan harus dilakukan?

Audit laporan keuangan perlu dilakukan karena, pertama, adanya oknum-oknum tertentu
yang dapat melakukan atau membuat transaksi fiktif yang dapat merugikan perusahaan.
Kedua audit laporan keuangan diperlukan karena adanya perbedaan kepentingan yang
dapat menimbulkan permasalahan antara pembuat laporan keuangan (accounting) dengan
para stakeholder. Ketiga, apabila perusahaan ingin mengajukan kredit atau pun investasi,
para investor maupun kreditor mengandalkan laporan keuangan yang valid untuk
memutuskan pemberian pinjaman atau investasi. Keempat, selain itu dengan
dipublikasikannya laporan keuangan yang telah diaudit maka semakin banyaknya calon-
calon investor yang semakin yakin dengan kualitas laporan keuangan dan dapat dijadikan
sebagai lahan untuk investasi. Kelima, ketika para stakeholder ingin memeriksa laporan
keuangan untuk dapat memastikan kesesuaiannya dengan informasi yang sebenarnya,
para stakeholder memiliki akses yang terbatas karena adanya kendala waktu, ketelitian,
dan tenaga sehingga dibutuhkanlah seorang auditor.
WHO (SIAPA)

Siapa yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada instansi-instansi


pemerintahan?

Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada
instansi-instansi pemerintah.

Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan


(BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 yang
berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.. ayat (2)
Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,sesuai dengan
kewenangannya. Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk
kepada pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikap independen.

2. Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan
Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen/LPND, dan Badan
Pengawasan Daerah.

WHOM (SIAPA/OBJEK YANG DIAUDIT/AUDITEE)

Apa yang menjadi objek dalam pengauditan?

Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Setiap objek audit memiliki
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan
system pendelegasian wewenang yang diselenggarakan pada perusahaan tersebut.

WHEN (KAPAN)

Kapan seorang auditor mengeluarkan opini pernyataan tidak memberikan


pendapat (disclaimer of opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat yang menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Opini ini dikeluarkan saat auditor merasa
tidak puas dengan seluruh laporan keuangan yang disajikan.

Suatu laporan audit yang tidak diberikan pendapat yaitu apabila auditor tidak dapat
meyakinkan dirinya bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara
wajar atau auditor merasa tidak independen. Hal ini dapat dilakukan oleh auditor jika saat
pada tahapan awal persiapan audit, perusahaan yang akan diaudit tersebut memiliki
integritas yang kurang dan/atau setelah mengobservasi terlebih dahulu melalui tim
pengendalian internal perusahaan yang diaudit ternyata pengendalian internal nya sudah
ketahuan buruk. Maka auditor boleh untuk tidak memberikan pendapat.

WHERE (DIMANA)

Dimana seorang auditor berada?

Auditor berada di bawah naungan Kantor Akuntan Publik (KAP)

2. Aspek internal control dengan audit sampling

Audit internal control/pengendlian internal adalah rencana organisasi dari semua metode
yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan.

Tujuan penting dari sistem pengendalian internal bagi suatu perusahaan, memiliki peran
antara lain sebagai berikut.

- Memiliki peran untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya penggelapan

- Menghasilkan laporan keuangan perusahaan yang objektif dan dapat dipercaya

- Mencegah terjadinya kerugian dan pemborosan sumber daya perusahaan

Audit sampling, konsep dasar audit sampling adalah bagaimana terdapat populasi yang di
dalam auditing merupakan ppulasi bukti audit yang dikumpulkan oleh perusahaan dalam
satu peride akuntansi, yang nantinya auditor akan memilih sampel yang mewakili.
3. Setelah membuat kertas kerja pemeriksaan langkah selajutnya yaitu;

- melakukan penilaian struktur pengendalian internal,Penilaian terhadap struktur


pengendalian internal dapat dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan overview
terhadap proses akuntansi perusahaan. Proses ini akan berguna untuk menentukan
tingkat risiko pengendalian untuk mendeteksi potensi salah saji yang material dalam
laporan keuangan.

- Menetapkan risiko pengendalian;

1. Melakukan Analisa Awal; yang umum digunakan adalah data gabungan baik data
keuangan maupun non-keuangan (analytical review). Tujuan utama penerapan
analisa awal (analytical review) adalah untuk mendeteksi kemungkinan adanya
akun-akun laporan keuangan yang kewajarannya diragukan (mengevaluasi
kelayakan informasi keuangan) serta sebagai langkah awal untuk menentukan
luasnya prosedur audit substantif lanjutan yang harus dilakukan.

2. Menentukan Tingkat Materialitas; laporan keuangan mengandung salah saji


material apabila salah saji yang terkandung di dalam laporan keuangan, baik
individual atau keseluruhan, berdampak cukup signifikan sehingga dapat
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar. Penentuan tingkat
materialitas dapat secara kuantitatif maupun kualitatif.

3. Membuat Audit Program; design audit program harus fleksibel, dalam arti harus sesuai
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi klien dan penugasan audit.

Setelah tahapan di atas terlaksana selanjutnya adalah tahap pemeriksaan.


Auditor melakukan pemeriksaan berdasarkan perencanaan audit yang telah
disusunnya, dalam rangka memperoleh bukti-bukti kompeten yang cukup untuk
mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.

TAHAPAN PEMERIKSAAN

Adapun jenis pengujian yang umumnya dilakukan dalam pekerjaan pemeriksaan


adalah : prosedur untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian intern,
pengujian atas pengendalian intern, pengujian substantif transaksi, pengujian
detail transaksi, prosedur analitik

Prosedur-prosedur yang dilaksanakan selama pekerjaan pemeriksaan pada


umumnya meliputi : pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi,
observasi/pengamatan, tanya jawab dengan klien, penelaahan kembali, estimasi
dari hasil prosedur analitik.

Setelah semua tahap di atas dilaksanakan baru lah Penerbitan laporan auditor independen
merupakan tujuan akhir dari suatu pekerjaan pemeriksaan. Seluruh bukti audit yang telah
diperoleh dalam pekerjaan pemeriksaan akan dikumpulkan dan dianalisa sebagai bahan
pertimbangan pemberian opini auditor dalam laporan auditor independen.
KANTOR AKUNTAN PUBLIK ALIF DAN REKAN No. KKA

Nama Auditee : PT Chocaine ID No. PKA

Tahun Yang diaudit : 2019

PROGRAM AUDIT

Audit kinerja atas pengujian substantive siklus kas dan piutang

1. Tujuan Umum

Audit Kinerja ini berfokus pada pengujian substantif atau substantive test pengujian
terhadap kewajaran saldo-saldo kas dan piutang dalam perkiraan pada laporan keuangan
tahun 2019.

2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang:

- Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal Control) yang baik
atas piutang dan transaksi penjualan serta piutang dan penerimaan kas

- Untuk memeriksa keabsahan (validity) dan keotentikan (authenticity) terhadap akun


piutang

- Untuk memeriksa kemungkinan tertagihya (collectability) piutang dan cukup


tidaknya perkiraan penyisihan piutang tak tertagih (allowance for bad debts)

- Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul karena pendiskontoan
wesel tagih

- Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan standar


akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan/SAK ETAP

3. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) kas:

- Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

- Untuk memeriksa apakah saldo kas yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul
ada dan dimiliki perusahaan (existence).

- Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas.

- Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dalam valuta asing. Apakah saldo
tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada
tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau
dikreditkan ke laba rugi komperhensif tahun berjalan.

- Untuk memeriksa apakah penyajian dineraca sesuai dengan standar akuntansi


keuangan di INDONESIA (SAK/ETAP/IFRS) (Presentation dan Disclosure)

4. Prosedur pemeriksaan (audit procedurs) piutang usaha

Prosedur audit atas kas dan piutang usaha adalah sebagai berikut:

Dikerjakan Oleh
No. Prosedur Audit
Indeks Paraf
KAS
1 Siapkan skedul utama dari kas
2 Lakukan perhitungan kas secara mendadak dan serentak untuk
semua jenis kas yang ada di perusahaan serta dibuatkan berita acara
pemeriksaan
3 Yakinkan bahwa buku kas telah ditutup per tanggal pemeriksaan dan
semua bukti pengeluaran dan penerimaan telah dibukukan
4 Bandingkan saldo kas menurut perhitungan kas dengan saldo buku
kas
5 Apabila perhitungan kas dilakukan sesudah tanggal neraca, lakukan
prosedur penarikan mundur (trace back) ke tanggal neraca dan bila
dilakukan sebelum tanggal neraca lakukan penarikan maju (trace
forward) ke tanggal neraca
6 Bandingkan saldo buku besar dengan saldo perhitungan kas setelah
prosedur penarikan per tanggal neraca
7 Periksa penjumlahan lembarran-lembaran buku kas secara uji petik,
perhatikan pemindahan saldo pada lembaran tersebut ke lembaran
berikutnya
8 Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap, teliti apakah sudah
ada pertanggung jawaban dari dana tetap sebelum diadakan
pengisian kembali
9 Pastikan bila ada akas yang dalam mata uang asing telah
dikonversikan ke dalam kurs yang benar per tanggal neraca
10 Buat daftar koreksi yang diperlukan
11 Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan kas yang perlu
diketahui oleh para partner serta saran perbaikan kepada pihak
manajemen yang juga merupakan salah satu penilaian terhadap
mutu audit Anda
PIUTANG USAHA
1 Pahami dan evaluasi internal Control atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2 Buat Top Schedule dan supporting Schedule piutang per tanggal neraca.
3 Minta aging Schedule dari piutang usaha per tanggal neraca yang
antara lain menunjukkan nama pelanggan, saldo piutang, umur
piutang, dan jika bisa beserta subsequent collectionsnya. Selain itu
perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang muka
dan lain-lain per tanggal neraca.
4 Periksa mathematical accuracynya dan cek individual balance ke
subledger lalu totalnya ke general ledger
5 Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger
piutang dan sales invoice
6 Kirim konfirmasi piutang :
a. Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan
dikirimi surat konfirmasi.
b. Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau
konfirmasi negative.
c. Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang
maupun di surat konfirmasi.
d. Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan
kepada klien untuk dicari perbedaannya.
e. Buat ikhtisar dari hasil konfirmasi.
7 Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti
penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai
mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field
work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collections
hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang
sedang diperiksa.
8 Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk
mengetahui kemugkinan adanya contingent liability.
9 Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah
jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
10 Test saleas cut-off dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note
dan lain lain, lebih kurang dua miggu sebelum dan sesudah tanggal
neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice
sebelum tanggal neraca sudah dikirim per tanggal neraca, jika belum
dikirim cari tahu alasannya.
Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa yang
dibatalkan dalam periode berikutnya.
11 Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi
bank, dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang
yang dijadikan sebagai jaminan.
12 Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
13 Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

Klien Dibuat Oleh: Diperiksa Oleh Indeks

PT ChoCaine

Skedul: Tanggal: Tanggal: Periode:

Kas dan piutang usaha

Contoh internal control questionnairs piutang

Y = Ya
T = Tidak
TR = Tidak
Relevan
Y T TR
KAS
1. Apakah digunakan kuitansi khusus perusahaan?
Bila ‘ya’ apakah:
a. Bernomor urut tercetak?
b. Digunakan menurut urutan nomor urut?
c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam kuitansi?
d. Buku kuitansi terigister? Dicatat secara up to date?
e. Buku kuitansi terkontrol dengan baik?
f. Bagian Akuntansi memperhatikan urutan nomor urut?
2. Apabila digunakan bon (penjualan) kontan, apakah :
a. Bernomor urut tercetak?
b. Digunakan menurut urutan nomor urut?
c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam kuitansi?
d. Buku kontan teregister?
e. Dicatat secara up to date?
f. Bagian Akuntansi memperhatikan urutan nomor urut?
3. Apakah penagih piutang atau orang yang membuka sampul pengiriman
uang (khusus untuk perusahaan yang menerima pembayaran cek
melalui pos) membuat suatu daftar cek dan uang tunai yang diterima?
Bila ‘ya’ apakah:
a. Suatu salinan diberikan kepada bagian akuntansi?
b. Daftar tersebut dicocokkan oleh bagian akuntansi dengan kuitnsi?
4. Bila tidak digunakan kuitansi atau bon (penjualan) tunai, apakah
perusahaan menggunakan cash register untuk mengadministrasikan
penerimaan? Bila ‘ya’, uraikan pengendalian internal mulai dari
penerimaan sampai penyetoran hasil penerimaan (pada kertas
terpisah?
5. Apakah penjualan tunai atas sisa bahan dan sejenisnya prosedurnya
sama dengan penjualan biasa?
6. Apakah hasil penerimaan baik dari penjualan tunai maupun
penagihan piutang disetorkkan secara utuh ke bank paling lambat
keesokan harinya?
7. Apakah penyetoran dilakukan oleh pegawai yang bukan pemegang
buku piutang?
8. Apakah bukti setoran dococokkan dengan kuitansi/bon (penjualan)
tunai oleh bagian akuntansi?
9. Apakah total yang tertera pada bukti setoran dococokkan dengan
transaksi debit pada buku bank yang bersangkutan?
10. Apakah debit memo dari bank diterima langsung oleh pejabat
tertentu untuk diinvestigasi?
11. Apakah tugas kasir terpisah dari pembukuan piutang?
12. Apakah tata administrasi diatur sedemikian rupa sehingga kasir atau
orang yang menyetor ke bank tidak mendapat kesempatan untuk
mencatat atau mengubah angka pada buku piutang dan daftar
perhitungan saldo yang akan dikirim kepada pelanggan?
13. Apabila perusahaan membina beberapa dana kas sesuai dengan
sumber penggunaannya, apakah dana kas tersebut dan surat
berharga secara fisik disimpan secara terpisah dan diadministrasikan
masing-masing?
14. Cek mundur yang diterima apakah:
a. Hanya diberikan kuitansi sementara penerimaan cek mundur?
b. Diberikan kuitansi asli bila telah dapat diuangkan?
c. Disetorkan ke bank pada saat jatuh tempo?
d. Dibina buku catatan cek mundur?
Apabila ‘ya’ apakah orang tertentu secara berkala mencocokkan
catatan tersebut dengan kuitansi sementara/asli?
15. Apakah pengamanan untuk menjaga uang kas cukup?
Sebutkan bagaimana?
16. Apakah atas kerugian yang mungkin diderita atas uang yang akan
disimmpan atau di perjalanan diasuransikan dengan cukup?
Sebutkan perinciannya
17. Apakah penerimaan yang sifatnya rutin, misalnya sewa, dividen,
bunga dan sebagainya, secara berkala diperiksa sehingga atas
kekurangannya segera dibuatkan catatan dan diinvestigasi?
18. Apakah kantor pusat mengontrol penerimaan cabang?
PIUTANG USAHA
1. Apakah dibuat kartu piutang?
Bila Ya :
- Apakah secara bulanan atau kuartalan diadakan pencocokkan
saldo perkiraan buku besar piutang dengan kartu piutang?
- Apakah pengamanan fisik kartu piutang cukup?
- Apakah hanya orang tertentu yang memegangnya?
2. Apakah pencatatan di kartu piutang:
- Sering bergilir?
- Terpisah dari yang mengerjakan buku besar?
3. Apakah akun piutang perlangganan secara periodic diteliti mengenai:
- Pelanggan yang sering terlambat?
- Bukti adanya salah pembebanan?
- Bukti adanya pelunasan sebagian-sebagian?
- Bukti adanya penghapusan yang tidak dilaporkan?
- Sesuatu ketidaklaziman?
4. Apakah setiap bulan dikirimkan rekening Koran kepada pelanggan?
Bila ya:
- Dicocokkan dengan kartu piutang oleh orang yang tidak
berhubungan dengan penerimaan uang, pengeluaran uang, dan
nota kredit?
- Terkontrol atas kemungkinan diubah sebelum dikirim?
- Diposkan/dikirim oleh orang lain dan bukan petugas administrasi
piutang?
5. Apakah perselisihan dengan pelanggan ditangani oleh bagian kredit
atau atasan atau orang lain yang dikuasakan dan tidak dilakukan oleh
kasir atau petugas administrasi piutang?
6. Bila perusahaan memberikan potongan yang lebih besar dari biasanya
mendapatkan persetujuan khusus dari pejabat perusahaan yang
berwenang?
7. Apakah koreksi atas faktur dan penghapusan piutang harus disetujui
pejabat perusahaan yang berwenang?
Sebutkan siapa?
8. Apakah bukti untuk penagihan atas piutang yang telah dihapuskan,
diamankan untuk mencegah penyalahgunaan?
9. Apakah secara periodic dibuat analisis umur piutang dan yang sudah
lama jatuh tempo di follow up?
10. Apakah terdapat kebijakan manajemen tentang penghapusan
piutang?
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di
atas:
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
B. Catatan lain :
........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk)?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..

Klien Diisi Oleh : Diperiksa Oleh : Indeks

PT CHOCAINE Senior Auditor Alif -

Skedul Tanggal: Tanggal : Periode :

ICQ- kas dan piutang usaha 08/12/2019 12/12/2019 31/12/209

Anda mungkin juga menyukai