Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

Risiko Bunuh Diri

DISUSUN OLEH :

Achmat Riyadi
2011102412087

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA
Resiko bunuh diri
B. PROSES TERJADINYA
MASALAH
1. Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Menurut Maris, Berman, silverman, dan Bongar (2000).
Bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain:
a. Bunuh diri adalah membunuh diri secara intensional
b. Bunuh diri dilakukan dengan intensi
c. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
d. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung (pasif),
misalnya dengan tidak meminum obat yang mementukan kelangsungan hidup atau
secara sengaja berada di rel kereta api.
2. Tanda dan gejala :
Menurut (Fitria, 2009)
a. Mempunyai ide untuk bunuh diri
b. Mengungkapkan keinginan untuk mati
c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
d. Impulsif
e. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
g. Konflik interpersonal
h. Latar belakang keluarga
i. Orientasi seksual
j. Sumber-sumber personal
3. Rentang Respon
a. Peningkatan diri. Seseorang dapat meninkatkan proteksi atau pertahabab diri
seecara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai
contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai
loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerja
b. Beresiko destrukti. Seseorang memiliki kecenderungan atau beresio mengalami
perlaku destruktif menyalahkan diri sendiri terhadap situasiyang seharusnya dapat
mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patahsemangat bekerja ketika
dirinya dianggap tidak loyal terhadapat pimpinan padahal sudah melakukab
pekerjaan secara optimal
c. Destruktif diri tidak langsung. Seseorang telah mengambil sikap yang kurang
tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan diri untuk mempertahankan
diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal,
maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan
tidak optimal
d. Pencederaan diri. Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan
diri akibat hilangnya harapan terhadap situasiyang ada
e. Bunuh diri. Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang
4. Penyebab
a Faktor Predisposisi
lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perlakuk destrukti diri
sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :
1) Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidup dengancara bunuh diri
mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat
individu berisiko untuk melakukan tindakan bunu diri adalahgangguan
affektif, penyalahgunaan zat, dan skizorenia
2) Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungan dengn besarnya resiko bunuh diri
adalah antipasti, implusif, dan depresi
3) Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinyaperlakuk bunuhdiri, diantaranyaadalah
pengalaman kehilangan, kehilangan dekungan social, kejadian-kejadian negate
dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Kekuatan
dukungan social sangat penting dalam meciptakan itervensiyang terapeutik,
dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab masalah, respons seseorang
dalam menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain
4) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri
5) Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa paa klien dengan resiko bunuh diri terjadi
peninfktan zat-zat kimia yang terdapat didalam otak seperti serotin, adrenalin,
dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui ekaman
gelombang otak Electro Encephalo Graph (EEG)
b Faktor Presipitasi
Perilaku estruktif diri dapat ditumbulkan oleh stress berlebihan yang dialami oleh
individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan. Faktor
lain yang dapat menjadi penetus adalah melihat atau membaca melalui media
engenai orang yang melakukan bunuh dii ataupun prcobaan bunuh diri. Bagi
individu yang emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan
5. Sumber Koping
Pasien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam kehidupan
dapat melakukan perilaku destruktif- diri. Sering kali pasien secara sadar memilih
untuk bunuh diri.
6. Mekanisme Koping
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang berhubungan
dengan prilaku destruktif- diri tidak langsung adalah penyangkalan, rasionalisasi,
intelektualisasi, dan regresi.
C. Pohon Masalah

Effect Risiko perilaku kekerasan ( pada diri sendiri, orang lain,


lingkungan dan verbal)

CoreProblem Resiko bunuh diri

Causa Harga diri rendah Kronik

D. Masalah keperawatan yang


mungkin muncul
1. Risiko perilaku kekerasan ( pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)
2. Risiki Bunuh diri
3. Harga diri rendah Kronik

E. Data yang perlu dikaji


1. Riwayat Masa Lalu
a) Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
b) Riwayat keluarga terhdapa bunuh diri
c) Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizorenia
d) Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik
e) Klien yang memilikiriwayat gangguan kepribadian borderline, paranoid
antisosial
f) Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka
2. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang baru dialami
3. Hasil dan alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi
4. Riwayat pengobatan
5. Riwayat pndidikan dan pekerjaan
6. Catat ciri-ciri respon psikologik, kognitif, emosional dan perilaku dari individu
dengan gangguan mood
7. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas perilau bunuh diri :
a) Tujuan klien misalnya agar terlepas daristres, social masalah yang sulit
b) Rencana bunuh diri termasuk apakah klien memiliki rencana yang teratur dan
cara-cara melaksanakan recana tersebut
c) Keadaan jika klien (misalnya adanya gangguan pikiran, tingkat gelisah,
keparahan gangguan mood)
d) Sistem pendukung yang ada
e) Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain (baik
psikiatrik maupun medic), kehilangan yang baru dialamidan riwayat
penyalahgunaan zat
f) Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar keluarga klien, atau
keluaraga tentang gejala, meditasi dan rekomendasi pengobatan gangguan mood,
tanda-tnda kekambuhna dan tindakan perawatan diri

F. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan berencana bunuh diri
2. Risiko bunuh diri berhubungan dengan gangguang perilaku
3. Harga diri rendah Kronis berhubungan dengan penguatan negatif berulang dibuktikan
dengan melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri

G. Rencana Tindakan
Keperawatan
No. Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
Dx
1. Risiko perilaku kekerasan Kontrol Diri (L. 09076) Promosi Koping (I. 09312)
(D. 0146) berhubungan Setelah dilakukan tindakan
observsi
dengan berencana bunuh keperawatan pada
diri pertemuan ke ….. dapat 1.1 identifikasi kegiatan jangka
dilakukan dengan sesuai pendek dan panjang sesuai
dengan kriteria hasil: tujuan
a. Perilaku Menyerang (1) 1.2 identifikasi kemampuan
b. Perilaku melukai diri yang dimiliki
sendiri/orang lain (1) 1.3 identifikasi sumber daya
c. Perilaku merusak yang tersedia untuk
lingkungan sekitar (1) memenuhi tujuan
d. Perilaku agresif/amuk (1) 1.4 identifikasi pemahaman
proses penyakit
Skala outcome:
1.5 identifikasi dampak situasi
1 : menurun
terhadap peran dean
2 : cukup Menurun
hubungan
3 : sedang
1.6 identifikasi metode
4 : cukup meningkat
penyelesaian masalah
5 : meningkat

Teraupetik

1.7 diskusikan perubahan


peran yang dialami
1.8 gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
1.9 diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
1.10diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri
1.11diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu

edukasi

1.12 anjurkan menjalin


hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama

1.13 anjurkan mengungkapkan


perasaan dan persepsi

2 Risiko Bunuh Diri Kontrol Diri (L. 09076) Pencegahan Bunuh Diri (I.
(D. 0135) berhubungan Setelah dilakukan tindakan 14538)
dengan gangguang keperawatan pada
observsi
perilaku (mis. Euphoria pertemuan ke …. dapat
mendadak setelah dilakukan dengan sesuai 1.1 identifikasi gejala risiko
depresi, perilaku mencari dengan kriteria hasil: bunuh diri (mis. Gangguan
senjata berbahaya, a. Perilaku Menyerang mood, halusinasi, delusi, panic,
membeli obat dalam (1) penyalahgunaan zat, kesedihan
jumlah banyak, membuat b. Perilaku melukai diri gangguan kepribadian)
surat warisan) sendiri/orang lain (1)
1.2 identifikasi keinginan dan
c. Perilaku merusak
pikiran rencana bunuh diri
lingkungan sekitar (1)
d. Perilaku agresif/amuk 1.3 Monitor lingkungan bebas
(1) bahaya secara rutin (mis,
barang pribadi, pisau cukur,
Skala outcome:
jendela)
1 : menurun
2 : cukup Menurun 1.4 monitor adanya perubahan
3 : sedang mood atau perilaku
4 : cukup meningkat
Teraupetik
5 : meningkat

1.5 Libatkan dalam


perencanaan perawatan
mandiri

1.6 Libatkan keluarga dalam


perencanaan perawatan

1.7 lakukan pendekatan


langsung dan tidak menghakimi
saat membahas bunuh diri

1.8 berikan lingkungan dengan


pengamanan ketat dan mudah
dipantau (mis. Tempat tidur
dekat ruang perawat)

1.9 tingkatkan pengawasan


pada kondisi tertentu (mis.
Rapat staf, pergantian shift)

edukasi

1.10 anjurkan mendiskusikan


perasaan yang dialami kepada
orang lain

1.11 anjurkan menggunakan


sumber pendukung (mis.
Layanan spiritual, penyedia
layanan)

1.12 jelaskan tindakan


pencegahan bunuh diri kepada
keluarga atau orang terdekat

1.13 informasikan sumber daya


masyarakat dan program yang
tersedia

1.14 latih pencegahan risiko


bunuh diri (mis. Latihan asertif,
relaksasi otot progresif)

Kolaborasi
1.15 kolaborasi pemberian obat
antiansietas, atau antipsikotik,
sesuai indikasi
1.16 kolaborasi tindakan
keselamatan kepada PPA
1.17 rujuk ke pelayanan
kesehatan mental, jika perlu
3 Harga diri rendah Kronis Harga diri (L. 09069) Promosi Koping (I. 13494)
(D. 0086) berhubungan Setelah dilakukan tindakan
observsi
dengan penguatan keperawatan pada
negatif berulang pertemuan ke…… dapat 1.1 identifikasi kegiatan jangka
dibuktikan dengan dilakukan dengan sesuai pendek dan panjang sesuai
melebih-lebihkan dengan kriteria hasil: tujuan
penilaian negative a. Penilaian diri positif (5)
1.2 identifikasi kemampuan
tentang diri sendiri b. Perasaan memiliki
yang dimiliki
kelebihan atau
kemampuan positif (5)
1.3 identifikasi sumber daya
c. Penerimaan penilaian
yang tersedia untuk memenuhi
positif terhadap diri sendiri
tujuan
(5)
d. Minta mencoba hal baru 1.4 identifikasi pemahaman
(5) proses penyakit
1.5 identifikasi dampak situasi
Skala outcome:
terhadap peran dean
1 : menurun
hubungan
2 : cukup Menurun
1.6 identifikasi metode
3 : sedang
penyelesaian masalah
4 : cukup meningkat
5 : meningkat Teraupetik

1.7 diskusikan perubahan


peran yang dialami
1.8 gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
1.9 diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
1.10diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri
1.11diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu

edukasi

1.12 anjurkan menjalin


hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama
1.13 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi

Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan


A. Proses Keperawatan
a) Kondisi Klien
Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non
verbal
b) Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
c) Tujuan
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

d) Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan
masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-
masing cara penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan
masalah yang lebih baik

A.Strategi komunikasi dan pelaksanaan ( latihan fase orientasi, kerja


dan terminasi setiap SP)
SP 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.
 Orientasi:
”Selamat pagi Pak, kenalkan saya Agung Nugroho, biasa di pangil Agung,
saya mahasiswa Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang
bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi – 2 siang .”
”Bagaimana perasaan A hari ini? ”
” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang A rasakan selama
ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?”
 Kerja
”Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A
paling merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan
kepercayaan diri? Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah
dari pada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri
sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A
berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati?
Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya?
Apa yang A rasakan?”
”Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A
ini untuk memastikan tidak ada benda – benda yang membahayakan A)”
”Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup A, saya tidak akan membiarkan A sendiri”
”Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
”Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung
minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman
yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman
perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.”
”Saya percaya A dapat mengatasi masalah.”
 Terminasi :
”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?”
” Coba A sebutkan lagi cara tersebut!”
”Saya akan menemani A terus sampapi keinginan bunuh diri hilang.” (jangan
meninggalkan pasien).
Daftar Pustaka

Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Prama Aruna. 2011. Laporan Pendahuluanasuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Resiko Bunuh Diridi Rsjd. Amino Gondohutomosemarang.
https://www.academia.edu/24
51157 3/Lp_resiko_bunuh_diri. Diakses pada tanggal 14 Februari 2021.
Dessy Rossyta. Asuhan Keperawatan Resiko Bunuh
Diri.\https://www.academia.edu/8977353/Asuhan_Keperawatan_RESIKO_BUNUH_DIRI.
Diakses pada tanggal 14 Februari 2021.

Anda mungkin juga menyukai