penelitian serta hasil analisa data yang terdiri dari hasil univariat dan
bivariat.
Adapun visi dan misi, tata nilai, motto, dan budaya kerja
1. Visi
1
Terwujudnya derajat kesehatan mandiri pada individu, keluarga,
yang handal.
2. Misi
Nyaman.
4. Motto
5. Budaya Kerja 4K
a. Keramahan
b. Kerjasama
c. Kedisiplinan
d. Kesetiaan
B. Hasil Penelitian
2
1. Karakteristik Reponden
a. Berdasarkan Usia
Samarinda.
USIA FREKUENSI %
26-35 Dewasa Awal 5 3.3
36-45 Dewasa Akhir 12 7.9
46-55 Lansia Awal 39 25.7
56-65 Lansia Akhir 60 39.5
>65 Manula 36 23.7
Jumlah 152 100
Sumber: Data Primer 2020.
3
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
4
sebanyak 34 (22,4%) responden, SMA sebanyak 28 (18,4%)
d. Berdasarkan Pekerjaan
Palaran Samarinda.
IRT 73 48
Swasta 15 9.9
Petani 42 27.6
Nelayan 1 0.7
PNS 1 0.7
Pedagang 8 5.3
Pensiun 5 3.3
5
2. Analisa Univariat
Samarinda
6
Distribusi frekuensi self-management responden yang
Samarinda
Self-Management Frekuensi %
Buruk 1 0.7
Cukup 68 44.7
Baik 83 54.6
Jumlah 152 100
Sumber: Data Primer 2020
3. Analisa Bivariat
Palaran Samarinda
7
Sumber: Data Primer 2020 Ordinal by Ordinal P
Penerimaan Jumlah
Self-Management Gamma Value
Diri
Buruk Cukup Baik
Rendah 1 1 0 2
Medium 0 40 23 63 0,000
0,618
Tinggi 0 27 60
Jumlah 1 68 83 152
Hasil analisis dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 152
8
korelasinya 0,618 yang berarti nilai korelasinya positif dengan
1. Usia
responden.
9
Menurut Damayanti (2015) dalam (Derek, Rottie & Kallo.
tipe II. Mayoritas diderita oleh orang yang berusia diatas 45 tahun
menurun fungsi tubuh nya oleh karena itu usia >45 tahun rentan
2. Jenis Kelamin
(31,6%) responden.
10
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Derek, Rottie, &
responden.
responden.
11
menyebabkan perempuan berisiko 3-7 kali untuk mengalami
3. Pendidikan Terakhir
12
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Kusnanto, 2019)
Mitayanti,2018)
terhadap kesehatannya.
4. Pekerjaan
13
Berdasarkan hasil penelitian dari 152 responden adalah
IRT. Orang yang tidak bekerja memiliki aktivitas fisik yang kurang
14
Menurut peneliti IRT lebih rentan terkena diabetes mellitus
D. Pembahasan Univariat
1. Penerimaan Diri
(1,3%) responden.
orang lain serta melihat diri sendiri dari berbagai sudut pandang.
15
kenyataan pada dirinya berupa kekurangan dan kelebihannya,
menghadapi kehidupan.
Hal ini berarti individu telah memasuki fase integrasi atau fase
16
stabil, dan kekambuhan merupakan suatu siklus dari penyakit
kronis.
2. Self-Management
responden.
17
hasil self-management yang baik sebanyak 36 (69,2%)
responden.
18
sebagian besar responden memiliki self-management yang baik
E. Pembahasan Bivariat
Palaran.
19
dan begitu pula sebaliknya semakin rendah penerimaan diri maka
yang lebih baik dan terkontrol karena mereka mengetahui pola hidup
sehat yang benar untuk pasien DM seperti pola makan, aktivitas fisik
dan rutin kontrol sehingga gula darah mereka dapat terpantau dengan
baik.
20
tingkat penerimaan diri tinggi dengan self-management cukup
karena mereka mampu menerima keadaan diri yang baik, dan berpikir
penyakit DM.
21
Puskesmas Kedaton Bandarlampung” dari penelitian tersebut
oleh hasil uji chi square dengan p value 0,354 (> 0,05).
ditunjukkan oleh hasil uji regresi pada koefisien R sebesar 0,535 dan
22
menerima dan mengintegrasikan penyakitnya ke dalam kehidupannya
yang penuh makna, maka telah memiliki penerimaan diri yang baik.
Hal ini berarti individu tersebut telah memasuki fase integrasi atau
fase akhir dari manajemen penyakit kronis. Pada fase ini, individu
melakukan aktivitas.
23
penelitian Bertolin et al, 2015 yang menemukan bahwa semakin besar
baik.
yang baik dan dapat memicu semangat untuk patuh dalam melakukan
glukosa darah secara rutin, kepatuhan minum obat secara rutin dan
F. Keterbatasan Penelitian
diantaranya:
1. Rancangan Penelitian
24
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan
langsung.
2. Sampel Penelitian
25
tidak bersifat objektif karena tidak mengukur self-management
secara langsung.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan penerimaan diri
dengan self-management pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II di
wilayah kerja Puskesmas Palaran Kota Samarinda diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden di Puskesmas Palaran Kota Samarinda
didapatkan hasil yaitu usia sebagian besar responden berada
dalam golongan usia lansia akhir sebanyak 60 (39,5 %)
responden, sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 104 (68,4%) responden, sebagian
responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 77 (50,7%)
responden, dan sebagian besar responden bekerja sebagai IRT
yaitu sebanyak 73 (48%) responden.
2. Variabel independent (penerimaan diri) didapatkan hasil yaitu
sebagian besar responden memiliki tingkat penerimaan diri yang
tinggi sebanyak 87 (57,2%) responden, penerimaan diri medium
sebanyak 63 (41,4%) responden, dan penerimaan diri rendah
sebanyak 2 (1,3%) responden.
3. Variabel dependent (self-management) didapatkan hasil yaitu
sebagian besar responden memiliki tingkat self-management yang
baik sebanyak 83 (54,6 %) responden, yang memiliki self-
management cukup sebanya 68 (44,7 %) dan self-management
buruk sebanyak 1 (0,7 %) responden.
4. Hasil uji statistic diperoleh P value 0,000 < (0,05) sehingga dapat
dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang mengatakan
terdapat hubungan bermakna antara penerimaan diri dengan self-
management pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II dengan nilai
koefisien korelasinya 0,618 yang berarti nilai korelasinya positif
dengan kekuatan korelasinya kuat.
27
B. Saran
1. Bagi responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang
penyakit diabetes mellitus terutama tentang pentingnya
kesejahteraan psikologis penerimaan diri dan tentang self-
management diabetes mellitus.
2. Bagi puskesmas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan informasi dan evaluasi untuk memperhatikan tingkat
penerimaan diri agar pasien dapat menyesuaikan diri dalam
melaksanakan self-management diabetes mellitus.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data
dasar untuk acuan dan pedoman dalam melakukan penelitian
selanjutnya. Dan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber
referensi atau acuan di institusi pendidikan tentang hubungan
penerimaan diri dengan self-management pada penderita
Diabetes Mellitus Tipe II.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan dan belum sepenuhnya
membahas secara spesifik lagi mengenai hubungan penerimaan
diri dengan self-management pada penderita Diabetes Mellitus
Tipe II. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai data dasar untuk acuan dan pedoman dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
28