Anda di halaman 1dari 151

LAPORAN PERENCANAAN MANAJEMEN

DI RUANG PENYAKIT DALAM (TULIP)


RSU KMC LURAGUNG
TAHUN 2021

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Stase Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
ASEP SUGANDI NONO TARSONO
DANIYATI RESHA MAHESWARA
ENOK CUCU SUCIANI SARTIKA HARDIANTI P
IFDAL TRY IRYANSYAH SITI RIMA ROJIYAH
IMA ERPIANA WULANDARI
LIVVANY MUTIARA K WINDY SAGITA
MIRAYANTI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan kasih-Nya Penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Perencanaan Manajemen di ruang tulip RS KMC Luragung tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan pengkajian langsung
mengenai manajemen ruang perawatan di RS KMC Luragung.
Tujuan dari Praktik ini adalah diharapkan agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan konsep dan teori yang telah didapatkannya di akademik untuk
mencapai kompetensi pada aspek keterampilan dan psikomotor stase Manajemen
Keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini dapat disusun dan diselesaikan berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penyusun ingin
menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Yoga Karsenda, M.H., Kes selaku Direktur RS KMC Luragung.
2. Ibu Santy W, S.Kep.Ners selaku Komite Keperawatan RS KMC
Luragung.
3. Ibu Nuryati, Amd.Kep selaku Kepala Bidang Keperawatan RS KMC
Luragung.
4. Ibu Wiwi Wiarsih, Amd. Kep selaku Kepala Ruangan Tulip RS KMC
Luragung.
5. Seluruh Pembimbing Klinik di RS KMC Luragung.
6. Ibu Prof. DR. Hj. Dewi Lailatul Badriah, M.Kes., AIFO selaku Ketua
Yayasan Pendidikan Bhakti Husada Kuningan
7. Bapak H. Abdal Rohim., S. KP., MH selaku Ketua STIKes Kuningan
8. Bapak Aria Pranatha, S. Kep., Ners., M. Kep selaku Dosen Pembimbing
Stase Manajemen STIKes Kuningan

i
9. Bapak Adit Puspanegara, S. Kep., Ners., M. Kep selaku Dosen
Pembimbing Stase Manajemen STIKes Kuningan Seluruh Pembimbing
Akademik STIKes Kuningan
10. Rekan-rekan yang telah berjuang bersama selama melaksanakan Praktek
Stase Manajemen di RS KMC Luragung.

Semoga kegiatan Praktek ini dapat menjadi pengalaman yang paling berharga
bagi mahasiswa dan dapat dijadikan bahan evaluasi apabila terdapat kekurangan
dalam pelaksanaannya.

Kuningan, Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 5

A. Latar Belakang ....................................................................................... 5

B. Tujuan ..................................................................................................... 10

C. Manfaat ................................................................................................... 11

D. Waktu ...................................................................................................... 12

E. Cara Pengumpulan Data ......................................................................... 12

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................. 14

A. Konsep Manajemen Keperawatan........................................................... 14

B. Konsep Manajemen Unit ........................................................................ 19

C. Metode Fungsional .................................................................................. 30

BAB III MANAJEMEN RUANG TULIP (RUANG PENYAKIT DALAM)

RS KMC LURAGUNG TAHUN 2021............................................................. 43

A. Gambaran Umum Rumah Sakit............................................................... 43

B. Kajian/ Analisis Situasi ........................................................................... 45

BAB IV ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN...................................... 89

A. Analisis Data ........................................................................................... 89

iii
B. Prioritas Masalah..................................................................................... 93

C. Perencanaan ............................................................................................ 98

D. Fish Bone ................................................................................................100

E. Alternatif Penyelesaian Masalah .............................................................104

F. Prioritas Alternatif...................................................................................105

G. Planning Of Action (POA) ......................................................................108

H. Kriteria Hasil............................................................................................110

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................112

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan

kesehatan mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan pembangunan

bidang kesehatan dan meningkatkan kualitas bidang keperawatan.

Keperawatan sebagai profesi dan perawat sesuai kompetensi dan kewenangan

yang dimiliki secara mandiri maupun kerja sama dengan anggota tim

kesehatan lain (Depkes, 2006). Keperawatan merupakan pelayanan

profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-

spiritual yang komprehensif dan ditujukan kepada individu, kelompok dan

masyarakat baik sakit maupun sehat (Ali, 2001). Sebagai profesi yang

merupakan bagian dari masyarakat, keperawatan mengalami perkembangan

dan perubahan seiring dengan perubahan masyarakat itu sendiri. Keperawatan

dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain keperawatan sebagai bentuk

asuhan profesional kepada masyarakat, keperawatan sebagai IPTEK,

keperawatan sebagai kelompok masyarakat profesional (Nursalam, 2016).

Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat yang

akan terus berubah seirama dengan berubahnya masyarakat yang terus-

menerus berkembang dan mengalami perubahan (Nursalam, 2011).

5
Perubahan ke arah tujuan yang lebih baik dapat dilakukan dengan salah satu

upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan, yaitu dengan cara meningkatkan mutu pada sumber daya

manusia dan pengelolaan manajemen keperawatan (Gillies, 2000). Rachman

(2006) mengemukakan bahwa keperawatan sebagai profesi mengharuskan

pelayanan keperawatan diberikan secara profesional oleh perawat dengan

kompetensi yang memenuhi standar dan memperhatikan kaidah etik dan

moral. Untuk menjadikan perawat sebagai tenaga profesional maka perlu

dilakukan pembinaan secara terus menerus secara berkesinambungan,

sehingga menjadikan perawat sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan,

diakui dan dihargai keprofesionalannya melalui penerapan sistem manajeme

(Rachman, 2006).

Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan

profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan 4 fungsi

manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan

keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antara manusia dan konseptual

yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya

guna dan berhasil guna kepada klien. Adanya alasan tersebut manajemen

keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan

keperawatan dimasa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntunan profesi

dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan

6
secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi

(Nursalam, 2016).

Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan

dengan benar atau rasional dan baik atau etikal, hal ini dilakukan sebagai

bentuk profesionalisme keperawatan (Nursalam, 2016). Salah satu upaya

untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam

hal ini klien, adalah asuhan keperawatan. Karena melalui upaya keperawatan

akan membentuk individu-individu sehat dan akan mampu menjadi sumber

daya manusia yang mampu meningkatkan kesehatan masyarakat umumnya

dan klien pada khususnya. Kerangka operasional dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan klien adalah proses keperawatan yang berupa rangkaian kegiatan

yang sistematis, sehingga klien mampu mandiri dalam mengatasi masalahnya

(Depkes RI, 2004).

Pelayanan keperawatan perlu mendapat prioritas utama sehingga

perawat diharuskan untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya dan

berubah sesuai tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan

dan menjadi perawat yang profesional. Perubahan pelayanan kesehatan/

keperawatan merupakan kesatuan yang menyatu dalam perkembangan dan

perubahan keperawatan di Indonesia. Perubahan adalah cara keperawatan

mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi

era kesejagatan (Nursalam, 2011).

7
Di samping itu, mengutip Nurachmah (2000), para manajer

keperawatan hendaknya senantiasa menjamin bahwa pelayanan yang

diberikan oleh para pelaksana keperawatan adalah pelayanan yang aman dan

mementingkan kenyamanan pasien. Selain itu juga, para manajer perawat

seyogyanya menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

kesehatan/ keperawatan sebagai upaya untuk mewujudkan praktik

keperawatan yang beradsarkan pengetahuan dan fakta (knowledge/ evidence

based nursing practice).

Rumah sakit adalah bagian yang sangat penting dari suatu sistem

kesehatan dan dapat menjadi unit pelaksanan pemerintah dalam memberikan

pelayanan publik (Suroso, 2003). Rumah Sakit Umum mempunyai misi

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sedangkan tugas rumah sakit umum yaitu melaksanakan upaya kesehatan

secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

dengan upaya peningkatan dan pencegahan, serta melaksanakan upaya

rujukan. Salah satu kegiatan untuk menyelenggarakan tugas tersebut rumah

sakit umum menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan (Kep

menkes RI no. 983,th 1992).

Demi meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan, manajemen

rumah sakit seharusnya lebih memperhatikan sumber daya perawat di rumah

8
sakit baik itu kualitas maupun kuantitasnya. Mengingat perawat memberikan

asuhan keperawatan secara holistik (menyeluruh) sehingga perawat memiliki

tanggung jawab lebih dalam merawat pasien terutama di instalasi rawat inap

dimana perawatlah yang merawat pasien selama 24 jam. Oleh karena itu,

peran perawat inilah yang secara langsung dirasakan oleh pasien.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang berkualitas,

manajerial keperawatanpun harus ditingkatkan. Dimana salah satu upaya

manajerial keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan

yaitu dengan peningkatan jumlah (kuantitas) sumber daya perawat (Nursalam,

2003). Kuantitas atau jumlah sumber daya perawat merupakan aspek yang

dapat mempengaruhi beberapa hal di dalam pelayanan keperawatan

diantaranya kepuasan pasien, kepuasan kerja perawat, beban kerja perawat,

dan sebagainya.

Pembangunan RSU KMC Luragung didirikan atas beberapa faktor:

perbandingan jumlah ratio antara jumlah penduduk dan jumlah tempat tidur

yang masih jauh dari ideal, pelayanan kesehatan yang belum terjangkau

secara keseleuruhan oleh masyarakat, teknologi Rumah Sakit di Kabupaten

Kuningan yang dianggap masih tertinggal dari Kabupaten dan Kota lain di

Jawa Barat, RSU KMC Luragung juga didirikan untuk meningkatkan kualitas

derajat kesehatan masyarakat serta turut menciptakan lapangan pekerjaan dan

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuningan

9
Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalaui praktek manajemen

program profesi Ners yang dilakukan di Ruang Tulip RSU KMC Luragung,

yang diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman nyata bagi

para praktikannya tentang proses pendidikan manajemen keperawatan di

suatu unit pelayanan kesehatan. Berdasarkan fenomena tersebut kami

mengkaji manajemen unit dan manajemen asuhan keperawatan di Ruang

Rawat Inap Penyakit Dalam Ruang Tulip RSU KMC Luragung tahun 2021.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikut kegiatan praktik ini diharapkan mampu

melakukan pengelolaan manajemen unit, menerapkan prinsip-prinsip

manajemen keperawatan dengan menggunakan model fungsional dan

manajemen asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam

Tulip RSU KMC Luragung tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan kajian situasi melalui analisa SWOT terhadap lima

dimensi manajemen yaitu man, metode, material, money, marketing

di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Ruang Tulip RSU KMC

Luragung Tahun 2021.

10
b. Mendiagnosa masalah-masalah terkait 5 M dalam proses pemberian

pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Ruang

Tulip RSU KMC Luragung Tahun 2021.

c. Membuat plan of action untuk menjawab masalah-masalah yang

ditemukan menggunakan metode CARL atau HANLON.

d. Mampu mengimplementasikan standar manajemen keperawatan di

Ruang Tulip RSU KMC Luragung Tahun 2021.

e. Mampu melakukan evaluasi hasil dari implementasi yang telah

dilaksanakan di Ruang Tulip RSU KMC Luragung Tahun 2021.

C. Manfaat

1. Bagi Pasien

Dengan adanya kegiatan ini di Rumah Sakit diharapkan pasien

merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam

pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang

optimal.

2. Bagi Perawat

a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta

keluarga.

c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

11
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

3. Bagi Rumah Sakit

a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang

berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.

b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta

menyusun rencana strategi.

c. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP) secara optimal.

4. Bagi Mahasiswa

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat

sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan

dilaksanakan.

b. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi

MAKP di dalam Rumah Sakit di Ruang Tulip RSU KMC Luragung.

c. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan

menyusun rencana strategi.

D. Waktu

Praktik aplikasi manajemen keperawatan ini dilaksanakan di Ruang

Tulip RSU KMC Luragung yang berlangsung selama 4 minggu dari tanggal 8

Februari sampai 6 Maret 2021.

12
E. Cara Pengumpulan Data

1. Observasi

Mengobservasi proses pelayanan asuhan keperawatan yang

dilakukan, keadaan inventaris ruangan, pelaksanaan tugas kepala

ruangan, hubungan staf keperawatan dengan tim kesehatan lain,

discharge planning, tindakan keperawatan, pasien safety dan komunikasi

kepada klien, operan jaga dan timbang terima.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan pada kepala ruangan dan perawat pelaksana.

3. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data mengenai dokumentasi keperawatan,

inventaris ruangan.

4. Angket

Kuesioner untuk menilai kepuasan pasien, kepuasan perawat dan

beban kerja perawat.

13
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Manajemen Keperawatan

1. Definisi

Manajemen keperawatan diartikan secara singkat sebagi proses

pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada

pasien / keluarga / masyarakat (Suyanto, 2008).

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

profesional (Nursalam, 2007).

Manajemen keperawatan adalah perencanaan. Perencanaan adalah

yang utama untuk seluruh aktivitas yang lain atau fungsi-fungsi dari

manajemen. Perencanaan adalah suatu pemikiran atau konsep nyata yang

sering dilaksanakan dalam penulisan, meskipun banyak orang dalam

perawatan menggunakan perencanaan secara informal, tanggung jawab

dari perencanaan tidak dituliskan, kemungkinan tidak dilaksanakan

(Swansburg, 2000).

Pada hakekatnya proses manajemen keperawatan sejalan dengan

proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan

keperawatan secara professional yang akhirnya keduanya saling

14
menopang. Sebagaimana dalam proses keperawatan, dalam manajemen

keperawatan terdiri dari: pengumpulan data, identifikasi masalah,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.

2. Proses Manajemen Keperawatan

a. Pengkajian – Pengumpulan Data

Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada

suatu tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin

berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan

komplikasi, agumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan

dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses

manajemen keperawatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif

dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.

Proses Keperawatan (Gillies,1996).

Bagan 2.1 Proses Manajemen

Pengkajia Diagnosi Perencanaa Pelaksanaa Evaluasi


n s n n

Pengumpulan data Perencanaan Pengelolaan Kepegawaian Kepemimpinan Pengawasan

Data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat pada tingkat

pelayanan diruangan atau sebagian pendekatan system yang

disampaikan oleh Gillies (1989).

15
Bagan 2.2 Sistem Manajamen Keperawatan (Modifikasi Gillies,
1996)

b. Perencanaan

1) Definisi

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa

16
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan (Siagian, 2001).

a) Menentukan kebutuhan dalam

asuhan keperawatan

b) Menegakan tujuan

c) Mengalokasikan anggaran belanja

d) Memutuskan ukuran dan tipe

tenaga keperawatan yang dibutuhkan

e) Membuat pola struktur organisasi

f) Menegakan kebijaksanaan

Prosedur perencanaan dimaksudkan untuk menyusun

suatuperencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan

organisasi yang telah ditetapkan yaitu : Operasional untuk

mencapai visi misi yang ditetapkan.

2) Tujuan Perencanaan Menurut Douglass

a) Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai

sasaran dan tujuan.

b) Hal tersebut bermakna pada pekerjaan .

c) Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personel

dan fasilitas yang tersedia.

d) Hal tersebut efektif dalam hal biaya.

17
e) Hal tersebut berdasarkan masa lalu dan akan datang,

sehingga membantu elemen perubahan.

f) Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan

kebbutuhan untuk berubah.

g) Hal tersebut diperlukan untuk kontrol yang efektif.

3) Langkah – Langkah Perencanaan

a) Pahami dan tentukan misi, filosofi dan tujuan.

b) Kumpulkan data.

c) Analisa.

d) Buat alternatif.

e) Pilih dan usulkan alternatif.

f) Pimpinan menetapkan alternatif.

g) Susun rencana.

h) Kaji ulang.

4) Tahapan Dalam Perencanaan

a) Pengumpulan data

1. Sensus pasien harian

2. Kapasitas tempat tidur

3. BOR

4. Rata- rata lama dirawat

5. Kecenderungan populasi pasien

6. Perkembangan teknologi

18
7. Ketenagaan

b) Analisa lingkungan

1. Internal : strength, weakness

2. Eksternal : opportunity, threats

c) Pengorganisasian data

Pilih data penunjang dan penghambat

d) Pembuatan rencana

B. Konsep Manajemen Unit

1. Manajemen Unit

Menurut Nursalam (2007), manajemen unit terdiri dari:

a. Ruangan

1) Sarana Ruangan : Lingkungan kerja untuk pencapaian proses

manajerial keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam

secara keseluruhan mempunyai: ruang perawatan lengkap

dengan tempat tidur dan kamar mandi klien, ruang peralatan,

ruang perawat/nurse station berada ditengah ruang perawatan,

ruang kepala ruangan + ruang tamu + kamar mandi + ruang

peralatan, ruang ganti perawat + kamar mandi perawat ruang

konferensi, mushola, ruang administrasi, ruang spoolhoek, dapur

dan gudang serta depo farmasi.

19
2) Letak: jauh dari tempat keramaian seperti kantin, dekat dengan

ruang operasi dan pemeriksaan diagnostik, aman dan nyaman.

3) Posisi: dekat dengan nurse station dan depo farmasi.

4) Kondisi: pencahayaan cukup dan sesuai luas ruangan, besar

ruangan sesuai dengan jumlah tempat tidur, jumlah dan ukuran

jendela sesuai dengan besar ruangan, warna cat lembut, tidak

berjamur, bersih, pintu fleksibel dapat dilalui brankard, bersih,

tidak licin. Perbandingan kamar mandi dengan klien sesuai,

lantai tidak licin, bersih, letak terjangkau oleh klien. Kasur

bersih, dapat dirubah posisinya, terdapat side rails, fasilitas

ruangan tidak mengganggu delivery klien, sampiran ada pada setiap

tempat tidur klien. Terdapat papan penunjuk arah.

b. Alat dan bahan

1) Alat tenun (jumlah dan kondisinya): laken, boven laken, sarung

bantal, sarung guling, perlak, stik laken, selimut, baju klien,

waslap, taplak meja, alas baki, handuk, sarung buli-buli, sarung

O2, gorden, dan vitrage.

2) Alat kesehatan (jumlah dan kondisinya): bak instrumen (besar,

sedang, kecil), bak steril, kom, pinset anatomis dan chirurgis,

gunting (jaringan, hecting, perban), bengkok, korentang dan

tempatnya.

3) Alat-alat tanda vital: tensimeter, stetoscope, termometer,

20
4) Alat-alat pemeriksaan fisik: refleks hammer, tongue spatel,

timbangan BB, pengukur TB, midline.

5) Irigator, WWZ panas/dingin, waskom mandi.

6) Alat transportasi: brankard, kursi roda

7) Emergency trolley

8) O2 dan manometer

9) Bahan habis pakai: alkohol, betadine, aquadest, savlon, H 2O2,

NaCI, cairan infus, lysol, spuit dengan berbagai ukuran, kapas,

kassa plester, set infus, kateter, NGT, kondom kateter, urine bag,

dan obat-obatan.

10) Alat-alat rumah tangga: kasur, bantal, guling, meja, jam dinding,

kursi, lemari (besar dan kecil), lampu, alat makan (piring,

sendok, gelas), kompor, gayung, tempat sampah (medis, ATK,

umum), kapstok pakaian, rak handuk, keset, telepon dan white

board.

11) ATK, amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku, lem,

perforator, spidol, formulir (perencanaan, pengkajian dan

implementasi) resume klien pulang/meninggal/dirujuk, grafik

suhu nadi, pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan

radiologi).

c. Hubungan perawat-klien

21
1) Hubungan perawat-klien dimulai sejak klien masuk, selama

perawatan (pelaksanaan proses keperawatan) sampai klien pulang.

2) Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna

karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan

proses keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan yang

diberikan pada klien sangat lergantung pada hubungan perawat-

klien.

d. Hubungan perawat-perawat

1) Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

2) Mekanisme pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi.

3) Kegiatan serah terima klien dilakukan setiap pergantian dinas

dan berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan.

a) Mengadakan ronde keperawatan dan supervisi khusus.

b) Mengadakan rapat bulanan secara rutin.

c) Media komunikasi antar perawat menggunakan buku

laporan, buku ronde dan whiteboard.

e. Hubungan perawat-profesi lain

1) Bekerjasama sebagai sebuah tim kesehatan untuk mengangani

masalah tim.

2) Komunikasi antar profesi berjalan dengan baik

3) Proses pendelegasian jelas dilakukan secara jelas dan tertulis.

4) Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas

22
5) Saling menghargai antar profesi.

2. Kekuatan Kerja

a. Manusia / Man

Jumlah tenaga perawat keseluruhan (profesional lanjut,

profesional pemula, vokasional, dan lain-lain). Jenis ketenagaan atau

pendidikan.keterampilan khusus yang dimiliki perawat yang didapat

melalui kursus atau pendidikan dan pelatihan. Jumlah tenaga

profesional lainnya yang terkait meliputi: dokter, ahli gizi, petugas

lab, tenaga administrasi, dan cleaning service (Nursalam, 2007).

1) Untuk alat ukur dibuat berdasarkan rata-rata klien membutuhkan

perawatan:

a) Minimal Care : 1 jam/hari

b) Intermidiate Care : 2 jam/hari

c) Maksimal Care : 2,5 jam/hari

2) Formula pembagian shift ( Wastler dalam swansbrug dan

swansburg (1999)):

a) Pagi : 47 %

b) Sore : 36 %

c) Malam : 17 %

3) Pembagian proporsi tenaga untuk asuhan langsung profesional:

55% : 45%.

4) Jumlah hari libur dalam setahun:

23
a) Rata-rata hari minggu pertahun : 52 Hari

b) Libur Nasional : 15 Hari

c) Cuti Sakit : 7 Hari

d) Jumlah Hari Pertahun : 365 Hari

e) Jam Kerja Produktif : 7 Jam

5) Jumlah Perawat (tenaga asuhan langsung)

Total kebutuhan jam perawatan/hari x Jml hari dalam setahun

(Jumlah hari dalam setahun – hari libur dalam setahun) x 7

6) Jumlah Tenaga Pendukung Asuhan

(Kapasitas unit/30 x jml shift x 20 jam)x jml hari /thn

(Jml hari dlm Setahun – hari libur dlm setahun) x 7

b. Uang / Money

Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus

jelas, dalam arti harus transparan.Untuk pengeluaran ada

perencanaan pengeluaran seperti untuk pengembangan program,

insentif perawat dan untuk lain-lain (Supriyatno, 2005).

c. Metode / Method

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang

berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup

yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam

satu grup kecil yang saling membantu.

24
1) Konsep dasar SOP dan SAK

a) Pengertian SOP

1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan

untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok

untuk mencapai tujuan organisasi.

2. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan

dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu

proses kerja tertentu.

b) Tujuan SOP

1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat

kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau

unit kerja.

2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-

tiap posisi dalam organisasi

3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung

jawab dari petugas/pegawai terkait.

4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai

dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.

5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan,

duplikasi dan inefisiensi

c) Fungsi SOP

25
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit

kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan

mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama

disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

d) Penerapan SOP

1. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan

dilakukan

2. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan

tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak

3. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada

perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi

lingkungan kerja.

e) Keuntungan adanya SOP

1. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana,

menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan

menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten

26
2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam

bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap

pekerjaan

3. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat

trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja

pegawai.

Dalam menjalankan operasional perusahaan, peran

pegawai memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat

signifikan. Oleh karena itu diperlukan standar-standar

operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-

sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang

profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan

misi perusahaan.

f) Pengertian SAK

Standar asuhan keperawatan adalah suatu pernyataan

yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap

pelyanan keperawatan yang diberikan untuk klien (Gillies,

1989). Fokus utama standar praktek keperawatan adalah

klien. Digunakan untuk mengetahui proses dan hasil

pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya

mencapai pelayanan keperawatan. Melalui standar praktek

dapat diketahui apakah intervensi atan tindakan

27
keperawatan itu yang telah diberi sesuai dengan yang

direncanakan dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

Tipe standar praktek keperawatan: Beberapa tipe

standar telah digunakan untuk mengarahakan dan

mengontrol praktek keperawatan. Standar dapat berbentuk

‘normatif’ yaitu menguraikan praktek keperawatan yang

ideal yang menggambarkan penampilan perawat yang

bermutu tinggi, standar juga berbentuk ‘empiris’ yaitu

menggambarkan praktek keperawatan berdasarkan hasil

observasi pada sebagaian besar sarana pelayanan

keperawatan (Gillies 1989).

Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan

untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan

dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha

pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang

diharapkan. Penyusunan standar praktek keperawatan

berguna bagi perawat, rumah sakit/institusi, klien, profesi

keperawatan dan tenaga kesehatan lain.

d. Material

Peralatan dan perlengkapan medis dan non medis:

1) Alat tenun

28
a. Alas baki k. Kelambu

b. Alas brankard l. Laken dewasa

c. Bantal m. Selimut wol

d. Barak scot n. Stik laken

e. Duk bolong o. Sarung bantal

f. Duk balutan p. Sarung penderita sampiran

g. Duk alas q. Tutup mayat

h. Gorden tebal r. Taplak meja klien

i. Gorden vitrase s. Waslap

j. Handuk t. Kasur busa dewasa


2) Alat kedokteran dan kesehatan

a) Alat mandi: waskom mandi, standar waskom

b) Alat eliminasi: pispot, urinal, irigator, gelas ukur

c) Alat oksigenasi: manometer oksigen, roda oksigen besar,

kunci inggris, ambu bag

d) Pengukuran tanda-tanda vital: tensimeter, stetoskop,

termometer, timbangan berdiri, timbangan biasa, tongue

spatel, oximeter.

e) Alat transportasi: brankard, kursi roda, roda cucian

f) Machine: suction portabel, EKG, nebulizer

g) Lain-lain: vena seksi set, dressing cart, perlak, buli-buli

panas, standar infus, standar BSE, windring, stabilisator

listrik

29
h) Dressing set: pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting

benang, gunting jaringan, kom besar tertutup, kom sedang,

kom kecil, korentang, gunting perban, bak instrumen besar,

bak instrumen sedang, bak instrumen kecil, baki besar,

bengkok besar, bengkok sedang, gunting besar, benang,

gunting jahitan

e. Marketing

Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan

tentang perawatan mandiri di rumah, penyediaan sarana pendidikan

dan pelayanan.Sasaran market adalah masyarakat umum (menerima

klien dengan KS, Askes, umum dan kontraktor).Sedangkan market

dalam bidang pendidikan dan pelayanan adalah peserta didik/calon

praktisi kesehatan.

C. Metode Fungsional

1. Metode Penugasan Fungsional

a. Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, menggunakan metode

pendekatan :

1) Metode fungsional Pengorganisasian tugas pelayanan

keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut

30
jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi

beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut

secara umum:

a) Kepala Ruangan, tugasnya :

- Merencanakan pekeriaan.

- Menentukan kebutuhan perawatan pasein.

- Membuat penugasan.

- Melakulan supervisi.

- Menerima instruksi dokter.

b) Perawat Staff :

- Melakukan askep langsung pada pasien.

- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh

pembantu tenaga keperawatan

c) Perawat Pelaksana : Melaksanakan askep langsung pada

pasien dengan askep sedang, pasein dalam masa pemulihan

kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan

membantu tindakan sederhana (ADL).

- Pembantu Perawat : Membantu pasien dengan

melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,

menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun

bersih.

d) Tenaga Admionistrasi Ruangan:

31
- Menjawab telpon.

- Menyampaikan pesan

- Memberi informasi

- Mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan

- Mencatat pasien masuk dan pulang

- Membuat duplikat rostertena ruangan

- Membuat permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan

yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Fungsional

Pasien mendapat banyak perawat. Sederhana dan Efisien.

Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan Perawat terampil

untuk tugas atau pekerjaan tertentu. Pelayanan pasien secara individu

sering terabaikan. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat

setelah selesai tugas Pelayanan terputus-putus Kekurangan tenaga ahli

dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas

yang sederhana. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai Memudahkan

kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek

untuk ketrampilan tertentu.

Bagan 2.3 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Metode Fungsional

32
a. Efisiensi Ruang Rawat

Efisiensi ruang rawat merupakan salah satu aspek dalam mutu

pelayanan kesehatan, menyangkut pemanfaatan semua sumber daya

di rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna dapat dilihat

dari segi ekonomi dan medis, dimana pasien dirawat dan tinggal di

rumah sakit untuk jangka waktu tertentu, untuk pasien yang

memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan

secara berkesinambungan lebih dari 24 jam (Posma, 2001) di kutip

dari Anggraini 2008.

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk

mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan

rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus

harian rawat inap :

1) BOR (Bed Ocupancy Ratio = Angka pengguanaa tempat tidur)

33
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of

patient service days to inpatient bed count days in a periode

under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005),

BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan

waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi

rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai

parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,

2005).

Rumus:

2) ALOS (Average Lenght of Stay = Rata-rata lamanya pasien

dirawat)

ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average

hospitalization stay of inpatient discharge during the periode

under consideration”. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah

rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping

memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan

gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis

tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih

34
lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari

(Depkes, 2005).

Rumus:

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari

dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi

berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak

terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus:

4) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tepat tidur)

BTO menurut Huffman (1994) adalah “... the net effect of

changed in occupancy ratye and lenght of stay”. BTO menurut

Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempattidur pada

satu periode, berapa kali tempat tidur dipaka dalam satu satuan

waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur

rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus:

35
5) NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian

48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.

Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah

sakit.

Rumus:

6) GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian

umum untuk setiap 1000 penderita keluar.

Rumus:

b. Discharge Planning

Kozier (2004) mendefenisikan discharge planning sebagai

proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit

pelayanan kepada unit yang lain didalam atau di luar suatu agen

pelayanan kesehatan umum.

36
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana

perawatan professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk

memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan

oleh pasien dimana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien,

yaitu pencegahan, teurapeutik, rehabilitative, serta perawatan rutin

yang sebenarnya (Swanberg, 2000).

Rindhianto (2008) mendefinisikan discharge planning sebagai

perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada

klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan

dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.

Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan

komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang

diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan

berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan

pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang

tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse, 2000).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah

komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan

kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan

keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan

kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan

kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui

37
tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan

dengan kondisi penyakitnya.

1) Tujuan Discharge Planning

Tujuan dari dilakukannya discharge planning sangat baik

untuk kesembuhan dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah

sakit. Menurut Nursalam (2011) tujuan discharge

planning/perencanaan pulang antara lain sebagai berikut:

a) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan

sosial.

b) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.

c) Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.

d) Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain.

e) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan

keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta

mempertahankan status kesehatan pasien.

f) Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan

masyarakat.

Di dalam perencanaan pulang, terdapat pemberian edukasi atau

discharge teaching dari tim kesehatan. Menurut William & Wilkins

(2009) discharge teaching harus melibatkan keluarga pasien atau

perawat lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan home

care yang tepat. Discharge teaching bertujuan agar pasien :

38
a) Memahami mengenai penyakitnya.

b) Melakukan terapi obat secara efektif.

c) Mengikuti aturan diet secara hati-hati.

d) Mengatur level aktivitasnya.

e) Mengetahui tentang perawatan yang dilakukan.

f) Mengenali kebutuhan istirahatnya.

g) Mengetahui komplikasi yang mungkin dialami.

h) Mengetahui kapan mencari follow up care.

2) Manfaat Discharge Planning

a) Bagi Pasien:

1. Dapat memenuhi kebutuhan pasien.

2. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses

perawatan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang

tidak berdaya.

3. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya .

4. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan

memperoleh support sebelum timbulnya masalah.

5. Dapat memilih prosedur perawatannya.

6. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui

siapa yang dapat dihubunginya.

b) Bagi Perawat:

39
1. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di

gunakan

2. Menerima informasi kunci setiap waktu

3. Memahami perannya dalam system

4. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru

5. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang

berbeda dan cara yang berbeda.

6. Bekerja dalam suatu system dengan efektif.

3) Prinsip - Prinsip Discharge Planning

a) Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang, nilai

keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.

b) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan

dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang,

nanti, sehingga kemungkinan masalah yang timbul di rumah

dapat segera antisipasi.

c) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan

pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus

saling bekerja sama.

d) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan

fasilitas yang ada, tindakan atau rencana yang akan dilakukan

setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang

tersedia maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.

40
e) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan

kesehatan, setiap klien masuk tatanan pelayanan maka

perencanaan pulang harus dilakukan.

4) Jenis – Jenis Discharge Planning

a) Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan

pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak

terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat dirumah

sakit namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau

puskesmas terdekat.

b) Absolute discharge (pulangmutlak atau selamanya) cara ini

merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit,

namun apabila pasien perlu dirawat kembali, maka prosedur

perawatan dapat dilakuakan kembali.

c) Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien

diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak

memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien hrus dipantau

dengan melakukan kerja sama dengan perawatan puskesmas

terdekat.

41
5) Alur Discharge Planning

Bagan 2.4 Alur Discharge Planning

Menyambut kedatangan pasien


Orientasi ruangan, jenis pasien. Peraturan dan denah
Pasien MRS ruangan
Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat,
dokter dan tenaga kesehatan yang lain
Melakukan pengkajian keperawatan

Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain Perawat


Melakukan asuhan keperawatan Dokter
Pasien Selama Dirawat Penyuluhan kesehatan penyakit, perawatan, pengobatan, Tim
diet aktivitas, control Kesehatan
Lain

Perencanaan Pulang

post op
Pasien KRS Perawatan luka untuk
Perawatan di rumah
Aktivitas Istirahat
Kebutuhan nutrisi
Pengobatan / control
Penyelesaian Program HE: Lain-lain
Administrasi Lanjutan untuk
fisiotherapi
Monitoring oleh petugas kesehatan dan keluarga Untuk follow up
SMF lain

42
BAB III

MANAJEMEN RUANG TULIP (RUANG PENYAKIT DALAM)

RSU KMC LURAGUNG TAHUN 2021

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Gambaran Umum Rumah Sakit

RSU. KMC Luragung adalah rumah sakit swasta kelas C yang


beradan hukum dibawah PT. Pilar Mandiri Kuningan sesuai dengan Akta
Pendirian Perseroan Terbatas nomor 49, tanggal 11 Maret 2010, yang
dibuat oleh Notaris Zainul Rochman,SH
RSU. KMC Luragung dibangun diatas tanah seluar 9.683 M²
terletak di Jln. Raya Luragung, Desa Cirahayu, Kecamatan Luragung,
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memiliki bangunan untuk fasilitas
pelayanan kesehatan serta perkantoran RSU KMC LURAGUNG.
RSU KMC LURAGUNG, didukung oleh para tenaga Dokter
Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi serta dibantu oelh para
Perawat, Bidan, Apoteker, Radiografer, Analis Kesehatan, dan karyawan
staf non medis.
Menyikapi kebutuhan masyarakat akan pelayanan akan pelayanan
kesehatan khususnya di wilayah timur Kabupaten Kuningan, maka RSU
KMC LURAGUNG, diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat
tersebut.
Dalam upaya tersebut RSU KMC Luragung akan melaksanakan
upaya peningkatan mutu pelayanan dengan terus melakukan
pengembangan baik dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana serta
meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia guna terciptanya
pelayanan kesehatan yang berkualitas sebagai perwujudan Visi dan Misi
RSU KMC Luragung.

43
2. Gambaran Umum Ruangan

Ruang Tulip adalah ruang rawat inap untuk perawatan penyakit

dalam kelas III. Ruang Tulip bagian dari instalasi Rawat Inap Non Bedah

RSU KMC Luragung. Ruang Tulip terdiri 25 tempat tidur yang terdiri

dari 5 ruang perawatan pasien (masing-masing kamar pasien memiliki 5

tempat tidur). Terdapat pula ruang kerja perawat yang menyatu dengan

ruang adminitrasi ruangan, dan depo obat. Disebelah ruang tulip tergapat

gudang penyimpanan tabung oksigen.

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Ruang Tulip

menggunakan metode fungsional. Pelaksanaan kegiatan di Ruang Tulip

dilaksanakan oleh sumber daya manusia sebagai profesi pemberi asuhan

terdiri dari tenaga keperawatan, tenaga medis, farmasi, gizi, rehab medis

dan tenaga lainnya yang menjalankan administrasi, serta tenaga POS

yang membantu terlaksananya kegiatan keperawatan. Dokter spesialis

penyakit dalam yang menangani pasien adalah dr. Dirga, Sp.PD, dr.

Jamilah, Sp.PD.

Dalam setiap harinya rata-rata pasien di Ruang Tulip adalah 13

pasien, dengan diagnosa medis terbanyak pada tanggal 19 Januari sampai

20 Februari 2021 adalah dyspepsia dengan total 79 kasus. Diagnosa

keperawatan yang sering muncul adalah gangguan rasa nyaman nyeri,

ketidakefektifan bersihan jalan napas, hipertermi dan lain-lain, intervensi

44
yang sering dilakukan adalah memberikan obat via IV, oksigenasi dan

pemasangan infus.

B. Kajian / Analisis Situasi

1. Kajian Situasi Rumah Sakit

a. Visi Rumah Sakit

“MEMBERIKAN PELAYANAN YANG TERBAIK DAN

BERKUALITAS KEPADA MASYARAKAT”.

b. Misi Rumah Sakit

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang

berkesinambungan.

2. Turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi

mitra pemerintah dalam membangun daerah.

3. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.

c. Motto Rumah Sakit

Pelayanan terbaik paling utama bagi kami.

d. Sifat, Maksud dan Tujuan Rumah Sakit

Pembangunan RSU KMC Luragung didirikan atas beberapa

faktor: perbandingan jumlah ratio antara jumlah penduduk dan

jumlah tempat tidur yang masih jauh dari ideal, pelayanan kesehatan

yang belum terjangkau secara keseleuruhan oleh masyarakat,

teknologi Rumah Sakit di Kabupaten Kuningan yang dianggap

masih tertinggal dari Kabupaten dan Kota lain di Jawa Barat, RSU

45
KMC Luragung juga didirikan untuk meningkatkan kualitas derajat

kesehatan masyarakat serta turut menciptakan lapangan pekerjaan

dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten

Kuningan.

2. Kajian / Analisis Situasi Ruang Tulip (Ruang Penyakit Dalam)

a. Karakteristik Unit

1) Visi Ruangan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perawat,

Ruang Tulip belum memiliki visi ruangan, namun mengacu

pada visi rumah sakit.

2) Misi Ruangan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perawat,

Ruang Tulip belum memiliki misi ruangan, namun mengacu

pada visi rumah sakit.

3) Sifat Kekaryaan Ruangan

a. Fokus Telaah

Fokus telaah ruang rawat inap penyakit dalam di

Ruang Tulip RSU KMC Luragung dalam bidang pelayanan

yaitu ruang penyakit dalam perempuan dan penyakit dalam

laki - laki. Ruang perawatan penyakit dalam Tulip

46
merupakan unit pelayanan bagi pasien BPJS dan non BPJS

(umum).

Dalam bidang pendidikan fokus telaah ruang Tulip

adalah dokter, perawat, staff, pasien, keluarga pasien dan

juga mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan dan

pengalaman dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan

masalah penyakit dalam.

Dalam bidang penelitian, fokus telaah ruang Tulip

adalah individu, kelompok, maupun institusi yang akan

menjadi riset/ penelitian pada berbagai unsur yang ada di

ruangan.

b. Lingkup Garapan

Lingkup garapan dalam bidang pelayanan di ruang

rawat inap Penyakit Dalam Tulip adalah pemenuhan

kebutuhan dasar manusia berdasarkan fokus telaah

medikal bedah, meliputi segala gangguan atau hambatan

pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang terjadi akibat

perubahan fisiologis pada system kardiovaskuler, system

pernafasan, system pencernaan, sistem endokrin, sistem

perkemihan, sistem integumen, system persyarafan baik

aktual maupun potensial yang memiliki indikasi rawat inap,

penyakit infeksi serta penyakit dalam lainnya.

47
Di Ruang Tulip juga selain pemberian Kebutuhan

Dasar Manusia, perawat memberikan finaly education

sebagai dischange planing pada keluarga pasien sebagai

persiapan pulang.

c. Basis Intervensi

Basis intervensi dalam bidang pelayanan ruang Tulip

adalah ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan

pasien maupun keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan

dasar pasien dengan masalah penyakit dalam. Pemberian

intervensi di ruang Tulip pada pasien yaitu minimal care,

partial care dan total care. Intervensi yang dilakukan

mengacu pada teori NANDA NIC NOC. Namun, dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan

perawat pelaksananya.

4) Model Layanan

Ruang Tulip RSU KMC Luragung menggunakan model

pelayanan keperawatan metode fungsional, metode ini sudah

terlaksana untuk saat ini.

5) Letak Ruangan

Lokasi ruang rawat inap Tulip RSU KMC Luragung

terletak di bagian belakang, berjauhan dengan beberapa sarana

seperti IGD, kamar operasi, laboratorium, unit fisioterapi dan

48
radiologi. Unit layanan yang terdekat adalah Kamar Jenazah,

Ruang Perawatan Anak Dahlia, Ruang Melati, Ruang VIP

Anggrek, Ruang Perinatologi, dan masjid RSU KMC Luragung.

Adapun denah untuk Ruang Tulip adalah sebagai berikut:

(terlampir).

Gambar 3. 1 Letak Ruang Tulip

Depo Obat

Tulip 5 Tulip 3 Tulip 1 Nurse Station

Kamar
Kamar
Kamar

mandi
mandi
mandi

Kamar
mandi
Tangga

R. Adm
Pintu Keluar

U
Kamar

Kamar
mandi

mandi

Tulip 4 Tulip 2
Masuk

6) Kapasitas Unit Ruangan

Kapasitas di Ruang Penyakit Dalam Tulip Kelas III RSU

KMC Luragung ini terdapat 5 kamar dengan 43 tempat tidur

dengan masing-masing ruangan 5 bed. Terdapat pula ruang kerja

49
perawat, depo obat dan 6 kamar mandi dengan pengaman (5 di

kamar mandi pasien, 1 di kamar mandi perawat). Terdapat 1

Spoel Hock, dan loker penyimpanan barang.

Tabel 3.1 Fasilitas Ruang Tulip

No Fasilitas Ruangan Jumlah Keterangan


1 Jumlah tempat tidur 25 Semua tempat tidur dengan
pengaman dan dalam
keadaan yang baik.
Ruangan Pasien
2 Ruang pasien biasa 5 3 ruangan untuk laki laki, dan
2 ruangan untuk perempuan
3 Ruang Pasien Isolasi 0 Ruang isolasi berada pada
lantai 2, yaitu Ruang Sakura
yang terpisah dengan Ruang
Tulip
4 Jumlah Ruang 0 Tidak ada ruang tindakan
Tindakan
(Endoscopy)
5 Kamar Mandi 6 5 kamar mandi dengan
pengaman di kamar mandi
pasien, 1 kamar mandi
dengan perawat di kamar
mandi perawat
6 Ruang obat 1 Berisi 40 loker tempat
penyimpanan obat sesuai bed
pasien
Ruangan Lain
7 Ruang Alat 1 Ruang alat terletak di
belakang, menyatu dengan
ruang kerja perawat. Kondisi
baik, luas ruangan kurang
memadai.
8 Ruang kebersihan 0 Tidak terdapat ruang
kebersihan
9 Ruang Ganti Perawat 1 Ruang ganti perawat menyatu
dengan ruang kerja perawat.
Kondisi baik, luas ruangan
kurang memadai/ terlalu
sempit
10 Ruang Administrasi 1 Ruang administrasi menyatu

50
dengan ruang kerja perawat.
Kondisi baik
11 Nurse Rest 1 Menyatu dengan ruang
perawat
12 Ruang Spoel Hock 1 Kondisi baik
13 Dapur 0 Tidak ada dapur
14 Ruang/ Lobby 0 Tidak tersedia ruangan
Penunggu Pasien khusus penunggu pasien
15 Ruang Mahasiswa 0 Tidak terdapat ruangan
khusus untuk mahasiswa
praktik.
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes
Kuningan 2021.

b. Analisis Pasien

1) Karakteristik

Ruang Tulip RSU KMC Luragung adalah ruang

perawatan penyakit dalam kelas III yang melayani perawatan

pasien dengan kasus penyakit dalam, baik gangguan pada sistem

pernafasan, sistem perkemihan, sistem endokrin, sistem

kardiovaskuler,sistem pencernaan, dan sistem integumen. Baik

actual maupun potensial yang memiliki indikasi rawat inap, dan

penyakit infeksi.

2) Jumlah Pasien Menurut Cara Pembayaran pada Bulan Januari

2021 di Ruang Tulip RSU KMC Luragung

Tabel 3.2 Laporan bulanan Ruangan Instalasi Rawat Inap Ruang


Tulip RSU KMC Luragung bulan Januari 2021.
No Cara Pembayaran Jumlah
1 Pasien BPJS 156
2 Pasien Umum 16
3 Pasien Kontraktor 0
4 Pasien SKTM 3

51
5 Pasien Din. Sos 0
Total 175
Sumber : Laporan bulanan Ruangan Instalasi Rawat Inap Ruang
Tulip RSU KMC Luragung bulan Januari 2021

3) Jumlah Pasien Masuk Menurut Rujukan/ Asal Ruang Pasien

Tabel 3.3 Laporan bulanan Ruangan Instalasi Rawat Inap Ruang

Tulip RSU KMC Luragung bulan Januari 2021.

No Asal Ruangan Jumlah


1 IGD
2 Poliklinik / Ruang rawat jalan
3 Ruang rawat lain
4 Rumah Sakit Lain
Jumlah
Sumber : Laporan bulanan Ruangan Instalasi Rawat Inap Ruang

Tulip RSU KMC Luragung bulan Januari 2021

4) Jumlah Pasien Keluar

Tabel 3.4 Laporan bulanan Ruangan Instalasi Rawat Inap Ruang

Tulip RSU KMC Luragung bulan Januari 2021

No Pasien Keluar Cara Bayar Jumlah


BPJS Umum
1 Pulang Dengan Perbaikan 133 14 147
2 Pulamg Paksa / Belum Perbaikan 1 1 2
3 Pindah Ke Ruang Rawat Lain 11 5 16
4 Pindah Ke Ruang HCU 3 0 3
5 Pindah Ke Ruang Intensif 0 0 0
6 Pasien Dirujuk Ke RS Lain 4 0 4
(Vertikal)
7 Pasien Meninggal
Pasien Meninggal > 24 Jam 2 0 2
Pasien Meninggal < 24 Jam 0 0 0
Total 174
Sumber : Laporan bulanan Ruangan Instalasi Rawat Inap Ruang
Tulip RSU KMC Luragung bulan Januari 2021

52
5) 10 Diagnosa Medis Terbanyak

Diagram 3.1 Laporan Buku Pasien tanggal 19 Januari – 10


Februari 2021

10 Diagnosa Medis Terbanyak di Ruang Tulip

16 Dyspepsia
19 DM
21 79
Hipertensi
22 Thypoid
BPPV
22 Migrain
Pneumonia
53
23 Anemia
Bacterial
42 Infeksi
50
DADS

Sumber : Laporan Buku Pasien tanggal 19 Januari – 10 Februari


2021

Berdasarkan hasil observasi melalui buku laporan pasien

pada tanggal 19 Januari – 10 Februari 2021 didapatkan hasil 10

diagnosa medis terbanyak adalah sebagai berikut :

a) Dyspepsia sebanyak 79 kasus,

b) Diabetes Melitus 53 kasus.

c) Hipertensi 50 kasus.

d) Demam Thypoid 42 kasus.

53
e) BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo) 23 kasus.

f) Migrain 22 kasus.

g) Pneumonia 22 kasus.

h) Anemia 21 kasus.

i) Bacterial Infection 19 kasus.

j) DADS (Diare Akut Dehidrasi Sedang) 16 kasus.

6) 10 Diagnosa Keperawatan Terbanyak

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepa Ruangan, 10

diagnosa keperawatan terbanyak di Ruang Tulip adalah:

a) Hipertermi

b) Defisit volume cairan

c) Defisit nutrisi

d) Gangguan pola napas

e) Bersihan jalan napas tidak efektif

f) Gangguan eliminasi: fekal

g) Gangguan rasa nyaman: nyeri

h) Risiko jatuh

i) Gangguan mobilitas fisik

j) Intoleransi Aktivitas

7) 10 Tindakan yang Sering Dilakukan

a) Memeriksa TTV

b) Nebulizer

54
c) Pendidikan Kesehatan

d) Pemasangan infuse

e) Injeksi

f) Skin Test

g) Transfusi darah

h) Patient Safety

i) Pemeriksaan GDS

j) Manajemen nyeri

8) Tingkat ketergantungan

Tingkat ketergantungan pasien di Ruang Tulip RSU KMC

Luragung pada tanggal 09 Februari – 12 Februari 2021

didapatkan rata – rata 13 pasien. Berdasarkan hasil observasi

dan wawancara pada tanggal 09 Februari 2021 pasien berjumlah

18 pasien (100%) dengan tingkat ketergantungan pasien

berdasarkan observasi; total care 3 pasien, partial care 14 dan

minimal care 1 dari 18 pasien.

Jumlah Perawat yang Dibutuhkan dalam Satu Shift Berdasarkan

Metode Douglas.

Tabel 3.5 Jumlah Perawat yang Dibutuhkan dalam Satu Shift


dengan Metode Douglas
Dinas
No Kategori
Pagi Sore Malam
1 Total care 0,36 x 3 = 1,08 0,3 x 4 = 1,2 0,20 x 4 = 0,8
2 Partial care 0,27 x 14 = 3,78 0,15 x 15 = 2,25 0,10 x 14 = 1,4
3 Minimal Care 0,17 x 1 = 0,17 0,14 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0
Jumlah 5.03 3,45 2,0

55
Jumlah perawat yang
5 3 2
dibutuhkan
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes
Kuningan Tahun 2021.

Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa jumlah

perawat yang dibutuhkan untuk berdinas shift pagi berjumlah 5

orang, shift siang 3 orang dan shift malam 2 orang. Sedangkan

perawat di Ruang Tulip yang shift pagi sebanyak 3 orang (terdiri

dari 1 karu dan 2 orang perawat pelaksana), shfit siang 3 orang

perawat pelaksana dan shift malam 2 orang perawat pelaksana.

a) Jumlah jam perawatan pada Ny. D (Tulip 2/1), klien

minimal care pada tanggal 09 Februari 2021 di Ruang

Tulip.

Nama Pasien Ny. D


Diagnosa Dyspepsia
Tindakan yang dilakukan Waktu
1. Pemeriksaan TTV 5 menit
2. Memberi obat via oral 2 menit
3. Memberi obat via IV 5 menit
4. Memberi cairan infus 2 menit
5. Mengajarkan teknik relaksasai 11 menit
napas dalam
6. Menanyakan keluhan saat ini 2 menit
7. Pemberian nutrisi oral 5 menit
8. Visit dr. Syafei 5 menit
9. Visit dr. Juliansyah 5 menit
10. Visit dr. Dirga, Sp.PD 5 menit
11. Visit dr. Jamilah, Sp.PD 5 menit
Jumlah Jam Perawatan 50 menit

56
b) Jumlah jam perawatan pada Tn.S (Tulip 4/3), klien partial

care pada tanggal 09 Februari 2021 di Ruang Tulip.

Nama Pasien Tn. S


Diagnosa PPOK
Tindakan yang dilakukan Waktu
1. Pemeriksaan TTV 5 menit
2. Memberi obat via oral 2 menit
3. Memberi obat via IV 5 menit
4. Memberi cairan infus 2 menit
5. Mengajarkan teknik relaksasai napas 11 menit
dalam
6. Menanyakan keluhan saat ini 2 menit
7. Pemberian nutrisi oral 5 menit
8. Skin test 5 menit
9. Pemasangan infuse 15 menit
10. Pemasangan Oksigen 15 menit
11. Menganjurkan semi fowler 5 menit
12. Visit dr. Syafei 5 menit
13. Visit dr. Juliansyah 5 menit
14. Visit dr. Dirga, Sp.PD 5 menit
15. Visit dr. Jamilah, Sp.PD 5 menit
Jumlah Jam Perawatan 90 menit

c) Jumlah jam perawatan pada Ny.A (Tulip 4/3), klien total

care pada tanggal 09 Februari 2021 di Ruang Tulip.

Nama Pasien Ny. A


Diagnosa CKD grade 5
Tindakan yang dilakukan Waktu
1. Pemeriksaan TTV 5 menit
2. Memberi obat via oral 2 menit
3. Pemasangan infus 15 menit
4. Memberi obat via IV 5 menit
5. Memberi cairan infus 2 menit
6. Mengajarkan teknik relaksasai 11 menit
napas dalam
7. Menanyakan keluhan saat ini 2 menit
8. Pemberian nutrisi oral 5 menit
9. Pemasangan DC 15 menit

57
10. Pengambilam sampel urine 5 menit
11. Pemeriksaan GDS 5 menit
12. Pengambilan sampel darah 5 menit
13. Skin Test 5 menit
14. Membantu pasien mobilisasi 10 menit
15. Visit dr. Syafei 5 menit
16. Visit dr. Juliansyah 5 menit
17. Visit dr. Dirga, Sp.PD 5 menit
18. Visit dr. Jamilah, Sp.PD 5 menit
Jumlah jam perawatan 112 menit

9) Penentuan Jumlah tenaga perawat dan beban kerja perawat

berdasarkan tingkat ketergantungan pasien

Beban kerja perawat= Jumlah pasien x jumlah jam perawatan

47 % x Beban Kerja Perawat


Formula Pembagian Sfiht =
Jumlah Perawat jaga per shift

Tabel 3.6 Jumlah Jam Kerja Berdasarkan Tingkat

Ketergantungan Pasien

Kategori
No Dinas Total Jam Kerja
Minimal Partial Total
1 Pagi 1,5 x 1 = 1,5 3,5 x 14 = 5,5 x 3 = 47 % x 67
49 16,5 3
¿ 10,49
2 Sore 0x0=0 3,5 x 15 = 5,5 x 4 = 37 % x 74,5
=13,78
52,5 22 2
3 Malam 0x0=0 3,5 x 14 = 5,5 x 4 = 17 % x 71
49 22 2
¿ 6,03
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes
Kuningan Tahun 2021.

Berdasarkan analisis tabel di atas didapatkan beban kerja

perawat pada tanggal 09 Februari 2021 menurut tingkat

58
ketergantungan pasien yaitu pada shift pagi 10,49 jam, shift

siang 13,78 jam dan shift malam 6,03 jam. Berdasarkan data

tersebut jam kerja perawat yang berdinas shift pagi dan shift

siang tidak sesuai dan tidak ideal karena seharusnya untuk jam

kerja yang sesuai adalah di shift pagi yaitu 7 jam, shift siang 7

jam dan shift malam yaitu 10 jam.

Tabel 3.7 Beban Kerja Perawat Berdasarkan Kuesioner

Tanggapan Responden
No Pertanyaan Tidak Kadang-
Sering Selalu
Pernah kadang
1. Pemimpin selalu melakukan evaluasi
0 55,5 33,3 11,2
secara ketat selama jam kerja
2. Saya sering kelabakan karena banyak
perkerjaan yang harus dilakukan atau 0 33,3 55,5 11,2
diselesaikan
3. Pada jam istirahat saya juga
0 66,7 22,2 11,1
mengerjakan pekerjaan saya
4. Volume pekerjaan saya diruangan
terlalu banyak sehingga butuh waktu 0 66,7 33,3 0
ekstra
5. Setiap hari saya selalu melakukan
kontak langsung dengan pasien secara 0 0 22,2 77,8
terus menerus
6. Saya merasa tenaga perawat sangat
kurang jika dibandingkan dengan 11,2 11,2 55,5 22,1
banyaknya jumlah pasien
7. Sebaiknya setiap perawat dibekali
pengetahuan dan keahlian serta
keterampilan terkait dengan 44,4 44,4 11,2 0
keperawatan sehingga dapat
memperlancar asuhan keperawatan
8. Beban kerja sehari-hari sudah sesuai
55,5 22,2 22,3 0
dengan standar pekerjaan saya
Jumlah Beban Kerja Berat 0

59
Beban kerja sedang 100
Beban kerja ringan 0

c. Analisis Unit Layanan Keperawatan

1) Flow Of Care

a) Proses Transfer Pasien

Bagan 3.1 Alur Rawat Inap Rumah Sakit Kuningan Medical

Center Luragung

Pasien datang sendiri dengan


membawa atau tidak RAWAT JALAN / IGD
membawa rujukan dari :
Dokter Praktek
Puskesmas Pernah Berobat / Nomor Rekam Medik
Rumah Sakit Dirawat Baru
Tenaga Kesehatan
Instruksi Lainnya
Dirawat

TPPRI

Ruang Rawat Inap Tulip Dirujuk ke Rumah Sakit


Lain

Pulang

b) Orientasi Pasien Baru

60
Berdasarkan hasil observasi pelayanan penerimaan pasien

baru pada tanggal 12 Februari 2021 sebanyak 13 pasien

sebagai berikut :

Tabel 3.7 Orientasi Pasien Baru Ruang Tulip

Dilakukan
No Hal-hal yang Diorientasikan
Ya Tidak

1 P1 : Perkenalan (orientasi ruangan, sarana lain, dan


orang )

Perkenalan

Perkenalan perawat yang bertanggung jawab, yaitu


100%
kepala ruangan, perawat primer, perawat associate

Perkenalan dokter yang bertanggung jawab dan


tenaga non keperawatan (administrasi, ahli gizi dan 75% 25%
lain-lain )

Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang


0 100%
sekamar (bila ada)

2 P2 : Peraturan rumah sakit

Penjelasan tentang aturan rumah sakit


a. Fasilitas 100% 0
b. Jelaskan hak dan kewajiban pasien 25% 75%
c. Fungsi gelang 75% 25%
d. Jam berkunjung 100% 0
e. Waktu makan 100% 0
f. Tata cara pembayaran jasa rumah sakit 100% 0
g. Penjelasan akan system sentralisasi obat 100% 0
h. Anjurkan untuk tidak membawa barang berharga 100% 0
i. Bel pasien
j. Ruangan tunggu keluarga pasien 100% 0
k. Jelaskan cara operasional tempat tidur 100% 0
l. Tempat pembungan sampah 100% 0
100% 0

61
3 P3 : Penyakit / Diagnosa

a. Pengertian 100% 0
b. Etiologi 100% 0
c. Tanda dan gejala 100% 0
d. Pemeriksaan 100% 0
e. Pengobatan 100% 0
f. Prognosis 100% 0
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners

STIKes Kuningan Tahun 2021.

Dengan kriteria hasil :

Kurang : <60%, Sedang : 60-75%, Baik : >75%

c) Discharge Planning

Tabel 3.8 Discharge Planning Ruang Tulip

Dilakukan
No Hal-hal yang direncanakan
Ya Tidak
1 Menyiapkan form rencana pemulangan
(discharge planning), lengkap dan 100 0
gabungkan dengan form pengkajian awal
2 Menulis identitas pasien pada kolom yang
tersedia, membuat tanggal masuk pasien 100 0
pada kolom yang tersedia
3 Membuat tanggal masuk pasien dirumah
sakit serta rencana tanggal dan jam pulang 100 0
dari rumah sakit
4 Membuat perencanaan pulang khusus
100 0
(pulang paksa)
5 Mengisi transportasi yang dipakai untuk
pulang serta yang mendampingi dan 100 0
merawat pasien dirumah
6 Mengisi pengobatan yang dilanjutkan
100 0
dirumah
7 Mengisi diet khusus pasien 0 100
8 Menjelaskan peralatan medis yang
dilanjutkan dirumah serta alat bantu yang 0 100
dipakai dirumah
9 Memberikan pendidikan kesehatan pada
100 0
keluarga pasien dan pasien

62
10 Mendokumentasikan apa yang sudah
diberikan oleh perawat kepada keluarga 100 0
pasien dan pasien
11 Menuliskan jadwal kontrol berikutnya 100 0
12 Menulis tanda tangan dan nama jelas
perawat yang memberikan dan nama 100 0
keluarga yang sudah diberikan penjelasan.
Sumber : Data diambil dari 3 buah Rekam Medik pasien
yang sudah pulang pada tanggal 12 Februari 2021

2) Manajemen Unit

Tabel Data Inventaris Alat Medis Ruang Tulip Per Tahun 2020

No Nama barang Jumlah Kondisi


BAIK RUSAK
Alat Medis/Alat Keperawatan
1 Kursi Roda 3 3 0
2 Oksigen (RS) 30 30 0
3 Lampu Pembaca Rontgen 1 1 0
4 Sampiran 6 6 0
5 Bed Dewasa Sizimga 25 25 0
6 Trolly 3 3 0
7 Timbangan Dewasa BB One 1 1 0
Med
8 Stetoscope Litman 1 1 0
9 Stetoscope ABN 1 1 0
10 Tensimeter Jarum ABN 3 0 3
11 Tensi Mobile 1 1 0
12 Termometer Air Raksa 4 4 0
13 Termometer Digital 3 2 1
14 SpO2 2 2 0
15 Tensimeter Air Raksa 1 1 0
16 Ambu Bag 2 2 0
17 Middle Holder No 21 2 2 0
18 Bisturi 1 Pack 1 1 0
19 Pinset Cirurgis No 18 2 2 0
20 Pinset Anatomis 1 1 0

63
21 Kom Kecil 2 2 0
22 Gunting Jaringan No 10 2 2 0
23 Gunting Jaringan No 7 2 2 0
24 Gunting Jaringan No 8 2 2 0
25 Gunting Up Hecting Roll 2 2 0
26 Klem Besar No 19 2 1 0
27 Klem Anatomi No 18 2 2 0
28 Klip Ronde No 45 2 2 0
29 Kom Betadine 1 1 0
30 Kom Alkohol 2 2 0
31 EKG 1 0 1
32 Reflex Hammer 1 1 0
33 Korentang + Wadah 1 1 0
34 Regulator 02 5 3 2
35 Tromol Kecil 1 1 0
36 Tromol Sedang 1 1 0
37 Bengkok Kecil 1 1 0
38 Bak Instrumen Kecil 1 1 0
39 Bak Instrumen Besar 3 3 0
40 Bak Instrumen Selang 4 4 0
41 Torniquet 2 2 0
42 Plester 1 1 0
43 Kapas Alkohol 1 1 0
44 Kassa Steril 5 5 0
45 Box Darah 1 1 0
46 Alat GDS Accu Check 1 0 1
47 Standard Infus 50 50 0
48 Urinal 5 5 0
49 Pispot 5 5 0
50 Bengkok Besar 5 5 0
51 Bengkok Kecil 2 2 0
52 Tromol Kecil 1 1 0
53 Tromol Sedang 1 1 0
54 Tromol Besar 1 1 0
55 Nebulizer 1 0 1
56 Kaca Pembesar 1 1 0
57 Respiratory Rate Time 1 1 0
58 Oximetri 1 1 0
59 Suction 1 1 0
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes
Kuningan Tahun 2021

64
Tabel 3.10 Data Inventaris Alat Non Medis Ruang Tulip Per
Tahun 2020
N NAMA BARANG JUMLAH KONDISI
O BAIK RUSAK
Perlengkapan Rumah Tangga
1 Kursi Chotose 32 32 0
2 Jam Dinding 7 7 0
3 Lemari Pasein 25 25 0
4 Keset 7 7 0
5 Kipas Angin Panasonic 13 13 0
6 Tempat Handscrub 6 6 0
7 Kulkas Sharp 1 Pintu 1 1 0
8 Meja Kayu 1 1 0
9 Rak Sepatu 1 1 0
11 Lemari Kaca Alat Medis 1 1 0
12 Loker Obat Pasien Besar 1 1 0
Bersekat
13 Tempat Sampah 5 5 0
14 Lemari Linen 1 1 0
15 Lemari Tas Perawat 1 1 0
16 Ember Linen Infeksius 1 1 0
17 Ember Linen Non Infeksius 1 1 0
18 Komputer Samsung 1 1 0
19 CPU Potrek 1 1 0
20 Tempat Buku Plastik 5 5 0
21 Ember 6 6 0
24 Gayung 6 6 2
26 Meja Nurse Station 7 7 0
27 Pesawat telp Panasonic 1 1 0
interlokal
28 Mouse 1 1 0
30 Kalender 2021 1 1 0
32 Lemari Kecil ATK 1 1 0
33 Meja Komputer 1 1 0
34 Tempat Sampah Medis 1 1 0
35 Tempat Sampah Ampul 1 1 0
36 Tempat Sampah Spuit 2 2 0
37 Lemari Obat Kecil 1 1 0
38 Medical Streilizer 1 1 0
39 Tabung APAR 1 1 0
40 Suhu Ruangan 4 4 0
41 Wastafel 1 1 0
42 Kunci Oksigen 1 1 0

65
43 Nurse Call 1 1 0
44 Exhaust Fan 6 6 0
45 Baskom Besar 1 1 0
46 Pewangi Ruangan 1 1 0
47 Cermin Sedang 1 1 0
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes
Kuningan Tahun 2021

Tabel 3.11 Daftar Logistik Ruang Tulip

Kamar Logistik Jumlah Keterangan


Tempat tidur pasien 5 Kondisinya baik
Lemari pasien 5 Baik, tanpa meja untuk makan
Keset 1 Baik
Kipas Angin 2 Baik
Kursi 5 Baik
Standar infus 7 Baik
Kamar 1
Oksigen 0
Terdapat pegangan, sedikit
licin, lampu menyala, ember
Kamar mandi klien 1
keran air WC duduk exhaust
fan.
Jam dinding 1 Baik
Tempat tidur pasien 5 kondisinya baik
Lemari pasien 5 Baik, tanpa meja untuk makan
Keset 1 Baik
Kipas Angin 2 Baik
Kursi 5 Baik
Standar infus 13 Baik
Kamar 2
Oksigen 3 Baik
Kamar mandi klien Terdapat pegangan, sedikit
licin, lampu menyala, ember
1
keran air WC duduk exhaust
fan.
Jam dinding 1 Baik
Kamar 3 Tempat tidur pasien 5 Kondisinya baik
Lemari pasien 5 Baik, tanpa meja untuk makan
Keset 1 Baik
Kipas Angin 2 Baik
Kursi 4 Baik
Standar infus 10 Baik
Oksigen 1 Baik

66
Kamar mandi klien Terdapat pegangan, sedikit
licin, lampu menyala, ember
1
keran air WC duduk exhaust
fan.
Jam dinding 1 Baik
Tempat tidur pasien 5 Kondisinya Baik
Lemari pasien 5 Baik, tanpa meja untuk makan
Keset 1 Baik
Kipas Angin 2 Kurang sejuk
Kursi 5 Baik
Standar infus 7 Baik
Kamar 4
Oksigen 4 Baik
Kamar mandi klien Terdapat pegangan, sedikit
licin, lampu menyala, ember
1
keran air WC duduk exhaust
fan.
Jam dinding 1 Baik
Tempat tidur pasien 5 Kondisinya Baik
Lemari pasien 5 Baik, tanpa meja untuk makan
Keset 2 Baik
Kursi 5 Baik
Standar infus 7 Baik
Kamar 5 Oksigen 2 Baik
Kamar mandi klien Terdapat pegangan, sedikit
licin, lampu menyala, ember
2
keran air WC duduk exhaust
fan.
Jam dinding 2 Baik
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes
Kuningan Tahun 2021

d. Sumber Daya / Kekuatan Kerja

1) Manusia

a) Struktur Organisasi Ruang Tulip

Secara struktural Ruang Tulip (Ruang Penyakit

Dalam Laki-Laki Dan Perempuan) dibawah bidang instalasi

rawat inap yang dipimpin oleh seorang kepala ruangan dan

67
dibantu, 1 kepala shift dan 10 perawat pelaksana. Berikut

gambaran struktur organisasi Ruang Tulip Rumah Sakit

Umum Kuningan Medical Center Kuningan.

68
Bagan 3.2 Struktur Organisasi Ruang Tulip Rumah Sakit
Umum Kuningan Medical Center Kuningan

KA. RU RUANG TULIP


WIWI WIARSIH, Amd. Kep

KA. SHIFT
WINANENGSIH, Amd. Kep

PERAWAT PELAKSANA
NENENG WAWAY Y, Amd. Kep
DINI NUR FITRIANI, S.Kep., Ners
YEYEN SRI M, Amd. Kep
YUNI SRI L, Amd. Kep
YESSI TITIS W, Amd. Kep
AGHNI NAILUFAR, Amd. Kep
EGI RIDWANTO, Amd. Kep
HILMAN FAHMINURDIN, Amd. Kep
SANDY DWI PERMANA, S.Kep., Ners
INDRA NURWANA, Amd. Kep
INDRA NURWANA, Amd. Kep

Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners


STIKes Kuningan Tahun 2021

b) Ketenagakerjaan / Sumber Daya manusia

Tenaga kerja Ruang Tulip berjumlah 12 orang yang

terdiri 1 kepala ruangan, 1 ketua shift dan 10 perawat

69
pelaksana. Dari 14 orang tenaga kerja yang bekerja di ruang

Tulip berpendidikan sebagai berikut :

Tabel 3.12 Daftar Keadaan Dan Kebutuhan Pegawai Ruang


Tulip Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center
Kuningan
No KETENAGAAN LAMA BH PP PMK
PK NAMA STR SIK K3 PK
. RUANG TULIP KERJA D I P
1. Kepala Ruangan 2 Wiwi Wiarsih, >3
(+) (+) (+) (+) (-) (-) (-)
Amd. Kep Tahun
2. Kepala Shift 2 Winanegsih, >3
(+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Amd. Kep Tahun
3. Perawat Pelaksana 1 Neneng
>5
Waway Y, (+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Tahun
Amd. Kep
Pr Dini
>2
a Nurfitriani, (+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Tahun
S.Kep., Ners
Pr Yeyen Sri M, >1
(+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
a Amd. Kep Tahun
Pr Yuni Sri I, >1
(+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
a Amd. Kep Tahun
1 Yessi Titis W, >1
(+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Amd. Kep Tahun
Pr Aghni
>1
a Nailufar, (+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Tahun
Amd. Kep
2 Egi Ridwanto, >3
(+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Amd. Kep Tahun
1 Hilman
>1
Fahminurdin, (+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Tahun
Amd. Kep
Pr Sandy Dwi
<1
a Permana, (+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Tahun
S.Kep., Ners
Pr Indra
<1
a Nurwana, (+) (+) (+) (-) (-) (-) (-)
Tahun
Amd. Kep
Sesuai
Jumlah
Belum Sesuai
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners
STIKes Kuningan Tahun 2021

70
c) Kepuasan Kerja Perawat

NO PERNYATAAN SP P TP STP
1. Jumlah gaji yang diterima dibandingkan
0 0 100 0
dengan pekerjaan yang Saudara lakukan.
2. Sistem gaji yang dilakukan institusi tempat
0 0 66,7 33,3
Saudara bekerja
3. Jumlah gaji yang diterima dibandingkan
0 22,2 66,7 0
pendidikan Saudara
4. Pemberian Insentif tambahan atas suatu atau
11,2 44,4 44,4 0
kerja ekstra
5. Tersedianya peralatan dan perlengkapan
0 33,3 66,7 0
yang mendukung pekerjaan
6. Tersedianya fasilitas penunjang seperti
0 0 66,7 33,3
kamar mandi, tempat parkir dan kantin.
7. Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan
dengan ventilasi udara, kebersihan dan 0 0 55,6 44,4
ketenangan.
8. Adanya jaminan atas kesehatan/ keselamatan
0 0 55,5 44,5
kerja
9. Perhatian institusi rumah sakit terhadap
11,1 11,1 77,8 0
Saudara.
10. Hubungan antar karyawan dalam kelompok
0 0 77,8 22,2
kerja
11. Kemampuan dalam ekerjasama antar
0 0 77,8 22,2
karyawan
12. Sikap teman-teman kerja terhadap Saudara 11,1 0 66,6 33,3
13. Kesesuaian antara pekerjaan dengan latar
11,2 0 44,4 44,4
belakang pendidikan Saudara
14. Kemampuan dalam menggunakan waktu
0 0 77,7 22,3
bekerja dengan penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervisor/ pengawas dalam
0 0 88,9 11,1
membuat keputusan
16. Perlakuan atasan selama saya bekerja disini 11,2 0 77.8 0
17. Kebabasan melakukan suatu metode sendiri
0 11,2 77.8 0
dalam membuat keputusan
18. Kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan atau 11,1 0 55,6 33,3
pendidikan tambahan
19. Kesempatan untuk memiliki jabatan yang 0 0 88.9 11,1

71
lebih tinggi
20. Kesempatan untuk membuat suatu prestasi
0 0 77,8 22,2
dan mendapatkan kenaikan pangkat.
Kurang Puas 0%
Jumlah Cukup Puas 77,70%
Puas 22,30%

2) Non Manusia

a) Money

1. Biaya operasional ruangan berasal dari Anggaran

Rumah Sakit.

2. Pembiayaan pasien sebagai besar BPJS dan umum

(biaya sendiri).

3. Tidak ada biaya bagi perawat yang akan melanjutkan

pendidikan ke jenjang selanjutnya.

4. Ada anggaran diklat untuk perawat PTT yang

ditugaskan mengikuti pelatihan dan seminar di RSU

KMC Luragung dan ada anggran diklat untuk perawat

yang mengikuti pelatihan dan seminar di luar RSU

KMC Luragung.

5. Kebutuhan Ruangan seperti fasilitas cuci tangan

(tissue) belum 100% terpenuhi.

6. Setiap bulan perawat mendapat intensif.

b) Method

72
Manajemen asuhan keperawatan di Ruang Tulip

menggunakan metode fungsional. Metode ini diterapkan

dengan menggunakan kerjasama seluruh perawat pelaksana.

Pembagian tugas dilakukan oleh kepala ruangan dan

dilakukan berdasarkan keahlian khusus dari setiap perawat

pelaksana. Selain itu, kepala ruangan bertanggung jawab

dalam mengarahkan anggota sebelum tugas dan menerima

laporan kemajuan pelayanan perawatan pasien, serta

membantu anggota dalam menyelesaikan tugas apabila

mengalami kesulitan, selanjutnya anggota akan melaporkan

kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan

keperawatan terhadap klien.

Adapun hasil observasi pada pendokumentasian

proses keperawatan pada 12 status rekam medis pasien yang

sudah pulang didapatkan.

Tabel 3.13 Daftar SOP Ruang Tulip

No SOP
1 Pemasangan Naso Gastrik Tube (NGT)
2 Pemasangan Kateter
3 Mengukut Tekanan Darah
4 Melakuakan Skin Test
5 Cara Mengukur Suhu Tubuh Melalui Axila
6 Melakukan EKG
7 Menghitung Pernafasan
8 Pemasangan Infus
9 Pemberian Therapi Intravena Melalui Selang Infus
10 Bad Making
11 Serah Terima JAga (Operan)

73
12 Menerima Pasien Baru
13 Hecting
14 Melatih Batuk Efektif
15 Pemberian Nutrisi Melalui Oral
16 Pemberian Obat Oral
17 Pasien Keluar dari Rawat Inap
18 Memberikan Posisi Dorsal Recumbent
19 Memberikan Posisi Litotomi
20 Memberikan Posisi Prone
21 Memberikan Posisi Supinasi
22 Memberikan Posisi Fowler
23 Membersihkan Mulut Pasien Tidak Sadar
24 Mengganti Alat Tenun Pasien Tanpa Pasien Di Atasnya
25 Membersihkan Mulut
26 Menghitung Tetesan Cairan Infus
27 Pemberian Nutrisi Melalui NGT
28 Cuci Tangan Steril
29 Perawatan Luka dan Ganti Verban
30 Rumple Leed Test
31 Posisi Tidur Trendelenburg
32 Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
33 Pemberian Obat Secara Intra Muscular (IM)
34 Pasien Pulang atas Izin Dokter
35 Melepaskan NGT
36 Mengompres Luka
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners
STIKes Kuningan Tahun 2021

Tabel 3.14 Operan Jaga di Ruang Tulip dari Tanggal 09 –


11 Februari 2021
DINAS
PAGI SORE MALAM
No Pertanyaan
Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Kepala ruang atau PP 10 100 100 100 100 100
1 keperawatan memulai pertemuan 0
dengan diawali berdoa bersama
Dilakukan kunjungan singkat 10 100 100 100 100 100
kesetiap ke setiap kamar pasien 0
2
diikuti oleh seluruh peserta
timbang terima tugas
3 Dilakukan komunikasi antar 10 100 100 100 100 100
perawat pemberi tanggung jawab 0

74
dengan perawat penerima
tanggung jawab yang dilakukan
didepan pintu dengan suara pelan
atau tidak rebut
Perawat memberi tanggung jawab 10 100 100 100 100 100
menyebutkan identitas pasien, 0
diagnosa medis, diagnosa
4
keperawatan, tindakan
keperawatan yang telah dilakukan
berserta waktu pelaksanaanya
Menginformasikan jenis dan 10 100 100 100 100 100
waktu rencana tindakan 0
5
keperawatan yang belum
dilakukan
Menyebutkan perkembangan 10 100 100 100 100 100
6
pasien yang ada selama shif 0
Menginformasikan pendidikan 10 100 100 100 100 100
7 kesehatan yang telah dilakukan 0
(bila ada)
Mengevaluasi hasil tindakan 10 100 100 100 100 100
8
keperawatan 0
Menyebutkan terapi dan tindakan 10 100 100 100 100 100
9 medis berserta waktunya yang 0
telah dilakukan selama shif
Menyebutkan tindakan medis 10 100 100 100 100 100
10
yang belum dilakukan selama shif 0
Perawat memperkenalkan diri 10 100 100 100 100 100
kepada pasien atau keluarga, 0
11
menyampaikan adanya pengalihan
petugas jaga
Memberikan salam kepada pasien 10 100 100 100 100 100
12 atau keluaraga pasien selanjutnya 0
berlanjut ke pasien lainnya
Perawat melakukan 4P (Pain, 10 100 100 100 100 100
Potty, Position, dan Possesive) 0
13
selama timbang terima di depan
pasien
10 100 100 100 100 100
Jumlah
0

Sumber: Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes Kuningan


Tahun 2021

75
Tabel 3.15 Timbang Terima di Ruang Tulip dari Tanggal 09 – 11
Februari 2021
SESI 1 : Nurse Station

PAGI SIANG MALAM


No Tindakan Timbang terima Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Perawat shift malam menyiapkan 100 0 100 0 100 0
status pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
2 Perawat shift pagi membuka 100 0 100 0 100 0
operan jaga dengan do’a
3 Perawat shift pagi 100 0 100 0 100 0
mempersilahkan perawat shift
malam untuk melaporkan pasien
kepada perawat shift pagi.
“baik terimakasih untuk
kesempatan yang diberikan.
Adapun laporan perawatan pasien
pada shift malam, dengan jumlah
pasien sebanyak ... (sebutkan
jumlah pasien)”
4 Perawat shift malam melaporkan 100 0 100 0 100 0
pasien yang menjadi tanggung
jawabnya, terkait :
a. Identitas pasien dan diagnosa
medis
b. Masalah keperawatan yang
kemungkinan masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang
sudah dan belum
direncanakan
d. Intervensi kolaborasi dan
dependent
e. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya
operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan
0penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi

76
atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara
rutin
5 Perawat shift pagi mengklarifikasi 100 0 33,6 66,4 100 0
apa yang disampaikan oleh
perawat shift malam
6 Perawat shift pagi mengajak 100 0 100 0 100 0
perawat shift malam dan perawat
shift pagi lainnya yang
bertanggung jawab untuk
mengklarifikasi pasien
(menghampiri pasien dalam visite
keperawatan)

SESI 2 : Bed pasien

PAGI SIANG MALAM


No Tindakan Timbang terima Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Perawat shift malam 100 100 100
mengucapkan salam dan menyapa 0 0 0
pasien
2 Pearawat shift malam 100 0 100 0 100 0
menanyakan masalah
keperawatan yang dialami pasien
setelah dilakukan tindakan
3 Perawat shift malam 33,6 66,4 33,6 66,4 0 100
menyampaikan bahwa tugasnya
telah selesai dan diganti tim
perawat shift pagi
4 Perawat shift malam 0 100 0 100 0 100
memeperkenalkan/menanyakan
apakah pasien masih mengingat
nama perawat shift pagi

5 Perawat shift pagi menjelaskan 66,4 33,6 66,4 33,6 33,6 66,4
tentang perawatan pagi dan
perawat shift pagi yang akan
bertanggungjawab kepada pasien
tersebut
6 Perawat shift pagi memberikan 66,4 33,6 66,4 33,6 66,4 33,6

77
kesempatan kepada
pasien/keluarga untuk bertanya
7 Perawat shift pagi menutup 0 100 0 100 0 100
pertemuan dan menyampaikan
selamat beristirahat

SESI 3 : Nurse Station

PAGI SIANG MALAM


No Tindakan Timbang terima Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
2 Perawat shift pagi meminta perawat 10 0 10 0 10 0
shift malam untuk melaporkan 0 0 0
infentarisasi obat dan fasilitas lain atau
hal-hal terkait lainnya yang perlu
dilaporkan
3 Perawat shift pagi memberikan 10 0 10 0 10 0
reinforcement kepada perawat shit 0 0 0
malam
4 Perawat shift malam menutup operan 10 0 10 0 10 0
dengan berdoa 0 0 0

Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes Kuningan


Tahun 2021

Tabel 3.16 Pendokumentasian Hasil Keperawatan pada


Tanggal 13 Februari 2021
Pendokumentasian
Katagori
Terisi lengkap Tidak lengkap
Pengkajian awal rawat inap 12 0
Penilaian resiko jatuh 0 12
Lembar pemantauan TTV 12 0
Edukasi 12 0
Catatan perkembangan pasien 12 0

Discharge planning 0 12
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes Kuningan
Tahun 2021

c) Material

78
Tabel 3.17 Observasi Perawat Ruang Tulip Rumah Sakit
Kuningan Medical Center 2021
No Pengamatan Ya Tidak
Sumber : Praktik 1 Perawat mencuci tangan sebelum 90% 10%
Manajemen melakukan tindakan perawatan
Mahasiswa Profesi 2 Perawat mencuci tangan sesudah 100
Ners STIKes melakukan tindakan keperawatan
Kuningan Tahun 3 Perawat mencuci tangan pada air mengalir 100
2021 atau wastafel
4 Perawat mencuci tangan dengan 100
menggunakan :
a. sabun atau cleanser
b. larutan antiseptic
5 Mencuci tangan dilakukan selama:
a. 10 sampai 15 detik 100
b. > 120 detik
6 Perawat menggunakan masker pada pasien 100
yang terindikasi beresiko menular
7 Perawat memakai masker sblm mencuci 100
tangan sblm menggunakan masker dan
memakai gaun
8 Masker dipakai satu kali untuk merawat 100
satu pasien
9 Perawat menggantungkan masker dileher 100
untuk digunakan kembali
10 Perawat melepaskan masker setelah 100
melepaskan sarung tangan dan mencuci
tangan terlebih dahulu
11 Perawat mengenakan gaun saat akan 50 50
melakukan tindakan
12 Perawat melakukan sarung tangan saat 100 0
melakukan tindakan keperawatan
13 Sarung tangan di ganti setiap melakukan 0 100
tindakan pada pasien yang berbeda
14 Perawat mencuci tangan setelah 100
melepaskan sarung tangan

1. Ruang jaga perawat yang di fasilitasi oleh kursi dan

meja, telpon, dan wastafel.

79
2. Bagan stuktur dan alur penerimaan pasien belum

tersedia dan belum terpasang.

3. Pendokumentasian askep sudah tersedia.

4. Lantai keseluruh ruangan diberikan keramik putih

dengan ukuran 30x30 cm kering dan tidak licin setiap

hari dibersihkan oleh CS

5. Kamar kelas 3 di satukan antara BPJS dan Umum.

6. Di ruang Tulip terdapat 5 ruangan yang terdiri dari, 3

ruang perawatan perempuan 2 ruang perawatan laki-

laki. Semua pasien merupakan pasien perempuan dan

laki-laki.

7. Tinggi atap (flapon) kurang lebih 3 meter.

8. Belum terpasangnya wastafel, handwash dan handrub

di setiap kamar di ruang tulip.

e. Lingkungan Kerja

1) Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat

disekitar, seperti ruangan, suhu udara, sirkulasi udara,

pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, kebersihan dan bau-

bauan, warna akan berpengaruh secara signifikan tehadap hasil

kerja manusia tersebut (Wingjosoebroto, 2000).

a) Ruangan

80
Lingkungan kerja untuk mencapai proses menejerial

keperawatan di ruang perawatan umum 4 (Tulip) sudah

cukup baik. Terdapat 5 ruang perawatan (2 kamar untuk

laki-laki dan 3 kamar untuk perempuan) lengkap dengan

tempat tidur dan kamar mandi. Ada juga ruangan untuk

perawat dimana didalamnya mencakup Nurse Station,

tempat penyimpanan obat, tempat penyimpanan alat, kamar

mandi dan tempat cuci tangan.

b) Sirkulasi Udara

Sirkulasi udara di ruang perawatan umum 4 (Tulip)

sudah baik, dikarenakan setiap kamar atau ruangan

mempunyai ventilasi udara berupa jendela yang jumlahnya

seimbang dengan luas kamar/ ruangan. Apabila sirkulasi

ingin bertambah baik, diluar ruangan terdapat taman kecil

yang gunanya untuk sumber oksigen, dan terdapat 2 pintu

dimana 1 pintu bagian depan selalu terbuka dan 1 pintu

bagian belakang selalu tertutup sehingga membuat sirkulasi

udara di ruang tulip tidak menetap.

c) Pencahayaan

Pencahayaan di ruang perawatan umum 4 (Tulip)

sudah baik, yang terbantu oleh adanya jendela-jendela di

81
setiap kamar/ ruangan dan terpasang lampu-lampu yang

membuat terang.

d) Kebisingan

Ruang perawatan umum 4 (Tulip) merupakan ruangan

yang strategis dari kebisingan seperti polusi yang bisa

mempengaruhi kinerja perawat dan istirahatnya pasien-

pasien yang sedang dalam perawatan intensif. Ruang Tulip

jauh dari suara-suara yang keras seperti jauh dari jalan raya,

jauh dari pabrik, dan suara-suara yang mengganggu

komunikasi, gangguan tidur, gangguan perilaku, dan

gangguan fisiologis. Serta ruang Tulip juga bersebelahan

dengan masjid sehingga setiap adzan berkumandang dapat

membuat pasien merasa nyaman.

e) Kebersiahan dan Bau-Bauan

Dalam segi kebersihan ruang perawatan umum 4

(Tulip) terpelihara baik, dari kebersihan ruangan perawat,

kamar pasien, kamar mandi dan halamannya. Terdapat

tempat sampah non medis di depan kamar pasien, dan

terdapat tempat sampah medis, non medis di ruang perawat.

Setiap hari ruang Tulip di bersihkan sebanyak 3 kali (pagi,

siang dan sore).

2) Lingkungan Non Fisik

82
Lingkungan kerja non-fisik dibagi ke dalam tiga kriteria,

diantaranya yaitu :

a) Hubungan Perawat dan Pasien

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 09

Februari 2021 didapatkan bahwa interaksi antara perawat

dengan pasien, terjadi pada saat perawat melakukan

tindakan keperawatan langsung, diantaranya: mengganti

alat tenun, menyuntikan obat, memasang infus dan

memberikan tindakan keperawatan lainnya. Hubungan juga

terjadi pada saat perawat melakukan asuhan keperawatan

tidak langsung, seperti: operan dinas (timbang terima) dan

visite dokter.

Hasil penilaian kepuasan Pasien di ruang Tulip pada

tanggal 10 Januari 2021 dengan jumlah responden 11 orang

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.18 Penilaian Kepuasan Pasien di Ruang Tulip


Rumah Sakit KMC Luragung
Pengalaman
No Pertanyaan
Baik Cukup Kurang
Ketika saya masuk ruangan,
perawat menerima saya dengan
1 81,8% 18,2% 0
pelayanan yang ramah dan
sopan
Pada saat menjalankan
tugasnya, perawat senantiasa
2 90,9% 9,1% 0
berpakaian rapih, bersih dan
sopan
3 Saat tiba di ruang perawatan, 81,8% 18,2% 0
langsung dilakukan pengkajian

83
dan pemeriksaan terhadap anak
saya
Saat berbicara dengan saya,
bahasa yang digunakan
4 81,8% 18,2% 0
perawat cukup jelas dan mudah
dimengerti.
Setiap kali berbicara, perawat
5 terlihat percaya diri dan 81,8% 18,2% 0
bersemangat
Saat memasuki ruangan,
perawat mengenalkan dirinya,
lingkungan tempat saya
dirawat, menjelaskan
6 mengenai kegiatan rutin yang 90,9% 9,1% 0
biasa dilakukan di ruangan dan
menjelaskan peraturan nrumah
sakit khususnya di ruang
Dahlia
Perawat memberikan
pelayanan dengan cepat dan
7 63,6% 36,4% 0
sesuai dengan yang saya
inginkan
Ruangan tempat saya dirawat
tenang (tidak gaduh : tidak
8 terlalu banyak penunggu, 45,5% 54,5% 0
pengunjung, ataupun petugas)
dan nyaman
Lingkungan dan fasilitas
9 sekitar saya dirawat senantiasa 63,6% 36,4% 0
bersih, rapih dan aman
Selama saya dirawat, alat
10 kesehatan yang dibutuhkan 45,5% 54,5% 0
anak saya terpenuhi.
Perawat bersedia
mendengarkan dan mengerti
11 72,7% 27,3% 0
setiap keluhan yang saya
sampaikan
Apabila saya menanyakan
tentang perkembangan kondisi
12 dan keadaan penyakit, perawat 63,6% 27,3% 9,1
memberikan penjelasan sampai
saya mengerti
Perawat cepat datang (mudah
13 81,8% 18,2% 0
dihubungi) ketika diperlukan

84
Perawat cepat tanggap
mengingatkan dan kadang-
14 kadang membantu tindakan 63,6% 27,3% 9,1
dalam rangka memenuhi
kebutuhan sehari-hari saya
Perawat melibatkan saya /
keluarga saat membuat
15 perencanaan pelayanan 81,8% 18,2% 0
keperawatan yang akan
dilakukan
Perawat menghargai setiap
16 81,8% 18,2% 0
keputusan yang saya ambil
Apabila saya dan keluarga
tidak patuh terhadap petunjuk
17 81,8% 18,2% 0
untuk kesembuhan saya, maka
perawat mengingatkan saya
Apabila saya dan keluarga
patuh terhadap petunjuk untuk
18 63,6% 36,4% 0
kesembuhan saya, maka
perawat memberi saya pujian
Perawat menginformasikan
atau menjelaskan tentang
tujuan/alasan/cara/efek
19 90,9% 9,1% 0
samping, prosedur tindakan
keperawatan sebelum
dilakukan kepada saya
Apabila akan melakukan
tindakan keperawatan, perawat
20 90,9% 9,1% 0
meminta ijin serta menyebut
nama atau panggilannya
Pada saat perawat melakukan
tindakan keperawatan, perawat
memperhatikan kondisi saya
21 72,7% 27,3% 0
dan terlihat terampil serta
percaya diri saat
melakukannya
Dalam melakukan tindakan
keperawatan seperti memasang
22 infus, selang NGT, dll perawat 72,7% 27,3% 0
melakukan sekali (maksimal 2
x) tidak berulang-ulang
Perawat menghormati norma,
23 nilai, kepercayaan, agama yang 81,8% 18,2% 0
saya dan keluarga anut

85
Perawat tanggap pada keadaan
24 saya walaupun diminta atau 63,6% 36,4% 0
tidak diminta
Dalam melakukan pelayanan
keperawatan, saya yakin dan
25 90,9% 9,1% 0
percaya perawat dapat
melakukannya dengan baik
Perawat mengerti setiap
26 63,6% 36,4% 0
keluhan yang saya sampaikan
Pelayanan yang diberikan oleh
petugas depo farmasi
27 63,6% 36,4% 0
dilakuukan dengan cekatan dan
dalam waktu yang singkat.
Saya diberi penjelasan apabila
28 obat-obatan yang dibutuhkan 63,6% 36,4% 0
tidak tersedia di depo farmasi
Perawat memberikan bantuan
makan pada anak saya yang
29 72,7% 27,3% 0
tidak mau makan / disonde
(melalui selang)
Petugas diruangan menjelaskan
tentang cara-cara pengurusan
30 administrasi dan hak-hak yang 82,8% 18,2% 0
saya dapat selama berada
dalam perawatan di ruangan ini
Apabila ada hal-hal yang saya
tidak mengerti, saya
31 mendapatkan informasi dan 72,7% 27,3% 0
penjelasan dari petugas
ruangan.
Jumlah 81,81% 18,19 % 0
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners

STIKes Kuningan Tahun 2021

Berdasarkan penilaian kepuasan pasien dapat disimpulkan

bahwa hubungan antara perawat dengan pasien sudah baik

dengan persentasi 81,81 %.

b) Hubungan Perawat dan Perawat

86
Dari hasil pengamatan, proses komunikasi antara sesama

perawat sudah berjalan dengan baik.

1. Komunikasi dilakukan dengan sistem kekeluargaan,

terbuka dan akrab, serta tidak ada batasan antara senior

dan junior. Nama panggilan biasanya berupa nama

pengganti seperti: ibu, bapak, aa, dan teteh.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah

dan komunikasi dua arah. Jika terjadi masalah atau

konflik diantara para perawat, permasalah tersebut

diselesaikan secara langsung sehingga tidak

mengganggu hubungan dalam pekerjaan dan kinerja

perawat.

2. Berdasarkan keterangan kepala ruangan, jadwal dinas

perawat di ruang Tulip dibagi dalam 3 shift. Ketika

melakukan tindakan, perawat melakukan seluruh

tindakan secara bersama-sama dimulai dari kamar 1

sampai kamar 5. Tindakan keperawatan rutin yang

dilakukan secara bersama-sama, diantaranya: injeksi

obat, mengukur TTV, operan dinas, dan lain-lainnya.

3. Jadwal dinas perawat di Ruang Tulip berdasarkan

metode fungsional, yang diatur langsung oleh kepala

bagian keperawatan.

87
c) Hubungan Perawat dan Profesi Lain

Menurut hasil pengamatan secara langsung oleh

kelompok kami, hubungan perawat dan profesi lain di ruang

Tulip berjalan dengan baik. Tim kesehatan bekerjasama

sebagai tim untuk menangani masalah pasien serta saling

menghormati dan menghargai antar profesi. Pada waktu dan

keadaan tertentu, dokter dan perawat melakukan diskusi

untuk menyelesaikan pemasalahan pasien, begitu juga

dengan petugas medis lain atau bahkan non medis. Masing-

masing petugas kesehatan menulis di rekam medik pasien

dengan lengkap dan jelas. Jika terdapat instruksi atau

pendelegasian tugas, maka proses pendelegasian dilakukan

secara tegas dan tertulis.

f. Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO)

Indikator mutu ruang Tulip Bulan Januari 2021 sebagai

berikut:

Tabel 3.19 Kinerja Rawat Inap Penyakit Dalam Ruang Tulip Bulan
Januari 2021
N URAIAN JUMLAH
O
1 BOR 83,36%
2 LOS 2,97
3 BTO 7
4 TOI 0,59
5 GDR 1,14 %
6 NDR 1,14%
7 Jumlah hari rawat 521
8 Jumlah TT 25

88
9 Jumlah pasien 175
10 Pasien masuk/ keluar (hidup/mati) 175
Sumber : Praktik Manajemen Mahasiswa Profesi Ners STIKes
Kuningan Tahun 2021

Dari hasil pengkajian data yang diambil pada bulan Januari

2021 di dapatkan nilai BOR 83,36%, LOS 2,97, BTO 7 x/hari, dan

TOI 0,59 x/ hari, GDR 1,14 %, NDR 1,14 %. Dengan perhitungan

sebagai berikut :

1. BOR

Rumus:

Jumlah hari perawatan di rumah sakit


BOR= x 100 %
jumlahtempat tidur X jumlah hari dalam 1 periode

521
BOR= x 100 %
25 x 25

521
BOR= x 100 %
625

BOR=83,6%

2. ALOS (Average Lenght of Stay = Rata-rata lamanya pasien

dirawat)

Rumus:

Jumlahlama dirawat
ALOS=
Jumlah pasien keluar (hidup+ mati)

521
ALOS=
175

ALOS=2,97

3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

89
Rumus:

( Jumlah tempat tidur x periode )−Jumlah hari perawatan dirumah sakit


TOI=
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati)

( 25 x 25 ) −521
TOI=
175

625−521
TOI=
175

104
TOI=
175

TOI=0,59

4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tepat tidur)

Rumus:

Jumlah pasien dirawat( hidup+ mati)


BTO=
Jumlah tempat tidur

175
BTO=
25

BTO=7

5. NDR (Net Death Rate)

Rumus:

Jumlah pasien meninggal> 48 jam


NDR= x 100 %
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

2
NDR= x 100 %
175

NDR=1,14 %

6. GDR (Gross Death Rate)

Rumus:

90
Jumlah pasien meninggal seluruhnya
GDR= x 100 %
Jumlah pasien keluar (hidup+ mati)

2
GDR= x 100 %
175

GDR=1,14 %

91
BAB IV

ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN

A. Analisis Data

Berdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 09 Februari – 13 Februari

2021, didapatkan masalah manajemen keperawatan di Ruang Tulip RSU

KMC Luragung adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Analisa Masalah Manajemen Keperawatan di Ruang Tulip RSU


KMC Luragung

Approach Management
No Kelebihan Kekurangan Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil Belum optimalnya rencana
wawancara, Ruang Tulip kegiatan harian dan kepala
menggunakan metode ruangan dan perawat
fungsional. pelaksana.

Unsur Managemen:
Methode

Fungsi Managemen:
Acctuating
2. Berdasarkan hasil
wawancaran dengan kepala
ruangan belum memiliki
perencanaan kegiatan harian .

Unsur Managemen:
Material

Fungsi Managemen:
Controling
3. Berdasarkan hasil observasi
di Ruang Tulip belum
terdapat struktur organisasi.

Unsur Managemen:

92
Methode

Fungsi Managemen:
Acctuating.
3. Berdasarkan hasil
observasi di Ruang
Tulip sudah
tersedianya buku-
buku pedoman
panduan SOP untuk
tindakan yang sering
dilakukan.

Unsur managemen:
Material

Fungsi Managemen :
Acctuating.
Care And Delivery
1. Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil observasi Pendokumentasian asuhan
yang didapakan di Ruang Tulip, buku asuhan keperawatan belum optimal,
dalam pemberian keperawatan pasien tidak beban kerja shift pagi lebih
kuesioner kepuasan mencantumkan form skrining dari 7 jam yaitu 10,49 jam
ke keluarga pasien risiko jatuh pasien. dan beban kerja shift siang
didapatkan hasil lebih dari 7 jam yaitu 13,67
bahwa persentase jam.
kepuasan pasien
81,81% pasien puas
dengan pelayanan
yang diberikan.

Unsur Managemen : Unsur Managemen:


Methode Methode

Fungsi Managemen : Fungsi Managemen:


Acctuating Controlling
2 Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi di Ruang Tulip
masih menggunakan asuhan
keperawatan yang mengacu
pada Dongoes dalam
menegakkan diagnosa
keperawatan.

93
Unsur Managemen :
Methode
Fungsi Managemen :
Controlling
3 Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh jam
kerja berdasarkan
ketergantungan pasien dalam
sehari yaitu shift pagi 10,49
jam, shift siang 13,78 jam dan
shift malam 6,03 jam
Jumlah tenaga shift pagi 3
orang, shift siang 3 orang dan
shift malam 2 orang.

Unsur Managemen:
Man

Fungsi Managemen :
Organizing
Profesional Relationship
1. Berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara Ronde keperawatan belum
observasi di Ruang dengan kepala ruangan berjalan optimal.
Tulip sudah bahwa belum adanya ronde
dilaksanakan operan keperawatan di Ruang Tulip.
sesuai dengan SOP.

Unsur manajemen : Unsur Managemen :


method Methode

Fungsi manajemen: Fungsi Managemen :


Acctuating Acctuating.
2 Berdasarkan hasil
observasi saat visit
dokter, hubungan
pasien dengan dokter
sudah baik ditandai
dengan tindakan
yang akan dilakukan
selalu didiskusikan
dan
didokumentasikan
(SBAR) dengan baik
dan lengkap

94
(termasuk paraf
dokter dans perawat)

Unsur Managemen :
Man

Fungsi Managemen :
Controling
3 Berdasarkan hasil
observasi, pada saat
menghadapi pasien
kritis, PP langsung
melapor kepada
dokter jaga dan
dokter jaga pun
selalu
mendokumentasikan
lembar edukasi dan
melakukan IC
mengenai kondisi
kritis dan tindakan
resusitasi sesuai SPO
yang ada .

Unsur Managemen :
Man Methode

Fungsi Managemen :
Controlling
Jenjang Karir
1 Berdasarkan hasil observasi Pelaksanaan tugas perawat
di Ruang Tulip lebih banyak berdasarkan PK yang telah
perawat dalam jenjang karir dicapai belum optimal.
Pra PK (50%), PK I (25%),
PK II (25%).
2 Berdasarkan hasil observasi,
masih terdapat perawat yang
belum memahami tugas yang
harus dilakukan dilihat dari
PK yang telah dicapai.
3 Dalam pelayanan asuhan
keperawatan Ruang Tulip
menggunakan metode
Fungsional.

95
B. Prioritas Masalah

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


VARIABEL
(S) (W) (O) (T)
MAN 1. Kepala Ruangan berlatar belakang 1. Jumlah perawat kurang 1. Adanya penerapan 1. Adanya beberapa rumah
pendidikan D3 Keperawatan dengan dari standar program jenjang karir sakit kompetitor yang
pengalaman kerja > 3 tahun, kepala 2. Sebagian besar perawat 2. Terdapat kesempatan berada disekitar Rumah
shift berlatar belakang pendidikan D3 dengan lama kerja <3 perawat untuk Sakit Umum KMC
Keperawatan dan perawat pelaksana tahun (66,7%). direkomendasikan Luragung.
sebanyak 10 orang perawat berlatar 3. Pasien baru yang tidak mengikuti pelatihan dan 2. Fungsi manajemen belum
pendidikan S1 Keperawatan Ners dan dijelaskan hak dan diangkat menjadi PT terstruktur dengan baik
D3 Keperawatan, perawat pelaksana kewajiban pasien (Pegawai Tetap)
berlatar pendidikan S.Kep Ners sebanyak 75%.
sebanyak 2 orang (20%) D3 4. Pasien baru yang tidak
Keperawatan sebanyak 8 orang (80%). dikenalkan dengan
2. Hampir seluruh perawat berlatar pasien sekamarnya
belakang D3 yaitu sebanyak 10 orang (100%)
(83,33%)
3. Kepala Ruangan dan perawat
pelaksana di Tulip sudah mengikuti
pelatihan keperawatan sesuai
kebutuhan ruangan.
4. Perawat ramah dan menerapkan 3S
setiap bertemu dengan pasien
5. Perawat cepat tanggap dalam
menangani keluhan pasien.
6. Adanya kerjasama yang baik antara
kepala ruangan, kepala shift, perawat

96
pelaksana dan pegawai lainnya.
7. Adanya mahasiswa ners yang sedang
Praktik di Ruang Tulip
1. Ruang Tulip merupakan Ruang 1. Alat EKG di ruangan 1. Adanya dana untuk 1. Semakin berkembangnya
Penyakit Dalam kelas III yang letaknya dalam kondisi rusak, sarana prasarana yg rumah sakit competitor
strategis sudah mengajukan dialokasikan untuk dengan sarana prasarana
2. Terdapat pembagian tempat sampah untuk perbaikan namun rumah sakit. yang lebih menunjang.
medis dan non medis belum diacc. 2. Adanya kesempatan 2. Risiko infeksi nosokomial
3. Kebersihan ruangan dan lingkungan 2. Tidak terdapat ruang untuk penambahan alat- cukup tinggi karena belum
baik mahasiswa alat seperti bak adanya papan informasi
4. Jumlah linen memadai 3. Tidak terdapat selimut instrumen dan bengkok. tentang batasan
MATERIAL
5. Kelengkapan fasilitas sarana dan untuk pasien pengunjung
prasarana alat medis di Ruang Tulip 4. Pencahayaan dan
sudah baik dengan presentasi (93,3%). sirkulasi yang kurang di
6. Kelengkapan fasilitas sarana dan kamar Tulip 2 dan Tulip
prasarana alat non medis di Ruang Tulip 4.
sudah baik dengan presentasi (100%).
7. Sudah terdapat SOP untuk tindakan
yang sering dilakukan di ruangan
MARKETIN 1. Terdapatnya kerjasama yang baik antar 1. Belum terpampangnya 1. RS Luragung 1. Terdapat Rumah Sakit
G karu dan perawat lain nya. Visi Misi ruangan dan merupakan cabang dari kompetitor yang lebih
2. Melakukan operan shift dengan baik Rumah sakit di Ruang RS KMC menunjang dalam segi
sesuai prosedur. Tulip. Kertawangunan pelayanan dengan
2. Belum ada pembuatan 2. Adanya kerjasama RS perlengkapan medis yang
10 besar penyakit dan KMC Luragung dengan lebih menunjang.
10 besar diagnosa RS yang lain dan 2. Makin tingginya kesadaran
keperawatan di Ruang bekerja sama dengan masyarakat dalam kualitas
Tulip. institusi seperti STIKes dan pelayanan.

97
3. Belum adanya alur Kuningan.
masuk pasien di Ruang 3. Adanya kerjasama RS
Tulip. dengan BPJS.
4. belum efektifnya 4. Adanya kerjasama RS
pelaksanaan pelathan dengan Dinas Sosial
yang dilakukan oleh (Jamkesda).
perawat. 5. Lokasi RS mudah
5. Jumlah perawat yang diakses karena dekat
ada diruangan Tulip dengan jalan raya.
kebanyakan lulusan 6. Sasaran marketing dari
DIII. Ruang Tulip adalah
6. Jumlah perawat kurang pasien dengan keluarga,
dari standar BPJS, umum, SKTM
7. Pasien baru yang tidak dan Dinsos (Jamkesda).
diperkenalkan tentang 7. Sudah memiliki website
ruangan, Sarana, resmi sehingga
perawat dan dokter memudahkan pihak RS
yang bertanggung untuk menerima kritik
jawab. dan saran untuk
8. Karu berlatar belakang perbaikan.
DIII.
9. Pasien baru yang tidak
dijelaskan tentang
peraturan RS sebanyak.
10. Pasien baru yang
tidak dijelaskan tentang
penyakit/diagnose.

98
1. Dilakukan nya pengurangan resiko 1. Pendokumentasian 1. Terdapat Rumah Sakit
pasien jatuh. lembar discharge kompetitor yang lebih
2. Adanya hasil pendokumentasian asuhan planning untuk pasien menunjang dalam segi
keperawatan. yang akan pulang belum pelayanan dengan
3. Patient safety: sepenuhnya diterapkan. perlengkapan medis yang
a. Meningkatkan keamanan obat yang 2. Ada beberapa tindakan lebih menunjang.
perlu diwaspadai sudah dilakukan. keperawatan yang 2. Makin tingginya kesadaran
b. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur belum sesuai dengan masyarakat dalam kualitas
dan tepat operasi sudah dilakukan. SOP, yaitu : dan pelayanan.
c. 6 benar pemberian obat sudah a. 5 momen cuci
dilakuakan. tangan.
METHODE 3. Belum terbentuknya
reward and punishment
untuk petugas kesehatan
4. Belum terbentuknya
sangsi untuk petugas
kesehatan untuk yang
melanggar peraturan
5. Belum terbentuknya
penghargaan untuk
petugas kesehatan yang
disiplin  
MONEY 1. Dana Operasional 100% didapatkan 1. Tidak Ada biaya bagi 1. Bekerjasama dengan
dari anggaran rumah sakit. perawat yang akan pihak institusi
2. Sumber dana peralatan kesehatan dan melanjutkan pendidikan pendidikan (mahasiswa

99
prasarana penunjang diperoleh dari ke jenjang selanjutnya. yang praktek di klinik)
anggaran Rumah Sakit melalui Diklat.
3. Adanya tunjangan hari raya (THR) bagi
PNS dan PTT
4. Adanya gaji pokok untuk karyawan
yang didapatkan setiap bulan dari
rumah sakit sesuai dengan golongan
masa kerja.
5. Adanya sumber dana yang berasal dari
kerja sama dengan pihak Institusi
pendidikan.

100
C. Perencanaan

Dengan mempertimbangkan masalah waktu, sumber daya, dan

kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada, maka dalam penyelesaian

identifikasi masalah tersebut akan diselesaikan berdasarkan prioritas masalah.

Tehknik yang digunakan untuk memprioritaskan masalah adalah dengan

menggunakan pembobotan dan memperhatikan beberapa aspek yaitu:

Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan sering terjadi masalah

Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang akan ditimbulkan

Manageability (Mn) : Dapat diselesaikan atau dikelola

Nursing concern (Nc) : Berfokus pada keperawatan

Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya

Kriteria Nilai:

Sangat kurang penting : Bernilai 1

Kurang penting : Bernilai 2

Cukup penting : Bernilai 3

Penting : Bernilai 4

Sangat penting : Bernilai 5

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Nilai Rangking


1. Belum 4,3, , 4,3,3, 4,3,3 4,3,3, 314 4
optimalnya 3,3, 3,3,3, 3,3=3. ,3,3 3,3=3.
rencana 3=3. 3=3 2 =3.2 2
kegiatan 2
harian
karu,dan PP.

101
2. Pendokumentasi 4,4, 4,3,3, 4,4,4, 4,4,3 4,4,3, 600 1
an Discharge 3,4, 4,3= 3,4 = ,3,3 4,4=3,
Planning belum 3= 3,4 3,8 =3,4 8
optimal 3,6
3. Ronde 4,4, 4,3,3, 3,3,3, 4,4,4 3,3,3, 415 3
keperawatan 4,4, 3,3=3, 3,3=3 ,3,4 3,3=3
belum berjalan 3=3, 2 =
optimal. 8 3,8
4. Pelaksanaan 4,4, 4,4,4, 4,3,3, 4,4,3 4,3,4, 479 2
tugas perawat 3,3, 3,3=3, 3,3=3. ,4,3 3,3=3,
berdasarkan 3=3, 6 2 =3,6 4
PK yang telah 4
dicapai belum
optimal.

102
D. FISH BONE

MATERIAL MAN
Perawat hanya berfokus
terhadap obat pasien saat
Format Dischagre Planning akan pulang, belum
belum lengkap memenjelaskan terkait
pencegahan penyakit
Beban kerja yang tinggi
sehingga tidak melakukan
Discharge Planning
Pendokumentasian
Discharge Planning
belum optimal
Instrumen Rencana
Discharge Planning tidak Pendokumentasian
ditemukan Discharge Planning belum
dilakukan

Sosialisai format Discharge


Planning

METODE LINGKUNGAN

103
MATERIAL MAN

Beban kerja yang tinggi


Tidak adanya EKG sehingga sehingga perawat
menghambat pemeriksaan melakukan tindakan sesuai
EKG bila ada pasien kritis dengan kebutuhan pasien

Sebanyak 50% perawat Pelaksanaan


Sarana medis yang tersedia diruangan tidak dalam jenjang Pra PK, 25%
sesuai dengan jumlah pasien tugas perawat
PK I dan 25% PK II berdasarkan PK
yang telah
Ruang Tulip masih dicapai belum
menggunakan metode optimal.
pelayanan fungsional
Sosialisai tugas perawat
Jumlah BOR yang tinggi
berdasarkan PK.

Sosialisai format
perencanaan kegiatan
harian dan bulanan karu,
katim dan pp

LINGKUNGAN
METODE
104
MATERIAL MAN

Belum termotivasi untuk


melakukan Ronde
Tidak ditemukan format
Keperawatan
rencana ronde keperawatan

Ronde
keperawatan
belum berjalan
optimal.

Sosialisai format
perencanaan kegiatan
harian dan bulanan karu,
katim dan pp

LINGKUNGAN
METODE
105
MATERIAL MAN

Beban kerja yang tinggi


sehingga kegiatan harian
Belum adanya format
dan bulanan tidak dilakukan
rencana kegiatan harian
bulanan
Instrumen Rencana Kegiatan Belum termotivasi untuk
harian melakukan kegiatan harian
dan bulanan tidak ditemukan Belum optimalnya
dan bulanan
rencana kegiatan
harian dan karu,
katim dan PP.

Instrumen Rencana
Kegiatan harian dan
Jumlah BOR yang tingi
bulanan tidak ditemukan

Sosialisai format
perencanaan kegiatan
harian karu, dan pp

LINGKUNGAN
METODE
106
E. Alternatif Penyelesaian Masalah

Setelah diketahui faktor penyebab dari masalah tersebut, kemudian

facktor penyebab di cari cara untuk menyelesaikannya. Adapun

penyelesaiannya terdapat pada dijelaskan pada tabel berikut ini.

1. Pendokumentasian Discharge Planninng belum optimal

No Penyebab Penyelesaian
1. Belum adanya discharge Pembuatan alur dan poster
planning yang dapat discharge planning
dilaksanakan secara optimal
dan terdokumentasi dengan
baik dan lengkap.
2. Adanya kekurangan saat
Pengawasan karu dan katim
mengisi pendokumentasian. dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan
2. Pelaksanaan tugas perawat berdasarkan PK yang telah dicapai belum

optimal

No Penyebab Penyelesaian
1. Belum terbentuknya pedoman Pembuatan pedoman tugas
tugas perawat sesuai dengan perawat sesuai dengan PK yang
PK yang telah dicapai telah dicapai
2. Belum optimalnya sosialisasi Sosialisasi kepada Karu dan PP
mengenai tugas perawat engenai tugas perawat
berdasarkan PK yang telah berdasarkan PK yang telah
dicapai dicapai.
3. Ronde keperawatan belum berjalan optimal

No Penyebab Penyelesaian
1. Belum terbentuknya SOP Pembuatan SOP Ronde
Ronde Keperawatan. Keperawatan
2. Belum berjalannya Ronde Mensosialisasikan Ronde
Keperawatan di ruang Tulip Keperawatan dengan media
poster.
3. Belum adanya motivasi untuk Memotivasi perawat untuk
meningkatkan mutu pelayanan meningkatkan pelayanan
melalui ronde keperawatan melalui ronde keperawatan

107
4. Belum optimalnya rencana kegiatan harian karu, dan PP.

No Penyebab Penyelesaian
1. Instrumen Rencana Kegiatan Pembuatan instrumen Rencana
harian tidak ditemukan. Kegiatan Harian
2. Belum termotivasi untuk Sosialisai format perencanaan
melakukan kegiatan harian dan kegiatan harian karu dan pp.
bulanan.

F. Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah

Agar masalah lebih bisa diselesaikan maka dilakukan pembobotan

alternatif penyelesaian masalah, dengan memperhatikan aspek :

1. Capability (C) : kemampuan melaksanakan alternatif

2. Acessibility (A) : kemudahan melaksanakan alternatif

3. Readness(R) : kesiapan dalam melaksanakan alternatif

4. Leverage (L) : daya ungit alternatif dalam penyelesaian masalah

Kriteria Nilai :

Sangat kurang mampu :Bernilai 1

Kurang mampu :Bernilai 2

Cukup mampu :Bernilai 3

Mampu :Bernilai 4

Sangat mampu :Bernilai 5

1. Pendokumentasian Discharge Planning belum optimal

No Alternatif Penyelesaian C A R L Total Urutan


Masalah
1. Pembuatan alur dan 4 4 3 4 192 1
poster discharge
planning
2. Pengawasan karu dan 4 3 3 4 144 2
katim dalam
pendokumentasian

108
asuhan keperawatan
2. Pelaksanaan tugas perawat berdasarkan PK yang telah dicapai belum

optimal

No Alternatif Penyelesaian C A R L Total Urutan


Masalah
1. Pembuatan pedoman 4 4 3 4 192 1
tugas perawat sesuai
dengan PK yang telah
dicapai
2. Sosialisasi kepada Karu 4 3 3 4 144 2
dan PP engenai tugas
perawat berdasarkan PK
yang telah dicapai.
3. Ronde keperawatan belum berjalan optimal

No Alternatif Penyelesaian C A R L Total Urutan


Masalah
1. Pembuatan SOP Ronde 4 3 4 4 192 2
Keperawatan
2. Mensosialisasikan Ronde 4 3 3 4 144 3
Keperawatan dengan
Role Play.
3. Memotivasi perawat 5 4 4 5 400 1
untuk meningkatkan
pelayanan melalui ronde
keperawatan

4. Belum optimalnya rencana kegiatan harian karu, dan PP.

No Alternatif Penyelesaian C A R L Total Urutan


Masalah
1. Pembuatan instrumen 4 3 4 4 192 2
Rencana Kegiatan Harian
2. Sosialisai format 5 4 3 4 240 1
perencanaan kegiatan harian
dan bulanan karu, katim dan
pp.

109
G. Planing of Action (POA)

Perencanaan
No Masalah Tujuan
Sumber Penanggung
Rencana Kegiatan Tanggal
daya Jawab
1. Pendokumen Pendokumentasian discharge a. Pembuatan SOP Discharge Planning Kepala Livvany,
tasian planning dapat dilakukan secara b. Koordinasi dengan karu ruangan, Mirayanti,
discharge optimal dan terdokumentasi c. Menyiapkan materi terkait Discharge kepala shift, Wulandari
planning dengan baik di ruangan. Planning perawat
belum d. Pembuatan media lembar balik dan pelaksana
optimal leaflet dan
e. Konsultasi dengan karu materi dan mahasiswa
media
f. Melakukan sosialisasi dan simulasi
discharge planning di ruangan
g. Memantau petugas dalam
mendokumentasikan discharge
planning
h. Dokumentasi
2. Pelaksanaan Pelaksanaan tugas perawat a. Pembuatan pedoman Kepala Nok Cucu,
tugas berdasarkan PK dapat b. Koordinasi dengan kepala ruangan ruangan, Livvany
perawat dilaksanakan dengan optimal di dan bagian keperawatan kepala shift,
berdasarkan ruangan. c. Melakukan sosialisasi pelaksanaan perawat
PK yang tugas perawat berdasarkan PK yang pelaksana
telah telah dicapai dan
ditetapkan d. Memantau petugas dalam melakukan mahasiswa
dicapai tugas perawatan sesuai PK yang telah

110
belum dicapai
optimal. e. Dokumentasi
3. Ronde Ronde keperawatan dapat a. Pembuatan SOP ronde keperawatan Kepala Sartik
keperawatan dilaksanakan dengan b. Koordinasi dengan karu ruangan, a, Siti
belum optimal di ruangan c. Pembuatan materi terkait ronde kepala Rima,
berjalan keperawatan shift , Windi
optimal. d. Konsultasi dengan karu materi perawat
e. Melakukan sosialisasi dan simulasi pelaksana
rencana kegiatan ronde keperawatan dan
f. Dokumentasi mahasiswa
4. Belum a. Pembuatan rencana kegiatan harian Kepala Nok Cucu,
optimalnya karu dan PP ruangan, Daniyati, Ima
rencana b. Koordinasi dengan karu kepala shift, Erpiana
kegiatan c. Menyiapkan materi terkait rencana perawat
harian kegiatan harian. pelaksana
karu,dan PP. d. Pembuatan media untuk pembuatan dan
rencana kegiatan harian karu dan PP mahasiswa
e. Konsultasi dengan karu materi dan
media
f. Melakukan sosialisasi dan simulasi
rencana kegiatan harian di ruangan
g. Dokumentasi

111
H. Kriteria Evaluasi

NO KEGIATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI


Pendokumentasian Discharge Planning
1. Pembuatan alur dan Menerapkan pemahaman Mempermudah untuk
poster discharge terkait alur discharge menginat dan mecegah
planning. planning. kesalahan dalam
menerapkan discharge
planning.
2. Memotivasi perawat Menerapkan edukasi Mempermudah untuk
untuk melakukan pada keluarga pasien memberikan edukasi pada
discharge planning dan sebelum pasien pulang keluarga pasien sebelum
melengkapi format pulang.
discharge planning
Ronde Keperawatan
1 Pembuatan SOP Ronde Pelaksanaan sesuai Pelaksanaan ronde
Keperawatan. dengan SOP yang ada keperawatan berjalan
100% sesuai SOP
4. Membuat alur Ronde Adanya gambaran Pelaksanaan ronde
Keperawatan tentang bagaimana keperawatan berjalan
pelaksanaan ronde 100% sesuai SOP
keperawatan
5. Memotivasi perawat Meningkatkan motivassi Melakukan ronde
untuk meningkatkan perawat untuk keprawatan sesuai dengan
pelayanan melalui ronde melakukan ronde kebutuuhan.
keperawatan. keperawatan.
Rencana Kegiatan Harian
1. Pembuatan intrumen Mengoptimalkan Kegiatan harian dan
Rencana Kegiatan kegiatan harian karu, bulanan dapat terbentuk
Harian dan PP. dan berlangsung dengan
optimal.
2. Sosialisai format Menerapkan pemahaman Melakukan rencana harian
perencanaan kegiatan terkait dengan rencana dan bulanan sesuai dengan
harian dan bulanan karu, kegiatan harian dan yang di rencanakan
katim dan pp. bulanan
Pelaksanaan Tugas Perawat Berdasarkan PK
1. Melibatkan mahasiswa Membantu meringankan Perawat terbantu dengan
praktikan keperawatan beban kerja perawat. adanya mahasiswa.
sebagai perawat
pelaksana tetapi dengan
pengawasan.
2. Mahasiswa dan kepala Menambah semangat Perawat bersemangat
ruangan memberikan kepada perawat untuk menjalankan perannya
motivasi pada perawat menjalankan perannya
untuk meningkatkan
semangat dalam

112
menjalankan perannya
dan memberikan
reinforcement.

113
BAB V

IMPLEMENTASI DAN HASIL EVALUASI

A. Implementasi

No Masalah Hari/ Tanggal Implementasi


1 Pendokumentasian Rabu, 24 Pembuatan SOP discharge
Discharge Februari 2021 – planning
Planning Belum Senin, 01 Maret
Optimal 2021
Jum’at, 26 Berkoordinasi serta konsultasi
Februari 2021 dengan kepala ruangan terkait SOP
discharge planning yang telah
dibuat.

Jum’at - Sabtu, Menyiapkan materi terkait


26 – 27 discharge planning dan media
Februari berupa leaflet
Februari 2021
Selasa, 02 Berkonsultasi dengan kepala
Maret 2021 ruangan dan kepala bagian
keperawatan rawat inap mengenai
media discharge planning
Rabu – Kamis, Melakukan sosialisasi dan simulasi
03 – 04 Maret discharge planning di ruangan
2021.
Rabu – Kamis, Memantau petugas dalam
03 – 04 Maret mendokumentasikan discharge
2021. planning
Dokumentasi (Terlampir)
2 Pelaksanaan tugas Sabtu, 27 Pembuatan pedoman Rincian
perawat Februari 2021 – Keperawatan Klinis (RKK)
berdasarkan PK Senin, 01 Maret
yang telah 2021
ditetapkan dicapai Rabu, 03 Maret Berkoordinasi dengan kepala
belum optimal. 2021 ruangan dan kepala bidang
keperawatan rawat inap
Hasil: tidak diberikan izin,
lanjutkan pemantauan kerja
perawat sesuai dengan PK yang
telah dicapai.

114
Rabu, 03 Maret Melakukan sosialisasi pelaksanaan
2021 tugas perawat berdasarkan PK yang
telah dicapai
Rabu – Kamis, Memantau petugas dalam
03 – 04 Maret melakukan tugas perawatan sesuai
2021 PK yang telah dicapai
Dokumentasi (terlampir)
3 Ronde Jumat, 26 Pembuatan SOP ronde keperawatan
keperawatan belum Februari 2021
berjalan optimal. Sabtu, 27 Koordinasi dengan karu
Februari 2021
Pembuatan materi terkait ronde
keperawatan
Sabtu, 27 Konsultasi dengan karu
Februari 2021
Melakukan sosialisasi dan simulasi
rencana kegiatan ronde keperawatan
Dokumentasi ( Terlampir )
4 Belum optimalnya Jumat, 26 Pembuatan rencana kegiatan harian
rencana kegiatan Februari 2021 karu dan PP
harian karu,dan PP. Sabtu, 27 Koordinasi dengan karu
Februari 2021
Jumat, 26 Pembuatan media untuk pembuatan
Februari 2021 rencana kegiatan harian karu dan
PP
Rabu – Kamis, Melakukan sosialisasi dan simulasi
03 – 04 Maret rencana kegiatan harian di ruangan
2021
Dokumentasi ( Terlampir )

B. Hasil Evaluasi

1. Pendokumentasian Discharge Planning Belum Optimal

Pada hari Rabu, 24 Februari 2021 sampai Senin, 01 Maret 2021

telah dilaksanakan pembuatan SOP Discharge Planning. Pada hari

Jum’at, 26 Februari 2021 berkordinasi dengan Kepala Ruangan dalam

pembuatan SOP Discharge Planning. Kemudian pada hari Selasa 02

Maret 2021 berkoordinasi dengan Bidang Keperawatan mengenai SOP

115
Discharge Planning, didapatkan hasil bahwa SOP Discharge Planning

telah diterima dan ditetapkan menjadi SOP di RSU KMC Luragung. Pada

hari Rabu – Kamis dilakukan pemantauan tugas perawat dalam

melakukan pendokumentasian dan pelaksanaan Discharge Planning.

Dari hasil observasi didapatkan bahwa sebagian besar perawat di

Ruang Tulip melakukan pendokumentasian Discharge Planning, 4 dari 6

perawat pelaksana dinas pagi dan dinas siang melakukan Discharge

Planning. Adapun perawat yang belum melaksanakan Discharge

Planning dikarenakan adanya tindakan perawatan lain di Ruang Tulip.

2. Pelaksanaan Tugas Perawat Berdasarkan PK Yang Telah Ditetapkan

Dicapai Belum Optimal

Pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 sampai Senin, 01 Maret 2021

telah dilaksanakan pembuatan RKK. Kemudian pada hari Rabu 03 Maret

2021 berkoordinasi dengan Bidang Keperawatan mengenai RKK,

didapatkan hasil bahwa RKK disesuaikan dengan yang sudah ditetapkan

pihak RSU KMC Luragung. Pada hari Rabu – Kamis dilakukan

pemantauan tugas perawat berdasarkan PK yang telah dicapai.

Dari hasil observasi didapatkan bahwa sebagian besar perawat di

Ruang Tulip dengan kualifikasi Pra PK sudah melakukan tindakan sesuai

dengan kualifikasinya sebanyak 71,5%. Adapun sebanyak 38,5% perawat

melakukan tindakan yang belum menjadi kewenangan klinis,

dikarenakan MAKP yang dipakai di Ruang Tulip adalah metode

fungsional.

116
3. Ronde Keperawatan Belum Berjalan Optimal

4. Belum Optimalnya Rencana Kegiatan Harian Karu Dan PP

Pada hari Rabu - Kamis, 26 – 27 Februari 2021 dilakukan

penyerahan Rencana Kegiatan Pelayanan, Rencana Kegiatan Harian

Kepala Ruangan dan Rencana Kegiatan Harian Perawat Pelaksana

sekaligus dilakukannya sosialisasi mengenai rencana tersebut.

Dari hasil observasi didapatkan bahwa Rencana Kegiatan

Pelayanan Keperawatan di Ruang Tulip dapat dilaksanakan sesuai jadwal

yang sudah ditentukan.

117
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil pengkajian situasi ruangan dari manajemen di Ruang


Tulip terdapat beberapa poin yang belum optimal, diantaranya:
pendokumentasian asuhan keperawatan, pelaksanaan tugas perawat
berdasarkan PK yang telah dicapai, ronde keperawatan dan rencana
kegiatan harian Kepala Ruangan dan Perawat Pelaksana.
2. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang Tulip RSU
KMC Luragung menggunakan model keperawatan fungsional.

B. Saran

118
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2008. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Erlangga: Jakarta.


Depkes RI. 2005. Standar Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit. Direktorat
Pelayanan Keperawatan Direktoral Jenderal Pelayanan Medik.
Depkes, RI. 2006. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan
Medis. Jakarta.
Depkes Doengoes, Marilyn E Moorhouse, Marry Frances Dan Gelsser Alice C.
2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Terjemah Monica Ester Dan
Yasminasih. Jakarta: EGC
Gillies, D. A. 1998. Nursing management a systempproach third edition
philadelphia WB Saunders.
Gillies, D. A. 2001. Manajemen Keperawatan sebagai Suatu Sistem (Neng Hati
Sawidji, Penerjemah). Bandung: Yayasan IAPKP.
Huffman, Edna K. 1994. Health Information Management Physicians Record
Company Berwyn Illinous.
Kizier. 2004. Fundamental Of Nursing New York: Addision Wesley.
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Praktik dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
________. 2010 Manajemen Keperawatan Aplikasi Praktik dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
________. 2011. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep Dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika
________. 2016 Manajemen Keperawatan Aplikasi Praktik dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Rachman. 2006.Management Pelayanan Keperaawatan di Rumah Sakit. CV
Trans Info Media: Jakarta.

119
LAMPIRAN

120
Lampiran 1

MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS


STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN 2021
Jln Lingkar Kadugede Nomor 2 Kuningan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


DISCHARGE PLANNING
RUMAH SAKIT UMUM KUNINGAN MEDICAL CENTER
LURAGUNG
PROSEDUR DISCHARGE PLANNING
OLEH MAHASISWA PROFESI NERS 2021
Merupakan persiapan pasien pulang ke rumah dengan
I PENGERTIAN memberikan penyuluhan tentang perawatan di rumah,
pencegahan dan sebagainya.
1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan
keperawatan di rumah.
2. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada
II TUJUAN pasien.
3. Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan
dan sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan
status kesehatan pasien.
III INDIKASI Pasien yang akan pulang ke Rumah.
IV KONTRAINDIKASI -
1. Perawat tahu penyakit apa yang diderita pasien, dan
bagaimana melakukan perawatan di rumah dan
V PERSIAPAN PERAWAT pencegahannya.
2. Perawat percaya diri dalam menyampaikan discharge
planning.
1. Lembar resume asuhan keperawatan.
VI PERSIAPAN ALAT
2. Media yang akan digunakan.
1. Beri penjelasan pada keluarga dan pasien tentang cara
VII PERSIAPAN PASIEN
perawatan di rumah dan pencegahannya.
1. Memberikan salam.
2. Mengenalkan nama perawat.
3. Lingkungan yang nyaman.
4. Memberi penyuluhan kepada pasien dengan cara
VII diskusi, tanya jawab, demonstrasi.
CARA KERJA
I 5. Menggunakan alat peraga bila diperlukan.
6. Mengadakan evaluasi.
7. Memberikan umpan balik.
8. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam.
9. Mencatat hasil penyuluhan
Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah dilakukan.
IX HASIL 2. Waktu dan tanggal tindakan.
3. Nama pasien, usia, nomor rekam medis.
4. Nama perawat dan tanda tangan perawat.

121
Lampiran 2

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


MAHASISWA PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2020-2021

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


RONDE KEPERAWATAN
RUANG TULIP RUMAH SAKIT KMC LURAGUNG
I. PENGERTIAN Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping
klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.

II. TUJUAN a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis


b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berasal dari masalah klien
c. Meningkatkan vadilitas data klien
d. Menilai kemampuan justifikasi
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
f. Meningkatkan kemampuan untuk modifikasi rencana
perawatan
III. KARAKTERISTI a. Klien dilibatkan secara langsung
K b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan
diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat
asosiet, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengatasi masalah.
IV. PERAN a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah
peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang
bisa disebutkan antara lain :
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan
dilakukan
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
1. Memberikan justifikasi
2. Memberikan reinforcement
3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi

122
keperawatan serta tindakan yang rasional
4. Mengarahkan dan koreksi
5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
V. LANGKAH- a. Persiapan
LANGKAH 1. Menentukan jadwal ronde keperawatan
2. Mengkoordinasikan dengan petugas kesehatan lain yang
bertanggaung jawab pada klien tersebut (dokter,
apoteker, ahli gizi, fisioterapi, psikolog)
3. Memilih klien yang akan dipakai ronde
4. Membuat kontrak atau inform consent dengan klien
5. Mencari sumber atau literature
6. Menyiapkan data mengenai kondisi klien yang akan
dilakukan ronde keperawatan
7. Mempersiapkan tempat yang cukup sesuai jumlah peserta
ronde
8. Menyiapkan alat yang diperlukan
9. Mengatur lingkungan fisik untuk ronde keperawatan
sehingga mudah dilihat dan didengar oleh peserta
b. Pelaksanaan
1. Membuka kegiatan ronde dengan mengucapkan salam
2. Menjelaskan tentang kegiatan, waktu, tujuan ronde
keperawatan (tidak didepan klien)
3. Menjelaskan tentang hasil yang diharapkan dari hasil
ronde
4. Menjelaskan tentang klien oleh perawat primer yang
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
5. Mengajak peserta menuju ruang klien
6. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi
pada peserta yang lain, keluarga/klien
c. Evaluasi
1. Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan
(tidak didepan klien)
2. Membuat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde
keperawatan
3. Menutup kegiatan ronde keperawatan
VI. DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan
2. Waktu dan tanggal
3. Nama klien, tanggal lahir, nomor rekam medis
4. Nama perawat dan paraf perawat

123
Lampiran 3

124
125
Lampiran 4

126
Lampiran 4

127
Lampiran 5

128
Lampiran 6

129
Lampiran 7

130
Lampiran 8

131
Lampiran 9

132
133
Lampiran 10

134
135
Lampiran 11

136
137
Lampiran 12

138
139
140
Lampiran 13

141
Lampiran 14

142
143
Lampiran 15

144
145
146
Lampiran 16

147
Lampiran 17

148
149

Anda mungkin juga menyukai