Anda di halaman 1dari 3

BAB V

SEJARAH GEOLOGI

5.1. Sejarah Geologi Jawa Barat Kala Miosen - Resen

Menurut Soejono Martodjojo (1984), sejarah geologi pada kala Miosen Tengah,

daratan berada di bagian selatan Jawa Barat, yaitu mulai dari Jampang Kulon hingga ke

Ujung kulon, sedangkan ke arah bagian tengah Jawa Barat masih berupa laut dalam dan

ke arah utara di tempati oleh terumbu Batugamping yang menyebar hingga ke laut Jawa.

Laut dangkal berada di bagian utara, barat dan selatan laut Jawa, Selat Sunda dan

Samudra Hindia.

Kondisi paleogeografi Jawa Barat pada kala Miosen Akhir sudah mengalami

perubahan yang cukup berarti yaitu daratan ada pada bagian barat (Banten) dan selatan

Jawa Barat (Jampangkulon-Tasikmalaya). Kondisi laut dalam semakin menyempit,

berada di bagian tengah Jawa Barat, sedangkan laut transisi berada di bagian utaranya

tersebar dari selatan Jakarta-Cirebon. Laut dangkal tersebar di bagian utara Jawa Barat

mulai dari dataran pantai Jakarta hingga Cirebon dan menerus hingga ke laut Jawa.

` Pada Kala Pliosen kondisi paleogeografi Jawa Barat hampir separuh Jawa Barat

sudah berupa daratan, yaitu mulai dari Serang, Rangkas Bitung, Bogor, Bandung hingga

ke Tasikmalaya. Ke arah utara di tempati oleh endapan kipas alluvial, sedangkan laut

dangkal menempati bagian utara Jawa Barat, mulai dari dataran pantai Jakarta hingga

Cirebon dan lautan berada di bagian utaranya yaitu di laut Jawa sekarang

Kondisi Pelogeografi Jawa Barat Kala Pliestosen-Resen sudah seperti kondisi saat

ini di mana seluruh pulau Jawa Barat sudah berupa daratan, sedangkan lautan sama

seperti kondisi lautan saat ini.

64
5.2. Sejarah Geologi Daerah Penelitian

Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada N10 atau kala Awal Miosen

Tengah dengan mulai diendapkannya satuan batuan batulempung sisipan batupasir dan

batugamping Formasi Bojongmanik pada kedalaman 0 - 20 meter atau pada lingkungan

transisi - neritik tepi. Pengendapan satuan ini berlangsung hingga N14 atau kala Miosen

Tengah Bagian Akhir. Kondisi paleogeografi daerah penelitian pada kala tersebut (N10 –

N14) berupa daerah transisi - neritik tepi.

Pada N15 atau kala Awal Miosen Akhir daerah penelitian mulai mengalami

orogenesa (tektonik) yang menyebabkan daerah penelitian mengalami susutlaut (regresi)

serta diikuti oleh terjadinya aktivitas gunungapi menghasilkan batuan piroklastik dan

kemudian produk piroklastik tersebut diendapkan di daerah penelitian sebagai endapan

epiklastik yang terdiri dari tufa bersisipan dengan batupasir tufaan serta batupasir

breksian sebagai Formasi Genteng yang diduga terbentuk pada kala Awal Pliosen.

Proses orogenesa yang terjadi di daerah penelitian ini berlangsung berlanjut

hingga kala Plistosen dengan mulai terbentuknya perlipatan, pengangkatan dan

pensesaran terhadap batuan-batuan Formasi Bojongmanik dan Formasi Genteng.

Pada kala Pliosen proses orogenesa masih terus berlangsung dan diperkirakan di

daerah penelitian mulai terjadi aktivitas magma dikarenakan adanya zona-zona lemah

yang terjadi akibat sesar-sesar yang terbentuk di daerah penelitian dan naiknya magma ke

permukaan ini membentuk batuan-batuan terobosan berkomposisi andesit dan diorit.

Pada kala akhir Pleistosen proses orogenesa terus berlangsung dan diperkirakan

aktivitas magma terus meningkat hingga mencapai permukaan bumi menghasilkan

aktivitas gunungapi (volkanisme). Produk dari aktivitas gunungapi berupa batuan

piroklastik terendapkan sebagian diendapkan di daerah penelitian sebagai breksi

gunungapi.

65
Paleogeografi daerah penelitian pada kala Pleistosen diperkirakan sudah berupa

daratan, sehingga proses-proses geomorfologi berupa pelapukan, erosi/denudasi dan

pengendapan/sedimentasi mulai bekerja di daerah penelitian.

Seiring dengan waktu geologi maka proses pelapukan terhadap batuan-batuan

yang ada yang kemudian dierosi dan diangkut oleh sungai-sungai yang terdapat di daerah

penelitian dan diendapkan disepanjang aliran sungai sebagai endapan aluvial sungai.

Satuan endapan aluvial sungai ini menutupi satuan batuan di bawahnya dengan batas

berupa bidang erosi.

66

Anda mungkin juga menyukai