Anda di halaman 1dari 5

SOP

PT. PLN (PERSERO) 23300.SOP-KON-02


UP3 BERAU PEMBANGUNAN JARINGAN SUTM

PETUGAS :
1. Tenaga Teknik Pemasangan 1 orang
2. Tenaga Bantu Pemasangan 4 orang
3. Ahli K3 Listrik 1 orang
4. Penanggung Jawab Teknik 1 orang

KOORDINASI :
1. Direksi Pekerjaan
2. Pengawas Pekerjaan
3. Pengawas Lapangan PLN
4. Pengawas K2/K3 PLN
5. Pengawas Lapangan Vendor
6. Pengawas K2/K3 Vendor

PERALATAN KERJA : PERALATAN UKUR :


1. Jak Drum Kabel / Roda Gila 1. Insulating Tester 5000 V / 10.000 V
2. Rol Dudukan / Gantung 2. Ampere dan Volt meter
3. Kaki 3 Untuk Katrol / Crain 3. Phase squence Indicator
4. Track Force / Trackel 4. Earth tester
5. Gergai Besi
6. Tang Press Hydrolic
7. Tool Box Lengkap Isi ( Kunci
Pas, Kunci Ring, Kunci Inggris,
Tang, Obeng)
8. Tali/ tambang
9. Radio Komunikasi
10. Tangga Berisolasi / Fiber 11 Mtr
11. Detektor Tegangan *
12. Grounding set *
13. Stick 20 kV
14. Lembar Kerja
*) Untuk Pekerjaan yang dilakukan Kondisi Padam Penyulang

PERLENGKAPAN K3 : MATERIAL / ALAT BANTU :


1. Helm Pengaman -
2. Body Hardness
3. Kacamata K3
4. Sarung Tangan
5. Pakaian kerja
6. Kotak P3K
7. Rambu Peringatan
8. Sepatu 20 KV *
9. Sarung Tangan 20 KV *

PROSEDUR KERJA :
1. Pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi atas dasar SPBJ yang ditandatangani kedua
belah Pihak (PLN dan Vendor Pelaksana).
SOP
PT. PLN (PERSERO) 23300.SOP-KON-02
UP3 BERAU PEMBANGUNAN JARINGAN SUTM

2. Lakukan pemeriksaan ke lokasi (Survey Lapangan), untuk dasar persiapan pekerjaan.


3. Siapkan alat kerja, alat K-3 dan material kerja yang diperlukan.
4. Buat Jadwal Pelaksanaan Selama Masa Pembangunan.
5. Konfirmasikan tanggal dan jam pekerjaan (Minimal H-1 sebelum pekerjaan) dengan SPV
Konstruksi / Pengawas Pekerjaan.
6. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.
7. Selesai melaksanakan pekerjaan, laporkan ke Pengawas Pekerjaan dan Administrasi
Vendor.
8. Buat Laporan mingguan Progress pekerjaan dengan Kurva-S dan dilaporkan 2 Mingguan ke
PLN.
9. Setelah Pekerjaan dilakukan 100%, pekerjaan dicek oleh pengawas lapangan dan dilakukan
Energized Test Jaringan.
10.Jika Hasil Energized Test Jaringan Baik, Maka Langkah Selanjutnya Berkomunikasi dengan
SPV Operasi Untuk Mengoperasikan Jaringan Tersebut.

LANGKAH KERJA :
PERSIAPAN PEMBANGUNAN :
1. Kedua Belah Pihak Telah Menandatangai SPBJ untuk melakukan Pekerjaan.
2. Vendor Melaksanakan Survey Lokasi untuk mengetahui kebutuhan material dan geografis
lokasi untuk pekerjaan pembangunan.
3. Vendor membuat Jadwal Rencana Pekerjaan dan Jadwal Rencana Padam yang akan
diajukan dan disetujui bersama dengan PLN.
4. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3, Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan
kebutuhan.
5. Pelajari Instruksi manual Koordinasikan dengan Pengawas Pekerjaan.
6. Setelah Petugas sampai di Lokasi, gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lapor ke Pengawas
Pekerjaan, bahwa petugas siap untuk Melaksanakan Pembangunan Jaringan Distribusi.
7. Jika Pekerjaan tersebut memerlukan padam penyulang, maka Pengawas Pekerjaan
Berkoordinasi dengan SPV Operasi Untuk Proses Pemadaman, dan Memastikan Bahwa
Jaringan Sudah Aman dari Tegangan dan Siap Untuk Dilakukan Pekerjaan.

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN :
8. Jika Pekerjaan tersebut memerlukan padam penyulang, maka Petugas lapangan harus
memastikan ke Pengawas Pekerjaan bahwa pekerjaan sudah bisa dilakukan
9. Jika Pekerjaan tersebut memerlukan padam penyulang, setelah dipastikan padam pasang
grounding set untuk keamanan pekerjaan.
10. Pemasangan Cross Arm/Travers dan Arm Tie :
10.1. Pemasangan bavers dan arm tie dilakukan setelah tiang berdiri. Pemasangan
dilakukan dengan bolt end nut sesuai dengan kebutuhan dan dikencangkan sehingga
Cross Arm/travers maupun arm tie tidak bergerak.
10.2. Cross Arm/Travers dipasang dengan posisi 2 lobang isolator mengarah ke jalan,
kecuali pada berokan akan ditentukan kemudian (sesuai kondisi lapangan).
10.3. Cross Arm/Travers dipasang dengan jarak minimum ± 20 cm dari ujung tiang ke As.
10.4. Posisi travers harus tegak lurus terhadap arah/jalur jaringan
11. Pemasangan Isolator :
11.1 Pada saat menaikan isolator (dengan tali atau alat lainnya) harus dilakukan dengan
hati-hati. tidak boleh terjadi benturan untuk menjaga isolator tetap utuh/ tidak cacat
11.2 Pemasangan isolator harus tegak lurus terhadap travers dengan mengencangkan mur
bautnya
11.3 Lobang isolator harus terpasang searah dengan jalu jaringan
11.4 Untuk isolator tarik pemasangan strain clem pada SP disesuaikan dengan kondisi
SOP
PT. PLN (PERSERO) 23300.SOP-KON-02
UP3 BERAU PEMBANGUNAN JARINGAN SUTM

lapangan dengan memperhatikan clearance/ batas jarak bebas


11.5 Pemasangan isolator tumpu pada setiap SP (Section Pole) menggunakan 3 buah
isolator (kecuali ditentukan lain) untuk phasa S, phasa R dan phasa T disambung
langsung dari atas travers, untuk SP pada belokan 90º menggunakan 3 buah isolator
12. Pemasanagan dudukan (Grounding Steel Wire) GSW :
11.1 Lakukan pemasangan dudukan GSW pada 3/10 bagian dudukan GSW di tiang yang
ada. Pemasangan dilakukan dengan 2 (dua) pasang kelm, bolt and nut sesuai dengan
kebutuhan dan dikencangkan sehingga travers tidak bergerak.
13. Penarikan GSW :
11.1 Penggelaran GSW dari haspel menggunakan rol kabel diatas travers tiang.
11.2 Lakukan pengencangan kawat GSW hingga pengencangan maksimal
11.3 Setelah kekencangan kabel GSW maksimal, ikat kawat di dudukan GSW dengan klem
seling yang ada
14. Pemasangan Trekschoor, Drukschoor dan Kontramast :
11.1 Trekschoor dipasang pada akhir jaringan dan pada belokan 45º kearah dalam,
sedangkan kearah luar belokan dipasang drukschoor atau kontramast
11.2 Pemasangan posisi trekschoor, drukschoor dan kontramast harus dipasang sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus dipasang sebelum konduktor ditarik
11.3 Material untuk semua peralatan trekschoor, drukschoor dann kontramast (pole band,
kausen, guy wire, anchor rood, turn buckle dan lain sebagainya) dan pemasangannya
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (standart) sehingga diperoteh hasil yang
cukup kuat
11.4 Pemasangan dan penarikan guy wire (khusus untuk trakschoor dan kontramast) pada
tiang diijinkan sedikit lebih kencang sehingga tiang agak miring kearah tarikan guy wire
11.5 Setelah penarikan konduktor harus diperiksa lagi kekencangan treckshoor maupun
kontramast
11.6 Untuk penahanan guy wire dalam tanah pada konstruksi kontramast dan trekschoor
yang biasa dari anchor blok, untuk daerah rawa dapat diganti kayu ulin ukuran 10 x 10
x 400 cm atau sesuai kondisi lapangan, sedangkan untuk daerah dengan tanah biasa
dapat digunakan screw anchor.
15. Pemasangan Konduktor :
11.1 Penggelaran GSW dari haspel menggunakan rol kabel diatas travers tiang.
11.2 System distribusi SUTM adalah menggunakan system 3 kawat yang disusun secara
horizontal
11.3 Urut-urutan pemasangan dan penyambungan phasa jaringan udara atau feeder
maupun untuk percabangan baru diatur sedemikian rupa sehingga urut-urutan phasa
R, S, T harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku
11.4 Konduktor telanjang dan kabel udara (overhead insulated cable) harus ditarik dengan
cara-cara menarik konduktor/kaber sesuai dengan ketentuannya
11.5 Ketelitian harus diperhatikan untuk menghindari jangan sampai konduktor menjadi
berbelit, terpuntal ataupun lecet karena sesuatu hal. Konduktor tidak boleh ditarik
sehingga menggesek batu atau benda keras lainnya yang diatas roller atau stringing
block yang dipasang pada cross arm atau tiang
11.6 Pada waktu penarikan kabel (stringing) konduktor/kabel pada setiap haspal (reel) harus
diperiksa apakah ada yang putus, cacat, berbelit ataupun lain-lain kerusakan. Bila ada
kerusakan atau putus maka konduktor/kabel tersebut harus dipotong dan dalam hal ini
harus dilaporkan lebih dahulu kepada Direksi/Pengawas
11.7 Waktu antara stringing dan saging, tidak lebih dari 3 x 24 jam 3 (tiga) hari terkecuali
atas persetujuan Direksi pekerjaan
11.8 Kawat telanjang harus diretakan dan diikat pada top grove insulator pin pada tiang-tiang
yang lurus, sedangkan pada tiang-tiang sudut harus diikat disamping insulator (side
grove menjauhi arah tarikan kawat)
SOP
PT. PLN (PERSERO) 23300.SOP-KON-02
UP3 BERAU PEMBANGUNAN JARINGAN SUTM

11.9 Bila melakukan penyambungan kawat (jointing) pencabangan (tapping) tension


termination dan sebagainya yang menggunakan connector type compression maka
Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan alat kompres (compression tools) dengan
dies yang sesuai/tepat sehingga dapat dihasilkan sambungan yang baik mutunya
dalam kekuatan mekanis dan kontak listriknya
11.10Saging (lendutan) harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang akan liberikan
langsung dilapangan oleh Direksi/pengawas
11.11Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai peratatan-peralatan yang cukup untuk
penarikan kawat ini misalnya compression tools, tackle, koli-koli dan lain-lain peralatan
yang diperlukan, sesuai dengan ukuran kawat dan accsessoriesnya yang dipasang
11.12Bilamana penarikan konduktor/kabel melintasi jaringan lainnya termasuk juga jaringan
telepon maka dilakukan cara-cara pengamanannya dengan baik sesuai dengan
ketentuan yang ada
 Jarak aman (clearance) minimum diizinkan :
 Crossing 150 kV x 20 kV = 4,00 meter
 Crossing 20 kV & neutral x 20 kV & neutral = 1,25 meter
 Crossing 20 kV & neutral x 110 = 1,00 meter
 Crossing 20 kV & neutral x Jaringan telepon = 2,00 meter
 paralel 20 kV dan 20 kV = 1,00 meter
 paralel 20 kV dan 220 volt = 1,00 meter
11.13 Bila jaringan melintas jalan umum, jarak vertical dan horizontal (ruang bebas) jaringan/
kawat terdekat dengan jalan umum, bangunan dan lain adalah Bangunan horizontal 3
meter dan jalan arah vertical 7,5 meter
16. Penebangan/pemotongan pohon :
11.1 Sebelum kawat konduktor jaringan/dipasang, segala pohon/tanaman yang ada antara
dua tiang bersebelahan yang menghalangi atau dapat menyentuh kawat harus
dirempel/dipotong atau bilamana perlu ditebang sehingga dapat diperoleh jarak bebas
bagi kawat bertegangan listrik.
11.2 Pohon-pohon disekitar jalur jaringan dipangkas dan dipotong sehingga jarak dari kawat
primer terluar minimum 2,75 meter dan dari kawat skunder sejauh kurang lebih 1,5
meter.
11.3 Penebangan/pemotongan pohon harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa
dengan cara yang baik dan aman, seluruh prosedur yang ada, sopan santun dan
maupun izin yang diperlukan harus diusahakan/dipenuhi/dilaksanakan Penyedia
Barang/Jasa dengan baik sehingga terhindar dari terjadinya perselisihan dengan
pemilik pohon/tanaman.
11.4 Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas keselamatan masyarakat, lalu lintas,
bangunan dan lain-lain milik orang lain dari ancaman bahaya akibat
peralatan/pemotongan/penebangan pohon/tanaman. Setelah selesai Penyedia
Barang/Jasa bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan tersebut.
11.5 Segala resiko yang ada akibat penebangan pohon menjadi beban dan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya.
17. Pengecatan :
11.1 Setelah pekerjaan penarikan kawat dan pekerjaan finishing sudah selesai, maka semua
tiang agar dibersihkan dari segala kotoran maupun karat.
11.2 Pekerjaan tersebut diatas dilanjutkan dengan pengecatan dengan cat hitam sesuai
batas 170 cm diatas dan dicat alumunium bagian atasnya sampai merata, harus dan
tidak mudah mengelupas (khusus untuk tiang besi.
18. Pemeriksaan & pengukuran :
11.1 Setelah jaringan selesai dipasang akan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran
bersama oleh Pengawas PLN dan Vendor sebagai acuan untuk membuat gambar
pelaksanaan (As Built Drawing) oleh Vendor
SOP
PT. PLN (PERSERO) 23300.SOP-KON-02
UP3 BERAU PEMBANGUNAN JARINGAN SUTM

11.2 Sebelum pemeriksaan Vendor harus menyerahkan gambar kerja


11.3 Pemeriksaan akan meliputi mutu pekerjaan seruruh jaringan yang dikerjakan antara lain
keseluruhan dan ketegakan berdirinya tiang, kelengkapan konstruksi, kekuatan
konstruksi clearance, saging dan lain sebagainya
11.4 Perbaikan/perubahan harus segera diraksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dengan
baik dan bertanggung jawab
11.5 Sebelum pengisian tegangan harus dilakukan pengukuran jaringan meliputi pengukuran
tahanan pentanahan dan tahanan isolasi
11.6 Nilai pengukuran Tahanan pertanahan antara phasa-phasa dan phasa netral minimum
sesuai Standar PUIL untuk SUTM
11.7 Setelah semua perbaikan dilakukan dan seluruh hasil pekerjaan dinyatakan baik serta
mernenuhi syarat oreh Direksi/pengawas, baru boleh/diizinkan diisi tegangan.
19. Pengisian Tegangan
11.1 Pengawas pekerjaan berkoordinasi dengan SPV Operasi untuk mengajukan pengisian
tegangan pekerjaan tersebut.
11.2 Pengisian tegangan hanya boleh dilakukan oleh petugas PLN yang ditugasi.
20. Pekerjaan Finishing, seluruh pekerjaan yang telah selesai dikerjakan harus disempurnakan
sampai betul-betul dan rapi demikian juga disekitar lokasi pekerjaan harus bersih dari segala
kotoran yang disebabkan oleh kegiatan pekerjaan

Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui :


Staff Konstruksi Supervisor Konstruksi Manager Bagian Jaringan

Anda mungkin juga menyukai