Anda di halaman 1dari 2

Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia untuk Masa Depan

 Esensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag danWeltanschauung.


Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara (Philosofische Grondslag) karena mengandung
unsur-unsur sebagai berikut: alasan filosofis berdirinya suatu negara; setiap produk hukum di
Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
(Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut : nilai-nilai agama, budaya, dan
adatistiadat.

 Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008 menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu 48,4% responden berusia
17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan lengkap.
42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden berusia 46 tahun ke
atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena tersebut sangat memprihatinkan karena
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila yang ada dalam masyarakat tidak sebanding
dengan semangat penerimaan masyarakat terhadap Pancasila (Ali,2009: 2).

Selain data tersebut, pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia dikarenakan hal-
hal berikut : pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain, penyalahgunaan Pancasila sebagai
alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu, melemahnya pemahaman dan pelaksanaan nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut penjelasan pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan mata kuliah pendidikan Pancasila
adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa
mengenai ideologi bangsa Indonesia. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil
akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik.
Sikap ini disertai dengan perilaku yang :

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–nilai
falsafah bangsa
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.

Setiap warga negara sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikannya harus memiliki
pengetahuan, pemahaman, penghayatan, penghargaan, komitmen, dan pola pengamalan
Pancasila. Lebih-lebih, para mahasiswa yang notabene merupakan calon-calon pemegang
tongkat estafet kepemimpinan bangsa harus memiliki penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila
karena akan menentukan eksistensi bangsa ke depan. Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi ini berlaku untuk semua jurusan/program studi, sebab nasib bangsa tidak hanya ditentukan
oleh segelintir profesi yang dihasilkan oleh sekelompok jurusan/program studi saja, tetapi juga
merupakan tanggung jawab semua bidang.

Contoh urgensi pendidikan Pancasila bagi suatu program studi, misalnya yang berkaitan
dengan tugas menyusun/membentuk peraturan perundangundangan. Orang yang bertugas untuk
melaksanakan hal tersebut, harus mempunyai pengetahuan, pengertian, pemahaman,
penghargaan, komitmen, penghayatan dan pola pengamalan yang lebih baik daripada warga
negara yang lain karena merekalah yang akan menentukan meresap atau tidaknya nilai-nilai
Pancasila ke dalam peraturan perundang-undangan yang disusun/dibentuknya.

Demikian pula halnya bahwa keberadaan pendidikan Pancasila merupakan suatu yang
esensial bagi program studi di perguruan tinggi. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajaran
bahkan keharusan Pancasila disebarluaskan secara masif, antara lain melalui mata kuliah
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Dalam hal ini, Riyanto (2009: 4) menyatakan bahwa
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi merupakan suatu keniscayaan karena mahasiswa
sebagai agen perubahan dan intelektual muda yang di masa yang akan datang akan menjadi inti
pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-
lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-
lembaga bisnis, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai