Anda di halaman 1dari 12

REFERAT MATA

EPISKLERITIS

Oleh :

Nuzulul Laili

201610330311188

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

Episkleritis adalah suatu reaksi infamasi pada jaringan episklera yang

terletak di antara konjungtiva dan sklera, bersifat ringan, dapat sembuh sendiri,dan

bersifat rekurensi. Episklera adalah jaringan penghubung longgar antara sklera

dan konjungtiva. Pada episkleritis terjadi peradangan jaringan ikat dan pelebaran

pembuluh darahnya. Episkleritis adalah penyakit pada episklera yang sering

terjadi, ringan, dapat sembuh sendiri dan biasanya mengenai ora serata.

Episkleritis dilasifikasikan menjadi 2, yaitu episkleritis simple dan episkleritis

nodular.

Penyebab episkleritis belum diketahui dengan pasti, namun dalam

beberapa kasus episkleritis disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap

penyakit seperti tuberculosis, penyakit kolagen vaskuler seperti rheumatic

arthritis, crohn’s disease, ulcerative colitis dan systemic lupus eritematosus


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Episkleritis adalah suatu reaksi infamasi pada jaringan episklera

yangterletak di antara konjungtiva dan sklera, bersifat ringan, dapat sembuh

sendiri,dan bersifatt rekurensi. Episkleritis adalah penyakit pada episklera yang

sering,ringan, dapat sembuh sendiri dan biasanya mengenai ora serata.

Episklera adalah jaringan penghubung longgar antara sklera dan

konjungtiva. Pada episkleritis terjadi peradangan jaringan ikat dan pelebaran

pembuluh darahnya.
ETIOLOGI

Penyebab episkleritis belum diketahui dengan pasti, namun dalam

beberapa kasus episkleritis disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap

penyakit seperti tuberculosis, penyakit kolagen vaskuler :

 Rheumatic Arthritis

 Crohn’s disease

 Ulcerative colitis

 Systemic Lupus Eritematosus

Seseorang yang mempunyai riwayat episkleritis sebelumnya

mempunyai faktor risiko lebih tinggi menderita episkleritis. Episkleritis

biasanya terjadi pada usia 40 atau 50 tahun.

KLASIFIKASI

Episkleritis terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Episkleritis Simple

Episkleritis Simple adalah jenis episkleritis yang paling umum dari

episkleritis. Peradangan biasanya ringan dan terjadi dengan cepat.

berlangsung selama sekitar 7-10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah

dua sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi

tersebut, biasanya setiap satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali

tidak diketahui.

2. Episkleritis Nodular
Episkleritis Nodular sering lebih menyakitkan daripada episkleritis simple

dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu bagian

mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau benjolan pada

permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan kondisi kesehatan, seperti

rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.

MANIFESTASI KLINIS

Gejala episkleritis meliputi:

• Sakit mata dengan rasa nyeri ringan

• Mata kering

• Lakrimasi

• Mata merah pada bagian putih mata

• Kepekaan terhadap cahaya

•Tidak mempengaruhi visus

Tanda Objektif pada episkleritis:

• Kelopak mata bengkak

• Konjungtiva bulbi kemosis disertai dengan pelebaran pembuluh darah episklera

dan konjungtiva

• Bila sudah sembuh, warna sklera berubah menjadi kebiru-biruan

• Pemeriksaan mata memperlihatkan hiperemia lokal sehingga bila mata tampak

berwarna merah atau keunguan yang menunjukkan pembuluh darah episklera

yangmelebar

• Pembuluh darah episklera dapat mengecil bila diberikan fenilefrin 2,5 %. Bentuk

radang yang terjadi pada episklerisis nodular mempunyai gambaran khusus,

yaitu berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan berwarna putih dibawah
konjungtiva. Bila benjolan itu ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak

di atas bengkolan, akan memberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke

sekitar mata. Pada episkleritis bila dilakukan pengangkatan konjungtiva di

atasnya, maka akan mudah terangkat atau dilepas dari pembuluh darah yang

meradang

DIAGNOSIS

Penegakan diagnosis didapatkan dari anamnesis untuk menanyakan beberapa

gejala-gejala yang dialami pasien, menanyakan riwayat penyakit sistemik

sebelumnya pada pasien, melakukan pemeriksaan pada mata pasien, serta

dilakukan pemeriksaan fisik pasien bila dicurigai penyebabnya terkait penyakit

sistemik. Pemeriksaan lebih lanjut seperti melakukan beberapa tes lebih lanjut,

seperti tes darah, untuk mengetahui apakah episkleritis terkait dengan penyakit

sistemik lain yang mendasarinya.

Pemeriksaan Fisik

Ditandai dengan adanya hiperemia lokal sehingga bola mata tampak berwarna

merah muda atau keunguan juga terdapat infiltrasi, kongesti, dan edem episklera,

konjungtiva diatasnya dan kapsula tenon di bawahnya.

a. Episkleritis sederhana gambaran yang paling sering ditandai dengan kemerahan

sektoral dan gambaran yang lebih jarang adalah kemerahan difus. Jenis ini

biasanya sembuh spontan dalam 1-8 minggu.

b. Episkleritis noduler ditandai dengan adanya kemerahan yang terlokalisir,

dengan nodul kongestif dan biasanya sembuh dalam waktu yang lebih lama.
• Pemeriksaan dengan Slit Lamp yang tidak menunjukkan peningkatan

permukaan sklera anterior mengindikasikan bahwa sklera tidak membengkak.

• Pada kasus rekuren, lamela sklera super4sial dapat membentuk garis yang

paralel

TATALAKSANA

1. Simple lubrikan atau vasokonstriktor digunakan pada kasus yang ringan


2. Steroid topikal mungkin cukup berguna, akan tetapi penggunaannya dapat

menyebabkan rekurensi. oleh karena itu dianjurkan untuk memberikannya

dalam periode waktu yang pendek.

3. Terapi topikal dengan deksametason 0,1% meredakanperadangan dalam 3-4

hari. Kortikosteroid lebih efektif untuk episkleritis sederhana daripada daripada

episkleritis noduler.

4. Oral Non Steroid Anti-Inflammatory Drugs

Obat yang termasuk golongan ini adalah flubiprofen 300 mg sehari, yang

diturunkan menjadi 150 mg sehari setelah gejala terkontrol, atau indometasin

25 mg tiga kali sehari. Obat ini mungkin bermanfaat untuk kedua bentuk

episkleritis terutama pada kasus rekuren. Pemberian aspirin 325 sampai 650

mg per oral 3-4 kali sehari disertai dengan makanan atau antasid.

Episkleritis memiliki hubungan yang paling signifikan dengan penyakit

sistemik, oleh karena itu dilakukan penanganan dengan penyakit sistemik terkait

DIAGNOSIS BANDING

- Konjungtivitis

Disingkirkan dengan sifat episkleritis yang lokal dan tidak adanya keterlibatan

konjungtiva palpebra. Pada konjungtivitis ditandai dengan adanya sekret dan

tampak adanya folikel atau papil pada konjungtiva tarsal inferior.

- Skleritis

Untuk mendeteksi keterlibatan sklera dalam dan membedakannya dengan

episkleritis, konjungtivitis, dan injeksi siliar, pemeriksaan dilakukan dibawah

sinar matahari (jangan pencahayaan artificial) disertai penetesan epinefrin 1:1000


atau fenilefrin 10% yang menimbulkan konstriksi pleksusvaskular episklera

superfisial dan konjungtiva.

- Iritis

Pada iritis ditemukan adanya sel dan “flare” pada kamera okuli anterior

PROGNOSIS

Umumnya kelainan ini sembuh sendiri dalam 1-8 minggu, namun kekambuhan

dapat terjadi selama bertahun-tahun. Pada kebanyakan kasus perjalanan penyakit

dipersingkat dengan pengobatan yang baik


BAB 3

KESIMPULAN

Episkleritis adalah suatu reaksi infamasi pada jaringan episklera yang

terletak di antara konjungtiva dan sklera, bersifat ringan, dapat sembuh sendiri,dan

bersifat rekurensi. Episklera adalah jaringan penghubung longgar antara sklera

dan konjungtiva. Pada episkleritis terjadi peradangan jaringan ikat dan pelebaran

pembuluh darahnya. Episkleritis adalah penyakit pada episklera yang sering

terjadi, ringan, dapat sembuh sendiri dan biasanya mengenai ora serata.

Episkleritis dilasifikasikan menjadi 2, yaitu episkleritis simple dan episkleritis

nodular.

Penyebab episkleritis belum diketahui dengan pasti, namun dalam

beberapa kasus episkleritis disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap

penyakit seperti tuberculosis, penyakit kolagen vaskuler seperti rheumatic

arthritis, crohn’s disease, ulcerative colitis dan systemic lupus eritematosus

Prognosis umumnya sembuh sendiri dalam 1-8 minggu, namun

kekambuhan dapat terjadi selama bertahun-tahun. Pada kebanyakan kasus

perjalanan penyakit dipersingkat dengan pengobatan yang baik


DAFTAR PUSTAKA

Roy Hampton, Episcleritis in http://www.emedicine.com/oph/topic641.htm

Hanski J Jack, Disorders of the Cornea and Sclera in Clinical Ophthalmology 5 th

Edition pp. 151-2. Great Britain. 2003. Butterworth-Heinemann.

Pavan-Langston, Cornea and External Disease in Manual of Ocular Diagnosis and

Therapy 5th Edition pp. 125-126. Philadelphia. 2002. Lippincott Williams

& Wilkins

Riordan Paul-Eva, Episkleritis dalam Ophtalmologi Umum edisi 14 hal.170-171.

Jakarta. 2002. Widya Medika.

Kanski J. Jack, Disorders of the Cornea and Sclera in Clinical Ophthalmology 4th

Edition pp. 151-2. Great Britain. 1999. Butterworth-Heinemann

Rhee Douglas and Pyfer Mark, Episcleritis in The Wills Eye Manual 3th Edition

pp 133-134. United States of America. 1999. Lippincott Williams &

Wilkin

Anda mungkin juga menyukai