Disusun Oleh:
Pasar Modal kelas G – Kelompok 2
Alisya Nurul Fadhila 041811233118
Dewi Rohima Wati 041811233157
Octavina Dwi Cahyani 041811233158
Adinda Eldy Putri M. 041811233159
Clarissa Mulialim 041811233174
Devon Euodia Pahaway 041811233175
Tri Afni Agustin 041811233181
Muhammad Arief 041811233234
Marsa Syahda Nabila 041811233238
Feby Rizki Kurnia H. 041811233246
EMITEN
Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran Efek yang
dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
dalam peraturan Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang perseorangan,
perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.
Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Jenis Efek yang lain adalah Sukuk, yang
merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di
Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten melakukan penawaran Efek melalui Pasar Modal untuk
saham, obligasi, dan sukuk.
Fungsi Emiten
Emiten pada dasarnya diwujudkan dengan maksud untuk membuka kesempatan bagi
perusahaan atau pemilik bisnis untuk mendapat tambahan modal. Namun tak cuma itu, keberadaan
emiten juga membuka peluang bagi masyarakat untuk melakukan investasi sehingga
meningkatkan aspek finansialnya.
Adapun fungsi utama emiten adalah memberikan penawaran surat berharga kepada publik.
Di samping itu, tentu emiten juga bertanggung jawab mengelola dana publik tersebut sebaik
mungkin. Bentuk pertanggung jawaban ini pun dibuktikan melalui rilis laporan keuangan emiten
per kuartal.
Contoh Emiten
Sebagaimana yang disebutkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihak yang dimaksud emiten
tidak terbatas pada perusahaan. Adapun beberapa contoh emiten di Indonesia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan sektornya, sebagai berikut :
1. Sektor Energy
- Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI)
- Atlas Resource Tbk. (ARII)
- Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. (BOSS)
- Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG)
- Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC)
- Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)
- Vale Indonesia Tbk. (INCO)
2. Sektor Keuangan
- Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF)
- BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN)
- Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO)
- Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA)
- Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
- Bank Negara Indonesia Tblk. (BBNI)
- Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
3. Sektor Infrastruktur
- Acset Indonusa Tbk. (ACST)
- Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)
- Bali Towerindo Sentra Tbk. (BALI)
- Bakrie Telecom Tbk. (BTEL)
- Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK)
- Cardig Aero Services Tbk. (CASS)
- Centratama Telekomunikasi Indo (CENT)
- Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP)
SAHAM
Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan
saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan.
Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor
karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Dalam Pasar Modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa
(common stock) dan saham istimewa (preference stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki
arti dan aturanya masing-masing.
A. Common Stock
Saham biasa adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya
diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh
keuntungan dalam bentuk deviden. Saham biasa memiliki beberapa jenis :
1. Blue Chip Stock (Saham Unggulan) - adalah saham dari perusahaan yang dikenal
secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan manajemen yang
berkualitas.
2. Growth Stock - adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba
yang lebih tinggi dari rata-rata saham –saham lain, dan karenanya mempunyai PER
yang tinggi.
3. Defensive Stock - adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau
perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan, dan kinerja
pasar.
4. Cyclical Stock - adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau
perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan, dan kinerja
pasar.
5. Seasonal Stock - adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak
musiman.
6. Speculative Stock - adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak
musiman
B. Preferred Stock
Saham istimewa adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perushaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiahj, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan
memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga
bulanan).
Keuntungan Memiliki Saham
Bagi pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk
kewajiban yang harus diterima, yaitu:
● Memperoleh deviden yang akan diberikan pada setiap akhir tahun
● Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual
kembali pada harga yang lebih mahal
● Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham biasa)
Risiko Saham
Selain dapat memperoleh keuntungan, saham juga masih memiliki risiko, yaitu :
● Capital Loss, merupakan kebalikan dari kapital gain, yaitu ketika investor menjual saham
lebih rendah dari harga beli.
● Rasio likuidasi, yaitu ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Jika perusahaan masih memiliki asset,
maka akan dibagikan secara merata kepada para pemegang saham. Namun jika tidak
terdapat sisa asset maka pemegang saham tidak akan mendapat hasil dari likuidasi tersebut.
PERUSAHAAN PUBLIK
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya
oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang–kurangnya
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan pengertian diatas, penawaran umum dalam prakteknya dilaksanakan melalui
pasar perdana (primary market) yang berlangsung dalam waktu terbatas selama beberapa hari saja.
Dengan berakhirnya pasar perdana, untuk selanjutnya pemodal dapat memperjualbelikan kembali
efeknya pada pasar sekunder (bursa). Harga penawaran efek (offering price) pada pasar perdana
ditetapkan bersama antara Emiten dengan Penjamin Pelaksana Emisi, sedangkan pembentukan
harga efek di Bursa didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran yang berlaku dalam
Peraturan Bapepam Nomor IX A.8 tentang Prospektus Awal Dan Info Memo.
Mengenai perbedaan antara Emiten dan Perusahaan Publik, Hammud M. Balfas, SH, LL.M
dalam bukunya Hukum Pasar Modal Indonesia menjabarkan bahwa istilah Emiten harus
dipisahkan dari pengertian Perusahaan Publik karena asal-usul keduanya berbeda. Kalau emiten
menjadi Emiten karena melakukan emisi atau mengeluarkan efek dalam suatu penawaran umum,
perusahaan publik menjadi Perusahaan Publik bukanlah karena secara sengaja melakukan
penawaran efeknya kepada masyarakat dalam suatu penawaran umum. Perusahaan menjadi
Perusahaan Publik karena perusahaan memenuhi kriteria tertentu seperti yang ditetapkan oleh
UUPM. Dengan perbedaan ini dapat kita lihat bahwa perusahaan dapat menjadi Perusahaan Publik
karena berjalannya waktu, misalnya, karena turun temurun dimiliki oleh satu keluarga sehingga
akhirnya pemegang sahamnya mencapai 300 (tiga ratus) orang. Atau karena berjalannya waktu
pemilik perusahaan juga membagikan sahamnya kepada pegawai yang berprestasi secara
perlahan-lahan, sehingga akhirnya mencapai 300 (tiga ratus) pemegang saham. Di lain pihak,
menjadi Emiten adalah status yang didapat karena adanya penawaran umum efek seperti saham
atau obligasi.
Emiten diperbolehkan untuk melakukan Penawaran Awal (book building), sebelum
memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penawaran Awal adalah
ajakan baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan prospektus awal, yang antara
lain bertujuan untuk mengetahui minat calon pembeli efek dan atau pun perkiraan harga penawaran
efek.
Perusahaan Publik (public company) dapat juga diartikan sebagai suatu Perseroan yang
telah Go Publik atau telah melakukan Penawaran Umum atau telah melakukan penjualan saham
kepada masyarakat.
Tabel Perbedaan Emiten dan Perusahaan Terbuka
Kegiatan Perwaliamanatan dilakukan oleh Bank Umum dan pihak lain yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha
sebagai Wali Amanat. Bank Umum atau Pihak Lain wajib terlebih dahulu terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan. Beberapa bank umum yang telah mendapatkan surat tanda
terdaftar sebagai wali amanat yaitu Bank Bukopin, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BCA,
Bank BNI, Bank CIMB Niaga dan lainnya.
4. Pemeringkat Efek
Perusahaan Pemeringkat Efek adalah Penasihat Investasi berbentuk Perseroan
Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan peringkat. Dalam
melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib terlebih dahulu
mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan.
Perusahaan Pemeringkat Efek wajib melakukan kegiatan pemeringkatan secara
independen, bebas dari pengaruh pihak yang memanfaatkan jasa Perusahaan Pemeringkat
Efek, obyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pemberian Peringkat. Perusahaan
Pemeringkat Efek dapat melakukan pemeringkatan atas obyek pemeringkatan sebagai
berikut:
a. Efek bersifat utang, Sukuk, Efek Beragun Aset atau Efek lain yang dapat
diperingkat;
b. Pihak sebagai entitas (company rating), termasuk Reksa Dana dan Dana Investasi
Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
B. Profesi Penunjang
1. Akuntan
Akuntan adalah pihak yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi,
menginspeksi, dan memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau instansi
pemerintah. Akuntan yang melakukan kegiatan dibidang Pasar Modal wajib terlebih
dahulu terdaftar di OJK dan diharapkan mampu menjadi gate keeper dalam menjaga,
melindungi, dan menyajikan laporan keuangan yang berkualitas serta dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Notaris
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan. Tugas Pokok Notaris: membuat perjanjian-perjanjian notarial,
antara lain, Perjanjian Penjaminan Emisi Efek
3. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada
pihak lain dalam bentuk konsultasi. Konsultan hukum yang melakukan kegiatan di
bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar di OJK. Konsultan hukum bertugas
melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hukum (legal audit), memberikan
pendapat dari segi hukum (legal opinion) terhadap emiten dan perusahaan publik.
4. Penilai
Penilai yang melakukan kegiatan penilaian di bidang Pasar Modal wajib terlebih
dahulu terdaftar di OJK serta memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
yang berlaku (VII.C.1). Penilai bertugas antara lain memberikan penilaian atas nilai wajar
properti atau usaha, tergantung tujuan penggunaan dana.
Right issue atau penerbitan saham baru merupakan hak yang diberikan bagi
pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten, dengan
harga tertentu. Dan tujuan perusahaan untuk melakukan right issue adalah untuk
menghemat biaya emisi, menambah modal perusahaan atau memperkuat modal
perusahaan dan menambah jumlah saham yang beredar.
2. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Penambahan Modal Tanpa HMETD diatur dalam POJK No. 38/POJK.04/2014.
B. TRANSAKSI LAINNYA
1. Transaksi Material
Pengaturan mengenai Transaksi Material diatur dalam peraturan IX.E.2 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Transaksi Material adalah setiap:
a) penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau kegiatan usaha tertentu;
b) pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aset atau segmen usaha;
c) sewa menyewa aset;
d) pinjam meminjam dana;
e) menjaminkan aset; dan/atau
f) memberikan jaminan perusahaan;
Dengan nilai 20% (dua puluh perseratus) atau lebih dari ekuitas Perusahaan, yang
dilakukan dalam satu kali atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan
atau kegiatan tertentu.
Nilai Transaksi Material
Terdapat dua kategori nilai Transaksi Material, yaitu:
a) Transaksi Material dengan nilai transaksi 20% - 50% dari ekuitas Perusahaan; dan
b) Transaksi Material dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari ekuitas Perusahaan
Tanggal laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung nilai Transaksi Material
tidak boleh melebihi 12 (dua belas) bulan sebelum:
1) Tanggal transaksi dilaksanakan dalam hal Transaksi Material bernilai 20%-50% dari
ekuitas perusahaan; atau
2) Tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam hal
Transaksi Material bernilai lebih dari 50% ekuitas perusahaan.
2. Transaksi Afiliasi
Pengaturan mengenai Transaksi Afiliasi diatur didalam Peraturan Nomor IX.E.1
tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Transaksi
Afiliasi sebagai Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali
dengan Afiliasi dari Perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan.
3. Transaksi Benturan Kepentingan
Pengaturan mengenai Transaksi Benturan Kepentingan diatur didalam Peraturan
Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan
dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau
pemegang saham utama yang dapat merugikan Perusahaan dimaksud.
Pemegang Saham Independen adalah pemegang saham yang tidak mempunyai
Benturan Kepentingan sehubungan dengan suatu Transaksi tertentu dan/atau bukan
merupakan Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang
saham utama yang mempunyai Benturan Kepentingan atas Transaksi tertentu.
“Yang dapat merugikan perusahaan” berarti bahwa kerugian tersebut masih berupa
potensi belum berupa kerugian secara nyata yang telah dialami oleh perusahaan. Sehingga
dapat kita berkata bahwa peraturan tentang benturan kepentingan dibuat untuk mencegah
terjadinya kerugian bagi perusahaan sebagai akibat dari benturan kepentingan. Mencegah
kerugian bagi perusahaan secara langsung bermaksud untuk melindungi kepentingan
pemodal/investor/pemegang saham.
Penawaran umum
https://www.lots.co.id/education/basic/101/PROSES-GO-PUBLIC
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Information/ForCompany/Panduan-Go-
Public.pdf
Emiten
Otoritas Jasa Keuangan. Emiten dan Perusahaan Publik. Diakses pada 15 Maret 2021
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Emiten-dan-Perusahaan-Publik.aspx
Akseleran. Pengertian Emiten, Fungsi dan Contohnya. Diakses pada 15 Maret 2021
https://www.akseleran.co.id/blog/emiten-adalah/
PT Bursa Efek Indonesia. Daftar Saham. Diakses pada 15 Maret 2021
https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/daftar-saham/
Saham
IDX . Saham. Diakses pada 16 Maret 2021
https://www.idx.co.id/produk/saham/
Modul WPPE, Emiten dan Perusahaan Publik, TICMI.
Perusahaan Publik
Modul WPPE, Emiten dan Perusahaan Publik, TICMI.