Anda di halaman 1dari 23

PASAR MODAL

LEMBAGA EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Disusun Oleh:
Pasar Modal kelas G – Kelompok 2
Alisya Nurul Fadhila 041811233118
Dewi Rohima Wati 041811233157
Octavina Dwi Cahyani 041811233158
Adinda Eldy Putri M. 041811233159
Clarissa Mulialim 041811233174
Devon Euodia Pahaway 041811233175
Tri Afni Agustin 041811233181
Muhammad Arief 041811233234
Marsa Syahda Nabila 041811233238
Feby Rizki Kurnia H. 041811233246

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
PENAWARAN UMUM / GO-PUBLIC
Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran saham
atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual
saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan
Peraturan Pelaksanaannya. Untuk go public, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan
penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go public atau penawaran umum, serta
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM-LK. Penawaran Umum mencakup
kegiatan-kegiatan berikut:
 Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh Penjamin Emisi
melalui para Agen Penjual yang ditunjuk.
 Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah
Efek yang tersedia.
 Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa.
Hal-hal yang Harus Dipersiapkan Calon Emiten dalam Rangka Penawaran Umum
1. Persetujuan pemegang saham pendiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi (Underwriter) serta Lembaga dan Profesi Penunjang
Pasar Modal untuk membantu mempersiapkan seluruh dokumen yang diperlukan,
termasuk upaya pemasaran agar penawaran umum tersebut sukses. Dengan koordinasi
dengan Penjamin Pelaksana Emisi serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal,
perusahaan menyiapkan berbagai dokumen yang diperlukan seperti :
● Laporan Keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di OJK;
● Anggaran dasar berikut amandemennya yang disiapkan Notaris dan disahkan
oleh instansi yang berwenang;
● Legal Audit dari Konsultan Hukum yang terdaftar di OJK;
● Laporan Penilaian dari Penilai Independen yang terdaftar di OJK, jika ada;
● Prospektus Penawaran Umum; dan beberapa dokumen lain sebagaimana yang
diatur dalam ketentuan yang berlaku.
Proses Penawaran Umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang
akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham.
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin pelaksana
emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu:
● Penjamin Pelaksana Emisi (Lead Underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak
keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang
dilakukan penjamin pelaksana emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen,
membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan.
● Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas
laporan keuangan calon emiten.
● Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai
wajar dari aktiva tetap tersebut.
● Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).
● Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian
dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten
menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga BAPEPAM-LK menyatakan
Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham
kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen
penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran paling kurang satu hari kerja, dan paling lama
5 (lima) hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam
tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara
yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan
saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu
setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di
Bursa Efek Indonesia.

EMITEN
Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran Efek yang
dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
dalam peraturan Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang perseorangan,
perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.
Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Jenis Efek yang lain adalah Sukuk, yang
merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di
Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten melakukan penawaran Efek melalui Pasar Modal untuk
saham, obligasi, dan sukuk.
Fungsi Emiten
Emiten pada dasarnya diwujudkan dengan maksud untuk membuka kesempatan bagi
perusahaan atau pemilik bisnis untuk mendapat tambahan modal. Namun tak cuma itu, keberadaan
emiten juga membuka peluang bagi masyarakat untuk melakukan investasi sehingga
meningkatkan aspek finansialnya.
Adapun fungsi utama emiten adalah memberikan penawaran surat berharga kepada publik.
Di samping itu, tentu emiten juga bertanggung jawab mengelola dana publik tersebut sebaik
mungkin. Bentuk pertanggung jawaban ini pun dibuktikan melalui rilis laporan keuangan emiten
per kuartal.
Contoh Emiten
Sebagaimana yang disebutkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihak yang dimaksud emiten
tidak terbatas pada perusahaan. Adapun beberapa contoh emiten di Indonesia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan sektornya, sebagai berikut :
1. Sektor Energy
- Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI)
- Atlas Resource Tbk. (ARII)
- Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. (BOSS)
- Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG)
- Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC)
- Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)
- Vale Indonesia Tbk. (INCO)
2. Sektor Keuangan
- Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF)
- BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN)
- Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO)
- Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA)
- Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
- Bank Negara Indonesia Tblk. (BBNI)
- Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
3. Sektor Infrastruktur
- Acset Indonusa Tbk. (ACST)
- Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)
- Bali Towerindo Sentra Tbk. (BALI)
- Bakrie Telecom Tbk. (BTEL)
- Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK)
- Cardig Aero Services Tbk. (CASS)
- Centratama Telekomunikasi Indo (CENT)
- Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP)

SAHAM
Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan
saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan.
Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor
karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Dalam Pasar Modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa
(common stock) dan saham istimewa (preference stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki
arti dan aturanya masing-masing.
A. Common Stock
Saham biasa adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya
diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh
keuntungan dalam bentuk deviden. Saham biasa memiliki beberapa jenis :
1. Blue Chip Stock (Saham Unggulan) - adalah saham dari perusahaan yang dikenal
secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan manajemen yang
berkualitas.
2. Growth Stock - adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba
yang lebih tinggi dari rata-rata saham –saham lain, dan karenanya mempunyai PER
yang tinggi.
3. Defensive Stock - adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau
perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan, dan kinerja
pasar.
4. Cyclical Stock - adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau
perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan, dan kinerja
pasar.
5. Seasonal Stock - adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak
musiman.
6. Speculative Stock - adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak
musiman
B. Preferred Stock
Saham istimewa adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perushaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiahj, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan
memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga
bulanan).
Keuntungan Memiliki Saham
Bagi pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk
kewajiban yang harus diterima, yaitu:
● Memperoleh deviden yang akan diberikan pada setiap akhir tahun
● Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual
kembali pada harga yang lebih mahal
● Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham biasa)
Risiko Saham
Selain dapat memperoleh keuntungan, saham juga masih memiliki risiko, yaitu :
● Capital Loss, merupakan kebalikan dari kapital gain, yaitu ketika investor menjual saham
lebih rendah dari harga beli.
● Rasio likuidasi, yaitu ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Jika perusahaan masih memiliki asset,
maka akan dibagikan secara merata kepada para pemegang saham. Namun jika tidak
terdapat sisa asset maka pemegang saham tidak akan mendapat hasil dari likuidasi tersebut.

Pelaku Pasar Saham


Adapun para pelaku di pasar saham disamping perusahaan yang bersangkutan juga turut
melibatkan pihak lainnya, yaitu:
1. Emiten yaitu perusahaan yang terlibat dalam menjual sahamnya di pasar modal
2. Underwriter atau penjamin, yaitu yang menjamin perusahaan tersebut dalam menjual
sahamnya di pasar modal
3. Broker atau pialang
Contoh beberapa saham yang ada di Indonesia
1. BBNI - Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
2. BBRI - Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
3. ANTM - Aneka Tambang Tbk
4. UNVR - Unilever Indonesia Tbk.
5. TLKM - Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
6. ICBP - Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
7. BBCA - Bank Central Asia Tbk.
8. ADRO - Adaro Energy Tbk
9. MNCN - Media Nusantara Citra Tbk
10. SMGR - Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PERUSAHAAN PUBLIK
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya
oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang–kurangnya
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan pengertian diatas, penawaran umum dalam prakteknya dilaksanakan melalui
pasar perdana (primary market) yang berlangsung dalam waktu terbatas selama beberapa hari saja.
Dengan berakhirnya pasar perdana, untuk selanjutnya pemodal dapat memperjualbelikan kembali
efeknya pada pasar sekunder (bursa). Harga penawaran efek (offering price) pada pasar perdana
ditetapkan bersama antara Emiten dengan Penjamin Pelaksana Emisi, sedangkan pembentukan
harga efek di Bursa didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran yang berlaku dalam
Peraturan Bapepam Nomor IX A.8 tentang Prospektus Awal Dan Info Memo.
Mengenai perbedaan antara Emiten dan Perusahaan Publik, Hammud M. Balfas, SH, LL.M
dalam bukunya Hukum Pasar Modal Indonesia menjabarkan bahwa istilah Emiten harus
dipisahkan dari pengertian Perusahaan Publik karena asal-usul keduanya berbeda. Kalau emiten
menjadi Emiten karena melakukan emisi atau mengeluarkan efek dalam suatu penawaran umum,
perusahaan publik menjadi Perusahaan Publik bukanlah karena secara sengaja melakukan
penawaran efeknya kepada masyarakat dalam suatu penawaran umum. Perusahaan menjadi
Perusahaan Publik karena perusahaan memenuhi kriteria tertentu seperti yang ditetapkan oleh
UUPM. Dengan perbedaan ini dapat kita lihat bahwa perusahaan dapat menjadi Perusahaan Publik
karena berjalannya waktu, misalnya, karena turun temurun dimiliki oleh satu keluarga sehingga
akhirnya pemegang sahamnya mencapai 300 (tiga ratus) orang. Atau karena berjalannya waktu
pemilik perusahaan juga membagikan sahamnya kepada pegawai yang berprestasi secara
perlahan-lahan, sehingga akhirnya mencapai 300 (tiga ratus) pemegang saham. Di lain pihak,
menjadi Emiten adalah status yang didapat karena adanya penawaran umum efek seperti saham
atau obligasi.
Emiten diperbolehkan untuk melakukan Penawaran Awal (book building), sebelum
memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penawaran Awal adalah
ajakan baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan prospektus awal, yang antara
lain bertujuan untuk mengetahui minat calon pembeli efek dan atau pun perkiraan harga penawaran
efek.
Perusahaan Publik (public company) dapat juga diartikan sebagai suatu Perseroan yang
telah Go Publik atau telah melakukan Penawaran Umum atau telah melakukan penjualan saham
kepada masyarakat.
Tabel Perbedaan Emiten dan Perusahaan Terbuka

Berdasarkan pengertian diatas, terdapat poin penting dalam perusahaan terbuka.


Kepemilikan saham perusahaan terbuka diperdagangkan di bursa efek. Sehingga disebut dengan
perusahaan publik. Perdagangan saham atas perusahaan publik diatur oleh regulator di bursa efek.
Sehingga, ketika perusahaan telah berstatus terbuka harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan
oleh regulator. Berdasarkan data pada Bursa Efek Indonesia per 16 Maret 2021, tercatat terdapat
729 perusahaan dan terdiri dari beberapa sektor perusahaan, seperti sektor manufaktur, sektor jasa,
sektor pertanian, sektor keuangan, sektor industri barang konsumsi dan seterusnya.
Berikut ini syarat-syarat agar suatu perusahaan dapat mencatatkan saham dan
obligasi/sukuk di Bursa Efek Indonesia dan tercatat sebagai perusahaan publik :

LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL TERKAIT PENAWARAN


UMUM
A. Lembaga Penunjang
1. Bank Kustodian
Bank Kustodian merupakan bank yang mendapatkan persetujuan OJK yang
bertindak sebagai pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta dan jasa lain,
termasuk menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek,
serta mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Beberapa bank yang telah
mendapatkan persetujuan sebagai kustodian diantaranya adalah Bank HSBC Indonesia,
BCA, CIMB Niaga, Bank Bukopin, Bank Mandiri, Bank Maybank Indonesia, Bank BRI,
dan lainnya.
2. Biro Administrasi Efek
Biro Administrasi Efek merupakan perseroan yang dapat menyelenggarakan
kegiatan usaha berdasar kontrak dengan Emiten untuk pencatatan pemilikan Efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan Efek sebagai Biro Administrasi Efek dan telah
mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Beberapa biro administrasi efek yang
mendapat izin usaha adalah PT. Adimitra Jasa Korpora, PT Bima Registra, PT Sirca
Datapro Perdana, PT BSR Indonesia, PT Raya Saham Registra, dan lainnya.
3. Wali Amanat
Wali Amanat merupakan pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat
utang atau sukuk untuk melakukan penuntutan baik di dalam maupun di luar pengadilan,
serta berkaitan dengan kepentingan pemegang efek bersifat utang atau sukuk tersebut tanpa
surat kuasa khusus.

Kegiatan Perwaliamanatan dilakukan oleh Bank Umum dan pihak lain yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha
sebagai Wali Amanat. Bank Umum atau Pihak Lain wajib terlebih dahulu terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan. Beberapa bank umum yang telah mendapatkan surat tanda
terdaftar sebagai wali amanat yaitu Bank Bukopin, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BCA,
Bank BNI, Bank CIMB Niaga dan lainnya.
4. Pemeringkat Efek
Perusahaan Pemeringkat Efek adalah Penasihat Investasi berbentuk Perseroan
Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan peringkat. Dalam
melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib terlebih dahulu
mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan.
Perusahaan Pemeringkat Efek wajib melakukan kegiatan pemeringkatan secara
independen, bebas dari pengaruh pihak yang memanfaatkan jasa Perusahaan Pemeringkat
Efek, obyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pemberian Peringkat. Perusahaan
Pemeringkat Efek dapat melakukan pemeringkatan atas obyek pemeringkatan sebagai
berikut:
a. Efek bersifat utang, Sukuk, Efek Beragun Aset atau Efek lain yang dapat
diperingkat;
b. Pihak sebagai entitas (company rating), termasuk Reksa Dana dan Dana Investasi
Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.

Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib berdomisili


dan melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Selain itu, Perusahaan Pemeringkat
Efek juga wajib memiliki prosedur dan metodologi pemeringkatan yang dapat
dipertanggungjawabkan, sistematis, dan telah melalui tahapan pengujian serta
dilaksanakan secara konsisten dan bersifat transparan. Selanjutnya, Perusahaan
Pemeringkat Efek yang melakukan pemeringkatan atas permintaan Pihak tertentu, wajib
membuat perjanjian pemeringkatan dengan Pihak dimaksud.

Daftar perusahaan pemeringkat efek yang mendapatkan izin usaha adalah PT


Pemeringkat Efek Indonesia, PT Fitch Ratings Indonesia, PT Kredit Rating Indonesia

B. Profesi Penunjang

1. Akuntan
Akuntan adalah pihak yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi,
menginspeksi, dan memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau instansi
pemerintah. Akuntan yang melakukan kegiatan dibidang Pasar Modal wajib terlebih
dahulu terdaftar di OJK dan diharapkan mampu menjadi gate keeper dalam menjaga,
melindungi, dan menyajikan laporan keuangan yang berkualitas serta dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Notaris
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan. Tugas Pokok Notaris: membuat perjanjian-perjanjian notarial,
antara lain, Perjanjian Penjaminan Emisi Efek
3. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada
pihak lain dalam bentuk konsultasi. Konsultan hukum yang melakukan kegiatan di
bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar di OJK. Konsultan hukum bertugas
melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hukum (legal audit), memberikan
pendapat dari segi hukum (legal opinion) terhadap emiten dan perusahaan publik.
4. Penilai
Penilai yang melakukan kegiatan penilaian di bidang Pasar Modal wajib terlebih
dahulu terdaftar di OJK serta memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
yang berlaku (VII.C.1). Penilai bertugas antara lain memberikan penilaian atas nilai wajar
properti atau usaha, tergantung tujuan penggunaan dana.

JENIS-JENIS AKSI KORPORASI


A. PENAMBAHAN MODAL
1. Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
HMETD adalah hak yang melekat pada saham yang memberikan kesempatan
pemegang saham yang bersangkutan untuk membeli saham dan/atau Efek Bersifat
Ekuitas lainnya baik yang dapat dikonversikan menjadi saham atau yang memberikan hak
untuk membeli saham, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Waran adalah Efek yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk
memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan sejak
Efek dimaksud diterbitkan. Pembeli Siaga adalah pihak yang akan membeli baik sebagian
maupun seluruh sisa saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang tidak diambil
oleh pemegang HMETD.
Beberapa alasan umum yang berlaku di setiap upaya emiten dalam melakukan
penawaran right issue adalah menyangkut tujuan yang ingin dicapai, yaitu yang
terpenting adalah:
1. Tujuan dari pada penawaran saham baru dapat tercapai yang berhubungan erat
dengan pengembangan usaha emiten.
2. Setiap pemegang saham lama akan bersedia untuk melakukan exercise mengingat
harga saham akan mengalami kenaikan yang dapat memberikan keuntungan
kepada investor.
3. Harga saham diperdagangkan di atas harga teoritis untuk jangka waktu tertentu,
karena dengan adanya penambahan dana maka ekspansi perseroan akan dapat
memberikan keuntungan.
4. Penawaran right issue bukan ditujukan untuk kepentingan rekayasa keuangan yang
tidak berdampak positif kepada pemegang saham lama, walaupun akibat dari pada
right issue akan menyebabkan dilusi atas harga saham yang diperdagangkan.
5. Emiten di dalam rangka melakukan penawaran atas right issue benar-benar
melakukan keterbukaan informasi yang sebenarnya tanpa ada yang ditutupi.

Right issue atau penerbitan saham baru merupakan hak yang diberikan bagi
pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten, dengan
harga tertentu. Dan tujuan perusahaan untuk melakukan right issue adalah untuk
menghemat biaya emisi, menambah modal perusahaan atau memperkuat modal
perusahaan dan menambah jumlah saham yang beredar.
2. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Penambahan Modal Tanpa HMETD diatur dalam POJK No. 38/POJK.04/2014.

Persyaratan Penambahan Modal Tanpa HMETD


a. Perusahaan Terbuka dapat menambah modal tanpa memberikan HMETD kepada
pemegang saham, baik untuk memperbaiki posisi keuangan maupun selain untuk
memperbaiki posisi keuangan Perusahaan Terbuka.
b. Penambahan Modal Tanpa HMETD, wajib terlebih dahulu memperoleh
persetujuan RUPS sebagaimana diatur dalam POJK No. 32/POJK.04/2014.
c. Penambahan modal tanpa memberikan HMETD untuk memperbaiki posisi
keuangan harus memenuhi persyaratan:
1) Perusahaan Terbuka adalah bank yang menerima pinjaman dari Bank
Indonesia atau lembaga pemerintah lain yang jumlahnya lebih dari 100%
(seratus persen) dari modal disetor atau kondisi lain yang dapat
mengakibatkan restrukturisasi bank oleh instansi Pemerintah yang
berwenang;
2) Perusahaan Terbuka selain bank yang mempunyai modal kerja bersih
negatif dan mempunyai liabilitas melebihi 80% (delapan puluh persen) dari
aset Perusahaan Terbuka tersebut pada saat RUPS yang menyetujui
penambahan modal tanpa memberikan HMETD; atau
3) Perusahaan Terbuka tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan pada saat
jatuh tempo kepada pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi sepanjang
pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi tersebut menyetujui untuk
menerima saham atau obligasi konversi Perusahaan Terbuka untuk
menyelesaikan pinjaman tersebut.
d. Penambahan modal Perusahaan Terbuka tanpa memberikan HMETD selain untuk
memperbaiki posisi keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) hanya
dapat dilakukan paling banyak 10% (sepuluh persen) dari modal disetor dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam POJK Penambahan Modal tanpa HMETD
Pasal 4 ayat (1).

Rapat Umum Pemegang Saham


a. RUPS wajib dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum RUPS, Perusahaan wajib
mengumumkan informasi kepada pemegang saham yang paling kurang memuat:
c. Analisis dan pembahasan manajemen mengenai kondisi keuangan Perusahaan
sebelum dan sesudah penambahan modal tanpa HMTD serta pengaruhnya terhadap
pemegang saham setelah penambahan modal; dengan memenuhi Prinsip
Keterbukaan.
d. Dalam hal penambahan modal dilaksanakan, maka selain informasi, Perusahaan
juga wajib mengungkapkan Fakta Material tentang kondisi keuangan terakhir yang
antara lain meliputi:
1) Penjelasan mengenai akun persediaan yang tidak likuid;
2) Pinjaman atau piutang ragu-ragu;
3) Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek dan Fasilitas Pembiayaan Darurat
(khusus untuk perbankan); dan/atau
4) pinjaman atau piutang macet termasuk pinjaman atau piutang kepada Pihak
terafiliasi.

Pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa HMTD


1. Paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan penambahan modal tanpa
HMTD, Perusahaan wajib memberitahukan kepada OJK serta mengumumkan
kepada masyarakat mengenai waktu pelaksanaan penambahan modal tersebut.
2. Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pelaksanaan penambahan modal tanpa
HMTD, Perusahaan wajib memberitahukan kepada OJK serta masyarakat
mengenai hasil pelaksanaan penambahan modal tersebut, yang meliputi informasi
antara lain jumlah dan harga saham yang diterbitkan.

B. TRANSAKSI LAINNYA
1. Transaksi Material
Pengaturan mengenai Transaksi Material diatur dalam peraturan IX.E.2 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Transaksi Material adalah setiap:
a) penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau kegiatan usaha tertentu;
b) pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aset atau segmen usaha;
c) sewa menyewa aset;
d) pinjam meminjam dana;
e) menjaminkan aset; dan/atau
f) memberikan jaminan perusahaan;
Dengan nilai 20% (dua puluh perseratus) atau lebih dari ekuitas Perusahaan, yang
dilakukan dalam satu kali atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan
atau kegiatan tertentu.
Nilai Transaksi Material
Terdapat dua kategori nilai Transaksi Material, yaitu:
a) Transaksi Material dengan nilai transaksi 20% - 50% dari ekuitas Perusahaan; dan
b) Transaksi Material dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari ekuitas Perusahaan

Perhitungan Nilai Material


Untuk menghitung apakah sebuah transaksi sudah “material” atau tidak (minimal 20%
dari ekuitas) dan masuk pada kategori nilai transaksi material yang mana maka nilai
transaksi tersebut dihitung berdasarkan laporan keuangan sebagai berikut:
1) laporan keuangan tahunan yang diaudit;
2) laporan keuangan tengah tahunan yang disertai laporan Akuntan dalam rangka
penelaahan terbatas paling sedikit untuk akun ekuitas; atau
3) laporan keuangan interim yang diaudit selain laporan keuangan interim tengah
tahunan, dalam hal Perusahaan mempunyai laporan keuangan interim, mana yang terkini.

Tanggal laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung nilai Transaksi Material
tidak boleh melebihi 12 (dua belas) bulan sebelum:
1) Tanggal transaksi dilaksanakan dalam hal Transaksi Material bernilai 20%-50% dari
ekuitas perusahaan; atau
2) Tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam hal
Transaksi Material bernilai lebih dari 50% ekuitas perusahaan.

2. Transaksi Afiliasi
Pengaturan mengenai Transaksi Afiliasi diatur didalam Peraturan Nomor IX.E.1
tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Transaksi
Afiliasi sebagai Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali
dengan Afiliasi dari Perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan.
3. Transaksi Benturan Kepentingan
Pengaturan mengenai Transaksi Benturan Kepentingan diatur didalam Peraturan
Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan
dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau
pemegang saham utama yang dapat merugikan Perusahaan dimaksud.
Pemegang Saham Independen adalah pemegang saham yang tidak mempunyai
Benturan Kepentingan sehubungan dengan suatu Transaksi tertentu dan/atau bukan
merupakan Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang
saham utama yang mempunyai Benturan Kepentingan atas Transaksi tertentu.
“Yang dapat merugikan perusahaan” berarti bahwa kerugian tersebut masih berupa
potensi belum berupa kerugian secara nyata yang telah dialami oleh perusahaan. Sehingga
dapat kita berkata bahwa peraturan tentang benturan kepentingan dibuat untuk mencegah
terjadinya kerugian bagi perusahaan sebagai akibat dari benturan kepentingan. Mencegah
kerugian bagi perusahaan secara langsung bermaksud untuk melindungi kepentingan
pemodal/investor/pemegang saham.

Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan:


1) Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan adalah Transaksi yang
dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali dimana seorang direktur,
komisaris, pemegang saham utama mempunyai Benturan Kepentingan.
2) Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan wajib terlebih dahulu disetujui
oleh para Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang diberi wewenang
untuk itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Persetujuan mengenai hal tersebut
harus ditegaskan dalam bentuk akta notariil.
3) Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham wajib mulai dilaksanakan paling
lambat 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Rapat Umum Pemegang Saham yang
menyetujui transaksi.

4. Perubahan Kegiatan Usaha Utama


Perusahaan dapat melakukan perubahan atau pengurangan kegiatan usaha utama.
Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib terlebih dahulu
memperoleh persetujuan RUPS. Dalam agenda RUPS harus ada acara khusus mengenai
pembahasan studi kelayakan tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama perusahaan
tersebut
Contoh perusahaan adalah PT Unilever Indonesia Tbk yang melakukan
penambahan bidang usaha baru, yakni persewaan ruang perkantoran pada tahun 2019.
5. Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (Akuisisi)
Penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan akuisitor membeli sebagian
saham perusahaan yang diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang
diakuisisi berpindah kepada perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masing-
masing tetap beroperasi sebagai satu badan hukum yang berdiri sendiri. Contoh perusahaan
yang melakukan akuisisi adalah Grup Gojek yang melakukan transaksi pembelian saham
PT Bank Jago Tbk. (ARTO) senilai Rp2,25 triliun pada tahun 2020,Setelah transaksi,
kepemilikan PT Dompet Karya anak Bangsa atau DOKAB di ARTO naik menjadi 22,16
persen atau 2,4 miliar saham dari sebelumnya 4,14 persen atau 449,14 juta saham.
6. Penawaran Tender (Tender Offer)
a. Penawaran Tender Sukarela
Merupakan sebuah penawaran yang diajukan oleh suatu pihak untuk mendapatkan
efek bersifat ekuitas yang dikeluarkan oleh perusahaan tertentu dengan cara pembelian
melalui media massa, iklan, televisi, radio, surat kabar, dan masih banyak lainnya.Dalam
hal ini efek yang dimaksud adalah saham yang menjadi hak kepemilikan dan perusahaan
target merupakan perusahaan terbuka yang menjadi objek. Contoh perusahaan yang
melakukan penawaran tender sukarela adalah Perusahaan properti PT Laksana
Citranusantara (LAMI) yang melakukan tender offer dengan alasan ingin menjadi
perusahaan tertutup (go private) pada tahun 2017. Tender offer sukarela ini untuk
menjalankan aksi delisting, lantaran tidak mampu memenuhi syarat minimum kepemilikan
saham publik sebesar 7,5%.
Pemegang saham mayoritas LAMI, PT Laksana Citranusantara akan membeli sisa
saham LAMI sebanyak 7,11% yang masih beredar di publik. Laksana Citranusa
menawarkan harga tender offer Rp 814 per saham.
b. Penawaran Tender Wajib
Penawaran Tender Wajib adalah penawaran untuk membeli sisa saham Perusahaan
Terbuka yang wajib dilakukan oleh Pengendali baru. Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka maka
perseroan berkewajiban untuk membeli sisa saham publik setelah mengambil alih lebih
dari 80% saham.
Contoh perusahaan yang melakukan tender offer mandatory adalah PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) yang melangsungkan penawaran wajib atau tender offer
atas sisa saham publik PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang telah diakuisisi sebesar
Rp2.097 per saham.
7. Penggabungan (Merger) dan Peleburan Usaha (Akuisisi)
Proses penggabungan dua perseroan atau lebih dengan salah satu di antaranya tetap
berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan
kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut dengan atas dasar
hukum.
Contoh: Merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank
Sumitomo Mistui Indonesia (SMBCI). Bank SMBC, resmi memegang kepemilikan atas
97,34% saham BTPN atau setara 7,93 miliar unit saham pada akhir Januari 2019.
Kemudian, BTPN dilebur bersama PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Bank
baru hasil merger ini akan menghapus nama Bank Tabungan Pensiunan Nasional menjadi
PT Bank BTPN Tbk. Setelah penggabungan, total aset BTPN mencapai Rp 189,92 triliun
saat itu.
8. Kuasi Reorganisasi
Tindakan secara akuntansi/pembukuan untuk menghapus saldo laba minus (defisit)
yang tercantum pada ekuitas/modal, yang disebabkan oleh buruknya kinerja perusahaan di
masa lalu.. Caranya adalah dengan menilai kembali (revaluation, atau adjustment) aset-aset
milik perusahaan, dengan menggunakan patokan nilai wajar atau nilai pasar.
Contoh perusahaan yang melakukan kuasi adalah PT Holcim Indonesia Tbk
(SMCB). Setelah pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dilaksanakan
(17/12/11) para pemegang saham menyetujui usulan yang disampaikan manajemen
perusahaan. Dengan adanya kuasi reorganisasi ini, maka perusahaan merestrukturisasi
ekuitasnya dengan menghapuskan defisitnya dan dengan menilai seluruh aset dan
kewajibannya sesuai dengan nilai wajarnya. Dengan melakukan kuasi, aset tetap Holcim
menjadi Rp 7,227 triliun yang berarti telah terjadi penambahan nilai sebesar Rp 2,681
triliun.
DAFTAR PUSTAKA

Penawaran umum
https://www.lots.co.id/education/basic/101/PROSES-GO-PUBLIC
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Information/ForCompany/Panduan-Go-
Public.pdf

Emiten
Otoritas Jasa Keuangan. Emiten dan Perusahaan Publik. Diakses pada 15 Maret 2021
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Emiten-dan-Perusahaan-Publik.aspx
Akseleran. Pengertian Emiten, Fungsi dan Contohnya. Diakses pada 15 Maret 2021
https://www.akseleran.co.id/blog/emiten-adalah/
PT Bursa Efek Indonesia. Daftar Saham. Diakses pada 15 Maret 2021
https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/daftar-saham/

Saham
IDX . Saham. Diakses pada 16 Maret 2021
https://www.idx.co.id/produk/saham/
Modul WPPE, Emiten dan Perusahaan Publik, TICMI.

Perusahaan Publik
Modul WPPE, Emiten dan Perusahaan Publik, TICMI.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal


https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Lembaga-dan-Profesi-Penunjang.aspx
Modul WPPE, Emiten dan Perusahaan Publik, TICMI.

Jenis-Jenis Aksi Korporasi


Modul WPPE, Emiten dan Perusahaan Publik, TICMI.
Gojek Akuisisi ARTO di Harga Rp1.150 per Saham, Menang Banyak?, Diakses pada 15 Maret
2021 dari https://market.bisnis.com/read/20201219/192/1333160/gojek-akuisisi-arto-di- Harga-
rp1150-per-saham-menang-banyak.
Semen Indonesia (SMGR) Tender Offer Saham SMCB Rp2.097 per Saham Diakses pada 15 Maret
2021 dari https://market.bisnis.com/read/20190211/192/887474/semen-indonesia-
Menimbang emiten lakoni tender offer Diakses pada 15 Maret 2021 dari
https://investasi.kontan.co.id/news/menimbang-emiten-lakoni-tender-offer
Wow! Ini Dia Deretan Mega Merger 5 Tahun Terakhir di RI Diakses pada 15 Maret 2021 dari
https://www.cnbcindonesia.com/market/20201016151957-17-194937/wow-ini-dia-deretan-
mega-merger-5-tahun-terakhir-di-ri
Holcim akhirnya berhasil lakukan kuasi reorganisasi Diakses pada 15 Maret 2021 dari
https://investasi.kontan.co.id/news/holcim-akhirnya-berhasil-lakukan-kuasi-reorganisasi

Anda mungkin juga menyukai