Daftar Pustaka Setelah Sidang

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR PUSTAKA

A Amdadi, Z., Afriani, & Sabur, F. (2020). Mean Arterial Pressure Dan Indeks
Masa Tubuh Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil di RS
Bhayangkara Makassar. Media Kesehatan. Volume: 8 ;No 48-55.

Agus Riyanto. (2017). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :


Nuha Medika

Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek
Setiowulan. (2021). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid
Pertama. Jakarta: Media Aesculapius. h.28-33

Bothamley, J., & Boyle, M. (2012). Patofisiologis Dalam Kebidanan. Jakarta:


EGC.

BKKBN. (2013). Peningkatan Akses Dan Pelayanan KB. Bandung: BKKBN


BKKBN (2011). Greand desain pengendalin kualitas penduduk kota.
Padang:BKKBN

Bobak, L.J. (2014). Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta. EGC

Cunningham, F. Gary et al. (2014). Obstetrin Williams. Jakarta: EGC.

Dumais. (2016). Hubungan Obesitas Dalam Kehamilan Dengan Preeklamsia.


Jurnal e-Clinic Vol 4; No 42-50.

Fatkhiyah, N., & Khodiyah. (2018). Determinan Maternal Kejadian Preekalmsia


Di Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman.
Volume: 11; No 53-61.

Fahira, N. A., & Arifuddin, A. (2017). Faktor-Faktor Risiko Kejadian Preeklamsia


Pada Ibu Hamil Di RSUAnutapura Kota Palu. Jurnal Kesehatan
Tandulako. Volume: 3; No 60- 69.

Feryanto, F. (2011). Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.


Fitriani. (2017). Hubungan Paritas Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hmail
Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Menara Ilmu. Volume: 2;
No 55-63.
Fahrudin. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadia Hipertensi Pada
Ibu Hamil. Universitas Hasanudin. Volume: 2; No 24-30.

Gustri, Y., Sitorus, R. J., & Utama, F. (2016). Determinan Kejadian Preeklamsia
Pda Ibu Hamil Di RSUD DR. Mohammad Hoesin Palembang. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Volume: 7; No209-217.

Hartanto, H. (2010). Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Herawati. (2017). Hubungan Usia Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu


Bersalin Di Rsud Muntilan. Volume: 3; No 50-57.

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik. Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Hidayati , N., & Kurniawati, T. (2019). Hubungan Umur dan Paritas Dengan
Kejadian Preeklamsia Ibu Hamil Di Puskesmas Bangetayu Kota
Semarang. Abdi Husada Semarang. Volume 12 ;No 44-54.

Immanuel White, I. F., Rahma, Miranti, & Ibtisam. (2020). Analisis Faktor Risiko
Kejadian Preeklamsia Di Puskesmas Talise Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan Tadulako. Volume: 6; No 52-61.

Jannah. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan . Yogyakarta: CV Andi


Offset.

Kusnarman, K. (2014). Patomekanisme Preeklamsia Terkini Mengungkap Teori-


Teori Terbaru. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Kemenkes RI. (2019). Profil kesehatan indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.


Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:
Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2018). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI.

Lapau, Buchari. (2015). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka


Obor Indonesia.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, and Ida Bagus
Gde Manuaba. (2012). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan,Dan KB.
Jakarta: EGC.

Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta:
EGC.

Maryam, S. 2015. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta:


EGC.

Masturoh, I., & T, N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Kemenkes RI.

Notoatmodjo, S. (2018). Metode Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2020). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu. Jakarta:


Salemba Medika.

Puryani. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Preekalmsia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puseksmas Kota Mdiun.
Jurnal UNDIP. Volume: 1; No 39-49.

Proverawati, A. (2010). BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta:


Nuha Medika,

Rahmadani. (2012). Ilmu Kebidanan Praktis. Jakarta: EGC

Rimawati, U., Puji, Y., & Istioningsih. (2019). Indeks Masa Tubuh (IMT), Jarak
Kehamilan dan Riwayat Hipertensi Mempengaruhi Kejadian Preeklamsia.
Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume: 1; No 9-22.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_
2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses februari 2020.

R , Nurlaelah., & Hamzah, H. (2021). Hubungan antara Jarak Kelahiran dan Usia Dengan
Kejadian Preeklamsia. keperawatan kontemporer. Volume 1 ;No 1-9.
Rochjati, P. (2011). Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil . Surabaya : Airlangga
University Press.

Ratumbuyang, and Manado, K. (2019). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli
Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa. IImiah Bidan: Volume 5; No 33–40.

Reza. (2017). Rasio Prevalensi Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian


Preeklampsia Pada Ibu Bersalin. Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan. Volume 7; No 47–60.

Saswardana (2011). Manajemen Hipertensi dengan penyulit Proteinuria dalam


Cermin Dunia Kedokteran Vol. 38 no.1. Jakarta : CDK, pp. 7-11).
Saifuddin, A. B. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saraswati, N., & Mardiana. (2016). Faktor-Fktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil Di RSUD Kabupaten Brebes
Tahun 2014. Unnes Journal Of Public Health: Volume 2; No 65-70.

Sharon , R. (2012). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, dan,


Keluarga. Jakarta: EGC.
Sudarman, Harmie & Freddy. (2021). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Preeklampsia. CliniC. Volume: 9; No 33-42.

Sofian , A. (2015). Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.

T, Sudargo. (2014). Pola Makan Dan Obesitas. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Wafiyatun. (2016). Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Preeklampsia.

WHO. (2014). Maternal Mortality: World Health Organization.


WHO. (2012). Prevention and Treatment of Pre-Eclamsia. Genewa. World
Health Organization

Yuliani. (2019). Distribution of Preeclampsia Risk Factors in Pregnant Woman


with Mild Preeclampsia in Banyumas District. Jurnal Kebidanan, Vol 9
No 2.
Zam, N., Kumaladewi, H., & Rusman, A. P. (2021). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Preeklamsia Kehamilan Di RS Umum
Andi Makkasau Kota Parepare. Jurnal Ilmiah: Volume 4; No 59-71.

Sedangkan menurut Reza (2017) klasifikasi jarak kehamilan adalah sebagai

berikut:

a. Jarak <2 tahun

Sejumlah sumber mengatakan bahwa jarak ideal kehamilan sekurang-

kurangnya 2 tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu

mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa

kembali ke kondisi sebelumnya. Seorang ibu setelah melahirkan

memerlukan 2 atau 3 tahun untuk dapat memulihkan kondisi tubuhnya dan

mempersiapkan diri untuk persalinan yang berikutnya.

b. Jarak kehamilan 2-5 tahun

Jarak kehamilan 2-5 tahun disebut juga dengan periode terbaik. Kehamilan

dengan jarak 2-5 tahun baik untuk ibu karena kondisinya sudah normal

kembali dan organ reproduksinya sudah siap menerima kehamilan

kembali, sehingga dapat mengurangi terjadinya preeklampsia.

c. Jarak kehamilan >5 tahun


Jarak di atas 5 tahun berisiko untuk kesehatan orang tua atau bayinya. Jika

jarak kehamilan >5 tahun risiko terjadinya preeklampsia meningkat

dikarenakan terjadinya proses degeneratif atau melemahnya kekuatan

fungsi otot uterus dan otot panggul yang sangat berpengaruh pada proses

persalinan apabila terjadi kehamilan lagi.

Anda mungkin juga menyukai