Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN.AS DENGAN AUTIS


DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP DR.KARYADI SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Mata Ajar Peminatan Keperawatan Tumbuh Kembang
Anak

Pembimbing : Ns.Zubaidah,S.Kep.,M.Kep.Sp.Kep.An

Oleh:
Etika Prisma Karunianingrum

22020114210089

PROFESI NERS ANGKATAN XXIV


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP
SEMARANG
2015

1
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas anak
a. Nama : An. Aska Ruhul
b. Nama ayah : Tn. Sigit / 40 tahun
c. Nama Ibu : Ny. Siti/ 36 tahun
d. Alamat : Ungaran Timur, Semarang
e. Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2015
f. Tanggal Lahir : 15 Maret 2012
g. Umur anak : 3 tahun 2 bulan 11 hari

2. Anamnesis
a. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya belum bisa bicara dan berjalan, anak
juga terlihat kurang fokus saat beraktivitas
b. Apakah anak mempunyai masalah tumbuh kembang
 Anak mempunyai masalah dalam tumbuh kembang. Ibu klien
mengeluhkan bahwa anaknya belum mampu berbicara dan berjalan. Anak
baru bisa berbicara “mama”,”papa”,”mamam”,”moh”,”meneng”. Ibu klien
juga mengatakan sulit memahami kemauan klien sehingga klien sering
rewel dan marah apabila keinginannya tidak dituruti oleh orang tuanya.
Anak baru bisa berdiri sendiri, duduk dan rambatan. Anak mampu
memegang mainan namun kemudian langsung dilempar, lebih suka
melempar mainan, suka memasukkan benda yang dipegang ke dalam
mulut, anak suka bersandar di tembok kemudian menggoyang-goyangkan
punggung dan sulit disuruh berhenti. Pemeriksaan Denver II menunjukkan
adanya gangguan tumbuh kembang dalam personal sosial sesuai dengan
usia 4 bulan, motorik halus sama dengan usia 8 bulan, bahasa yang sama
dengan usia 9 bulan, dan motorik kasar sesuai dengan usia 10 bulan. Ibu
klien mengatakan bahwa anaknya pernah di rawat di rumah sakit sehingga
takut jika melihat perawat yang mengenakan baju putih.

2
c. Riwayat Prenatal hingga Postnatal
Anak lahir dari Ibu dengan status G3P2A0 usia 33 tahun, dilahirkan cukup
bulan, tidak ada riwayat sakit selama ibu hamil, anak dilahirkan di dokter
spesialis kandungan, langsung menangis, BBL 3400 gram, PBL 50 cm.
d. Riwayat Perkembangan
Senyum : 3 bulan
Miring : 3 bulan
Tengkurap : 3 bulan
Duduk : 9 bulan
Merangkak : 1 tahun
Rambatan : 2 tahun
Anak pernah mengalami kejang saat usia 2 tahun. Anak kejang saat
demam dengan lama kurang lebih 2 menit kemudian kejang berhenti
sendiri.
e. Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap sesuai usia

3. Pemeriksaan rutin sesuai jadual


a. BB: 14,3 kg, PB/TB: 90 cm
b. BB/TB
√ Gizi baik  Gizi kurang  Gizi buruk
 Gizi lebih  Rujuk: ya/tidak
c. LK : 45 cm, LL : 18 cm
d. LKA/U : lingkar kepala normal sesuai dengan usia
 Normal, √ Mikrosefal,  Makrosefal
 Rujuk: ya/tidak
e. Perkembangan anak:
1) sesuai
2) Meragukan
√ G. Kasar √ G. Halus
√ Bicara dan bahasa
√ Sosialisasi dan kemandirian

3
√ Rujuk: ya/tidak
3) Penyimpangan:
√ G. Kasar √ G. Halus
√ Bicara dan bahasa
√ Sosialisasi dan kemandirian
√ Rujuk: ya/tidak
f. Daya lihat
√ Normal  curiga ada gangguan
 Rujuk: ya/tidak
g. Daya dengar
√ Normal  curiga ada gangguan
 Rujuk: ya/tidak
h. Mental emosional
 Normal √ curiga ada gangguan
 Rujuk: ya/tidak

4. Pemeriksaan atas Indikasi/ jika ada keluhan:


a. Autis:
√ Risiko tinggi  Risiko rendah
 Gangguan lain  Batas normal
√ Rujuk: ya/tidak

b. GPPH:
√ Bukan GPPH  Kemungkinan GPPH
 Rujuk: ya/tidak

B. KESIMPULAN
 Pemeriksaan Denver II menunjukkan adanya gangguan tumbuh kembang
dalam personal sosial sesuai dengan usia 4 bulan, motorik halus sama
dengan usia 8 bulan, bahasa yang sama dengan usia 9 bulan, dan motorik
kasar sesuai dengan usia 10 bulan.

4
 Pemeriksaan tumbuh kembang menggunakan alat ukur CHAT
menunjukkan bahwa anak kemungkinan mempunyai resiko tinggi
menderita autis yang ditandai dengan anak tidak bisa melakukan item pada
poin A5, A7, B2, B3 dan B4.
 Pemeriksaan tumbuh kembang menggunakan kuesioner deteksi dini
masalah mental emosional menunjukkan anak kemungkinan mengalami
kemungkinan masalah mental emosional.
 Pemeriksaan tumbuh kembang menggunakan kuesioner deteksi dini anak
GPPH menunjukkan anak kemungkinan tidak mengalami GPPH dengan
total skor 10.

5
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Data Fokus Problem Etiologi

1. DS : Hambatan interaksi sosial (00052) Kendala komunikasi :


Ibu klien mengeluhkan bahwa anaknya belum speech delay
mampu berbicara dan kata yang baru bisa
diucapkan adalah “mama”, ”papa”, ”mamam”,
”moh”, ”meneng”. Ibu klien juga mengatakan
sulit memahami kemauan klien sehingga klien
sering rewel dan marah apabila keinginannya
tidak dituruti oleh orang tuanya.
DO :
 Pemeriksaan Denver II menunjukkan
adanya gangguan tumbuh kembang
disemua sektor meliputi personal sosial
sesuai dengan usia 4 bulan, motorik
halus sama dengan usia 8 bulan,
bahasa yang sama dengan usia 9
bulan, dan motorik kasar sesuai dengan
usia 10 bulan.

6
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan alat ukur CHAT
menunjukkan bahwa anak
kemungkinan mempunyai resiko tinggi
menderita autis yang ditandai dengan
anak tidak bisa melakukan item pada
poin A5, A7, B2, B3 dan B4.
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan kuesioner deteksi dini
masalah mental emosional
menunjukkan anak kemungkinan
mengalami kemungkinan masalah
mental emosional.
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan kuesioner deteksi dini
anak GPPH menunjukkan anak
kemungkinan tidak mengalami
GPPH dengan total skor 10.

2. DS : Risiko ketidakmampuan menjadi Anak dengan autis

7
 Ibu klien mengatakan sulit memahami orang tua (00057)
kemauan klien sehingga klien sering
rewel dan marah apabila keinginannya
tidak dituruti oleh orang tuanya
 Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
belum bisa bicara dan berjalan, anak
juga terlihat kurang fokus saat
beraktivitas
DO :
 Pemeriksaan Denver II menunjukkan
adanya gangguan tumbuh kembang
disemua sektor meliputi personal sosial
sesuai dengan usia 4 bulan, motorik
halus sama dengan usia 8 bulan,
bahasa yang sama dengan usia 9
bulan, dan motorik kasar sesuai dengan
usia 10 bulan.
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan alat ukur CHAT
menunjukkan bahwa anak

8
kemungkinan mempunyai resiko tinggi
menderita autis yang ditandai dengan
anak tidak bisa melakukan item pada
poin A5, A7, B2, B3 dan B4.
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan kuesioner deteksi dini
masalah mental emosional
menunjukkan anak kemungkinan
mengalami kemungkinan masalah
mental emosional.
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan kuesioner deteksi dini
anak GPPH menunjukkan anak
kemungkinan tidak mengalami
GPPH dengan total skor 10.
 Pemeriksaan menggunakan kuesioner
pola asuh menunjukkan bahwa pola
asuh yang diterapkan oleh orang tua
anak adalah pola asuh permisif.
3. DS : Ansietas (00146) Perubahan status

9
 Ibu klien mengatakan bahwa anaknya lingkungan : hospitalisasi
pernah di rawat di rumah sakit sehingga
takut jika melihat perawat yang
mengenakan baju putih
DO :
 Anak tampak rewel dan menangis
ketika dilakukan pengukuran
antopometri oleh perawat
 Skor kecemasan SCAS adalah 94 yang
mengindikasikan anak mengalami
kecemasan yang cukup tinggi

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Kode Intevensi
. NIC

10
1. Hambatan interaksi sosial Setelah dilakukan tindakan 8274 Developmental Enhancement Child :
berhubungan dengan kendala keperawatan selama 1 x 15 1) Bangun
komunikasi : speech delay menit dalam 1 pertemuan hubungan yang baik dengan anak
(00052) diharapkan pertumbuhan dan 2) Ciptaka
perkembangan optimal dengan n interaksi dengan anak
kriteria hasil : 3) Berikan
a. An. AS dapat mengikuti latihan berbicara dan
perintah perawat selama berkomunikasi dengan orang lain
memberikan stimulasi 4) Berikan
b. An. AS mampu pendidikan kesehatan kepada
melakukan kontak mata orangtua terkait tahap
saat berkomunikasi perkembangan pada anak
dengan perawat 5) Anjurka
n orang tua untuk meminta anak
bicara dan berkomunikasi dengan
orang lain
6) Anjurka
n orangtua untuk memberikan
latihan berbicara pada anak misal
dengan mengenalkan dan

11
menyebutkan benda-benda di
sekitar anak kemudian ibu
meminta anak untuk
mengulanginya.
7) Kolabor
asi dengan tim medis : Psikiatri,
Rehabilitasi medic : terapi wicara
dan fisioterapi

2. Risiko ketidakmampuan menjadi Setelah dilakukan tindakan 8274 Developmental Enhancement Child :
orang tua berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 15 1) Bangun hubungan yang baik
anak dengan autis (00057) menit dalam 1 pertemuan dengan orang tua anak
diharapkan masalah resiko 2) Ciptakan interaksi dengan orang
ketidakmampuan menjadi orang tua anak
tua dapat berkurang dengan 3) Berikan pendidikan kesehatan
kriteria hasil : kepada orangtua terkait tahap
a. Orang tua mengerti tentang perkembangan pada anak
gangguan tumbuh kembang 4) Berikan pendidikan kesehatan
yang dialami anaknya kepada orangtua terkait
b. Orang tua mengetahui pemeriksaan, pengobatan dan
pengobatan, pemeriksaan terapi anak

12
dan terapi anaknya 5) Anjurkan orang tua untuk
meminta anak bicara dan
berkomunikasi dengan orang lain
6) Anjurkan orangtua untuk
memberikan stimulasi bahasa
dan berjalan
7) Anjurkan orang tua untuk telaten
dan bersabar dalam menghadapi
anak
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 5820 Anxiety Reduction :
perubahan status lingkungan : keperawatan selama 1 x 15 1) Bersikap tenang dalam
hospitalisasi (00146) menit dalam 1 pertemuan menghadapi pasien
diharapkan masalah ansietas 2) Jelaskan prosedur tindakan
dapat berkurang dengan kriteria kepada orang tua dan anak
hasil : 3) Anjurkan orang tua untuk selalu
a. Anak menjadi didekat pasien
kooperatif saat 4) Berika terapi bermain untuk anak
dilakukan pemeriksaan 5) Berikan perawatan atraumatik
b. Skor kecemasan turun untuk anak : penggunaan rompi
menjadi rentang 40-60 bergambar

13
D. IMPLEMENTASI
No. Dx Jam Implementasi Evaluasi Formatif TTD
1. 1,2 10.00 Membangun hubungan yang baik dengan anak dan S : Anak mengatakan namanya Rakan Etika
menciptakan interaksi dengan anak O : Anak bersalaman dengan perawat,
anak diam saja saat diajak komunikasi
oleh perawat, anak terlihat duduk dan
menggoyang-goyangkan punggungnya
ke depan belakang.
2. 1 10.05 Melakukan pengukuran antopometri S:- Etika
O : Anak menangis, rewel, tidak
kooperatif, BB 14,3 kg, TB 90 cm, LL
18 cm, LK 45 cm
3. 3 10.10 Melakukan tindakan atraumatik pada anak : S : - Etika
memakai rompi bergambar O : Anak masih menangis, anak
bersedia ditimbang dan diukur tinggi
badannya
4. 1 10.15 Memberikan latihan kefokusan pada anak pada S : - Etika
dengan terapi bermain balok O : Anak tampak bermain balok, anak
tampak diam dan asik bermain balok,

14
anak menggoyang-goyangkan
punggung ke depan belakang, anak
sering melempar mainan yang dipegang
5. 1 10.20 Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang S:- Etika
menggunakan Denver II O : Pemeriksaan Denver II
menunjukkan adanya gangguan tumbuh
kembang disemua sektor meliputi
personal sosial sesuai dengan usia 4
bulan, motorik halus sama dengan usia
8 bulan, bahasa yang sama dengan usia
9 bulan, dan motorik kasar sesuai
dengan usia 10 bulan. Ada kontak mata
saat klien diajak interaksi oleh perawat.
6. 1 10.35 Melakukan deteksi autis ,GPPH,KMME S:-
O:
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan alat ukur CHAT
menunjukkan bahwa anak
kemungkinan mempunyai resiko
tinggi menderita autis yang

15
ditandai dengan anak tidak bisa
melakukan item pada poin A5, A7,
B2, B3 dan B4.
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan kuesioner deteksi
dini masalah mental emosional
menunjukkan anak kemungkinan
mengalami kemungkinan masalah
mental emosional.
 Pemeriksaan tumbuh kembang
menggunakan kuesioner deteksi
dini anak GPPH menunjukkan
anak kemungkinan tidak
mengalami GPPH dengan total
skor 10.
7. 1,2 11.00 Memberikan pendidikan kesehatan kepada orangtua S : Orangtua anak mengatakan akan Etika
terkait tahap perkembangan pada anak memperhatikan perkembangan anaknya
dan akan telaten dalam mengantarkan
anaknya untuk terapi
O : Orang tua tampak kooperatif

16
8. 1,2 11.10 Menganjurkan orang tua untuk menstimulasi S : Orang tua anak mengatakan akan Etika
anaknya dengan mengajak berkomunikasi dan memberikan latihan berbicara dan
latihan konsentrasi komunikasi di rumah dan membantu
anak untuk latihan konsentrasi dengan
memberikan mainan seperti balok
O : Orang tua tampak mendengarkan
penjelasan perawat dengan seksama,
orang tua tampak bersikap kooperatif

E. TINDAKAN PENGOBATAN LAIN


 Tidak ada

F. EVALUASI

17
No Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif Ttd
Jam

1. 27 Mei Hambatan interaksi sosial berhubungan S:- Etika


2015/ dengan kendala komunikasi : speech delay O : Anak mampu mengikuti perintah perawat
11.20 (00052) saat pemeriksaan menggunakan Denver II, Ada
WIB kontak mata saat klien diajak interaksi oleh
perawat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Optimalkan intervensi :
- Anjurkan orangtua untuk terus
memberikan stimulasi dengan terus
mengajak berkomunikasi, senantiasa
sabar telaten dalam membimbing anak
dan rutin dalam melakukan terapi
- Konsultasi ke bagian Psikiatri,
Rehabilitasi Medik : Terapi okupasi,
terapi wicara, fisioterapi
2. 27 Mei Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua S : Orang tua anak mengatakan akan Etika
2015/
berhubungan dengan anak dengan autis memberikan latihan berbicara dan komunikasi
11.20
WIB (00057) di rumah dan membantu anak untuk latihan

18
kefokusan. Orang tua mengatakan sudah tahu
gangguan tumbuh kembang anaknya dan
pemeriksaan serta terapinya
O : Orang tua tampak mendengarkan
penjelasan perawat dengan seksama, orang tua
tampak bersikap kooperatif, anak tampak asyik
bermain sendiri, anak tampak masih
menggoyang-goyangkan punggungnya ke
depan belakang, anak tampak asyik bermain
dengan mainan yang ada disekitarnya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Optimalkan intervensi :
- Anjurkan orangtua untuk terus
memberikan stimulasi bicara dan
komunikasi, senantiasa sabar telaten
dalam membimbing anak dan rutin
dalam melakukan terapi
- Konsultasi ke bagian Psikiatri,
Rehabilitasi Medik : Terapi wicara,
terapi okupasi, fisioterapi

19
3. 27 Mei Ansietas berhubungan dengan perubahan S : - Etika
2015/
status lingkungan : hospitalisasi (00146) O : Anak tampak lebih kooperatif, anak
11.20
WIB mampu mengikuti perintah perawat saat
dilakukan pemeriksaan, skor kecemasan 57
A : Masalah teratasi sebagian
P : Optimalkan intervensi :
 Meminimalisir kecemasan dengan
perawatan atraumatik

G. DIRUJUK KE
 Konsultasi ke bagian psikiatri
 Konsultasi ke bagian rehabilitasi medic : terapi okupasi, terapi wicara, fisioterapi

20

Anda mungkin juga menyukai