KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Oleh
22020110120039
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
i
Halaman Persembahan
Terkadang aku hampir menyerah ketika lelah dan jenuh menghampiri
Serasa tenaga dan pikiran ini telah menemukan titik buntu dipenghujung
perjalanan
Hingga sampai garis finish dengan waktu dan keadaan yang sungguh indah.
Tiada kata lain yang mampu aku ungkapkan selain “Ucapan Syukur” atas semua
ini
“Thankyou Jesus”
So do not fear, for I am with you; do not be dismayed, for I am your God. I will
strengthen you and help you; I will uphold you with My righteous right hand
Isaiah 41:10
Psalm 126:5
ii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan adalah hasil karya
sendiri. Tidak ada karya ilmiah atau sejenisnya yang diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan atau sejenisnya di Perguruan Tinggi manapun seperti karya ilmiah yang saya
susun.
Sepengetahuan saya juga, tidak ada karya ilmiah atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah karya
ilmiah yang saya susun ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
iii
Lembar Persetujuan
KOTA SEMARANG
NIM : 22020110120039
Pembimbing,
NIP. 197905212007101001
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Skripsi Keperawatan yang
berjudul :
NIM : 22020110120039
Telah diuji pada tanggal, 12 Juni 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan.
Penguji I
NIP. 198107272008122001
Penguji II
NIP. 197701262001122001
Penguji III
NIP. 197905212007101001
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
Kompres Hangat terhadap nyeri sendi pada lansia di Wisma Lansia Harapan Asri
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
2. Bapak Chandra Bagus Ropyanto S.kep M.kep selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan dorongan, waktu dan kesabaran dalam penyusunan proposal
penelitian ini.
3. Ibu Ns. Niken Safitri D.K, S.Kep., M.si.Med dan Ibu Sarah Ulliya. S.Kp., M.Kes
selaku dosen penguji proposal penelitian atas ketelitian, masukan, dan arahan dalam
perbaikan penelitian.
4. Ibu Fitria Handayani. S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku dosen wali yang senantiasa
5. Kepada Pengelola Panti Lansia Harapan Asri dan Pengayoman, Kota Semarang.
vi
7. Keluarga terkasih, Papa, Mama, Jufry, Ganda Tua, Vian, Pipin dan seluruh keluarga
besar Sinaga atas segala doa, dukungan dan kepercayaan yang selalu diberikan
8. Kakakku tersayang, Sri Sinaga, Eva Sinaga dan Evi Sinaga atas semua semangat dan
9. Sahabat-sahabatku, Hayu, Rara, Dea, Arin dan juga sahabat bimbingan Ratna, Riska,
Bella dan Wiwik atas kesetiaannya selalu memberi semangat dan dukungan dalam
10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan
11. Keluarga besar Progam Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran yang
memberikan bekal pengalaman dan pendidikan yang tak tegantikan oleh apapun.
Peneliti menyadari, skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini. Harapan peneliti,
semoga penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu
Keperawatan.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
viii
C. Kerangka Konsep ................................................................................ 34
D. Hipotesis ............................................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 66
B. Saran .................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel Judul Tabel Halaman
4.3 Skala Nyeri Sendi Lansia (60-74 Tahun) sebelum Intervensi .......................... 55
4.4 Skala Nyeri Sendi Lansia (60-74 Tahun) setelah intervensi ............................. 56
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar Daftar Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Lampiran
Lampiran
3. Data Demografi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sudah dilalui hingga pada akhirnya fase lanjut usia menjadi fase akhir
ayat 2 lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas”.1,2
Harus dipahami bahwa usia berapa pun yang dianggap sebagai permulaan usia
tua, usia secara luas dan berbeda didefinisikan oleh masyarakat.2 Badan
Empat kategori yaitu usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut
usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia
daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar atau sering disebut
1
2
L
ansia menunjukkan kecenderungan prevalensi yang mencolok dalam kaitan
(WHO) mengatakan nyeri sendi paling banyak diderita oleh individu yang
berusia diatas 60 tahun. Kasus nyeri sendi pada lansia di dunia diperkirakan
mencapai 9,6% pada pria dan 18 % pada wanita. Kasus tersebut akan terus
sendi penopang berat badan, terutama sendi lutut, panggul, lumbal dan
servikal.7 Nyeri sendi bukan hanya berakibat mengurangi kualitas hidup lansia
ekonomi, psikologi dan sosial serta tidak hanya untuk penderita, tetapi juga
Gejala nyeri sendi di Inggris dan Wales, sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang.
sekitar 10-15% orang dewasa lebih dari 60 tahun menderita nyeri sendi.8
3
Prevalensi nyeri sendi total di Indonesia 34,3 juta orang pada tahun 2002 dan
mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2007. Diperkirakan 40% dari populasi
usia di atas 65 tahun menderita nyeri sendi, dan 80 % pasien nyeri sendi
ADL) yang akan berpengaruh terhadap Quality of Life lansia yang sifatnya
kronik-progresif.9
dua intervensi yang digunakan dalam meminimalkan dampak nyeri sendi yaitu
kaku dan spasme otot.11 Hal ini disebabkan karena efek fisiologis terapi panas
kondisi inflamasi.11
walaupun para peneliti yakin bahwa panas dapat menonaktifkan serabut saraf,
dilakukan. Terapi panas yang akan diberikan yaitu dengan menggunakan hot
pack gel pada suhu 37- 400C karena secara umum peningkatan aliran darah
dapat terjadi pada bagian tubuh yang dihangatkan, kompres diberikan 2 kali
dengan masing-masing durasi 10-15 menit dengan jeda 5 menit hal ini
Penelitian yang dilakukan oleh Stricland, 2007 yaitu tentang kegunaan hot
pack gel dalam aplikasi panas terhadap tubuh cukup efektif.15 Hal ini
disebabkan karena hot pack gel mampu menahan suhu panas lebih lama
pada area lutut yang hampir semua lansia mengeluh dengan kondisi nyeri
sendi tersebut. Dari survei yang telah dilakukan pada 15 orang lansia terdapat
10 orang lansia mengeluh nyeri sendi khususnya pada area lutut dan tungkai.
Lansia mengatakan nyeri sering terjadi pada pagi hari ketika bangun tidur dan
ketika selesai melakukan aktivitas. Lansia juga mengatakan jika nyeri sendi
muncul mereka hanya memberikan obat gosok (balsam) namun mereka juga
mengeluh balsam yang digunakan memberikan efek terlalu panas pada kulit
dan terkadang lansia tidak mampu menahan efek panas yang ditimbulkan
selain itu juga mengakibatkan kemerahan pada kulit oleh karena itu
mengatasi nyeri sendi tersebut. Ketika nyeri muncul pola penanganan nyeri
obat warung serta obat gosok dan sebagian lansia lebih memilih menahan rasa
berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan latihan lansia. Jika tidak mendapat
penanganan secara tepat akan berdampak terhadap kualitas hidup dari lansia.
B. Rumusan Masalah
hari.2
aplikasi panas pada persendian yang sakit.13,15 Aplikasi panas pada persendian
nyeri sendi pada lansia di Wisma Lansia Harapan Asri, Banyumanik, dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
terhadap nyeri sendi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Bagi usia lanjut dan keluarga kompres hangat dapat dijadikan sebagai
sendi.
4. Bagi peneliti
pada lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian nyeri
rasa tidak nyaman baik verbal maupun non verbal atau keduanya.
persepsi masing-masing.4
b. Fisiologis Nyeri
sendi yang lebih kuat atau yang lebih besar dan istirahat sejenak di
sela-sela kativitas.17
9
10
dilakukan.
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di
1) Nyeri akut
2) Nyeri Kronik
Nyeri kronik yang paling umum diderita oleh lansia yaitu nyeri
sendi.23,24
tumbukan (impact).
bergerak.
kerusakan.
Kaku pagi
Krepitasi
sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang
efusi pada sendi yang biasanya tidak banyak (<100 cc) atau
berubah.24
Tanda-tanda peradangan
16
Keterangan :
0 = tidak nyeri, 1-9= nyeri sedang yang kriterianya
cm.
Keterangan
Ibuprofen
tekanan darah.10,13,32,33
seperti,34,35,36,37
nyeri.
2. Kompres Hangat
aman pada paien dengan menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit
buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi sehingga terjadi
yang diisi air hangat atau dengan buli-buli panas atau handuk yang
telah direndam di dalam air hangat ke bagian tubuh yang nyeri dengan
suhu air sekitar 37-400C karena pada suhu tersebut kulit dapat
23
yang dikompres.13
efek dan manfaat yang besar. Adapun manfaat efek panas adalah.13
1) Efek fisik
2) Efek kimia
3) Efek biologis
1) Bagian tubuh
25
toleransinya.
3) Toleransi perorangan
lebih besar.
4) Lama pajanan
darah.13
26
5) Keutuhan kulit
meningkatkan perdarahan
jauh.
3. Lansia
a. Pengertian lansia
yang diderita.2,3
merupakan suatu penyakit melainkan salah satu tahap lanjut dari suatu
1) Perubahan fisik
integument.3
28
2) Sistem perasaan
obstruksi.3
3) Sistem pendengaran
meningkatnya keratin.3
4) Sistem penglihatan
5) Sistem kardiovaskuler
BAK meningkat.3
7) Sistem endokrin
(stres).2.3
8) Sistem pencernaan
9) Sistem muskuloskeletal
keringat mulai tak bekerja dengan baik, kulit pucat dan terdapat
kapiler.13
31
tingkat asam dalam jaringan. Hal ini disebabkan karena aplikasi panas
keadaan semula.13,15,30
sendi pada jaringan yang meradang. Respon dari panas inilah yang
Hot pack gel menyebabkan elevasi suhu dalam kulit dan jaringan,
sendi, tangan, dan kaki. Hot pack gel dapat ditempelkan langsung pada
32
B. Kerangka Teori
Lansia
Nyeri sendi
Quality of life
C. Kerangka Konsep
konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang akan diteliti.
variabel lain atau dengan kata lain variabel yang mempengaruhi sedangkan
Pre test
Kelompok Post Test
Kontrol Skala nyeri
sebelum Skala nyeri setelah
Setelah 30
menit
D. Hipotesis
pada lansia (60-74 Tahun) di Wisma Lansia Harapan Asri, Banyumanik dan
METODOLOGI PENELITIAN
Kemudian dilakukan pre test (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti
sebanyak 2 kali dengan jeda istirahat 5 menit pada kelompok eksperimen dan
Keterangan :
R : Randomisasi (Randomizations)
01 : Pengukuran pertama (pretest)
X : Perlakuan atau eksperimen
02 : Pengukuran kedua (post test)
Dengan randomisasi (R) maka kedua kelompok mempunyai sifat yang
35
36
perlakuan. Karena kedua kelompok sama pada awalnya, maka perbedaan hasil
post test (02) dapat disebut sebagai hasil dari kelompok intervensi dan
kelompok kontrol.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada dua Panti Lansia yaitu Wisma
Semarang. Tempat penelitian ini didasarkan pada hasil survei yaitu jumlah
populasi lansia yang menderita nyeri sendi pada kedua panti lansia tersebut
paling banyak.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 13 Mei 2014- 28 Mei 2014 yang bertempat
di dua Panti Lansia yaitu Wisma Lansia Harapan Asri, dan Pengayoman, Kota
Semarang.
1. Populasi
diteliti.39 Populasi dalam penelitian ini sebanyak 111 lansia yang terdiri
penelitian karena lansia telah berada dalam satu komunitas yang nyaman
yaitu berada di Wisma Lansia. Kedua, dari hasil survei diketahui jumlah
populasi lansia yang menderita nyeri sendi pada kedua Wisma Lansia
37
penelitian.
2. Sampel
proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang
consecutive sampling yaitu semua sampel yang ada dan memenuhi kriteria
terpenuhi.
dilakukan lansia yang datang dengan keluhan nyeri sendi diberikan nomor
urut responden setelah itu lansia yang mendapat nomor urut ganjil
dijadikan kelompok kontrol dan lansia dengan nomor urut genap dijadikan
kelompok intervensi.
38
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
E. Variabel Penelitian
lain.43 Variabel bebas dari penelitian ini adalah terapi kompres hangat
F. Definisi Operasional
3. Umur Rentang hidup seseorang Form pengisian Ketentuan umur dalam Rasio
sejak lahir sampai dengan penelitian ini adalah
tahun terakhir saat 60-74 tahun
pengambilan data
4. Jenis Jenis Kelamin responden Observasi saat 1. Perempuan Nominal
Kelam wawancara dengan 2. Laki-laki
in responden
G. Instrumen Penelitian
dalam mengumpulkan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih
baik sehingga data yang didapat lebih mudah diolah.43 Instrumen penelitian ini
menggunakan lembar observasi yang berisi data pribadi yaitu (inisial), umur,
jenis kelamin. Untuk mengukur gambaran nyeri sendi digunakan skala ukur
Facial Pain Scale yang tercantum dalam penelitian Ellen Flaherly dengan
judul Pain Assesment For Older Adults.26 Facial Pain Scale ini
dirasakan responden.
Penelitian ini juga dilengkapi dengan skala pre dan post intervensi untuk
kompres hangat.
Validitas adalah alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima
sesuai standar. Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau
diandalkan.43
Apabila instrumen pengumpul data sudah ada yang terstandar, maka bisa
digunakan oleh peneliti.43 Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji
validitas dan reliabilits karena peneliti menggunakan alat ukur Facial Pain
Facial Pain Scale oleh Wong-Bacher merupakan salah satu alat ukur yang
digunakan dalam mengukur tingkat nyeri dan telah menjadi alat standar
penelitian nyeri dalam praktek klinis.26 Konsistensi internal Facial Pain Scale
dilakukan
42
pembimbing
studi pendahuluan
b. Tahap pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 yaitu pada pagi
dan sore hari setelah lansia selesai melakukan aktivitas. Sampel dipilih
untuk berpartisipasi.
nyeri. Setelah lembar skala nyeri sendi selesai diisi maka dilanjutkan
dengan menggunakan hot pack gel pada suhu 37-400C sebanyak dua
i. Alat
ii. Pelaksanaan
selanjutnya.
telah digunakan
tunggu 15 menit
telah digunakan
45
a. Editing
b. Coding
yang sudah ada menurut jenisnya, dengan cara memberi tanda pada
1) Entry data
pengolahan komputer.45
2) Tabulating
3. Penyajian Data
Data satatistik perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan
interpretasi hasil analisis. Penyajian data dilakukan melalui dua cara yaitu
perlakuan.
Nilai median
lansia.
Nilai modus
responden.
2) Variabilitas
Range
uji statistik yang telah dilakukan diketahui nilai pre pada kelompok
kontrol p=0.302, nilai post pada kelompok kontrol p=0.269, nilai pre
kepercayaan 95%.
tidak ada pengaruh atau tidak ada hubungan yang bermakna antara
keduanya.
50
Rumus :
Keterangan
b. Etika Penelitian
Lansia Harapan Asri dan Pengayoman, Kota Semarang untuk meminta ijin
1. Informed Concent
menjelaskan akibat atau manfaat yang akan diperoleh dan hal-hal lain
51
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Confidentiality
HASIL PENELITIAN
didasarkan pada analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini disajikan
bivariat.
A. Analisis Univariat
kelamin, waktu penelitian, skala nyeri sebelum dan setelah pada masing-
masing kelompok.
1. Karakteristik Responden
52
53
Tabel 4.1 Frekuensi umur, jenis kelamin dan waktu penelitian kedua
kelompok responden adalah berikut ini (n=30), Mei 2014
Kelompok
Variabel Kontrol Intervensi
Frekuensi % Frekuensi %
Umur (Tahun)
60 - - - -
61 - - - -
62 - - - -
63 - - - -
64 1 6,7 - -
65 1 6,7 1 6,7
66 2 13,3 1 6,7
67 1 6,7 0 -
68 0 - 2 13,3
69 3 20,0 2 6,7
70 2 13,3 1 6,7
71 1 6,7 2 13,3
72 1 6,7 2 13,3
73 1 6,7 1 6,7
74 2 13,3 4 26,7
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 26,7 5 33,3
Perempuan 11 73,3 10 66,7
Waktu Penelitian
Pagi hari 8 53,3 8 53,3
Sore Hari 7 46,7 7 46,7
kontrol paling banyak berada pada umur 69 tahun yaitu sebanyak 20%
umur 74 tahun sebanyak 26,7%. Jika dilihat dari frekuensi jenis kelamin
responden pada pagi hari dan 46,7% responden pada sore hari.
Tabel 4.2 Skala nyeri sendi lansia (60-74 tahun) sebelum diberikan
kompres hangat pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi di Wisma Lansia Harapan Asri dan Pengayoman,
Kota Semarang (n=30), Mei 2014
Skala % 95% P
Variabel Kelomok Mean Median SD
Nyeri CI value
1 26,6
Kontrol 2 33,3 2,13 2,00 0,834 1,67-2,60
3 40,0
Nyeri
2 40,0 0,774
Sendi 3 33,3
Intervensi 4 20,0
2,93 2,0 0,961 2,40-3,47
5 6,7
pada kelompok kontrol yaitu antara skala 1 sampai 3 yang artinya tingkat
nyeri sendi paling tinggi sebelum perlakuan pada kelompok kontrol berada
pada skala 3 dengan kriteria nyeri “agak mengganggu” dan paling rendah
kelompok intervensi skala nyeri sendi berada antara skala 2 sampai 5 yang
artinya tingkat skala nyeri sendi saat pengukuran pertama pada kelompok
aktivitas” dan paling rendah berada pada skala 2 dengan kategori “sedikit
sakit”. Hasil uji juga menunjukkan nilai mean pada kelompok intervensi
lebih tinggi yang artinya bahwa tingkat skala nyeri sendi sebelum
Tabel 4.3 Skala nyeri sendi lansia (60-74 tahun) setelah diberikan
kompres hangat pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi di Wisma Lansia Harapan Asri dan
PengayomanKota Semarang (n =30), Mei 2014
Skala % P
Variabel Kelompok Mean Median SD 95% CI
Nyeri value
0 6,7
1 33,3
Kontrol 1,66 2,00 0,816 1,21-2,12
2 56,7
Nyeri
3 13,3 0,905
Sendi
0 46,7
Intervensi 1 33,3 0,73 1,00 0,799 0,29-1,18
2 20,0
Tabel 4.3 menunjukkan skala nyeri sendi saat pengukuran kedua pada
kelompok kontrol yaitu berada pada skala 0 sampai 3 dengan jumlah nyeri
paling banyak terdapat pada skala 2 dengan kriteria nyeri “ sedikit sakit”
yaitu sebanyak 56,7% dan skala nyeri paling tinggi berada di skala 3
sampai 2 dengan jumlah nyeri paling banyak terdapat pada skala 0 dengan
kriteria “tidak sakit” yaitu sebanyak 46,7% dan skala nyeri paling tinggi
“sedikit sakit”. Hasil uji juga menunjukkan nilai mean pada kelompok
tingkat skala nyeri sendi setelah perlakuan berada pada kelompok kontrol.
56
B. Analisis Bivariat
signifikan antara dua variabel atau untuk mengetahui apakah ada perbedaan
rata-rata nyeri pre test pada kelompok yang diberikan perlakuan berupa
Tabel 4.4 Perbedaan tingkat nyeri sendi lansia (60-74 tahun) pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan
setelah kompres hangat di Wisma Lansia Harapan Asri,
Banyumanik dan Pengayoman, Peterongan, Kota Semarang
(n=30), Mei 2014
Selisih Standar Standar Min-
Kelompok p-Value
Mean Deviasi Eror Mean maks
Kontrol 0,466 0,516 0,133 0-3 0,004
melihat rata-rata selisih penurunan nyeri sendi lansia dan p value pada
paired sampel test. Hasil uji menunjukkan selisih mean pada kelompok
kontrol dengan selisish mean 0,466 yang artinya penurunan skala nyeri
pengukuran kedua ada perbedaan skala nyeri dalam kelompok kontrol dan
kelompok intervensi.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan tentang hasil penelitian yang
nyeri sendi pada lansia (60-74 tahun). Pembahasan akan diuraikan sesuai
kelompok intervensi skala nyeri sendi lansia lebih tinggi dibanding dengan
juga menunjukkan nilai mean pada kelompok intervensi yaitu 2,93 lebih
tinggi dibanding dengan nilai mean pada kelompok kontrol yaitu 2,13
artinya bahwa tingkat nyeri pre pada kelompok intervensi lebih tinggi
dibanding pada kelompok kontrol. Tingkat skala nyeri sendi paling tinggi
58
59
digunakan tidak representatif karena variansi data yang terlalu minim dan
Efek penuaan dan efek mekanis menjadi salah satu penyebab utama
alami dan unik, lansia dapat merasa sendirian dan cemas. Mereka merasa
takut kalau nyeri tersebut tidak akan pernah pergi, jika hal itu terjadi nyeri
Nyeri sendi yang paling umum dialami lansia yaitu nyeri kronik.21 Lansia
Sifat nyeri kronik yang tidak dapat diprediksi ini membuat klien frustasi
diketahui progresif atau persisten atau tidak diketahui bahkan sulit untuk
impuls nyeri pada tingkat yang lebih tinggi. Otak mempersiapkan bahwa
arti dan kepentingan kejadian nyeri ini, merekamnya dalam memori dan
memutuskan responnya.
sendi lansia pada kelompok kontrol masih tetap dalam rentang skala nyeri
intervensi dimana terdapat penurunan skala nyeri sendi dari yang semula
“tidak sakit” sampai “sedikit sakit”. Hasil uji juga menunjukkan nilai mean
pada kelompok kontrol yaitu 1.666, lebih tinggi dibanding pada kelompok
intervensi yaitu 0.73, artinya bahwa skala nyeri pada kelompok kontrol
61
diperoleh.43
mean kedua kelompok yaitu nilai mean pada kelompok intervensi jauh
skala nyeri sendi lansia lebih tinggi pada kelompok intervensi dibanding
yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri
yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang serat saraf yang
merspon secara positif. Pada saat individu berpersepsi positif akan terjadi
kondisi relaksasi dan perubahan kimia, saraf atau endokrin pada tubuh
diberikan.
Kelompok Intervensi.
kelompok kontrol dan intervensi. Pada tabel tersebut dapat dilihat selisih
63
mean paling tinggi berada pada kelompok intervensi yaitu sebesar 2.200
yang artinya penurunan skala nyeri sendi paling tinggi berada pada
tahun).
mengurangi nyeri sendi dalam menurunkan skala nyeri sendi pada lansia.
kapiler.13
64
dalam aplikasi panas terhadap tubuh cukup efektif. Hal ini disebabkan
karena Hot Pack Gel mampu menahan suhu panas lebih lama sehingga
yang terinjuri sehingga mampu meredakan nyeri sendi. Hal ini disebabkan
panas berupa hot pack gel dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat
meningkatkan aliran darah. Hal ini disebabkan karena hot pack gel
menyebabkan elevasi suhu dalam kulit jaringan, sendi tangan dan kaki.15
yang diisi air hangat atau dengan buli-buli panas atau handuk yang telah
direndam dengan air hangat ke bagian tubuh yang nyeri dengan suhu air
sehingga tidak terjadi iritasi dan kemerahan pada kulit yang dikompres.13
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal mengontrol suhu pada alat
mengontrol suhu akhir pada alat kompres yang digunakan kepada responden.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
1. Nilai mean pada kedua kelompok sebelum intervensi yaitu mean pada
kelompok kontrol adalah 2,13 dan mean pada kelompok intervensi adalah
2,93 artinya bahwa tingkat skala nyeri sendi paling tinggi pada saat
2. Nilai mean pada kedua kelompok setelah intervensi yaitu nilai mean pada
kelompok kontrol adalah 1,666 dan mean pada kelompok intervensi adalah
0,73 artinya bahwa tingkat skala nyeri sendi paling tinggi pada saat
nyeri sendi lansia (60-74 tahun) pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi namun jika dilihat dari selisih mean, selisih mean pada
66
67
B. Saran
1. Bagi masyarakat
penanganan nyeri sendi pada lansia ini serta memberikan masukan tentang
4. Bagi peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diperlukan kontrol terhadap suhu hot pack yang
selama intervensi kompresd hangat tetap berada dalam suhu yang telah
ditentukan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Medika.2008
EGC.2008
proses, dan praktek. alih bahasa: Yasmin Asih et all, editor edisi Bahasa
Indonesia: Devi Yulianti dan Monica Ester. Ed. 4. Jakarta: EGC. 2005.
Kedokteran EGC.2009
Diakses dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2841860/pdf/Dtsch_Arzte
bl.
Patterns and Risk Factors Of Knee OA In Thai Monks. J Orth Sc. 11(5) :
2007
10. Cavalieri TA. Pain management in the elderly. J Am Osteo Ass . 102; 481-
5.7. 2002
11. Chandra AS. Perbandingan Efek Terapi Panas Dengan Terapi Dingin
Semarang. 2002
13. Kozier and Erb’s. Buku Ajar Praktik Keperawatan klinis. Edisi 5.Jakarta :
EGC. 2009
Nyeri Pada Lansia yang Mengalami Nyeri Rematik Di Panti Sosial Tresna
2012
15. Strickland A. Hot Packs, Fomentation, Compresses, and other Local Heat
2008
22. Felson DT. Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A., Hauser, L.S., Jameson, J.L.,
2165. 2008.
p.4. 2007
Dalam : Alwi, I., Sudoyo, A.W., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu
26. Flaherly E. Pain Assesment For Older Adults. The Hart Ford Institute For
24 November 2007
2008
EGC. 2005
39. Hastono SP. Basic Data Analisis For Health Researcht Training. FKM-
UI. 2007
41. Umar H. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2003.
43. Wasis. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi keperawatan. Jakarta: EGC.
2008
Ilmu. 2007
LAMPIRAN
Lampiran 1
NIM : 22020110120039
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang ibu berikan. Jika
ibu mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, amka saya dengan senang hati akan
memebrikan penjelasan.
Peneliti
( )
75
Lampiran 2
Bapak atau ibu yang terpilih sebagai subjek penelitian dengan judul Pengaruh Kompres
Hangat Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia (60-74 Tahun) Di Wisma Lansia Harapan Asri
Dan Pengayoman, Kota Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kompres hangat terhadap nyeri sendi pada lansia (60-74 tahun) di wisma
lansia harapan asri dan peterongan, kota Semarang.
Jika bapak dan ibu setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya akan melakukan
tindakan kompres hangat selama 2 kali 15 menit dengan jeda 5 menit untuk istirahat
dengan suhu 37-400C kemudian mengukur tingkat nyeri sendi sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan kompres hangat.
Tidak ada efek komplikasi yang mungkin terjadi dari pemberian kompres hangat yang
saya berikan.
Data-data responden selama penelitian akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
dipublikasikan tanpa persetujuan dari responden
Setelah mendengar dan memahami penjelasan penelitian, dengan ini saya menyatakan
SETUJU/TIDAK
Mengetahui
Peneliti Peserta
……………………………………………
76
Lampiran 3
Data Demografi
1. Inisial Responden :
2. No responden :
3. Jenis Kelamin :
4. Usia Responden :
77
Lampiran 4
Mohon Bapak/Ibu menunjuk angka di bawah ini sesuai dengan rasa nyeri yang
dirasakan saat ini :
Mohon Bapak/Ibu menunjuk angka di bawah ini sesuai dengan rasa nyeri yang
dirasakan saat ini :
Lampiran 5
80
Lampiran 6
81
Lampiran 7
82
Lampiran 8
83
Lampiran 9
84
Lampiran 10
85
Lampiran 11
86
Lampiran 12