Anda di halaman 1dari 15

PRE PLANNING TERAPI BERMAIN

PADA ANAK USIA SCHOOL


DI RUANG ANAK C1L2 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktik Klinik


Keperawatan Anak Tahap Profesi

DISUSUN OLEH:
NOOR AYU YANUAR SIWI
22020112210032

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XX


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu kesenangan tanpa
memikirkan hasil akhir, yang dilakukan secara spontan dan tanpa paksaan dari orang
lain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan mental
sehingga anak dapat mengekpresikan perasaannya (takut, kesepian, fantasi dan
kreativitasnya). (Anggraini, 2004)
Pada saat anak-anak memasuki masa sekolah, permainan anak menggunakan
dimensi baru yang merefleksikan tingkat perkembangan anak yang baru. Bermain
tidak hanya meningkatkan keterampilan fisik, kemampuan intelektual, dan fantasi
anak tetapi juga mengembangkan rasa memiliki terhadap tim atau klubnya pada saat
mereka membentuk kelompok. Rasa memiliki kelompok merupakan bagian yang
sangat penting; klub, perkumpulan rahasia, dan organisasi seperti pramuka adalah
bagian budaya pada masa kanak-kanak. (Anton, 2009)
Beberapa jenis permainan yang tepat diberikan pada anak usia sekolah adalah
permainan dalam tim, catur, halma, monopoli, kartu, koleksi, membaca cerita,
menjahit, memasak, dan permainan yang memerlukan keterampilan seperti mencari
perbedaan pada gambar. Pada makalah ini permainan yang dipilih oleh penulis
adalah permainan mencari perbedaan pada gambar. (Anggraini, 2004)
Rata-rata anak yang dirawat di RSUP Dr. Karyadi fungsi motorik sudah
berkembang dengan baik dan fungsi motorik halus mulai mengalami perkembangan.
Demikian juga fungsi sosial dan bahasa sudah mulai terbentuk. Karena itu perlu
program bermain yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal bagi anak, salah satunya adalah bermain mencari perbedaan pada gambar.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan dari bermain mencari perbedaan adalah untuk merangsang fungsi
kognitif dan mengurangi stres kecemasan selama hospitalisasi.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat merangsang daya dan konsentrasi pikir anak dalam mencari perbedaan
pada gambar.
b. Merangsang anak mengenal bentuk, warna, ukuran.
c. Merangsang anak dalam menyelesaikan masalah.
d. Merangsang kreatifitas anak.

C. SASARAN
Pasien anak yang dirawat di ruang Anak C1L2 RSUP Dr. Karyadi, yang mampu
mencari perbedaan pada gambar, pada rentan usia 6 – 12 tahun.
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Pada saat anak-anak memasuki masa sekolah, permainan anak menggunakan
dimensi baru yang merefleksikan tingkat perkembangan anak yang baru. Bermain
tidak hanya meningkatkan keterampilan fisik, kemampuan intelektual, dan fantasi
anak tetapi juga mengembangkan rasa memiliki terhadap tim atau klubnya pada saat
mereka membentuk kelompok. Perlu diingat juga bahwa anak mulai ingin mandiri
dan lebih kreatif, sehingga selama permainan pemimpin jangan terlalu mengontrol
permainan dan memberikan bantuan kepada anak hanya ketika anak tampak
membutuhkan.

B. ANALISA KASUS
Anak yang memasuki usia sekolah merupakan masa dimana semua
kemampuan perlu dikembangkan. Pengembangan kemampuan anak tidak hanya di
sekolah, namun juga bisa di rumah sakit. Anak yang hospitalisasi akan merasakan
jenuh bahkan takut. Anak yang dulunya sebelum hospitalisasi seorang yang aktif
dalam bergaul, namun setelah dirawat di rumah sakit anak menjadi pendiam ataupun
takut. Disinilah pentingnya peran perawat, dalam hal ini perawat mencoba
menciptakan suasana yang bisa membuat anak melupakan sejenak perasaan stres
selama dirawat di rumah sakit dan jauh dari teman-temannya, sehingga anak tidak
merasa jenuh. Terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan
untuk meminimalisasi hospitalisasi.

C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI


Prinsip bermain pada anak usia sekolah adalah :
1. Aman (tidak terlalu kecil, tidak terdapat bagian-bagian yang tajam, tidak ada
bagian yang mudah pecah).
2. Ukuran dan berat permainan sesuai dengan usia anak.
3. Desainnya jelas, jelas tujuan dan maksudnya.
4. Mempunyai fungsi untuk mengambangkan berbagai aspek perkembangan anak
5. Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit atau
terlalu mudah (bisa menjadikan cepat bosan).
6. Walaupun permainan sederhana tetapi menarik perhatian anak.
7. Tidak mudah rusak, pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang mudah
didapat, serta harganya relatif murah.
8. Tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalani anak.
(Elisabeth, 2003)

D. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI


Bentuk permainan yang dibutuhkan oleh anak usia sekolah adalah bentuk
permainan yang lebih kompleks, yaitu yang berkembang dari kebutuhan untuk
berinteraksi dengan teman sebaya. Permainan tim dan olahraga merupakan bagian
awal masa sekolah. Permainan tim mengajarkan anak untuk memodifikasi atau
mengubah tujuan pribadi menjadi tujuan kelompok dan bahwa konsep pembagian
kerja merupakan strategi yang efektif. (Immanuella F.Rachmani, 2004)
Walaupun permainan anak-anak usia sekolah sangat aktif, mereka juga
menikmati banyak aktivitas yang tenang dan dilakukan seorang diri. Tahun-tahun
pertengahan adalah waktu untuk mengoleksi, yang merupakan bentuk lain ritual.
Permainan juga memberikan anak cara untuk memperoleh gambaran kekuasaan
mereka pada dirinya, lingkungannya, dan orang lain. Melalui permainan mereka
dapat merasa sebesar, sekuat, dan seterampil yang mereka bayangkan, dan mereka
seolah-olah memperoleh kekuasaan serta kekuatan. (Immanuella F.Rachmani, 2004)
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
“Mencari Perbedaan pada Gambar”

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Terapi bermain yang akan dilakukan adalah mencari perbedaan pada gambar
sesuai dengan arahan pemimpin. Anak bermain diatas tempat tidur,
1. Mula-mula anak-anak ditawari untuk melihat-lihat dua gambar yang hampir
sama namun memiliki perbedaan
2. Anak diberikan perlengkapan bermain
3. Anak didorong untuk mencari perbedaan pada gambar yang sudah dipilih sesuai
dengan arahan pemimpin
4. Setelah menyelesaikan kegiatan mencari perbedaan pada gambar, anak diberi
reinforcement positif, misal pujian dan diberi nilai.

C. TUJUAN PERMAINAN
Tujuan dari permainan ini antara lain :
1. Melatih motorik halus dan kasar
2. Menyalurkan emosi/perasaan anak
3. Mengembangkan kecerdasan (mengenal dan membedakan gambar)
4. Melatih kerjasama mata dan tangan
5. Melatih daya imajinasi
6. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda

D. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN


1. Aspek Psikomotor
Anak dapat mencari perbedaan gambar yang hampir sama.
2. Aspek Kognitif dan Afektik
Tanggap terhadap perintah untuk memilih gambar. Anak mampu berkonsentrasi
saat diajari oleh mahasiswa.
3. Aspek Bahasa
Anak dapat mengekspresikan perasaan senang dan bangga atas keberhasilan
merangkai suatu gambar acak menjadi sebuah gambar utuh sesuai yang telah
diajarkan. Anak dapat mengemukakan pendapat selain yang telah diajarkan.
4. Aspek Sosial
Anak mampu mengenal dan mampu menyebut nama perawat atau mahasiswa
yang mendampinginya bermain.

E. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan untuk anak usia sekolah yang diambil adalah permainan
dengan aktivitas yang tenang, yaitu mencari perbedaan pada gambar.

F. ALAT YANG DIGUNAKAN


Buku bergambar mirip namun memiliki perbedaan dan alat tulis.

G. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari / Tanggal : Jumat, 23 November 2012
2. Jam : 10.00 WIB
3. Tempat : Ruang Anak C1L2 RSUP Dr. Karyadi

H. PROSES BERMAIN
1. Pra kegiatan
 Menyiapkan tempat / ruangan
 Menyiapkan peserta
2. Kegiatan
 Pelaksanaan permainan dilaksanakan di dalam ruangan / tempat tidur
anak.
 Anak dianjurkan memilih gambar-gambar yang telah disediakan
 Mahasiswa duduk disamping tempat tidur anak bersama keluarga
anak dan mulai mengajak anak bermain bersama
 Kemudian anak diminta untuk mencari perbedaan pada gambar yang
hampir mirip dengan daya berfikirnya.
 Mahasiswa membantu mengarahkan anak untuk mencari perbedaan
pada gambar tersebut.
 Setelah menyelesaikan mencari perbedaan pada gambar, anak diberi
reinforcement positif, misal pujian dan diberi nilai.
No. Tahap Waktu Kegiatan pengajar Ket
1. Orientasi 5 menit a. Salam teraupetik
b. Perkenalan perawat dan peserta program
bermain
c. Menyampaikan maksud dan tujuan kepada
klien dan keluarga
d. Menegaskan kembali kontrak waktu yaitu
30 menit.
2. Pelaksanaan 30menit a. Memperkenalkan jenis permainan
b. Menanyakan apakah anak pernah bermain
membedakan gambar sebelumnya
c. Menanyakan kepada anak tentang kartun
kesukaan sesuai gambar yang ada
d. Meminta anak untuk memilih satu dari
gambar yang ada
e. Mahasiswa mendemonstrasikan cara
mencari perbedaan pada gambar
f. Anak mencoba mencari perbedaan pada
gambar
g. Menunjukan hasil pencarian perbedaan
pada gambar
h. Membantu dan memberi arahan pada anak
bila merasa bingung
3. Terminasi 5 menit a. Menanyakan perasaan klien setelah bermain
mencari perbedaan gambar
b. Memberikan reinforcement positif atas
keberhasilan klien.
c. Mengucapkan salam penutup dan
terimakasih.

I. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI


1. Anak terlalu capek atau kebingungan dalam mencari perbedaan pada gambar
sehingga anak bisa frustasi dan akhirnya enggan untuk melanjutkan permainan.
2. Anak merobek gambar akibat dari kemarahan atau kejengkelan akan kegagalan
bahkan kebosanan dengan permainan mencari perbedaan pada gambar tersebut.
3. Anak malas bermain karena kondisi tubuh yang terlalu lelah, lemas dan lemah
berhubungan dengan proses penyakit
4. Anak kurang memperhatikan, merasa bosan ataupun rewel
5. Anak yang akan diajak bermain pulang/ tidak ada
6. Anak lain ingin ikut bermain

J. ANTISIPASI UNTUK MEMINIMALKAN HAMBATAN


Untuk kelancaran jalannya permainan perlu diwaspadai hal-hal sebagai berikut :
1. Diusahakan gambar yang diberikan sederhana, mudah dikenali oleh anak dan
letak perbedaan dapat terlihat.
2. Ketika anak terlihat kebingungan, anak diarahkan atau dibimbing cara mencari
perbedaan pada gambar yang benar tanpa harus memaksa anak.
3. Anjurkan untuk beristirahat sebentar jika anak merasa lelah atau capek
4. Menyiapkan cadangan klien (anak) lain jika anak sasaran pulang.
5. Mempersiapkan tempat bermain yang terpisah dengan klien lain atau
memberikan permainan yang sama pada klien yang lain.

K. PENGORGANISASIAN
Pelaksana : Noor Ayu Yanuar Siwi
Setting tempat:

Keterangan :

1 1 : Klien
2
2 : Mahasiswa
4 3 : Pembimbing
3
4 : Orang tua anak

L. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. Tempat dan alat siap sebelum acara dimulai
b. Proposal sudah jadi dan disetujui
c. Sudah melakukan kontak waktu dengan pasien
d. Perawat siap memfasilitasi
2. Proses Bermain
Proses bermain adalah sebagai berikut:
a. Perkenalan perawat dengan melakukan bina hubungan saling percaya
dengan anak peserta program bermain
b. Menjelaskan jenis permainan
c. Menjelaskan teknik/ cara bermain
d. Mahasiswa mendemonstrasikan cara mencari perbedaan pada gambar
e. Anak mencoba mencari perbedaan pada gambar
f. Menunjukan hasil pencarian perbedaan pada gambar
g. Mengawasi jalannya permainan
h. Memberikan dukungan atau suport pada anak
i. Mengevaluasi kegiatan bermain
j. Memberikan kesempatan pada pembimbing untuk memberikan saran dan
kritik
k. Mengucapkan salam penutup dan terimakasih.

3. Hasil
Dengan melakukan permainan “mencari perbedaan pada gambar” diharapkan
adanya koordinasi dari perkembangan sensori, motorik, intelektual dan
kreativitas anak berkembang. Salah satu indikator keberhasilan permainan ini
adalalah anak mampu menyelesaikan permainan dengan menemukan
perbedaan pada gambar yang mirip namun memiliki perbedaan merangkai
gambar. Indikator yang lainnya adalah anak setelah diberikan pengarahan dan
bantuan akhirnya juga bisa menyelesaikan permainan dengan menemukan
perbedaan pada gambar yang mirip namun memiliki perbedaan merangkai
gambar walaupun tidak secara keseluruhan berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Sudono. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia
Dini. Jakarta : Grafindo.
Anton. 2009. Terapi Bermain. Diakses melalui http://www.childcare-center.com/jenis-
terapi-anak/terapi-bermain.html, pada tanggal 24 Oktober 2011.
Elisabeth. 2003. Diakses melalui http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91088184.pdf,
pada tanggal 23 Oktober 2011
Immanuella F.Rachmani, Esthi Nimitha Lubis, Cherry Riadi Lukman. 2004.
Optimalkan Tumbuh Kembang Otak dengan 50 Permainan Mencerdaskan
Anak. Jakarta: PT Aspirasi Pemuda
Narendra, Sularso, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung
Seto.
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Ed 6. Jakarta:
EGC
Yupi Supartini, S.Kp, MSc. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
BAB IV

PELAKSANAAN BERMAIN

A. TAHAP PERSIAPAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 23


November 2012 terhadap klien An. A dengan diagnosa medis ikterik di ruang Anak
C1L2 RSUP Dr. Karyadi ditemukan masalah cemas berhubungan dengan proses
hospitalisasi. Hal ini didukung dengan data klien mengatakan tidak suka di rumah
sakit dan ingin pulang untuk bermain dengan teman-temannya. Saat perawat datang,
klien tampak lebih sering diam dan merenung, resah serta ekspresi klien tampak
sedih.

Cemas yang dialami klien dapat mengakibatkan penolakan terhadap tindakan


yang dilakukan terhadap klien. Oleh karena itu, sebagai salah satu intervensi yang
perlu diberikan adalah terapi bermain, selain untuk untuk mengurangi kejenuhan
klien. Maka pre planning kegiatan disusun sekaligus menentukan jenis bermain
yang akan dilakukan disesuaikan dengan usia anak yaitu usia sekolah. Jenis
permainan yang dipilih adalah mencari perbedaan pada gambar yang mirip.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Tujuan umum

Tujuan dari bermain mencari perbedaan adalah untuk merangsang fungsi


kognitif dan mengurangi stres kecemasan selama hospitalisasi.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat merangsang daya dan konsentrasi pikir anak dalam mencari perbedaan
pada gambar.

b. Merangsang anak mengenal bentuk, warna, ukuran.

c. Merangsang anak dalam menyelesaikan masalah.

d. Merangsang kreatifitas anak.


3. Pelaksanaan

Terapi bermain ini dilakukan pada tanggal 23 November 2012 jam 10.00 WIB
bertempat di ruang Anak C1L2 RSUP Dr. Karyadi dengan rangkaian kegiatan
sebagai berikut :

a. Pembukaan dengan salam, mengingatkan kontrak dan menjelaskan tujuan.

b. Mempersilahkan klien untuk memilih gambar yang disukai untuk dicari


perbedaannya.

c. Memberikan contoh pada klien cara mencari perbedaan pada gambar dan
memberi tanda

d. Menganjurkan klien untuk mencari perbedaan pada gambar yang telah


dipilih.

e. Memberikan reinforcement positif kepada klien.

f. Mendampingi, memotivasi, dan mengarahkan klien selama mencari


perbedaan pada gambar.

g. Mengevaluasi hasil pencarian perbedaan yang sudah dilakukan oleh klien.

h. Memberikan reinforcement positif atas keberhasilan klien menyelesaikan


pencarian perbedaan pada gambar.

C. EVALUASI

1. Evaluasi struktural

Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre planning telah disiapkan dua hari


sebelumnya.

2. Evaluasi Proses

a. Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 30 menit.

b. Klien yang diberikan terapi bermain adalah An. A usia 9 tahun, dengan
diagnosa medis Ikterik, keadaan umum baik, posisi bermain duduk di atas
tempat tidur.
c. Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan.

d. Pengampu melakukan terapi bermain sesuai dengan yang telah


direncanakan.

e. Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini.

f. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

3. Evaluasi hasil

Klien dapat menyelesaikan mencari perbedaan pada lima gambar yang


dipilihannya.

D. FAKTOR PENDUKUNG

1. Adanya motivasi yang tinggi dari klien untuk mengikuti terapi bermain.

2. Tersedianya media yang cukup memadai yaitu buku yang berisi gambar
berpasangan dan mirip namun memiliki beberapa perbedaan.

3. Keluarga klien yang dapat terus memotivasi klien.

E. HAMBATAN

Tidak ada hambatan selama pelaksanaan terapi bermain.

F. KESIMPULAN

Secara umum pelaksanaan kegiatan terapi bermain berjalan sukses dan lancar.
BAB V

PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain bagi anak usia sekolah tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena permainan sama dengan
bekerja pada orang dewasa, yang sifatnya dapat menurunkan stres anak, media yang
baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan lingkungannya, menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya, belajar mengenal dunia sekitar kehidupannya dan
penting untuk meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak tersebut.
Pada saat anak dirawat di rumah sakit akan mengakibatkan terhambatnya
perkembangan normal pada anak dan menimbulkan masalah-masalah baru yang
berhubungan dengan ketakutan dan kecemasan serta hospitalisasi. Sehingga perlu
dikembangkan adanya terapi bermain pada anak selama dirawat di rumah sakit, dan
terapi bermain yang telah dilaksanakan terbukti bisa menimbulkan kedekatan antara
perawat dengan anak sehingga terjalin kepercayaan dan dapat mengurangi
kecemasan dan kebosanan klien terhadap proses keperawatan di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai