DI SUSUN OLEH:
1. RAGIL AMALIA C1018087
2. RETNO ANINDITA C1018088
3. RUFI AZIZATUL LAELI C1018089
4. SALIKHIN NAFI ISBAT C1018090
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Merangsang semua fungsi dan kemampuan anak agar berkembang optimal
2. Tujuan khusus
Untuk melatih keterampilan kognitif dan afektif, anak bebas mengekpresikan
perasaannya, orang tua dapat mengetahui stuasi hati anak, memahami
kemampuan diri, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain, merupakan
alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara
verbal.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
Denah Bermain
L. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Leader : Salikhin nafi isbat
b. Co Leader : Retno anindita
c. Observer : Ragil amalia
d. Fasilitator : Rufi azizatul laeli
e. Peserta : Anak
2. Peroses Jalannya Permainan
Permainan yang dilakukan adalah menggambar dan setiap anak diberi kertas
gambar dan pensil masing–masing satu, kemudian leader mengenalkan diri,
fasilitator, dan observer. Lalu leader memimpin perjalanan permainan dengan
menginstruksikan kepada anak-anak untuk mewarnai atau menggambar sesuai apa
yang diinginkan. Co leader, fasilitator, observer melakukan tugas masing-
masing.
Selama proses bermain semua peserta dapat mengikuti permainan sampai
selesai, namun dapat melakukan instruksi dengan baik hanya selama 10 menit,
keseluruhan anak menikmati dan mau melakukan kegiatan menggambar. anak–
anak cukup kooperatif dengan fasilitator .
3. Hasil
BAB IV
PELAKSANAAN BERMAIN
A. Tahap Persiapan
Proses penciptaan gambar oleh siswa autis sulit jika mereka diminta
menggambar secara langsung tanpa ada gambar sederhana yang di contohkan,
pada persiapan ini mahasiswa melakukan apresiasi pada gambar yang sebelumya
telah di buat oleh siswa siswi agar mereka dapat mengingat kembali gambar sebelumnya
untuk di nilai. Setelah melakukan apresiasi pada gambar mahasiswa
mengintruksikan kepada siswa siswi untuk tahap persiapan mempersiapkan alat-alat
dan bahan untuk proses menggambar. Alat yang di persiapkan oleh siswa siswi
umumnya adalah pensil, penghapus, buku gambar berukuran A4 dan crayon. Tahap
akhir persiapan adalah mengajak siswa siswi berinteraksi, Mahasiwa bercerita
secara naratif kemudian secara tidak langsung menjelaskan tema yang akan
digambar. Saat penelitian berlangsung juga menceritakan kancil yang berkaitan
dengan alam untuk melatih rasa cinta terhadap alam sekitar, proses bercerita guru
menggambar sederhana yang di contohkan di papan tulis sesuai apa yang diceritakan
seperti gambar kancil dan pepohonan, diharapkan siswa autis dapat mengembangkan
tema yang telah diberikan melalui cerita singkat yang di berikan oleh mahasiswa.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Tahap persiapan berlanjut ke tahap pelaksanaan, mahasiswa memulai bercerita
dan mulai menggambar objek yang disuka, gambar mobil adalah gambar yang
umum disuka oleh anak anak sebagai perwakilan salah satu mainan mereka,
mahasiswa menggambar mobil sebagai rangsangan agar siswa dapat mencontohnya.
Di lanjut dengan gambar bunga dan rumah. Setelah diberikan contoh obyek untuk
Digambar, mampu menirukan obyek aslinya. Hasilnya beragam, mulai yang berupa
coret-coretan sampai dengan mirip contoh yang di berikan. Itu dikarenakan setiap
anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap sebuah obyek untuk
digambar dan juga pengulangan dalam pembuatan gambar. Setelah sketsa selesai di
buat bersama-sama siswa siswi di intruksikan untuk mewarnai gambar yang sudah
mereka buat, Proses pewarnaannya sendiri mereka juga berbeda-beda. Mulai dari
melewati garis tepi sampai salah mewarnai obyek sehingga yang diwarnai tidak
sesuai dengan warna obyek aslinya. Hasil akhir dari pelaksanaan belajar menggambar di
SLB Negeri Slawi, penelitian dapat dilakukan jika siswa siswi dapat menyelesaikan
gambar yang telah dibuat oleh mereka pada hari yang sama. Banyak siswa autis
tidak dapat menyelesaikan gambarnya pada hari yang sama, saat di mulai persiapan
hingga tahap akhir.
D. Faktor pendukung
a. Anak berpartisipasi dengan baik jalannya kegiatan
E. Hambatan
F. Keberhasilan
A. Kesimpulan
Bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Tujuan bermain untuk melatih keterampilan kognitif dan afektif, anak bebas mengekpresikan
perasaannya, orang tua dapat mengetahui stuasi hati anak, memahami kemampuan diri,
kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain, merupakan alat komunikasi terutama bagi anak
yang belum dapat mengatakan secara verbal.
B. Saran
Saran kepada orang tua dan pelayanan kesehatan diharapkan orang tua lebih selektif dan
memahami fungsi dari alat permainan yang akan diberikan kepada anak dapat menyesuaikan
kepada umur anak sehingga dapat merangsang tumbuh kembang secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Ball, J., Bindler, R., Cowen, K. (2012). Principles of Pediatric Nursing: Caring for Children,
Wong, L. Donna. (2009). Buku Ajar keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Edisi 6. Jakarta: EGC.