Di susun oleh :
Maskur Hidayat
NIM : 2182614026P
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,berkat rahmat dan karunia Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan komunitas ini yang berjudul “USAHA
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih kurang
sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan tujuan
Maskur Hidayat
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................i
Daftar isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
E. Asuhan keperawatan.......................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa.
Didalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan
kualitas kesehatan anak dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan
umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan
kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian presentasi pada peserta
didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut membutuhkan kondidi fisik prima yaitu tubuh
yang sehat, oleh karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak
dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah
satunya melalui UKS.
Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai peran UKS
dalam anak yang sehat.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan UKS ?
2. Bagaimana cara menerapkan 3 program UKS ?
3. Bagaimana peran perawat kesehatan sekolah ?
4. Apa saja fungsi perawat kesehatan sekolah ?
A. Pengertian
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang
dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.
Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu
bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,
merawat kuku, dan juga memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008)
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah
merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan,
yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P.
Ananto, 2006)
B. Tiga program UKS/TRIAS
Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal
dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS (Depkes RI, 2003). Penjelasan mengenai trias
UKS adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik, mental, sosial, maupun
lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang diperlukan bagi
peranannya saat ini maupun di masa yang mendatang.
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pendidikan kesehatan ditekankan pada sikap
dan perilaku hidup sehat. Hal ini dengan definisinya, bahwa KBK merupakan pernyataan
tentang apa yang harus dicapai oleh siswa yang mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Untuk itu, kompetensi
yang dituntut pada pendidikan kesehatan diharapkan dapat terefleksikan dalam cara berpikir
dan bertindak di kehidupan sehari-hari.
Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah pada dasar nya di lakasanakan dengan
kegiatan yang kompherensif, yaiutu kegiatan peningkatan kesehatan (promotif)berupa
penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan memberikan pelayanan kesehatan,kemudian
kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan
pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian penyakit sedini
mungkin, serta selanjut nya adalah kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan
rehabilitatif) berupa kegiatan mencegah cedera atau kecatatan agar dapat berfungsi optimal.
Namun demikian, upaya pelayanan kesehatan di sekolah harus lebih di utamakan pada upaya
peningkatan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit terutama dilaksanakan melalui
kegiatan penjaringan kesehatan siswa kelas satu atau baru masuk sekolah, pemeriksaan
berkala seluru siswa,penyuluhan kesehatan dan imunisasi (bulan imunisasi anak sekolah –
BIAS,pada setiap bulan november).
Tujuan pelayanan kesehatan
umum meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluru warga masyarakat sekolah
secara optimal.
tujuan khusus
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam
rangka membentuk hidup sehat;
Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah
terjadinya penyakit,kelainan,dan cacat;
Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit atau kelainan,
pengambilan fungsi, dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar
dapat berfungsi optimal;
Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial,maupun lingkungan.
Tempat melaksanakan pelayanan kesehatan
Di sekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan ekstrakulikuler.
Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter praktik) yang ada di
sekitar sekolah atau madrasah sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
Di lakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status kesehatan(promotif), tindakan
pencegahan (preventif), serta penyembuhan dan pemulihan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif).pelaksanaan pelayanan kesehatan di lakukan secara terpadu,baik melalui
kegiatan pokok dari puskesmas maupun bersama dengan peran serta para tenaga pendidik,
peserta didik, dan orang tua mereka.
Kegiatan utama pelayanan kesehatan di sekolah dasar
Pelayanan utama di sekolah dasar di utamakan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), serta penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)
yang di laksanakan melalui kegiatan berikut.
Peningkatan kesehatan (promotif di laksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan
penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah. Misalnya
kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi, penyakit menular, cara menggosok gigi yang
benar, cara mengukur tinggi dan berat badan, serta cara memeriksa ketajaman penglihatan.
Tindakan pencegahan (prefentif) dilaksanankan melalui kegiatan peningkatan daya tahan
tubuh, pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan penghentian proses penyakit pada
tahap dini sebelum timbul penyakit.misalnya,imunisasi yang dilakukan oleh petugas
puskesmas,pemberantasan sarang nyamuk,pengobatan sederhana oleh dokter kecil,kegiatan
penjaringan (skrining) kesehatan bagi siswa SD kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap
enam bulan bagi seluruh siswa.
Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) di lakukan melalui kegiatan
pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal lagi.
Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan pertama di sekolah serta rujukan
medis ke puskesmas untuk mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi
lain yang membahayakan nyawa,dan kasus penyakit khusus.
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan lingkungan
sekolah,lingkungan keluarga, masyarakat sekitar,dan unsur-unsur penunjang.
Program pembinaan lingkungan sekolah
Lingkungan fisik sekolah
Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih.
Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah.
Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
Pemeliharaan kamar mandi,wc,kakus,urinoar.
Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,ruang perpustakaan, ruang
laboratorium,dan tempat ibadah.
Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah(termasuk
penghijauan sekolah).
Pengadaan danpemeliharaan warung atau kantin sekolah.
Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.
Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas
,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga di tunjuk sebagai seorang
koordinator UKS di tingkat puskesmas.bila perawat kesehatan di tunjuk sebagai koordinator
maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut
terlibat dalam tim pengelola UKS.
Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat kesehatan dalam
memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara langsung (melalui penyuluhan
kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung sewaktu melakukan
pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan.
A. PENGKAJIAN
a. Dimensi fisik
1. Usia
Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %) berusia 10-
13 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami menstruasi
adalah 4 orang dan 5 orang siswa telah mengalami mimpi basah.
2. Genetic
- SDN Tambahasri terdapat di wilayah Tanjung Sari Sumedang, sehingga suku
yang dominan dalam populasi tersebut adalah suku Sunda dan etniknya adalah
priangan.
- Kaji kembali bagaimana proporasi siswa laki-laki dan perempuan. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat presdiposisi factor genetic, jika ada jenis apa
penyakitnya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Fungsi fisiologis
- Dari hasil screening didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik mengalami gigi
caries.
- Kaji kembali apakah terdapat insiden penyakit menular di Tambahasri dan
apakah ada siswa yang mengalami penyakit tersebut. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana cakupan imunisasi di SDN Tambahasri. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
b. Dimensi psikologis
- Di SDN Tambahasri belum terdapat promosi kesehatan, kegiatan kesehatan
sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
- Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan antar siswa. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apa tipe disiplin di sekolah, apakah tipe ini tepat, dan bagaimana
aplikasinya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah ada tekanan pada siswa untuk penampilan. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan orangtua dan pihak sekolah. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
c. Dimensi fisik sekolah
- SDN Tambahasri terdapat di daerah Kecamatan Tugumulyo, terdapatnya hazard
di daerah sekolah belum teridentifikasi.
- Kondisi lingkungan sekolah, sebagai berikut : WC kotor dan berbau, kantin
sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak tertutup, runag kelas
tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat untuk mencuci
tangan guru setelah menulis menggunakan kapur jarang diganti sehingga
ditemukan jentik dalam air.
- Kaji kembali apakah terdapat area untuk bermain yang aman dan apakah alat
permainannya aman. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat binatang di lingkungan sekolah. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat tanaman beracun/alergic di lingkungan sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keadaan di lingkungan sekolah, misalnya suhu ruangan
(panas/dingin), penerangan dan ventilasi. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tingkat kebisingan lingkungan sekolah tersebut. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat bahaya listrik. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
d. Dimensi sosial
- Sumber daya manusia yang ada adalah guru dan siswa.
- Kaji kembali bagaimana sikap masyarakat terhadap pendidikan di SDN
Tambahasri. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah masyarakat mendukung terhadap program sekolah. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan lingkungan sekolah di SDN Tambahasri
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana status sosial ekonomi siswa dan staf. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang budaya yang dominan pada siswa dan staf.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tipe lingkungan rumah siswa dan identifikasi apakah
terdapat kemungkinan terjadinya kekerasan. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang pendidikan orang tua siswa di SDN Tambahasri.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapt siswa yang tuna wisma. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat konflik antargroup di populasi SDN Tambahasri.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
e. Dimensi perilaku
1. Pola konsumsi
- Kaji kembali apa kebutuhan nutrisi dan status nutrisi siswa dan staf. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa program peningkatan kualitas nutrisi sekolah. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana pengetahuan tentang nutrisi siswa, guru dan keluarga.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kebiasaan merokok siswa dan staf. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
2. Latihan dan aktivitas
- Kaji kembali bagaimana pola istirahat dan aktivitas siswa dan staf di sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kesempatan dan jenis rekreasi siswa dan staf. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan alat saat siswa melakukan olah raga.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Pengunaan pengobatan
- Kaji kembali adakah siswa yang melakukan pengobatan rutin dalam populasi
tersebut. Dan apa jenis pengobatan yang dilakukan siswa tersebut. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
f. Dimensi system kesehatan
- Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab terhadap UKS
kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
- Karena hanya ada penyediaan obat-obat dan P3K, pelayanan UKS di SDN
Tambahasri belum adekuat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
I. Analisa dan Sintesa Data
No. Data Penyebab Masalah
Penyelesaian
Kemungkinan masalah 1 masalah dapat
dapat di ubah dikurangi tetapi
bertahap karena tidak
mudah untuk
mengubah perilaku
manusia yang dalam
kasus ini adalah
permasalah disini
adalah kesadaran
pihak sekolah
terhadap pelayanan
program UKS.
Masalah ini dapat
dicegah bila pihak
Potensial masalah untuk 2/3 sekolah sadar
dicegah terhadap pentingnya
pelayanan program
UKS bagi siswa dan
staf.
Keadaan ini dapat
diatasi jika adanya
Menonjolnya masalah ½ program pembinaan
dan pelatihan tentang
UKS dan perawat
kecil. Sehingga pihak
sekolah bisa
menyadari
pentingnya
pelayanan program
UKS bagi siswa dan
staf.
2. Sifat masalah 1 Bila pihak sekolah
tidak mengetahui
informasi ini,
kemungkinan
program UKS di
SDN Jaya Sari tidak
akan mengalami
kemajuan.
Kemungkinan masalah 2 Masalah ini sangat
dapat di ubah mudah di ubah
karena pihak sekolah
dapat bekerjasama
dengan puskesmas
untuk mengadakan
pembinaan dan
pelatihan tentang
UKS dan perawat
kecil.
Potensial masalah untuk Masalah ini sangat
dicegah 1 mungkin untuk
dicegah.
Menonjolnya masalah Masalah ini terlihat
1 tidak terlalu penting,
sebenarnya hal ini
adalah hal paling
utama.
3. Sifat masalah 1 Bila masalah ini
tidak segera
ditangani, derajat
kesehatan siswa dan
staf akan menurun.
Kemungkinan masalah 1 Masalah ini cukup
dapat di ubah sulit untuk
ditanganni karena
berhubungan dengan
perilaku siswa ataupu
staf sekolah. Tidak
mudah untuk
mengubah kebiasaan
manusia.
Potensial masalah untuk 2/3 Masalah ini dapt
dicegah diubah bila terdapat
oarng yang dapat
memotivasi pihak
sekolah untuk
menyadari
pentingnya menjaga
lingkungan sekolah.
Menonjolnya masalah Masalah ini harus
1 segera ditangani
sebelum banyaknya
siswa yang terjangkit
penyakit.
2. menjalin
kerja sama
lintas
program dan
lintas
sektoral
dengan
memperhati
kan
kebijaksanaa
n
operasional
yang telah
ditentukan,
seperti
pelayanan
kesehatan di
sekolah
kepada
peserta didik
dan
masyarakat
sekolah
lainnya dan
bekerja
sama dengan
tim pembina
UKS
kecamatan
dan
masyarakat
di sekitar
sekolah
3. Melakukan
penataran
guru UKS
sebagai
bagian dari
pendelegasia
n wewenang
di setiap
SD/sekolah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang
dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama.Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal
dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang paling
utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi peran
perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah.
B. Saran
Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah maksimal.diharapkan
dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu menciptakan pribadi siswa yang sehat
sehingga siswa dapat mengoptimalkan proses belajar mereka.
DAFTAR PUSTAKA