Anda di halaman 1dari 32

TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN KOMUNITAS

TENTANG UKS ( USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

Di susun oleh :
Maskur Hidayat
NIM : 2182614026P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI HUSADA BENGKULU
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,berkat rahmat dan karunia Nya kami

dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan komunitas ini yang berjudul “USAHA

KESEHATAN SEKOLAH (UKS)” dengan tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah  membantu

kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih kurang

sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan tujuan

untuk menyempurnakan makalah ini

                                                                                                           

  Bengkulu, Juli 2019


Penyusun

Maskur Hidayat
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................i

Daftar isi...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang............................................................................................1

B.     Rumusan Masalah......................................................................................2

C.     Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian UKS..........................................................................................3

B.     3 Program UKS/Trias.................................................................................3

C.     Peran Perawat Kesehatan Sekolah.............................................................11

D.    Fungsi Perawat Kesehatan Sekolah............................................................12

E. Asuhan keperawatan.......................................................................14

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan.................................................................................................22

B.     Saran ..........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam di masyarakat, keluarga
adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak. Masa anak merupakan waktu yang tepat
untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas.
Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua tempat utama
yang digunakan oleh seorang anak untuk melakukan aktivitas. Sekolah merupakan tempat
anak-anak belajar, berkreasi, bersosialisasi dan bermain. Sehingga tidak mengherankan jika
sebagian besar waktu mereka dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu, konsep pemberian
kesehatan di sekolah akan lebih efektif terutama pada sasaran target anak sekolah. Jika ditilik
selama ini, peran perawat di sekolah masih sangat minimal. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor di antaranya adalah kebijakan pemerintah terhadap pengembangan peran
perawat di sekolah juga masih belum ada. Sehingga yang sering berhubungan dengan
perawatan kesehatan sekolah adalah petugas dari puskesmas.
Lingkungan sekolah yang sehat akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan
anak. Sekolah seharusnya memiliki kepedulian terhadap kesehatan anak didiknya, termasuk
memberikan pengertian mengenai kesehatan itu sendiri, sehingga siswa dapat membiasakan
dirinya untuk hidup sehat. Mengingat begitu pentingnya arti kesehatan dalam kehidupan serta
begitu eratnya lingkungan sekolah dengan kehidupan anak yang sedang berada dalam masa
pertumbuhan, maka perlu digalakkan upaya perawatan kesehatan sekolah dengan
memaksimalkan peran perawat baik di puskesmas maupun perawat yang terlibat langsung di
sekolah tersebut.

Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa.
Didalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan
kualitas kesehatan anak dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan
umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan
kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian presentasi pada peserta
didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut membutuhkan kondidi fisik prima yaitu tubuh
yang sehat, oleh karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak
dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah
satunya melalui UKS.
Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai peran UKS
dalam anak yang sehat.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan UKS ?
2.      Bagaimana cara menerapkan 3 program UKS ?
3.      Bagaimana peran perawat kesehatan sekolah ?
4.      Apa saja fungsi perawat kesehatan sekolah ?

C.    Tujuan Penulisan


1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS
2.      Untuk mengetahui tiga program UKS
3.      Untuk mengetahui peran perawat kesehatan sekolah
4.      Untuk mengetahui fungsi perawat kesehatan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang
dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.
Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu
bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,
merawat kuku, dan juga memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008)
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah
merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan,
yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P.
Ananto, 2006)
B.     Tiga program UKS/TRIAS
Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal
dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS (Depkes RI, 2003). Penjelasan mengenai trias
UKS adalah sebagai berikut.
1.      Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik, mental, sosial, maupun
lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang diperlukan bagi
peranannya saat ini maupun di masa yang mendatang.
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pendidikan kesehatan ditekankan pada sikap
dan perilaku hidup sehat. Hal ini dengan definisinya, bahwa KBK merupakan pernyataan
tentang apa yang harus dicapai oleh siswa yang mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Untuk itu, kompetensi
yang dituntut pada pendidikan kesehatan diharapkan dapat terefleksikan dalam cara berpikir
dan bertindak di kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pendidikan Kesehatan


         Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup
sehat dan teratur.
         Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
         Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan
dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.
         Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan
syarat kesehatan.
         Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari
         Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan
berat badan yang seimbang.
         Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan
penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
         Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
         Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang
optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara optimal,dalam
pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
         Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan perindividual peserta didik.
         Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif peserta didik.
         Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
         Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya ahli teknologi.
         Memperhatikan kebutuhan pendidikan pembangunan nasional.
         Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui kegiatan kurikuler dan


ekstrakurikuler.pelaksanaa pendidikan melalui kurikuler adalah pelalksanaan pendidikan
kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program pemgajaran mata
pelajaran sains dan ilmu pengetahuansosial.pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan,penanaman nilai,dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan
keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,pertolongan,dan
perawatan kesehatan.materi pendidikan kesehatan disekolah dasar yang masuk dalam sains
pada KBK adalaah kebersihan dan kesehatan pribadi,makanan bergisi,pendidikan kesehatan
reproduksi,dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu upaya pendidikan kesehatan
yang diberikan kepada peserta didik disekolah,madrasah,dan rumah.melalui peningkatan
kebersihan dan kesehatan pribadi diharapkan peserta didik dapat meningkatakan derajat
kesehatannya menjadi lebih baik.Dalam usaha peningkatan kesehatan,masalah kebiasaan
hidup bersih serta kebersihan dan keserasian harus ditanamkan sejak dini,yaitu sejak dari
kelas satu sekolah dasar,bahkan sejak ditaman kanak-kanak (pra-sekolah).Upaya pertama dan
yang paling utama agar seseorang dapat tetap dalam keadaan sehat adalah dengan menjaga
kebersihan dan kesehatan diri sedndiri,bahkan agama sangat memperhatikan kesehatan
pribadi antara lain dengan adanya aturan bersuci,makan,minum,serta adanya pengaturan
dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang sakit.Upaya menjaga kesehatan diri sendiri
sebenarnya bukanlah hal yang mudah namun bukan pula hal yang terlalu sulit untuk
dilaksanakan.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan
kesehatan anrata lain pendekatan individu dan kelompok.pendekatan kelompok terbagi lagi
menjadi pendekatan kelompok kelas,bebas dan lingkungan keluarga.sedangkan,metode yang
dapat dilakukan oleh guru atau pembina dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah
belajar kelompok (penugasan),diskusi,belajar perorangan,pemberian tugas,pemeriksaan
langsung,karya wisata,bermain peran,ceramah,demonstrasi,tanya
jawab,simulasi,dramatisasi,dan bimbingan (konseling).
2.      Pelayanan kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah adalah upaya
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),pengobatan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitasi)yang di lakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya
dan warga sekolah pada umum nya di bawah koordinasi guru pembina UKS dengan
bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.

Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah pada dasar nya di lakasanakan dengan
kegiatan yang kompherensif, yaiutu kegiatan peningkatan kesehatan (promotif)berupa
penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan memberikan pelayanan kesehatan,kemudian
kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan
pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian penyakit sedini
mungkin, serta selanjut nya adalah kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan
rehabilitatif) berupa kegiatan mencegah cedera atau kecatatan agar dapat berfungsi optimal.
Namun demikian, upaya pelayanan kesehatan di sekolah harus lebih di utamakan pada upaya
peningkatan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit terutama dilaksanakan melalui
kegiatan penjaringan kesehatan siswa kelas satu atau baru masuk sekolah, pemeriksaan
berkala seluru siswa,penyuluhan kesehatan dan imunisasi (bulan imunisasi anak sekolah –
BIAS,pada setiap bulan november).
Tujuan pelayanan kesehatan
  umum meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluru warga masyarakat sekolah
secara optimal.
  tujuan khusus
         Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam
rangka membentuk hidup sehat;
         Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah
terjadinya penyakit,kelainan,dan cacat;
         Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit atau kelainan,
pengambilan fungsi, dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar
dapat berfungsi optimal;
         Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial,maupun lingkungan.
Tempat melaksanakan pelayanan kesehatan
         Di sekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan ekstrakulikuler.
         Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter praktik) yang ada di
sekitar sekolah atau madrasah sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
Di lakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status kesehatan(promotif), tindakan
pencegahan (preventif), serta penyembuhan dan pemulihan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif).pelaksanaan pelayanan kesehatan di lakukan secara terpadu,baik melalui
kegiatan pokok dari puskesmas maupun bersama dengan peran serta para tenaga pendidik,
peserta didik, dan orang tua mereka.
Kegiatan utama pelayanan kesehatan di sekolah dasar
Pelayanan utama di sekolah dasar di utamakan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), serta penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)
yang di laksanakan melalui kegiatan berikut.
         Peningkatan kesehatan (promotif di laksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan
penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah. Misalnya
kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi, penyakit menular, cara menggosok gigi yang
benar, cara mengukur tinggi dan berat badan, serta cara memeriksa ketajaman penglihatan.
         Tindakan pencegahan (prefentif) dilaksanankan melalui kegiatan peningkatan daya tahan
tubuh, pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan penghentian proses penyakit pada
tahap dini sebelum timbul penyakit.misalnya,imunisasi yang dilakukan oleh petugas
puskesmas,pemberantasan sarang nyamuk,pengobatan sederhana oleh dokter kecil,kegiatan
penjaringan (skrining) kesehatan bagi siswa SD kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap
enam bulan bagi seluruh siswa.
         Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) di lakukan melalui kegiatan
pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal lagi.
Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan pertama di sekolah serta rujukan
medis ke puskesmas untuk mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi
lain yang membahayakan nyawa,dan kasus penyakit khusus.
3.         Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan lingkungan
sekolah,lingkungan keluarga, masyarakat sekitar,dan unsur-unsur penunjang.
Program pembinaan lingkungan sekolah
         Lingkungan fisik sekolah
  Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih.
  Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah.
  Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
  Pemeliharaan kamar mandi,wc,kakus,urinoar.
  Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,ruang perpustakaan, ruang
laboratorium,dan tempat ibadah.
  Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah(termasuk
penghijauan sekolah).
  Pengadaan danpemeliharaan warung atau kantin sekolah.
  Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.

         Lingkungan mental dan sikap


Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat di lakukan melalui usaha
pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (wiyata mandala) dengan meningkatkan
pelaksanaan konsep ketahanan sekolah,sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan
yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.
Pembinaan lingkungan keluarga
         pembinaan lingkungan keluarga bertujuan untuk:
  meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kesehatan;
  meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan
hidup sehat.
         Pembinaan lingkungan keluarga dapat di lakukan antara lain dengan:
  Kunjungan rumah yang di laksanankan oleh petugas UKS;
  Ceramah kesehatan yang dapat diselenggarakan di sekolah bekerja sama dengan dewan
sekolah atau di padukan dengan kegiatan di masyarakat dengan koordinasi LKMD.
Pembinaan masyarakat sekitar
                 Pembinaan di lakukan dengan cara pendekatan kemasyarakatan,dapat di lakukan oleh
kepala sekolah atau madrasah dan pondok pesantren,guru, ataupun pembina UKS.misalnya
dengan membina hubungan baik atau kerja sama dengan masyarakat,LKMD atau dewan
kelurahan, ketua RT/RW, dan organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya.
                 Penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan dan pentingnya arti pembinaan
lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat. Untuk itu, masyarakat bisa di
undang kesekolah,.pembicara dapat di mintakan dari puskesmas,pemerintah daerah setempat,
dan narasumber lainnya seperti swadaya masyarakat.
                 Penyuluhan masa baik secara tatap muka maupun melalui media cetak dan audio
visual.
                 Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah atau madrasah dan pondok pesantren.
Program pembinaan unsur penunjang
Program pembinaan unsur penunjang meliputi pembinaan ketenagaan dan pembinaan sarana
serta prasarana yang mendukung usaha kesehatan di sekolah.
Sasaran usaha kesehatan di sekolah
Sasaran pelayanan UKSadalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat pendidikan
sekolah,mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah,pendidikan
agama, pendidikan kejuruan,pendidikan khusus( sekolah luar biasa). Untuk sekolah dasar,
UKS di prioritaskan pada kelas satu,tiga,dan enam karena alasan-alasan berikut ini.
Kelas satu
Merupakan fase penysuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan mulai lepas dari
pengawasan orang tua. Kemungkinan kontak dari berbagai penyebab penyakit lebih besar
karena ketidak tahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu, kelas satu
adalah saat yang baik di berikan imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini di lakukan
penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga
mempermudah pengawasan untuk jenjang berikutnya.
Kelas tiga
Di laksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu
terdahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan di lakukan dalam program pembinaan
UKS.
Kelas enam
Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan
selanjutnya,sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.
C.    Peran Perawat Kesehatan Sekolah

       Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah,perawat mempunyai peran:


  Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan
pengumpulan data,analisa data,serta perumusan dan prioritas masalah;
  Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha kesehatan di
sekolah(TPUKS);
  Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan yang di susun;
  Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS;
  Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.

                Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas
,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga di tunjuk sebagai seorang
koordinator UKS di tingkat puskesmas.bila perawat kesehatan di tunjuk sebagai koordinator
maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut
terlibat dalam tim pengelola UKS.
                Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat kesehatan dalam
memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara langsung (melalui penyuluhan
kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung sewaktu melakukan
pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan.

D.    Fungsi Perawat Sekolah


         Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan
pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah.
         Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan fisik dan
sosial sekolah.
         Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan masyarakat
yang lain.
E.ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH

Perawat dari puskesmas Sidoharjo melakukan pembinaan pada SDN Tambahasri.


Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %) berusia 10-13 tahun.
Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami menstruasi adalah 4 orang
dan 5 orang siswa telah mengalami mimpi basah. Hasil wawancara dengan guru : belum
ada pendidikan khusus tentang pendidikan kesehatan reproduksi di SDN Tambahasri.
Dari hasil screening didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik mengalami gigi caries. Dari
hasil yang diperoleh dari angket 74,30 % peserta gigi menggosok gigi 2x sehari yaitu
pada saat mandi, 12,01 % masih adanya peserta didik yang mencuci rambut seminggu
sekali, 90,85 % peserta didik mencuci tangan sebelum makan namun dari hasil
wawancara kepada peserta didik (98 %) mengatakan tidak mencuci tangan sebelum
makan makanan jajanan, 32,75 % kuku peserta didik dalam keadaan kotor.
Hasil observasi kondisi lingkungan sekolah, WC kotor dan berbau, kantin sekolah
terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak tertutup, runag kelas tidak tersusun
rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat untuk mencuci tangan guru setelah
menulis menggunakan kapur jarang diganti sehingga ditemukan jentik dalam air. Dari
hasil wawancara menurut guru yang memegang bidang UKS, di SDN Tambahasri UKS
sudah 5 tahun ini belum dilakukan pembinaan dan pelatihan tentang Unit Kesehatan
Sekolah (UKS) dan perawat kecil. Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung
jawab terhadap UKS kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-
obat dan P3K.

A. PENGKAJIAN
a. Dimensi fisik
1. Usia
Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %) berusia 10-
13 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami menstruasi
adalah 4 orang dan 5 orang siswa telah mengalami mimpi basah.
2. Genetic
- SDN Tambahasri terdapat di wilayah Tanjung Sari Sumedang, sehingga suku
yang dominan dalam populasi tersebut adalah suku Sunda dan etniknya adalah
priangan.
- Kaji kembali bagaimana proporasi siswa laki-laki dan perempuan. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat presdiposisi factor genetic, jika ada jenis apa
penyakitnya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Fungsi fisiologis
- Dari hasil screening didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik mengalami gigi
caries.
- Kaji kembali apakah terdapat insiden penyakit menular di Tambahasri dan
apakah ada siswa yang mengalami penyakit tersebut. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana cakupan imunisasi di SDN Tambahasri. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
b. Dimensi psikologis
- Di SDN Tambahasri belum terdapat promosi kesehatan, kegiatan kesehatan
sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
- Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan antar siswa. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apa tipe disiplin di sekolah, apakah tipe ini tepat, dan bagaimana
aplikasinya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah ada tekanan pada siswa untuk penampilan. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan orangtua dan pihak sekolah. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
c. Dimensi fisik sekolah
- SDN Tambahasri terdapat di daerah Kecamatan Tugumulyo, terdapatnya hazard
di daerah sekolah belum teridentifikasi.
- Kondisi lingkungan sekolah, sebagai berikut : WC kotor dan berbau, kantin
sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak tertutup, runag kelas
tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat untuk mencuci
tangan guru setelah menulis menggunakan kapur jarang diganti sehingga
ditemukan jentik dalam air.
- Kaji kembali apakah terdapat area untuk bermain yang aman dan apakah alat
permainannya aman. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat binatang di lingkungan sekolah. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat tanaman beracun/alergic di lingkungan sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keadaan di lingkungan sekolah, misalnya suhu ruangan
(panas/dingin), penerangan dan ventilasi. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tingkat kebisingan lingkungan sekolah tersebut. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat bahaya listrik. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
d. Dimensi sosial
- Sumber daya manusia yang ada adalah guru dan siswa.
- Kaji kembali bagaimana sikap masyarakat terhadap pendidikan di SDN
Tambahasri. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah masyarakat mendukung terhadap program sekolah. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan lingkungan sekolah di SDN Tambahasri
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana status sosial ekonomi siswa dan staf. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang budaya yang dominan pada siswa dan staf.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tipe lingkungan rumah siswa dan identifikasi apakah
terdapat kemungkinan terjadinya kekerasan. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang pendidikan orang tua siswa di SDN Tambahasri.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapt siswa yang tuna wisma. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat konflik antargroup di populasi SDN Tambahasri.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
e. Dimensi perilaku
1. Pola konsumsi
- Kaji kembali apa kebutuhan nutrisi dan status nutrisi siswa dan staf. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa program peningkatan kualitas nutrisi sekolah. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana pengetahuan tentang nutrisi siswa, guru dan keluarga.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kebiasaan merokok siswa dan staf. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
2. Latihan dan aktivitas
- Kaji kembali bagaimana pola istirahat dan aktivitas siswa dan staf di sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kesempatan dan jenis rekreasi siswa dan staf. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan alat saat siswa melakukan olah raga.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Pengunaan pengobatan
- Kaji kembali adakah siswa yang melakukan pengobatan rutin dalam populasi
tersebut. Dan apa jenis pengobatan yang dilakukan siswa tersebut. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
f. Dimensi system kesehatan
- Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab terhadap UKS
kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
- Karena hanya ada penyediaan obat-obat dan P3K, pelayanan UKS di SDN
Tambahasri belum adekuat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
I. Analisa dan Sintesa Data
No. Data Penyebab Masalah

1. Pelayanan Minimnya Kurangnya


Data Subjektif : pengetahuan dari program dalam
- Dari hasil wawancara pengelola UKS. pelayanan UKS.
menurut guru yang
bertanggung jawab
terhadap UKS kegiatan
kesehatan sekolah yang
dilakukan hanya
penyediaan obat-obat
darurat bagi P3K.
Data Objektif :
- Hasil screening
didapatkan bahwa 64,08
% peserta didik
mengalami gigi caries.
2. Pendidikan - Tidak adanya Kebutuhan pihak
Data Subjektif : program sekolah akan
- Menurut guru yang pembinaan dan pendidikan
memegang bidang UKS, pelatihan tentang kesehatan tentang
di SDN Tambahasri UKS dan perawat pengelolaan UKS
UKS sudah 5 tahun ini kecil dalam 5 dan PHBS.
belum ada dilakukan tahun terakhir.
pembinaan dan pelatihan
tentang usaha kesehatan
sekolah (UKS) dan
perawat kecil.
Data Objektif :
- Hasil screening
didapatkan bahwa 64,08
% peserta didik
mengalami gigi caries.
- 74,30 % peserta didik
menggosok gigi 2x
sehari yaitu pada saat
mandi
- 12,01 % masih adanya
peserta didik yang
mencuci rambut
seminggu sekali
- 90,85 % peserta didik
mencuci tangan sebelum
makan namun dari hasil
wawancara kepada
peserta didik 98%
mengatakan tidak
mencuci tangan sebelum
makan makanan jajanan.
3. Lingkungan Rendahnya Kurangnya
Data Subjektif : - pengawasan dari kesadaran pihak
pihak puskesmas sekolah terhadap
Data Objektif :
kesehatan
- Kondisi lingkungan
lingkungan.
sekolah WC kotor dan
berbau.
- kantin sekolah terletak
di depan WC dan
makanan yang dijual
tidak ditutup.
- ruang kelas tidak
tersusun rapi, terlihat
sedikit kotor dan
berdebu.
- Tempat mencuci tangan
guru setelah menulis
menggunakan kapur
jarang diganti sehinggga
ditemukan jentik dalam
air.

II. Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnose Keperawatan (PES)

1. Kurangnya program dalam pelayanan UKS berhubungan dengan


minimnya pengetahuan dari pengelola UKS.

2. Kebutuhan pihak sekolah tentang pengelolaan UKS dan PHBS


berhubungan dengan tidak adanya pelatihan dan pemantauan yang
diberikan oleh pihak puskesmas.

3. Kurangnya kesadaran pihak sekolah terhadap kesehatan lingkungan


berhubungan dengan rendahnya pengawasan dari pihak puskesmas.

III. Penilaian (Skoring)


No. Diagnosa Kriteria Skor Pembenaran

1.  Sifat masalah 2/3  Bila keadaan ini


tidak segera di atasi
tidak akan ada
pelayanan program
UKS yang lebih baik.

 Penyelesaian
 Kemungkinan masalah 1 masalah dapat
dapat di ubah dikurangi tetapi
bertahap karena tidak
mudah untuk
mengubah perilaku
manusia yang dalam
kasus ini adalah
permasalah disini
adalah kesadaran
pihak sekolah
terhadap pelayanan
program UKS.
 Masalah ini dapat
dicegah bila pihak
 Potensial masalah untuk 2/3 sekolah sadar
dicegah terhadap pentingnya
pelayanan program
UKS bagi siswa dan
staf.
 Keadaan ini dapat
diatasi jika adanya
 Menonjolnya masalah ½ program pembinaan
dan pelatihan tentang
UKS dan perawat
kecil. Sehingga pihak
sekolah bisa
menyadari
pentingnya
pelayanan program
UKS bagi siswa dan
staf.
2.  Sifat masalah 1  Bila pihak sekolah
tidak mengetahui
informasi ini,
kemungkinan
program UKS di
SDN Jaya Sari tidak
akan mengalami
kemajuan.
 Kemungkinan masalah 2  Masalah ini sangat
dapat di ubah mudah di ubah
karena pihak sekolah
dapat bekerjasama
dengan puskesmas
untuk mengadakan
pembinaan dan
pelatihan tentang
UKS dan perawat
kecil.
 Potensial masalah untuk  Masalah ini sangat
dicegah 1 mungkin untuk
dicegah.
 Menonjolnya masalah  Masalah ini terlihat
1 tidak terlalu penting,
sebenarnya hal ini
adalah hal paling
utama.
3.  Sifat masalah 1  Bila masalah ini
tidak segera
ditangani, derajat
kesehatan siswa dan
staf akan menurun.
 Kemungkinan masalah 1  Masalah ini cukup
dapat di ubah sulit untuk
ditanganni karena
berhubungan dengan
perilaku siswa ataupu
staf sekolah. Tidak
mudah untuk
mengubah kebiasaan
manusia.
 Potensial masalah untuk 2/3  Masalah ini dapt
dicegah diubah bila terdapat
oarng yang dapat
memotivasi pihak
sekolah untuk
menyadari
pentingnya menjaga
lingkungan sekolah.
 Menonjolnya masalah  Masalah ini harus
1 segera ditangani
sebelum banyaknya
siswa yang terjangkit
penyakit.

IV. Prioritas Masalah Keperawatan


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

1. Kebutuhan pihak sekolah tentang pengelolaan UKS dan 5


PHBS berhubungan dengan tidak adanya pelatihan dan
pemantauan yang diberikan oleh pihak puskesmas.

2. Kurangnya kesadaran pihak sekolah terhadap kesehatan 3 2/3


lingkungan berhubungan dengan rendahnya pengawasan
dari pihak puskesmas.

3. Kurangnya program dalam pelayanan UKS berhubungan 2 5/6


dengan minimnya pengetahuan dari pengelola UKS.
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN SEKOLAH
N DIAGNOSA TUJUAN SASARAN RENCANA HARI / TEM EVALUASI
KRITERI STANDA
O KEPERAWATAN KEGIATAN TANGG PAT
A R
. KOMUNITAS AL
1. Kebutuhan pihak Setelah dilakukan Pihak 1.1.Penyuluhan Selasa, Ruan 1. UKS 1. a.
sekolah tentang tindakan sekolah tentang program 21 Juli g SDN Adany
pengelolaan UKS keperawatan selama yang terdiri UKS dan PHBS 2019 Serb Sindang a
dan PHBS 1 bulan diharapkan : dari guru bagi guru dan agun Sari pemeri
berhubungan 1.Pengelola UKS dan murid. murid di SDN a memilik ksaan
dengan tidak SDN Sindang Jaya Sari SDN i dini
adanya pelatihan Sari mengetahui Tam progra kesehat
dan pemantauan program yang 1.2.Supervisi baha m yang an
yang diberikan oleh sebaiknya ada di oleh pihak sri baik b.
pihak puskesmas. UKS puskesmas dan Adany
2.Pihak sekolah tentang terenca a
yang terdiri dari pelaksanaan na pemant
guru dan murid program UKS auan
mengetahui dan PHBS lingkun
tentang PHBS 2. Pihak gan
sekolah sekolah
(guru oleh
dan pihak
murid) UKS
memilik
i 2. a.Mem
kesadar elihara
an kebersi
untuk han
berprila kelas,
ku wc,
hidup dan
bersih lingkun
dan gan
sehat sekolah
b.Mem
perhati
kan
penam
pilan
diri

2. Kurangnya Setelah dilakukan Pihak 1.Penyuluhan Selasa, Ruan 1.Pihak 1. Memili


kesadaran pihak tindakan sekolah tentang 21 Juli g sekolah ki
sekolah terhadap keperawatan selama yang terdiri kesehatan 19 Serb melaku sanitasi
kesehatan 1 bulan : Kepala lingkungan agun kan dan air
lingkungan 1. Pihak sekolah Sekolah, sekolah, a penataa yang
berhubungan (kesek, guru, guru, meliputi : SDN n ulang bersih
dengan rendahnya pengelola UKS, pengelola - pemeliharaa Tanj terhada dan
pengawasan dari dan peserta UKS, n sarana ungs p cukup
pihak puskesmas. didik) mau murid, dan fisik dan ari lingkun 2. Tercipt
memodifikasi pihak di lingkungan gan anya
lingkungan sekitar sekolah sekolah pekara
dengan lingkungan - melakukan dan ngan
memperbaiki sekolah. pengadaan memper sekolah
sarana yang ada sarana baiki yang
di sekolah. sekolah sarana aman
2. Pihak sekitar yang yang 3.Tercipta
sekolah mau mendukung sudah nya
membantu pihak terciptanya ada proses
sekolah untuk lingkungan 2. Pihak pembela
memelihara dan yang bersih sekolah jaran
memperbaiki dan sehat dan yang
lingkungan 2.menganjurkan lingkun dapat
sekolah. pihak sekolah gan mencipt
untuk sekitar akan
melakukan mau lingkun
kerja sama untuk gan
dengan memeli psikosos
masyarakat hara ial yang
sekitar kebersi sehat
sekolah untuk han bagi
melakukan lingkun seluruh
penataan gan masyara
halaman, sekolah kat
pekarangan, sekolah.
apotik hidup
dan pasar
sekolah yang
aman.
3.Menganjurkan
pihak sekolah
untuk
menggerakan
pemeliharaan
dan
pengawasan
lingkungan
sekolah
seperti
pengelolaan
sampah,
saluran air
limbah,
kebersihan
jamban dan
kamar mandi,
kenersihan
kantin
sekolah, ruang
UKS dan
ruang kelas
3. Kurangnya Meningkatkan Pihak 1. Pihak Selasa, Ruan 1. pihak 1. Adan
program dalam kesadaran pihak sekolah Pimpinan 21 Juli g sekola ya
pelayanan UKS sekolah terhadap yang terdiri sekolah 19 Serb h pengk
berhubungan pelayanan program dari guru. mengajak agun dapat ajian
dengan minimnya UKS/ meningkatkan bicara/berdi a memb dan
pengetahuan dari kualitas sumber daya alog dengan SDN erikan screen
pengelola UKS. manusia melalui guru, komite Sind pelaya ing
pembinaan sekolah dan ang nan siswa
pelayanan kesehatan tim Sari progra sekola
anak usia sekolah pelaksana m h
atau UKS secara
Pembina yang period
UKS tentang lebih ik
: terstru 2. Adan
- Maksud, ktur ya
tujuan dan pene
dan berkes muan
manfaat inamb kasus
penerap ungan (case
an . findin
program 2. Guru g)
UKS(se dan 3. Adan
perti peraw ya
penerap at pelaya
an kecil nan
PHBS dapat konsel
disekola memb ing
h. erikan pada
- Memint pelaya siswa
a nan sekola
masukan progra h
tentang m 4. Adan
penerap UKs ya
an yang kegiat
program terbai an
UKS di k. promo
sekolah, si
antisipas keseh
i atan
kendala 5. Adan
sekaligu ya
s upaya
alternati pence
ve gahan
solusi. penya
kit
- Menetap 6. Staf
kan melak
penangg ukan
ung manaj
jawab emen
program kasus.
UKS 7. Adan
disekola ya
h dan pelaya
mekanis nan
me keper
pengawa awata
sannya. n dan
- Membah emerg
as cara ensi
sosialisa
si yang
efektif
bagi
siswa,
warga
sekolah
dan
masyara
kat
sekolah.
- Pimpina
n
sekolah
memben
tuk
kelompo
k kerja
penyusu
nan
kebijaka
n
program
UKS.

2. menjalin
kerja sama
lintas
program dan
lintas
sektoral
dengan
memperhati
kan
kebijaksanaa
n
operasional
yang telah
ditentukan,
seperti
pelayanan
kesehatan di
sekolah
kepada
peserta didik
dan
masyarakat
sekolah
lainnya dan
bekerja
sama dengan
tim pembina
UKS
kecamatan
dan
masyarakat
di sekitar
sekolah
3. Melakukan
penataran
guru UKS
sebagai
bagian dari
pendelegasia
n wewenang
di setiap
SD/sekolah

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang
dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama.Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal
dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang paling
utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi peran
perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah.
B.     Saran
Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah maksimal.diharapkan
dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu menciptakan pribadi siswa yang sehat
sehingga siswa dapat mengoptimalkan proses belajar mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Ananto, p.2006. usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar dan madrasah


ibtidaiyah.bandung: rama widya.
Departemen kesehatan republik indonesia.2003.pedoman untuk tenaga kesehatan, usaha
kesehatan sekolah di tingkat sekolah dasar.jakarta:depkes RI.
Tim pembina UKS pusat.1996.pedoman pengembangan pembinaan UKS.jakarta:depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai