Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING PRIBADI SOSIAL


“ MASALAH IPOLEKSOSBUD YANG MEMPENGARUHI
PRIBADI-SOSIAL”

DI SUSUN OLEH :

MAYA PUTRI NAGADING

A501 18 075

KELAS B

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
PEMBAHASAN
A. Masalah ideologi yang mempengaruhi Pribadi Sosial
1. Pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia
Ideologi adalah nilai dasar keseluruhan yang menjadi landasan seseorang atau
masyarakat untuk memahami jagat raya serta bumi seisinya serta menentukan sikap dasar
untuk mengolahnya. Pancasila adalah Hasil pemikiran manusia yang sungguh sungguh
secara sistematis dan radikal kemudian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian
kalimat yang mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk
dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam bentuk
pengintregrasian persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Itu berarti Pancasila
merupakan satu Ideologi yang dianut oleh negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia
secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang ataupun suatu golongan
tertentu. Salah satu ciri dari Ideologi adalah mempunyai derajat yang tertinggi sebagai
nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
Sesuai dengan sejarah bangsa Indonesia, pemerintah telah menetapkan pancasila
sebagai pedoman dan pandangan hidup. Pancasila memiliki posisi yang bervariasi di
dalam struktur negara dan bangsa Indonesia, yaitu sebagai dasar negara, ideologi
nasional, pandangan hidup bangsa dan pemersatu bangsa. Semua itu berbasis pada
konsep nilai empat pilar bangsa yaitu : pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhineka
Tunggal Ika. Kelima sila dari pancasila merupakan dasar untuk membentuk suatu
kesatuan negara yang pemahaman dan pengamalannya harus mencakup dari nilai yang
terkandung didalamnya :
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini mengandung arti spiritual, memberikan
pilihan yang seluas luasnya kepada seluruh rakyat Indonesia untuk dapat memeluk agama
dan menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, sila ini mengandung nilai sama
derajat, sama kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian untuk
membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan nilai gotong royong.
Sila Persatuan Indonesia, sila ini mengandung arti bahwa pluralisme masyarakat
indonesia memiliki nilai persatuan dan kesatuan dan menjamin keutuhan nasional atas
dasar Bhineka Tunggal Ika.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, sila ini mengandung nilai kedaulatan berada ditangan
rakyat (demokrasi) dimana nilai ini mengutamakan kepentingan negara dan bangsa
namun tetap menghargai kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat
dan menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai nilai kebenaran dan keadilan.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, sila ini mengandung arti nilai
sikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,menghormati hak orang lain
serta hidup gotong royong dan bersama sama dalam mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
Pancasila merupakan ideologi nasional, dasar negara, sumber hukum, dan
pandangan hidup bangsa indonesia oleh karena itu diperlukan tindakan yang nyata dari
kita sebagai bangsa Indonesia dalam bagaimana melaksanakan nilai nilai yang
terkandung dalam ideologi dan lalu yang kedua bagaimana nilai nilai tersebut dapat
dilaksanakan oleh pribadi masing masing dalam kehidupan sehari hari secara individual,
anggota masyarakat dan negara. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945, pancasila sebagai ideologi nasional
diatur dalam ketetapan MPR RI NO.: XVIII/MPR/1998, Pancasila sebagai pandangan
hidup dan sumber hukum diatur dalam Tap. MPRS RI NO. : XX/MPRS 1966 jo. Tap.
MPR RI NO.: IX/MPR/1976.

2. Permasalahan bangsa yang berkaitan dengan Ideologi Pancasila


Ideology bangsa merupakan tpondasi dalam membangun karakter, tujuan, dan
kepribadian bangsa. Dalam ideology pancasila, telah diatur hamper seluruh tata hidup
seluruh bangsa Indonesia. Pertanyaannya Apakah kita mampu mempertahankan ideologi
kita yaitu pancasila yang merupakan pondasi pembentuk arah kehidupan pribadi dan
social kita ditengah tengah ideologi atau paham besar dunia seperti Kapitalisme,
Sosialisme, liberalisme, individualisme, pragmatisme, hedonisme dan ideologi lainnya
yang datang dari luar negeri. Kita sebagai bangsa indonesia harus tetap berpegang teguh
dan menjunjung tinggi nilai nilai yang terkandung dalam pancasila. Jangan sampai nilai
dasar tersebut harus luntur atau bahkan terganti karena ideologi yang berganti pula.
Ideologi negara seharusnya menjadi acuan dan landasan seluruh elemen bangsa indonesia
khusunya para negarawan, para politisi, pelaku ekonomi serta masyarakat dalam
berpartisipasi membangun negara.
Namun justru pada saat ini dasar dari pancasila telah luntur bahkan kabur dari
rakyat indonesia yang cenderung kini lebih mementingkan kepentingan pribadi dan
golongan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus korupsi di Indonesia.
Saat ini ajaran pancasila yang hakiki sama sekali tidak sesuai dengan arus modernisasi
yang masuk ke indonesia, hal ini disebabkan oleh perkembangan ekonomi dunia yang
cenderung kapitalistik, dimana hal tersebut tidak sesuai dengan ekonomi pancasila yang
berasakan ekonomi kerakyatan. Permasalahan ideologi lainnya adalah datang dari
masalah internal bangsa kita sendiri, sebagai contoh kejadian perselisihan antar suku
bangsa, perselisihan antar kampung, tawuran antar pelajar, tawuran mahasiswa, konflik
antar agama, bahkan sampai dengan konfik ambon yang meng-isukan konflik SARA, dan
yang bahkan lebih parah lagi adalah beredar isu yaitu akan munculnya NII (Negara Islam
Indonesia).
Permasalahan – permasalahan ini menunjukan bahwa usaha membangun
kebersamaan dalam kesatuan dan persatuan bangsa indonesia berdasarkan ideologi
pancasila selama ini belum berhasil sepenuhnya. Hal ini tentu saja mengancam kesatuan
negara Republik Indonesia. Dimana letak nilai dasar pancasila sebagai persatuan
indonesia, jika masing masing suku, kelompok, atau organisasi mau membentuk
kelompoknya sendiri dengan kepentingan golongan pula bahkan ada isu akan
terbentuknya Negara islam Indonesia. Ini adalah potret tentang disintregrasi dan
rekonsolidasi karena telah terjadi penyimpangan ajaran dan paham yang dianut oleh
masing masing pihak.
B. Masalah Politik yang mempengaruhi Pribadi Sosial
Kepribadian ini akan berdampak pada peran menyangkut perilaku politiknya,
kaitan-kaitan antara kepribadian dan kognisi, serta dampak kepribadian pada interaksi
Makhluk Politik melalui orang-orang yang ada di lingkungan politik antara kami dan
mereka dalam satu diagam Makhluk Politik.
Disini ada sebuah definisi yang mungkin cenderung berfokus pada penelitian psikologi
dan politik, Ewen adalah yang pertama menunjukkan sebuah konsep disiplin psikologi
“tidak ada satu pun definisi ‘kepribadian’ yang diterima secara universal’, ataupun ‘teori
‘kepribadian’ yang diakui secara universal’. Greenstein mengamati kepribadian terhadap
psikolog dengan penggunaan komperhensif dengan menggolongkan keteraturan psikis,
dan merujuk ke dalam sebuah entitas yang disimpulakan. Dengan kata lain, kepribadian
mengacu kepada keteraturan perilaku seorang individu dalam merespons stimulus yang
berbeda. Terdapat 20 teori mengenai kepribadian yang bisa dikategorikan menjadi
sembilan, yaitu psikoanalisis, neopsikoanalisis, hubungan antar pribadi, sifat,
perkembangan, humanisme, kognitif, behaviorisme, dan domain terbatas.
Studi tentang kepribadian dalam psikologi politik bisa dilihat dari ciri-ciri perbedaan
individu daripada mencari sesuatu secara keseluruhan, misalnya, ketika individu
melakukan perilakunya dengan komposisi yang dimiliki, seperti kognisi, motivasi, afek,
ego, sikap, dan lain sebagainya. Bidang ini akan berpusat pada jenis perbedaan
individual, dalam menjelaskan kepempinan, gaya kepemimpinan, dan perilaku politik.
Misalnya Presiden Soeharto dengan Presiden SBY, setiap individu pasti akan sangat
berbeda sifat dan kepribadianya meskipun keduanya adalah seorang lulusan militer, gaya
kepemimpinannya jelas berbeda ketika zaman Presiden Soeharto kepemimpinanya adalah
otoriter, kebijakan pers yang terlalu sempit karena tidak banyak mengomentari
kepemimpinan ORBA, berbeda dengan Presiden SBY yang lebih menerapkan sistem
politik yang demokratis dengan kebijakan kepada pers yang lebih longgar.
KAPAN KEPRIBADIAN PENTING DALAM POLITIK?
Untuk memahami perilaku kita perlu memahami mengenai kepribadian seseorang dan
konteks suatu perilaku observasi. Lewin menekankan bahwa interaksi antar orang bisa
dipahami lewat situasinya seperti halnya memahami perilaku. Faktor situasional
dilakukan oleh Mischel untuk meninjau penelitian tentang pentingnya kepribadian untuk
memprediksi perilaku dalam berbagai situasi, contohnya ketika seorang individu kurang
konsisten dalam berbagai situasi dari apa yang dianggap sebelumnya, lebih rincinya
misalnya seorang presiden yang tengah berkampanye mengeluarkan beberapa statement
dan mengumbar janji, tetapi ketika dia menjabat sebagai presiden ternyata tidak semua
janji yang diumbarnya dulu dapat di tepati dengan baik.
Dengan kata lain individu memiliki sumber-sumber kekuasaan pribadi
dikarenakan posisi mereka dalam sistem politiknya (yakni, presiden, perdana menteri,
jendral, gubernur, dsb). Kekuasaan ini akan mempengaruhi proses kebijakan, seperti
kekuasan/kelemahan, kepribadian, pengalaman. Contohnya politik luar negeri Indonesia
yaitu bebas aktif, Indonesia tidak pernah memihak terhadap blok manapun, dan selalu
aktif dalam keorganisasian antar negara atau kegiatan bilateral/multilateral dengan
negara-negara sahabat.
Seperti yang kita ketahui, adanya persaingan dalam dunia perpolitikan adalah
suatu masalah yang masih dirasakan dari dulu hingga sekarang. Persaingan tersebut
dilakukan dalam bentuk persaingan sehat dan persaingan yang tidak sehat. Persaingan
sehat akan memberikan dampak positif bagi siapapun, dan sebaliknya persaingan tidak
sehat akan memberikan dampak negatif bagi pihak manapun. Persaingan tidak sehat ini,
biasanya dilakukan dalam bentuk : saling menjatuhkan, menghina, memaki, bahkan
saling menyakiti. Hal ini masih sering terjadi sampai sekarang ini. Ada banyak sekali
tindakan – tindakan persaingan tidak sehat yang dilakukan antara partai politik yang satu
dengan partai politik yang lainnya. Tindakan tersebut dilakukan oleh anggota partai
politik, pengurus partai politik, pendukung partai politik, serta masyarakat yang
sebenarnya tidak tahu menahu tentang politik tetapi memilih untuk mencoba melakukan
tindakan tersebut. Sangat disayangkan jika masalah ini akan terus melanda negara yang
kita cintai ini. Banyaknya partai merupakan bentuk dari kemajemukan bangsa yang
seharusnya dijadikan pemersatu, bukan pemecah apalagi penghancur.
Masalah lain yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa sekarang ini adalah
banyaknya partai politik yang memilih selebritis tanah air untuk menjadi anggota
partainya. Dengan maksud rakyat lebih banyak memilihnya karena kepopuleran. Padahal,
kinerja dari para selebritis tersebut tidak bisa dijamin jika hanya mengandalkan
kepopuleran. Yang dibutuhkan dalam dunia perpolitikan Indonesia bukanlah sebuah
kepopuleran, akan tetapi kinerja optimal yang dapat membangun politik Indonesia
menjadi sangat baik. Dan seharusnya, partai politik memilih dengan bijaksana siapa
anggota yang mahir pada bidangnya, bukan asal – asalan.
Sangat diakui, bahwa kondisi politik yang ada di Indonesia saat ini mengalami tingkat
‘buruk’. Keterpurukan ini disebabkan perpolitikan Indonesia yang tidak sehat. Banyak
politisi di negara ini yang terlibat kasus korupsi. Mereka lebih mementingkan
kepentingan pribadi dan lupa akan tugasnya sebagai pejuang rakyat. Bahkan saat ini,
banyak pejabat dan tokoh yang hanya bisa bercuap – cuap berdiskusi di televise mencaci
maki kinerja tanpa mengetahui jalan keluarnya. Bukankah lebih baik bertindak
dibandingkan hanya berdiskusi di televisi? dan sebuah diskusi tidak akan berguna jika
tidak ada solusinya.
Saat ini, Indonesia tengah mengalami masalah yang cukup serius. Hilangnya nilai
pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia perpolitikan telah menimbulkan
masalah yang sampai sekarang belum terpecahkan. Nilai – nilai pancasila sudah tidak
lagi menjadi dasar negara yang diamalkan dalam kehidupan sehari – hari. Nilai pancasila
sudah tidak lagi dijunjung tinggi. Dan nilai pancasila sudah tidak dihiraukan lagi oleh
masyarakat Indonesia. Pancasila seharusnya dijadikan landasan dalam dunia perpolitikan.
Pancasila seharusnya diterapkan dalam segala macam kegiatan yang dilakukan di dunia
perpolitikan. Namun yang terjadi sekarang ini adalah sebaliknya.
Hal ini sangat disayangkan, karena pancasila adalah dasar negara yang menjadi simbol
dari bangsa ini. Pancasila adalah alat pemersatu bangsa. Dan pancasila adalah pedoman
bagi kehidupan bermasyarakat.
Seperti yang kita ketahui, sampai sekarang ini masih banyak sekali masalah dalam dunia
perpolitikan yang dialami oleh negara yang kita cintai ini. Dengan adanya beragam
masalah, sudah seharusnya kita masyarakat Indonesia mulai melakukan perubahan. Kita
harus memikirkan solusi dari semua masalah ini. Bukan hanya mampu menjadi pembuat,
penyebab, bahkan penikmat dari setiap masalah yang tengah kita hadapi.
Kita tidak boleh menjadi bangsa yang lemah, menjadi bangsa yang hanya memikirkan
nasib sendiri tanpa memikirkan orang lain. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang hanya
bisa ikut – ikutan dalam membuat masalah, menyebarkan suatu berita yang menimbulkan
kerugian bagi orang lain, hanya berkomentar tanpa memberi solusi, bahkan malah
menjadi penyebab dari masalah yang timbul.
Kita harus merubah pola pikir yang kita miliki, menjadi manusia yang berpikir kritis
untuk kemajuan bangsa, dan harus bisa menemukan solusi, bukan hanya menanggapi.
Kita tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap persoalan yang ada di depan mata.
Bukankah lebih baik kita membantu daripada hanya melihat suatu kesulitan yang dialami
oleh orang lain?
Keberagaman yang kita miliki, adalah asset terbesar untuk menunjukkan pada dunia
bahwa kita mampu bersatu. Dunia perpolitikan merupakan suatu wadah untuk
menyalurkan aspirasi kita dalam mewujudkan kemajuan bangsa., dan masalah yang ada
harus kita jadikan motivasi untuk menyatukan bangsa ini.
Persaingan tidak sehat dalam dunia perpolitikan sudah seharusnya kita kurangi, karena
persaingan tidak sehat hanya akan menimbulkan dampak negatif yang dapat merugikan
orang lain. Bukankah kita lebih suka menjalani kehidupan dengan tenang? Tanpa ada
perkelahian, tanpa ada pemakian, pemecah belahan, bahkan pembunuhan.
Pemilihan selebritis menjadi anggota partai sebenarnya tidak ada masalah. Namun dalam
pemilihan anggota, sebagai partai politik yang bijak sudah seharusnya kita tidak hanya
memikirkan kepopuleran yang ada tanpa memikirkan kinerjanya. Menang karena
kepopuleran tanpa memiliki kinerja yang baik, justru akan terasa sia – sia.
Sebagai anggota politisi yang baik, kita tidak boleh memikirkan kepentingan pribadi
daripada kepentingan orang lain. Kita harus berpikir, bahwa tindakan korupsi akan
menimbulkan banyak kerugian bagi siapa saja. Kesenangan yang kita alami jika
melakukan korupsi hanya bersifat sementara.
Pancasila yang telah dibuat dengan darah dan air mata oleh para pejuang bangsa sejak
dahulu harus kita jadikan landasan dalam berkehidupan. Pancasila harus menjadi
pemersatu, bukan penghancur.
Mulailah berpikir kritis sejak dini. Memang tidak mudah untuk merubah sesuatu yang
sudah rusak, namun bukankah semuanya masi bisa diperbaiki? Kita tidak akan mampu
merubah pola pikir orang lain, apalagi sifat orang lain. Namun kita mampu untuk
merubah pola pikir kita sendiri. Semuanya dimulai dari diri sendiri.
C. Masalah Ekonomi yang mempengaruhi Pribadi Sosial
Taraf Status ekonomi setiap individu berbeda-beda, hal itu menyebabkan setiap individu
dari kelas ekonomi tertentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Masalah ekonomi
memang tidak ada habisnya, perbedaan penghasilan akan berpengaruh kepada tingkat
ekonomi dan status seseorang. Oleh sebab itu, jenjang taraf hidup seseorang dinilai dari
seberapa mampu ekonomi yang ia punya mampu menopang kehidupannya.
Pluralisme dalam perspektif filsafat budaya merupakan konsep kemanusiaan yang
memuat kerangka interaksi dan menunjukkan sikap saling menghargai, saling
menghormati, toleransi satu sama lain dan saling hadir bersama atas dasar persaudaraan
dan kebersamaan; dilaksanakan secara produktif dan berlangsung tanpa konflik sehingga
terjadi asimilasi dan akulturasi budaya. Pluralitas tidak bisa dihindarkan apalagi ditolak
meskipun golongan tertentu cenderung menolaknya karena pluralitas dianggap ancaman
terhadap eksistensi komunitasnya. Sebenarnya pluralisme merupakan cara pandang yang
bersifat horisontal, menyangkut bagaimana hubungan antarindividu yang berbeda
identitas harus disikapi.
Adanya plularitas inilah yang mengakibatkan adanya status sosial ekonomi. Faktor status
sosial ekonimi diantaranya ialah; kekayaan dan penghasilan, pekerjaan, pendidikan,
ukuran kehormatan, ukuran kekuasaan, ukuran ilmu pengetahuan, kedudukan dan peran.
Perbedaan status sosial akan dapat berdampak pada konflik sosial diantara penyebabnya
antara lain; perbedaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan dan perasaan
yang sensitif.
Konflik yang terjadi pada manusia ada berbagai macam ragamnya, bentuknya, dan
jenisnya. Soetopo (1999) mengklasifikasikan jenis konflik, dipandang dari segi materinya
menjadi empat, yaitu: Konflik tujuan. Konflik peranan, Konflik nilai, Konflik kebijakan.

Adapun cara-cara yang lain untuk memecahkan konflik sosial adalah : Elimination,
Subjugation atau domination, Majority rule, Minority consent, Kompromi, Integrasi.
Untuk mengatasi atau solusi dari konflik status sosial ekonomi di masyarakat
permasalahan ekonomi adalah sebuah topik dari banyak topik dalam mempelajari ilmu
ekonomi. Dan merupakan topik yang paling banyak dibicarakan baik itu di masyarakat
maupun media.

Di Indonesia terdapat banyak sekali permasalahan ekonomi. Pemerintah selalu berupaya


untuk menghilangkan masalah-masalah ekonomi di negeri kita ini, meskipun belum
semuanya dapat terlaksana dan terealisasikan dengan baik. Sebagai warga Negara kita
dapat berpartisipasi untuk mengatasi masalah ini. Misalnya dengan cara belajar dengan
baik dan membayar pajak
Sering adanya kecemburuan sosial dan berbagai aspek, contoh fasilitas kesehatan, sarana
umum dan sebagainya. Umumnya orang dengan status ekonomi mampu atau di atas rata
– rata akan lebih mudah mendapatkan akses dalam berbagai hal. Berikut ini peranan
psikologi perkembangan dalam perubahan sikap dan perilaku.
Dikarenakan ia memiliki uang banyak, untuk itu akan dibahas mengenai contoh
perubahan perilaku manusia dalam aspek ekonomi seperti di bawah ini :
1. Depresi
Dampak negatif akibat kondisi ekonomi yang buruk bisa menyebabkan seseorang
mengalami gangguan jiwa dan depresi. Contoh kondisi ekonomi yang minim, terlilit
hutang, tidak mampu bekerja dengan baik dan sebagainya. Ketahuilah proses
pembentukan perilaku dalam psikologi.
Seseorang yang tidak memiliki keimanan kuat tentu sangat mudah mengalami putus asa
sampai tingkatan depresi. Apabila kondisi tersebut tidak semakin membaik, kemungkinan
bisa menjebloskan orang tersebut kepada penyakit mental dan bahkan gila.
2. Penjarahan
Contoh perubahan perilaku manusia dalam aspek ekonomi juga bisa berdampak kepada
anarkis. Karena sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok. Dimana harga jual terlalu tinggi
sedangkan kemampuan untuk membeli tidaklah cukup. Contoh dasar-dasar biologis
perilaku manusia.
Contoh perbuatan penjarahan yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998, membuktikan
jika kondisi ekonomi yang buruk dan terpuruk. Sampai saat ini kondisi tersebut masih
bisa terjadi apabila ekonomi tidak semakin membaik.
3. Perbuatan Hukum
Akibat ekonomi buruk bisa menimbulkan satu dampak yang berbahaya, seperti tindak
kriminal. Demi memenuhi kebutuhan hidup bisa saja seseorang nekad melakukan aksi
contoh penipuan, perampokan atau yang sadis yaitu pembunuhan demi mendapatkan
uang. Berikut contoh hubungan antara persepsi komunikasi dan perilaku seseorang.
Banyak peristiwa seseorang menjual narkoba hanya untuk membeli kebutuhan pokok dan
sebagainya. Namun, dibalik itu semua jelas sangsi hukum seperti penjara atau bahkan
hukuman mati dapat menjerat pelakunya.
4. Materialistis
Berikut contoh perubahan perilaku manusia dalam aspek ekonomi bisa menimbulkan
sikap materialistis. Sikap yang sangat mendewakan harta dan uang, hidup menurutnya
segalanya harus dengan ekonomi yang tinggi. Ia tidak bisa hidup tanpa adanya harta dan
uang. Beberapa contoh modifikasi perilaku self management dalam diri.
Hal inilah yang bisa merusak jiwa seseorang apabila tidak dibentengi dan direm.
Kecenderungan orang yang belum siap menghadapi kemiskinan pasti ia akan depresi,
stres bahkan gila.
5. Bangga Diri
Memiliki status sosial dan ekonomi yang baik bagi sebagian orang tentu dapat berdampak
besar. Ia akan merasa mudah dalam memilih akses apapun. Termasuk didalamnya ada
kesehatan, pendidikan, pelayanan publik dan nama besar.
Kadang orang merasa bangga akan dirinya. Harta dan uang berlimpah membuatnya
menjadi terkenal dan disegani banyak orang. Ketahuilah contoh perbedaan sikap dan
perilaku dalam ilmu psikologi.
Namun, adakalanya semua itu tidak bisa dinilai dari status sosial. Oleh sebab itu, apabila
seseorang memiliki harta berlimpah namun ia tidak mampu menjalaninya dengan baik,
maka bisa saja harta tersebut hilang dan bangkrut.
6. Menaikkan Status Sosial
Memiliki tingkat ekonomi baik juga bagi seseorang bisa berdampak kepada status
sosialnya. Ia akan disegani dan memiliki pengaruh bagi sebagian orang, contohnya
pengusaha yang bisa saja dengan jiwa sosialnya yang tinggi ia akan dinilai sebagai orang
baik. Berikut faktor perilaku agresif pada remajaawal hingga akhir.
Bagi orang yang memiliki harta berlebih, segala kebutuhan dan kemudahan dengan cepat
dan lancar ia akan dapatkan. Status sosial memang sangat penting dalam kehidupan,
karena agar tidak dipandang sebelah mata atau diremehkan oleh orang lain.
Semua kondisi apapun yang Anda alami, selagi masih bisa menikmati hidup dengan
bebas, maka bersyukurlah dan berbuat baiklah kepada siapapun. Semoga contoh
perubahan perilaku manusia dalam aspek ekonomi menjadi manfaat untuk Anda.

Hubungan antara kemiskinan dan kehidupan anak.


Lahir didalam keluarga miskin pasti bukan mimpi siapapun. Namun, pada
kenyataannyastatus miskin hampir disandang oleh setengah penduduk Indonesia. Berkaca
pada keadaanyang terjadi saat ini dimana harga kebutuhan hidup terus meningkat, hal ini
diperparah dengansulitnya seseorang mendapat pekerjaan. Ironisnya tidak hanya orang
dewasa yang merasakandampak dari kemiskinan ini, anak-anak pun ikut merasakan
dampak minimnya dalam halpemenuhan kebutuhan dasar di keluarga mereka.
Kemiskinan yang melanda orang tua tentuakan berpengaruh besar pada kehidupan
anaknya. Hak-hak anak akan terampas. Di usia merekayang seharusnya mendapatkan
pendidikan layak dan masa kecil yang bahagia, terpaksa harusikut berkorban demi satu
alasan, ekonomi dengan cara ikut bekerja.
Dampak yang ditimbulkan pada pekerja anak usia dini.
• Kemiskinan pada pekerja anak usia dini berdampak negatif pada kondisi fisik,
mentaldan intelektual mereka. Usia dini yang dimaksud disini adalah golongan umur
kurang dari limatahun hingga 16 tahun. Dampak negatif utama yang ditimbulkan adalah
pada intelektualmereka. Tenaga kerja anak umumnya tidak lagi sekolah bahkan ada yang
tidak pernah sekolahdengan alasan tidak mampu sehingga mereka harus ikut serta dalam
mencari nafkah demikeberlangsungan hidup keluarga. Dikarenkan hal tersebut, anak
yang bekerja memiliki tingkatkecerdasan yang tergolong rendah.Selain pada tingkat
intelektual anak kemiskinan juga dapat menyebabkan terlambatnyapertumbuhan fisik dan
kemungkinan juga mengalami penyalahgunaan fisik akibat tekanan yangdilakukan oleh
keluarganya atau pihak-pihak lain ingin mengeksploitasi mereka. Dampak negatifpada
pertumbuhan fisiknya juga berkaitan dengan kemiskinan yang mereka alami. Salah
satumasalah yang paling sering menimpa anak-anak dalam keluarga miskin adalah
kekurangan gizi.Bahkan tidak jarang kekurangan gizi ini berujung dengan
kematian.Beban yang begitu besar diberikan pada mereka dalam usia yang masih sangat
muda juga sangat berpengaruh pada kondisi psikologi mereka. Terkadang masalah
tersebut membuatmereka menjadi rendah diri dengan kondisi lingkungan sosial mereka.

D. Masalah Sosial yang mempengaruhi Kepribadian


PENGERTIAN MASALAH SOSIAL
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, masalah berarti sesuatu yang harus diselesaikan
atau dipecahkan; persoalan. Masalah merupakan suatu keadaan yang bersumber dari
hubungan anatara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.
Umumnya masalah disadari “ada” saat seorang individu merasakan bahwa keadaan yang
ia hadapi tidak sesuai dengan yang ia inginkan.

Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sosial berarti segala sesuatu yang
berkenaan dengan masyarakat. Sosial merupakan segala perilaku manusia yang
menggambarkan hubungan nonidividualis. Istilah tersebut sering disandingkan dengan
cabang-cabang kehidupan manusia dan mesyarakat dimanapun. Pengertian sosial ini
merujuk pada hubungan-hubungan manusia dalam kemasyarakatan, hubungan antar
manusia, hubungan manusia dengan kelompok, serta hubungna manusia dengan
organisasi untuk mengembangkan dirinya.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan suatu
masalah atau persoalan yang harus diselesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai
sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah sosial dipandang oleh sejumlah
orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan. Masalah sosial
berkaitan erat dengan hal-hal yang mengganggu kedamaian didalam suatu kelompok
masyarakat.
KARAKTERISTIK MASALAH SOSIAL YANG MEMPEGARUHI PRIBADI
SOSIAL

Masalah sosial memiliki beberapa karakter, antara lain :


1. Kondisi yang dirasakan banyak orang
Suatu masalah dapat disebut sebagai masalah sosial jika kondisinya dirasakan oleh
banyak orang, namun tidak ada batasan mengenai berapa jumlah orang yang harus
merasakan masalah tersebut. Jika suatu masalah mendapatkan perhatian dari beberapa
orang, maka masalah tersebut merupakan masalah sosial.
2. Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan
Menurut paham hedonisme, orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan
dan menghindari sesuatu yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa menghindari
masalah, karena masalah selalu tidak menyenangkan. Penilaian masyarakat sangat
menentukan suatu masalah dapat dikatakan sebagai masalah sosial.
3. Kondisi yang menuntut permecahan.
Suatu kondisi yang tidak menyenangkan senantiasa menuntut pemecahan. Umumnya,
suatu kondisi dianggap perlu dipecahkan jika masyarakat menganggap masalah tersebut
perlu dipecahkan.
4. Pemecahan masalah tersebut harus diselesaikan melalui aksi secara kolektif.
Masalah sosial berbeda dengan masalah individual. Masalah individual dapat diatasi
secara individual, tetapi masalah sosial hanya dapat diatasi melalui rekayasa sosial seperti
aksi sosial, kebijakan sosial atau perencanaan sosial, karena penyebab dan akibatnya
bersifat multidimensional dan menyangkut banyak orang.

FAKTOR PENYEBAB MASALAH SOSIAL YANG MEMPEMGARUHI PRIBADI


SOSIAL
Menurut Daldjoeni dalam Abulsyani (1994:187) bahwa, masalah social dapat bertalian
dengan masalah alami ataupun masalah pribadi, maka secara menyeluruh ada beberapa
sumber penyebab timbulnya masalah social, yaitu antara lain:
1. Faktor alam (ekologis-geografis)
Ini menyangkut gejala menipisnya sumber daya alam. Penyebabnya dapat berupa
tindakan eksploitasi berlebihan atasnya oleh manusia dengan teknologinya yang makin
maju, sehingga kurang diperhatikan perlunya pelestarian lingkungan. Dapat pula karena
semakin banyaknya jumlah penduduk yang secara otomatis cepat menipiskan persediaan
sumber daya meskipun sudah dilakukan penghematan.

2. Faktor biologis (dalam arti kependudukan)


Ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang dirasakan secara
nasional, regional maupun local. Pemindahan manusia (mobilitas fisik) yang dapat
dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas
masalah pemukiman baik dipedesaan maupun diperkotaan

3. Faktor budaya
Ini menimbulkan berbagai keguncangan mental dan berlalian dengan beraneka penyakit
kejiwaan. Pendorongnya adalah perkembangan teknologi (komunikasi dan transportasi)
dan implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan, keagamaan, serta
pemakaian waktu senggang.

4. Faktor sosial
Dalam arti berbagai kebijaksanaan ekonomi dan politik yang dikendalikan untuk
masyarakat.

CONTOH MASALAH SOSIAL

Masalah sosial dapat terjadi dikota mana pun, khususnya dikota-kota besar di Indonesia.
Bekasi merupakan salah satu dari kota-kota besar yang ada di Indonesia. Semakin banyak
penghuni suatu wilayah maka akan semakin besar pula kemungkinan timbulnya masalah
sosial. Masalah sosial dapat mencakup lingkungan kecil mau pun besar. Berikut adalah
beberapa contoh masalah sosial yang terjadi di kota Bekasi.

1. Masalah Pendidikan
Seperti yang telah kita ketahui, pendidikan di Indonesia yang memburuk dapat dilihat
dari sistem pendidikan yang diterapkan. Di kota Bekasi terdapat banyak sekolah yang
dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Dengan jumlah sekolah yang mencapai ribuan
tak lantas menyelesainya masalah pendidikan dikota ini. Masih banyak anak-anak yang
tidak mengenyam bangku pendidikan hanya karena masalah ekonomi yang terbatas.
Padahal Indonesia dapat menjadi negara yang lebih maju jika memiliki sumber daya
manusia yang kompeten.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan
standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia
pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
• Rendahnya sarana fisik;
• Rendahnya kualitas guru;
• Rendahnya kesejahteraan guru;
• Rendahnya prestasi siswa;
• Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan;
• Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan; dan
• Mahalnya biaya pendidikan.

2. Masalah Kemiskinan
Kemiskian merupakan salah satu problem sosial yang paling serius dialami oleh negara-
negara berkembang. Salah satunyadi Bekasi masih banyak masalah kemiskinan yang
seolah sangat sulit untuk di selesaikan.
Ada dua prespektif yang menjadi tinjauan masalah kemiskinan, yaitu ;
• Prespektif Kultural, konsep ini dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu
individu, keluarga, dan masyarakat. Tingkat kemiskinan individu berarti kemiskinan
terjadi karena mentalitas individu yang malas apatis, fatalistik, pasrah, boros dan
ketergantungan. Tingkat kemiskinan Keluarga berarti kemiskinan terjadi karena jumlah
anak dalam keluarga yang sangat besar namun tidak didukung oleh produktifitas. Tingkat
kemiskinan masyarakat berarti kemiskinan terjadi karena tidak terintegrasinya kaum
myang tidak mampu dengan institusi-institusi masyarakat secara efektif.
• Perspektif Struktural. Konsep kemiskinan dalam perspektif struktural adalah
kemiskinan yang terjadi karena dampak dari faktor-faktor struktur masyarakat (faktor
eksternal), yaitu terjadinya kemiskinan karena:
1. Program atau perencanaan pembangunan yang tidak tepat;
2. Pelaksanaan kekuasan pemerintahan (birokrasi pemerintah) yang korupsi;
3. Kehidupan sosial-politik yang tidak demokratis atau otoriter;
4. Sistem ekonomi liberalistik atau kapitalistik;
5. Perkembangnya teknologi modern atau industrialisasi yang mekanistik disemua
aspek;
6. Kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat sangat tinggi;
7. Globalisasi ekonomi dan pasar bebas. Jadi, menurut perspektif struktural
kemiskinan itu terjadi karena faktor ekternal, sedangkan menurut perspektif kultural
kemiskinan itu terjadi karena mentalitas individu atau kelompok

3. Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan Ekonomi mengacu pada persebaran ukuran ekonomi di antara individu
dalam kelompok. Kesenjangan ekonomi terjadi akibat adanya pengelompokan
masyarakat yang pendapatannya dibawah rata-rata dengan masyarakat yang
pendapatannya diatas rata-rata. Kesenjangan ekonomi ini terjadi secara tidak langsung
membedakan antara si miskin dan si kaya.
Kesenjangan ekonomi bervariasi tergantung masyarakat, waktu, struktur ekonomi, dan
sistem. Istilah tersebut dapat mengacu pada persebaran pendapatan atau kekayaan lintas
lapisan masyarakat pada waktu tertentu, atau pendapatan dan kekayaan seumur hidup
dalam jangka panjang.
4. Masalah Kriminalitas
Kriminalitas adalah segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara
ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia
serta norma-norma sosial dan agama.
Kriminalitas yang masih marak terjadi dikota-kota besar seakan sulit untuk dibersihkan.
Tak banyak para pelaku seolah tergiur dengan pendapatan yang singkat walaupun
terkadang dibutuhkan pertaruhan nyawa.
5. Masalah Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah sebuah kesatuan ruang dengan segala benda dan makhluk
hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup yang
lainnya. Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan juga udara
yang ada.
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang mempunyai
hubungan timbal balik. Masalah lingkungan hidup disini berarti tidak terawatnya lagi
lingkungan disekitar kita yang secara sengaja dirusak oleh manusia yang tidak
bertanggungjawab.
6. Penyimpangan Perilaku Remaja dan Kenakalan Remaja
Penyimpangan perilaku remaja merupakan salah satu masalah sosial yang paling
mengkhawatirkan. Pejuang muda Indonesia yang seharusnya dididik untuk membangun
negara ini malah terjerumus kedalam lubang hitam yang dapat merusak remaja itu
sendiri. Jati diri sebagai bangsa muda Indonesia seakan sirna, seiring perkembangan
jaman dan masuknya budaya barat ke Indonesia tanpa penyaringan secara langsung
membuat kaum muda berlomba-lomba untuk mempelajari budaya tersebut. Secara tidak
langsung bangsa muda perlahan telah meninggalkan budayanya sendiri, budaya
Indonesia. Norma-norma yang berlaku di Indonesia seharusnya menjadi pegangan yang
cukup kuat untuk menahan diri untuk tetap memiliki tujuan hidup yang baik.
Remaja merupakan masa-masa yang sangat labil bagi seorang individu karena saat itulah
seorang remaja sedang mencari jati dirinya.

E. Masalah Budaya yang mempengaruhi Pribadi Sosial


Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan
mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena
kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau
melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu
bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang
dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan
fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu,
kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem
telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang,
termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok
sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan
adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai
lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini
kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya
kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para
penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak
belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat.
Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat
sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak
sesuai.
Perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi informasi ini tidak dapat dielakkan.
Masyarakat perkotaan yang memiliki akses terhadap informasi merupakan kelompok
masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global. Akses informasi dapat
diperoleh melalui media massa cetak maupun elektronik, internet, dan telepon.
Masyarakat perkotaan dipengaruhi terutama melalui reproduksi yang dilakukan oleh
media massa (Chaney, 1996).
Dalam konteks Indonesia, masyarakat konsumen Indonesia mutakhir tumbuh beriringan
dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi yang ditandai
dengan menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya seperti shopping mall, industri waktu
luang, industri mode atau fashion, industri kecantikan, industri kuliner, industri nasihat,
industri gosip, kawasan huni mewah, apartemen, iklan barang-barang mewah dan merek
asing, makanan instan (fast food), serta reproduksi dan transfer gaya hidup melalui iklan
dan media televisi maupun cetak yang sudah sampai ke ruang-ruang kita yang paling
pribadi. Hal ini terjadi di banyak masyarakat perkotaan Indonesia.
Budaya global seperti di atas telah menggusur budaya lokal Indonesia (Ibrahim,
pengantar dalam Lifestyles oleh Chaney, 1996). Contoh untuk hal ini dapat kita lihat
pada masyarakat keraton Indonesia. Dalam dua abad terakhir tata masyarakat kerajaan
mulai memudar. Kedudukan bangsawan dikudeta oleh kaum pedagang dengan senjata
teknologi dan uang. Legitimasi istana yang bersemboyan kawula gusti kini diinjak-injak
oleh semangan individualisme, hak asasi, dan kemanusiaan. Mitos dan agama digeser
sekularisme dan rasionalitas. Tata sosial kerajaan digantikan oleh nasionalisme. Akibat
runtuhnya kerajaan yang mengayomi seniman-cendekiawan istana, berantakanlah kondisi
kerja dan pola produksi seni-budaya istana (Heryanto, 2000).

B. Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Budaya Indonesia


Sir Edward Tylor, kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dari pengetahuan,
keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan semua kemampuan dan kebiasaan
lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan pengertian
tersebut, kebudayaan erat sekali kaitannya dengan masyarakat. Dengan demikian, dalam
diri masyarakat tersebut pasti mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjaga dan
melestarikannya.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang semaikin maju, rasa tanggung
jawab itu sudah semakin pudar. Masyarakat tidak lagi peduli dengan budayanya. Hal ini
dikarenakan semakin gencarnya media elektronik, khususnya televisi, yang menayangkan
budaya- budaya barat. Hal ini dengan mudah merusak pola pikir masyarakat khususnya
generasi muda. Mereka cenderung melupakan kebudayan bangsa sendiri dan beralih ke
budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Hal ini tidak akan terjadi
apabila televisi membatasi dan memfilter acara yang ditayangkan.
Televisi seharusnya bisa menampilkan wajah seni dan budaya Indonesia, acara tersebut
bisa juga dikemas secara profesional misalnya melibatkan artis terkenal yang mampu
menjadi daya tarik sebuah kesenian. Atau bisa juga dalam bentuk festival yang bisa
secara rutin diselenggarakan misalnya setiap bulan, dengan adanya acara festival secara
rutin, diharapkan bangsa Indonesia akan mengenal dan mencintai seni dan budayanya
sendiri.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya
terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatulingkungan tertentu
akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda
pula.

Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:


1. Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan natural
seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
2. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses
sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.
3. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
4. Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out Carries Produc, Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan
dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek
kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai