100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
10 tayangan32 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) yang merupakan gangguan paru obstruktif kronik;
(2) COPD ditandai dengan hambatan aliran udara yang progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas berbahaya;
(3) Penatalaksanaan klien COPD mel
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) yang merupakan gangguan paru obstruktif kronik;
(2) COPD ditandai dengan hambatan aliran udara yang progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas berbahaya;
(3) Penatalaksanaan klien COPD mel
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) yang merupakan gangguan paru obstruktif kronik;
(2) COPD ditandai dengan hambatan aliran udara yang progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas berbahaya;
(3) Penatalaksanaan klien COPD mel
CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD) Merupakan sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru Adalah penyakit paru obstruksi kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progressif nonreversible atau reversible parsial Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru thd partikel atau gas yang beracun atau berbahaya CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD) Preventable dan treatable disease Penyakit ini sering disebut chronic obstructive lung disease dan chronic airflow limitation Karakteristik: obstruksi atau resistensi aliran udara diakibatkan dua hal yaitu small airway disease (obstructive bronkiolitis) dan kerusakan parenkim paru (emphysema) Akibat: insufisiensi paru, hipertensi paru dan cor pulmonale CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD) CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD) Bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK, karena bronkitis kronik merupakan diagnosis klinis, sedangkan emfisema merupakan diagnosis patologi
Bronkitis kronik: Gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan
mucus YG meningkat selama 3 bulan dlm setahun minimal 2 tahun berturut-turut dan bermanifestasi sebagai batuk kronik.
Emfisema (destruksi permukaan pertukaran gas): Perubahan anatomis
parenkim paru yang ditandai oleh pembesaran alveoulus dan duktus alveolaris serta destruksi dinding alveolar COPD KHAS COPD
1. Onset (awal terjadinya penyakit) biasanya
pada usia pertengahan, 2. Perkembangan gejala bersifat progresif lambat 3. Riwayat pajanan, seperti merokok, polusi udara (di dalam ruangan, luar tempat kerja) 4. Sesak pada saat melakukan aktivitas 5. Hambatan aliran udara umumnya irreversibel (tidak bisa kembali normal). FAKTOR RESIKO COPD
Faktor penjamu Faktor perilaku merokok Faktor lingkungan
• Faktor genetic (< alfa 1 • Riwayat merokok • Polusi udara di dalam
antitripsin) • Derajat beratnya ruangan (asap rokok, • Hiperesponsif jln nafas merokok (ringan, asap kompor, asap kayu • Pertumbuhan paru sedang, berat) bakar) (kaitan dgn masa • Polusi udara di luar kehamilan, berat lahir ruangan (gas buang dan pajanan semasa industry, gas buang anak2) kendaraan bermontor, debu jalanan, bhn kimia) FAKTOR RISIKO Merokok merupakan factor risiko terpenting Rokok dengan COPD menunjukkan hubungan dose response, artinya lebih banyak batang rokok yang dihisap setiap hari dan lebih lama kebiasaan merokok tersebut maka risiko penyakit yang ditimbulkan akan lebih besar. Penentuan derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB)
IB= ∑ Rata-rata batang rokok dihisap/hari X lama merokok (thn)
Keterangan : Derajat ringan (0-200) Derajat sedang (200-600) Derajat berat (>600) P A T O G E N E S I S MANIFESTASI KLINIS Batuk kronik (berlangsung > 3 bulan dalam 2 thn tdk sembuh dgn pengobatan), kadang ada yg menyatakan dahak terus-menerus tanpa batuk Berdahak kronik (pe produksi sputum) Sesak nafas saat aktivitas (mempengaruhi kualitas hidup) Wheezing pada ekspirasi akibat penyempitan saluran pernafasan Ronchi saat inspirasi maupun ekspirasi akibat penimbunan mucus dijln nafas Penurunan aktivitas akibat kelemahan otot perifer akibat hipoksia, hiperkapnia, inflamasi dan malnutrisi kronis SKALA SESAK NAFAS DERAJAT KLINIS COPD (KLASIFIKASI COPD BERDASARKAN KLINIS) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hiperinflasi atau hiperlusen
Diafragma letak rendah dan mendatar Bendungan area paru Pembesaran jantung Jantung tampak bergantung, memanjang dan menyempit Ruang retrosternal melebar PEMERIKSAAN FUNGSI PARU: SPIROMETER Tujuan: • Mengetahui penyebab sesak • Kelainan paru akibat obstruksi atau retriksi • Derajat kegagalan fungsi paru • Mengevaluasi hasil terapi Meliputi : 1. FRV1 (Forced Expiratory Volume in 1s): Volume udara yang pasien dapat keluarkan secara paksa dalam satu detik pertama setelah inspirasi penuh 2. FCV (Forced Vital Capacity): Volume maksimum total udara yang pasien dapat hembuskan secara paksa setelah inspirasi penuh. PEMERIKSAAN FUNGSI PARU: SPIROMETER HASIL PEMERIKSAAN:
Kapasitas inspirasi menurun
Volume residu : meningkat FEV1 (Volume Ekspirasi Paksa menit 1) selalu menurun: derajat obstruksi progresif COPD FVC awal normal kemudian menurun TLC normal sampai meningkat sedang PENATALAKSANAAN MEDIS Bertujuan : Memelihara kepatenan jalan nafas spasme bronkus dan membersihkan secret Memelihara keefektifan pertukaran gas Mencegah dan mengobati infeksi Me toleransi aktivitas Mencegah komplikasi (gagal nafas dan status asmatikus) Mencegah alergi/iritasi jln nafas PENATALAKSANAAN MEDIS Farmakologis Nonfarmakologis
• Bronkodilator • Higiene paru
(antikolinergik, B 2 agonis, (membersihkan paru dari kombinasi antikolinergik sekret) nebulizer, dan beta 2-agonis) fisioterapi dada • Kortikosteroid • Menghentikan kebiasaan • Antibiotik merokok/bahan iritan • Antiinflamasi terutama • Me toleransi paru dgn OR saat kondisi tertentu dan latihan • O2 nasal cannul 3 l/menit • Memperbaiki nutrisi PROSES KEPERAWATAN PENGKAJIAN
1. Data demografi pasien
2. Keluhan Utama: sesak nafas, berdahak, penurunan aktivitas, ronchi, wheezing 3. Riwayat penyakit saat ini Batuk kronik 4. Riwayat penyakit dahulu Riwayat asma sejak anak-anak 5. Riwayat keluarga Adanya riwayat alergi pada keluarga 5. Riwayat adanya factor pencetus Riwayat merokok Riwayat bertempat tinggal atau bekerja ditempat polusi udara berat Riwayat alergi Peningkatan aktivitas fisik yg berlebihan Infeksi saluran pernafasan 6. Obat-obatan yang biasa diminum klien Inspeksi: • Bentuk dada: barrel chest (dada seperti tong): udara terperangkap • Terdapat cara bernapas purse lips breathing (seperti orang meniup) • Terlihat penggunaan dan hipertrofi (pembesaran) otot bantu nafas • Pelebaran sela iga • Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan edema tungkai PALPASI AUSKULTASI • Fremitus melemah • Suara nafas vesikuler melemah atau normal • Sela iga melebar • Ekspirasi memanjang PERKUSI • Mengi (biasanya timbul • Hipersonor pada eksaserbasi) • Ronki DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan meningkatnya produksi secret, penumpukan secret dan viskositas secret yg kental 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sesak nafas, bronkokontriksi dan iritasi jalan nafas 3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan permeabilitas alveoli kapiler 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, dypnea, mual TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Monitor vital signs. 6. Record the color, amount, and consistency of sputum. 2. Administer a low concentration of 7. Suction fluids from the client’s oxygen (1 to 2 L/min) as prescribed; lungs, if necessary, to clear the the stimulus to breathe is a low arterial airway and prevent infection. PO2 instead of an increased PCO2. 8. Monitor weight. 3. Monitor pulse oximetry. 9. Encourage small frequent 4. Provide respiratory treatments and meals to maintain nutrition CPT. and prevent dyspnea
5. Instruct the client in diaphragmatic or
abdominal breathing techniques and pursed-lip breathing techniques. TINDAKAN KEPERAWATAN 11. Provide a high-calorie, high-protein diet with supplements. 12. Encourage fluid intake up to 3000 mL/day to keep secretions thin, unless contraindicated. 13. Place the client in a Fowler’s position and leaning forward to aid in breathing 14. Allow activity as tolerated. 15. Administer bronchodilators as prescribed, and instruct the client in the use of oral and inhalant medications. 16. Administer corticosteroids as prescribed for exacerbations. 17. Administer mucolytics as prescribed to thin secretions. 18. Administer antibiotics for infection if prescribed POSISI PASIEN DENGAN COPD