Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN CHRONIC


OBSTRUCTIVE PULMONARY
DISEASE

Ns. Dewi Rachmawati, S.Kep, M.Kep


CHRONIC OBSTRUCTIVE
PULMONARY DISEASE (COPD)
 Merupakan sejumlah gangguan yang mempengaruhi
pergerakan udara dari dan ke luar paru
 Adalah penyakit paru obstruksi kronik yang ditandai
oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang
bersifat progressif nonreversible atau reversible parsial
 Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan
berhubungan dengan respon inflamasi paru thd
partikel atau gas yang beracun atau berbahaya
CHRONIC OBSTRUCTIVE
PULMONARY DISEASE (COPD)
 Preventable dan treatable disease
 Penyakit ini sering disebut chronic obstructive lung
disease dan chronic airflow limitation
 Karakteristik: obstruksi atau resistensi aliran udara
diakibatkan dua hal yaitu small airway disease
(obstructive bronkiolitis) dan kerusakan parenkim
paru (emphysema)
 Akibat: insufisiensi paru, hipertensi paru dan cor
pulmonale
CHRONIC OBSTRUCTIVE
PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBSTRUCTIVE
PULMONARY DISEASE (COPD)
 Bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK, karena
bronkitis kronik merupakan diagnosis klinis, sedangkan emfisema
merupakan diagnosis patologi

 Bronkitis kronik: Gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan


mucus YG meningkat selama 3 bulan dlm setahun minimal 2 tahun
berturut-turut dan bermanifestasi sebagai batuk kronik.

 Emfisema (destruksi permukaan pertukaran gas): Perubahan anatomis


parenkim paru yang ditandai oleh pembesaran alveoulus dan duktus
alveolaris serta destruksi dinding alveolar
COPD
KHAS COPD

1. Onset (awal terjadinya penyakit) biasanya


pada usia pertengahan,
2. Perkembangan gejala bersifat progresif
lambat
3. Riwayat pajanan, seperti merokok, polusi
udara (di dalam ruangan, luar tempat
kerja)
4. Sesak pada saat melakukan aktivitas
5. Hambatan aliran udara umumnya
irreversibel (tidak bisa kembali normal).
FAKTOR RESIKO COPD

Faktor penjamu Faktor perilaku merokok Faktor lingkungan

• Faktor genetic (< alfa 1 • Riwayat merokok • Polusi udara di dalam


antitripsin) • Derajat beratnya ruangan (asap rokok,
• Hiperesponsif jln nafas merokok (ringan, asap kompor, asap kayu
• Pertumbuhan paru sedang, berat) bakar)
(kaitan dgn masa • Polusi udara di luar
kehamilan, berat lahir ruangan (gas buang
dan pajanan semasa industry, gas buang
anak2) kendaraan bermontor,
debu jalanan, bhn
kimia)
FAKTOR RISIKO
 Merokok merupakan factor risiko terpenting
 Rokok dengan COPD menunjukkan hubungan dose response,
artinya lebih banyak batang rokok yang dihisap setiap hari dan
lebih lama kebiasaan merokok tersebut maka risiko penyakit yang
ditimbulkan akan lebih besar.
 Penentuan derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB)

IB= ∑ Rata-rata batang rokok dihisap/hari X lama merokok (thn)


 Keterangan :
Derajat ringan (0-200)
Derajat sedang (200-600)
Derajat berat (>600)
P
A
T
O
G
E
N
E
S
I
S
MANIFESTASI KLINIS
 Batuk kronik (berlangsung > 3 bulan dalam 2 thn tdk
sembuh dgn pengobatan), kadang ada yg menyatakan
dahak terus-menerus tanpa batuk
 Berdahak kronik (pe produksi sputum)
 Sesak nafas saat aktivitas (mempengaruhi kualitas hidup)
 Wheezing pada ekspirasi akibat penyempitan saluran
pernafasan
 Ronchi saat inspirasi maupun ekspirasi akibat
penimbunan mucus dijln nafas
 Penurunan aktivitas akibat kelemahan otot perifer akibat
hipoksia, hiperkapnia, inflamasi dan malnutrisi kronis
SKALA SESAK NAFAS
DERAJAT KLINIS COPD (KLASIFIKASI COPD
BERDASARKAN KLINIS)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Hiperinflasi atau hiperlusen


 Diafragma letak rendah dan
mendatar
 Bendungan area paru
 Pembesaran jantung
 Jantung tampak bergantung,
memanjang dan menyempit
 Ruang retrosternal melebar
PEMERIKSAAN FUNGSI PARU:
SPIROMETER
Tujuan:
• Mengetahui penyebab sesak
• Kelainan paru akibat obstruksi atau
retriksi
• Derajat kegagalan fungsi paru
• Mengevaluasi hasil terapi
Meliputi :
1. FRV1 (Forced Expiratory Volume in 1s):
Volume udara yang pasien dapat
keluarkan secara paksa dalam satu
detik pertama setelah inspirasi penuh
2. FCV (Forced Vital Capacity): Volume
maksimum total udara yang pasien
dapat hembuskan secara paksa setelah
inspirasi penuh.
PEMERIKSAAN FUNGSI PARU:
SPIROMETER
HASIL PEMERIKSAAN:

Kapasitas inspirasi menurun


Volume residu : meningkat
FEV1 (Volume Ekspirasi Paksa menit 1) selalu menurun:
derajat obstruksi progresif COPD
FVC awal normal kemudian menurun
TLC normal sampai meningkat sedang
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Bertujuan :
 Memelihara kepatenan jalan nafas spasme
bronkus dan membersihkan secret
 Memelihara keefektifan pertukaran gas
 Mencegah dan mengobati infeksi
 Me toleransi aktivitas
 Mencegah komplikasi (gagal nafas dan status
asmatikus)
 Mencegah alergi/iritasi jln nafas
PENATALAKSANAAN MEDIS
Farmakologis Nonfarmakologis

• Bronkodilator • Higiene paru


(antikolinergik, B 2 agonis, (membersihkan paru dari
kombinasi antikolinergik sekret) nebulizer,
dan beta 2-agonis) fisioterapi dada
• Kortikosteroid • Menghentikan kebiasaan
• Antibiotik merokok/bahan iritan
• Antiinflamasi terutama • Me toleransi paru dgn OR
saat kondisi tertentu dan latihan
• O2 nasal cannul 3 l/menit • Memperbaiki nutrisi
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

1. Data demografi pasien


2. Keluhan Utama: sesak nafas, berdahak, penurunan aktivitas, ronchi,
wheezing
3. Riwayat penyakit saat ini
Batuk kronik
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat asma sejak anak-anak
5. Riwayat keluarga
Adanya riwayat alergi pada keluarga
5. Riwayat adanya factor pencetus
 Riwayat merokok
 Riwayat bertempat tinggal atau bekerja ditempat polusi
udara berat
 Riwayat alergi
 Peningkatan aktivitas fisik yg berlebihan
 Infeksi saluran pernafasan
6. Obat-obatan yang biasa diminum klien
Inspeksi:
• Bentuk dada: barrel chest (dada seperti tong): udara
terperangkap
• Terdapat cara bernapas purse lips breathing (seperti orang
meniup)
• Terlihat penggunaan dan hipertrofi (pembesaran) otot
bantu nafas
• Pelebaran sela iga
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena
jugularis leher dan edema tungkai
PALPASI AUSKULTASI
• Fremitus melemah • Suara nafas vesikuler
melemah atau normal
• Sela iga melebar
• Ekspirasi memanjang
PERKUSI
• Mengi (biasanya timbul
• Hipersonor pada eksaserbasi)
• Ronki
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan


dengan meningkatnya produksi secret,
penumpukan secret dan viskositas secret yg kental
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
sesak nafas, bronkokontriksi dan iritasi jalan nafas
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
kerusakan permeabilitas alveoli kapiler
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia, dypnea,
mual
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Monitor vital signs. 6. Record the color, amount,
and consistency of sputum.
2. Administer a low concentration of
7. Suction fluids from the client’s
oxygen (1 to 2 L/min) as prescribed; lungs, if necessary, to clear the
the stimulus to breathe is a low arterial airway and prevent infection.
PO2 instead of an increased PCO2.
8. Monitor weight.
3. Monitor pulse oximetry.
9. Encourage small frequent
4. Provide respiratory treatments and meals to maintain nutrition
CPT. and prevent dyspnea

5. Instruct the client in diaphragmatic or


abdominal breathing techniques and
pursed-lip breathing techniques.
TINDAKAN KEPERAWATAN
11. Provide a high-calorie, high-protein diet with supplements.
12. Encourage fluid intake up to 3000 mL/day to keep secretions thin,
unless contraindicated.
13. Place the client in a Fowler’s position and leaning forward to aid in
breathing
14. Allow activity as tolerated.
15. Administer bronchodilators as prescribed, and instruct the client in
the use of oral and inhalant medications.
16. Administer corticosteroids as prescribed for exacerbations.
17. Administer mucolytics as prescribed to thin secretions.
18. Administer antibiotics for infection if prescribed
POSISI PASIEN DENGAN COPD

Anda mungkin juga menyukai