KELAS: X MIPA 2
Teuku Umar Johan Pahlawan lahir pada tahun 1854M di Meulaboh, tepatnya
di Gampong Masjid, sekarang Gampong Belakang, Kecamatan Johan
Pahlawan. Ia dilahirkan dari seorang ayah yang bernama Teuku Tjut Mahmud
dan ibu Tjut Mohani di mana pasangan ini dikarunia empat anak yaitu Teuku
Musa, Tjut Intan, Teuku Umar dan Teuku Mansur.
Teuku Umar seorang Aceh dan memiliki silsilah dengan Teuku Laksamana
Muda Nanta, seorang Laksamana Aceh yang ditugaskan oleh Sultan Iskandar
Muda pada tahun 1635 M sebagai Panglima Angkatan Perang Aceh di
Andalas Barat dan sekaligusditunjuk menjadi Gubernur Militer Aceh di Tanah
Minang.
B. Menikah
Teuku Umar menikah pada saat berumur 20 tahun dengan seorang wanita
yang bernama Nyak Sofiah. Nyak sofiah merupakan anak dari Uleebalang
Glumpah. Selanjutnya ia juga pernah menikah dengan Nyak Malighai. Nyak
Malighai merupakan putri dari panglima Sagi. Sejak pernikahan keduanya
tersebut, ia memiliki gelar Teuku. Terakhir ia menikah dengan seorang janda
yang bernama Cut Nyak Dien, yang merupakan putri dari paman Teuku
Umar. Mereka menikah pada tahun 1880. Suami pertama dari Cut Nyak Dien
adalah TeukuIbrahim Lamnga, tetapi suami dari Cut Nyak Dien sudah
meninggal pada tahun 1878M.
Pernikahan Teuku Umar dengan Cut Nyak Dhien disambut dengan gembira
dan dirayakan dengan upacara yang cukup meriah.Kabar ini pun didengar
oleh pemerintah Belandadi Kotaraja, Banda Aceh. Mereka menyadari bahwa
pernikahan itu sama halnya dengan penggabungan dua kekuatan besar yang
berpotensi membahayakan.
Sebagai seorang pahlawan, Teuku Umarmemiliki nilai dan sifat yang dapat
kita teladani yaitu :
6.Suka Belajar dan Sangat Sopan Teuku Umar adalah seorang sangat
terpelajar dan mau terus belajar, hal ini diakui oleh Paul Van Teer dalam
bukunya Perang Aceh yang mengatakan Teuku Umar punya hobbi membaca
koran-koran Belanda dan Inggris untuk menambah pengetahuannya tentang
dunia internasional dan perpolitikan Belanda dalam menjajah Aceh.7.Sangat
Menghargai Kaum Ulama Hal ini dibuktikan dengan fatwa ulama terkenal
yaitu Teungku Tjiek Kuta Karang yang menyatakankan bahwa perjuangan
Teuku Umar harus didukung dan juga sangat mendengar nasehat dari
seorang ulama yang bernama Teungku Husin Di Tanoh Abee agar Teuku
Umar segera kembali mendukung perjuangan rakyat Aceh. Ia memperoleh
dukungan dari kaum ulama dengan memberikan dukungan pendanaan
kepada para ulama sebagai sumbangan terhadap Perang Suci. Dan ia juga
memperoleh dukungan dari Teungku di Tiro.
9.Memiliki Jiwa Kebangsaan yang Kuat Teuku Umar juga seorang yang
sangat menjunjung tinggi nilai kebangsaan dimana ia sangat peka terhadap
sikap merendahkan dari Bangsa Belanda dan ini dibuktikan dengan surat
yang ditulis kepada Gubernur Jenderal Deijkerhoff. Bahkan Paul Van Teer
mengatakan bahwa Teuku Umar adalah bangsawan agung, yang dapat tegak
sama tinggi dan duduk sama rendah bergaul dengan gubernur-gubernur dan
jenderal-jenderal Belanda tanpa harus merasa inferior menghadapi Belanda
yang sangat diskriminatif.
10.Ahli Strategi dan PolitikTeuku Umar mampu meyakinkan orang lain melalui
kata kata, dengan menerangkan visi yang akan dicapai dan misi yang akan
dilaksanakan.JJ.Smicth mengatakan bahwa Teuku Umar sangat menghormati
dan menyanjung pemimpin atau Uleebalang.Di mata orang Aceh, Teuku
Umar adalah teladan seorang ahli strategi dan politikus.
Teuku Umar sudah hidup mapan dengan uang dan rumah serta dunia
bisnisnya yang besar, namun itu semua ditinggal demi untuk melakukan
perlawanan terhadap Belanda.