Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki peran sangat besar
terhadap perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan penjajah. Di
tanah ini, banyak muncul pahlawan-pahlawan nasional yang sangat berjasa, tidak
hanya untuk rakyat Aceh saja tapi juga untuk rakyat Indonesia pada umumnya.
Salah satu pahlawan tersebut adalah Teuku Umar. Ia dilahirkan pada tahun 1854
(tanggal dan bulannya tidak tercatat) di Meulaboh, Aceh Barat, Indonesia. Ia
merupakan salah seorang pahlawan nasional yang pernah memimpin perang
gerilya di Aceh sejak tahun 1873 hingga tahun 1899.
Kakek Teuku Umar adalah keturunan Minangkabau, yaitu Datuk Makdum
Sati yang pernah berjasa terhadap Sultan Aceh. Datuk Makdum Sati mempunyai
dua orang putra, yaitu Nantan Setia dan Achmad Mahmud. Teuku Achmad
Mahmud merupakan bapak Teuku Umar.
Ketika perang aceh meletus pada 1873 Teuku Umar ikut serta berjuang
bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya, padahal umurnya baru menginjak19
tahun. Mulanya ia berjuang di kampungnya sendiri yang kemudian dilanjukan ke
Aceh Barat. Pada umur ini, Teuku Umar juga sudah diangkat sebagai keuchik
(kepala desa) di daerah Daya Meulaboh.
Kepribadiaan Teuku Umar sejak kecil dikenal sebagai anak yang cerdas,
pemberani, dan kadang suka berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga
memiliki sifat yang keras dan pantang menyerah dalam menghadapi segala
persoalan. Teuku Umar tidak pernah mendapakan pendidikan formal. Meski
demikian, ia mampu menjadi seorang pemimpin yang kuat, cerdas, dan
pemberani.
Pernikahan Teuku Umar tidak sekali dilakukan. Ketika umurnya sudah
menginjak usia 20 tahun, Teuku Umar menikah dengan Nyak Sofiah, anak
Uleebalang Glumpang. Untuk meningkatkan derajat dirinya, Teuku Umar
kemudian menikah lagi dengan Nyak Malighai, puteri dari Panglima Sagi XXV
Mukim. Sejak saat itu, ia mulai menggunakan gelar Teuku. Pada tahun 1880,
2

Teuku Umar menikahi janda Cut Nyak Dien, puteri pamannya. Sebenarnya Cut
Nyak Dien sudah mempunyai suami (Teuku Ibrahim Lamnga) tapi telah
meninggal dunia pada Juni 1978 dalam peperangan melawan Belanda di Gle
Tarun. Setelah itu, Cut Nyak Dien bertemu dan jatuh cinta dengan Teuku Umar.
Keduanya kemudian berjuang bersama melancarkan serangan terhadap pos-pos
Belanda di Krueng. Hasil perkawinan keduanya adalah anak perempuan bernama
Cut Gambang yang lahir di tempat pengungsian karena orang tuanya tengah
berjuang dalam medan tempur.
Belanda sempat berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883.
Satu tahun kemudian (tahun 1884) pecah kembali perang di antara keduanya.
Pada tahun 1893, Teuku Umar kemudian mencari strategi bagaimana dirinya
dapat memperoleh senjata dari pihak musuh (Belanda). Akhirnya, Teuku Umar
berpura-pura menjadi antek (kaki tangan) Belanda. Istrinya, Cut Nyak Dien
pernah sempat bingung, malu, dan marah atas keputusan suaminya itu. Gubernur
Van Teijn pada saat itu juga bermaksud memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara
untuk merebut hati rakyat Aceh. Teuku Umar kemudian masuk dinas militer. Atas
keterlibatan tersebut, pada 1 Januari 1894, Teuku Umar sempat dianugerahi gelar
Johan Pahlawan dan diizinkan untuk membentuk legium pasukan sendiri yang
berjumlah 250 tentara dengan senjata lengkap.
Saat bergabung dengan Belanda, Teuku Umar sebenarnya pernah
menundukkan pos-pos pertahanan Aceh. Peperangan tersebut dilakukan Teuku
Umar secara pura-pura. Sebab, sebelumnya Teuku Umar telah memberitahukan
terlebih dahulu kepada para pejuang Aceh. Sebagai kompensasi atas
keberhasilannya itu, pemintaan Teuku Umar untuk menambah 17 orang panglima
dan 120 orang prajurit, termasuk seorang Pangleot sebagai tangan kanannya
akhirnya dikabulkan oleh Gubernur Deykerhorf yang menggantikan Gubernur
Ban Teijn.
Pada tanggal 30 Maret 1896, Teuku Umar kemudian keluar dari dinas
militer Belanda dengan membawa pasukannya beserta 800 pucuk senjata, 25.000
butir peluru, 500 kg amunisi, dan uang 18.000 dollar. Dengan kekuatan yang
semakin bertambah, Teuku Umar bersama 15 orang berbalik kembali membela
3

rakyat Aceh. Siasat dan strategi perang yang amat lihai tersebut dimaksudkan
untuk mengelabuhi kekuatan Belanda pada saat itu yang amat kuat dan sangat
sukar ditaklukkan. Pada saat itu, perjuangan Teuku Umar mendapat dukungan
dari Teuku Panglima Polem Muhammad Daud yang bersama 400 orang ikut
menghadapi serangan Belanda. Dalam pertempuran tersebut, sebanyak 25 orang
tewas dan 190 orang luka-luka di pihak Belanda.
Gubernur Deykerhorf merasa tersakiti dengan siasat yang dilakukan Teuku
Umar. Van Heutsz diperintahkan agar mengerahkan pasukan secara besar-besaran
untuk menangkap Teuku Umar. Serangan secara mendadak ke daerah Melaboh
menyebabkan Teuku Umar tertembak dan gugur dalam medan perang, yaitu di
Kampung Mugo, pedalaman Meulaboh pada tanggal10 Februari 1899.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Teuku Umar ( Pak T.Dadek )

1. Tempat Kelahiran Teuku Umar

Teuku Umar Johan Pahlawan lahir pada tahun 1854 di Meulaboh,


tepatnya di Gampong Masjid, sekarang Gampong Belakang, Kecamatan
Johan Pahlawan. Beliau dilahirkan dari seorang ayah yang bernama
Teuku Tjut Mahmud dan ibu Tjut Mohani dimana pasangan ini dikarunia
empat anak yaitu Teuku Musa, Tjut Intan, Teuku Umar dan Teuku
Mansur.

2. Garis Keturunan

Teuku Umar seorang Aceh dan memiliki silsilah dengan Teuku


Laksamana Muda Nanta, seorang Laksamana Aceh yang ditugaskan oleh
Sultan Iskandar Muda pada tahun 1635 sebagai Panglima Angkatan
Perang Aceh di Andalas Barat dan sekaligus ditunjuk menjadi Gubernur
Militer Aceh di Tanah Minang.

Pada Tahun 1800 – anak keturunan Teuku Laksamana Muda Nanta


mendapatkan tekanan dari kaum ulama di tanah Andalas sehingga
menyebabkan mereka kembali ke Aceh lewat jalur laut sebelah barat dan
kemudian mereka mendarat di Meulaboh dimana salah satu pemimpin
rombongan tersebut bernama Machdum Sakti Yang Bergelar Teuku
Nanta Teulenbeh yang kemudian diangkat oleh Sultan Aceh sebagai
penjaga Taman Sultan di Kutaraja.
5

3. Masa Muda Teuku Umar

Teuku Umar memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah perang
Aceh yang panjang dan lama tersebut. Beliau sudah memanggul senjata
dan bertempur melawan Belanda sejak usia 19 tahun ketika dimulainya
agresi Belanda pertama pada tahun 1873 yang dipimpin Jenderal Kohler
sebagai utusan salah satu gampong dari Meulaboh dan ada info spekulatif
yang mengatakan bahwa peluru Teuku Umarlah yang menembus
Jenderal Kohler.

Teuku Umar juga yang membangkitkan semangat perlawanan terhadap


Belanda, Tercatat beliaulah yang melakukan kampanye perang melawan
Belanda di wilayah barat dari Meulaboh sampau dengan Uleelheu sampai
Pidie, bahkan Beliau menekan para ulee balang untuk ikut perang
melawan Belanda.

Pada tahun 1896 beliau juga mengajak seluruh orang Aceh melawan
Belanda secara massal. Bahkan beliau juga yang terus mendorong Sultan,
Panglima Polem serta Teungku Di Tiro untuk melakukan perlawanan
dengan memberikan uang sabil ke Keumala, tempat sultan
mengendalikan perang.

4. Kehidupan Rumah Tangga Teuku Umar

Cut Nyak Dhien bukan satu-satunnya istriTeuku Umar, namun ia


adalah istri yang paling mempengaruhi kehidupan Teuku Umar. Catatan
keluarga mengatakan bahwa Umar saat lajang kawin pertama sekali
dengan Cut Nyak Dhien yang ketika itu sudah janda, namun ada beberapa
sumber yang mengatakan bahwa Cut Nyak Dhien adalah istri ketiga,
sumber-sumber keluarga mengatakan bahwa paling tidak Teuku Umar
memiliki tiga istri yaitu Cut Nyak Dhien, Cut Meuligoe, Cut Nyak Sapiah.
Dengan Cut Nyak Dhien, Umar memiliki anak perempuan, Tjut
Gambang menjadi istri Teungku Majet di Tiro dan anak laki-laki, Teuku
6

Raja Batak yang meninggal di Beutong, Pante Ceureumen dalam


pertempuran yang sudah dipimpin Cut Nyak Dhien, namun ada sumber
lainnya yang mengatakan bahwa Teuku Raja Batak ini adalah kemenakan
dari Cut Nyak Dhien.
Ada yang mengatakan bahwa istri Pertama Teuku Umar bukanlah Cut
Nyak Dhien, namun Cut Nyak Dhien-lah yang menjadi fokus yang
menyebabkan Teuku Umar kembali berjuang di jalan Allah, Cut Nyak
Dhien, seorang wanita kokoh berprinsip, bepegang teguh kepada agama, ia
menyakin sepenuhnya kehidupan akhirat dan perjuangan suci dalam
melawan Belanda.
Cut Nyak telah menyakinkan Teuku Umar untuk kembali berjuang
bersama rakyat Aceh, Cut Nyak Dhien, sosok yang sangat beragama dan
selalu membujuk sang suami untuk tetap kembali berjuang untuk rakyat
Aceh dan ini dibuktikan setelah syahidnya sang suami, ia meeruskan
perjuangan Teuku Umar hingga tertangkap pada 4 Nopember 1905 dan
dibuang ke Sumeudang dan meninggal di pengasingan pada tahun 6
Nopember 1908. Namun, sumber Belanda yang ditulis dalam buku Helden
Seire, Ded VIII yang berjudul Teukoe Oema yang diterbitkan oleh
Populaire Witgave Van Heet Atjechsch Leger Meseum 1940 menyatakan
bahwa dengan Cut Meuligoe ini, Umar memiliki tidak hanya dua anak
tetapi lebih yaitu Teuku Sapeh, Teuku Raja Sulaiman, Cut Mariyam, Cut
Sjak, Cut Teungoh dan Teuku Bidin.
Kemudian Teuku Umar juga kawin dengan Cut Nyak Sapiah.
Perkawinan dengan tiga wanita utama ini diungkap dalam sebuah hadih
maja Aceh : Cut Nyak Dhien geutung ke gagah, Cut Meuligoe geutung
keu tuah, Cut Nyak Sapiah Geutung keu bangsa. (Teuku Dadek, Teuku
Umar Johan Pahlawan, Disbudparpora Aceh Barat)

B. Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok
yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata
7

pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,


menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin
itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam
menjalankan ke-pemimpinannya.

Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.


Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau
sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi,
melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama-sama. Namun ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain :
kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan


aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.(Shared Goal, Hemhiel dan
Coons, 1957,7). Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama(Rauch dan
Behling, 1984,46). Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau teknik untuk
membuat sebuah kelompok atau mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti pada kerjasama dan
dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan(Jacobs
dan Jacques, 1990,281).

Pada dasarnya suatu kepemimpinan muncul bersamaan dengan adanya


peradaban manusia yaitu sejak zaman Nabi dan nenek moyang disini terjadi
perkumpulan bersama yang kemudian bekerja sama untuk mempertahankan
hidupnya dari kepunahan, sehingga perlu suatu kepemimpinan. Pada soal itu
8

seorang yang dijadikan pemimpin adalah orang yang paling kuat, paling
cerdas dan paling pemberani. Jadi kepemimpinan muncul karena adanya
peradaban dan perkumpulan antara beberapa manusia.

Mengenai sebab-musabab munculnya pemimpin telah dikemukakan


berbagai pandangan dan pendapat yang mana pendapat tersebut berupa teori
yang dapat dibenarkan secara ilmiah, ilmu pengetahuan atau secara praktek.
Munculnya pemimpin dikemukan dalam beberapa teori, yaitu;

a. Teori pertama, berpendapat bahwa seseorang akan menjadi


pemimpin karena ia dilahirkan untuk menjadi pemimpin; dengan kata lain ia
mempunyai bakat dan pembawaan untuk menjadi pemimpin. Menurut teori
ini tidak setiap orang bisa menjadi pemimpin, hanya orang-orang yang
mempunyai bakat dan pembawaan saja yang bisa menjadi pemimpin. Maka
muncullah istilah “leaders are borned not built”. Teori ini disebut teori
genetis.
b. Teori kedua, mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin
kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi
pemimpin. Setiap orang bisa memimpi asal diberi kesempatan dan
diberi pembinaan untuk menjadi pemimpin walaupun ia tidak
mempunyai bakat atau pembawaan. Maka muncullah istilah “Leaders
are built not borned”. Teori ini disebut teori sosial.
c. Teori ketiga, merupakan gabungan dari teori yang pertama dan yang
kedua, ialah untuk menjadi seorang pemimpin perlu bakat dan bakat
itu perlu dibina supaya berkembang. Kemungkinan untuk
mengembangkan bakat ini tergantung kepada lingkungan, waktu dan
keadaan. Teori ini disebut teori ekologis.
d. Teori keempat, disebut teori situasi. Menurut teori ini setiap orang bisa
menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia
mepunyai kelibihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu.
Dalam situasi lain dimana kelebihan-kelebiahannya itu tidak
diperlukan, ia tidak akan menjadi pemimpin, bahkan mungkin hanya
9

pengikut saja. Dengan demikian seorang pemimpin yang ingin


meningkatkan kemampuan dan kecakapannya dalam memimpin, perlu
mengetahui ruang lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Para ahli
di bidang kepemimpinan telah meneliti dan mengembangkan gaya
kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan evolusi teori
kepemimpinan. Untuk ruang lingkup gaya kepemimpinan terdapat tiga
pendekatan utama yaitu: pendekatan sifat kepribadian pemimpin,
pendekatan perilaku pemimpin, dan pendekatan situasional atau
kontingensi.

C. Nilai-Nilai Kepemimpinan Teuku Umar ( Pak Irsadi )


Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan
pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif (Kuperman, via Mulyana, 2004).
Seperti sosiolog pada umumnya, Kuperman memandang norma sebagai salah satu
bagian terpenting dari kehidupan sosial sebab dengan penegakan norma seseorang
dapat merasa tenang dan terbebas dari segala tuduhan masyarakat yang akan
merugikan dirinya. Nilai merupakan keyakinan yang membuat seseorang
bertindak atas dasar pilihannya (Allport, via Mulyana, 2004).

Menurut Gordon Allport, nilai terjadi pada wilayah psikologi yang disebut
keyakinan. Keyakinan ditempatkan sebagai wilayah psikologi yang lebih tinggi
dari wilayah lainnya seperti hasrat, motif, sikap, keinginan, dan kebutuhan.
Kluckhohn (Brameled, via Mulyana, 2004), mendefinisikan nilai sebagai konsepsi
(tersirat atau tersurat yang sifatnya membedakan ciri-ciri individu atau kelompok)
dari apa yang diinginkan yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara
dan tujuan akhir tindakan.

Bila kita melihat dari sejarah hidup Teuku Umar, maka jelas terlihat beberapa
karakter yang terbentuk yang memiliki nilai-nilai yang dapat kita tauladani dalam
diri seorang Teuku Umar. Adapun nilai yang terbentuk yaitu ; 1) Nilai
Kebangsaan, 2) Nilai Persatuan, dan 3) Nilai Kemanusiaan. Walau pada masa
Teuku Umar Negara Indonesia ini belum memiliki wujud, akan tetapi terlihat jelas
10

bahwa Teuku Umar sangat miliki nilai kebangsaan, persatuan dan kemanuisaan
baik dari pergaulan, memimpin pasukan dan menjalankan roda pemerintahan
dimasa beliau. Kajian ini dapat kita lihat dalam catatan yang dapat dijadikan
tauladan bagi kita semua yang dijelaskan sebagai berikut1 ;

1. Disiplin

Sebagai seorang pimpinan militer setingkat Panglima Besar, Amirul Bahar dan
Panglima Perang Aceh, Teuku Umar harus bersikap disiplin terutama dalam
membangun jiwa patriot kepada seluruh pengikutnya dan masyarakat pada
umumnya, beliau dikenal sebagai seorang panglima perang yang paling kuat
dalam menanamkan kedisiplinan kepada tentaranya.

2. Seorang Motivator

Teuku Umar memberikan motivasi kepada seluruh masyarakat di Pantai Barat


Aceh dan Aceh pada umumnya untuk melakukan perlawanan kepada Belanda,
beliaulah yang mengembleng pasukan dari mulai Meulaboh sampai Ke Ulee
Lheu, Kuta Raja sampai ke Pidie. Ketika beliau membutuhkan mata‐mata
untuk meninjau perjalanannya, mata‐mata itu bahkan bersedia menyerahkan
hidupnya tanpa berpikir panjang saat Teuku Umar berkata, “Pergilah. Matamu
adalah mataku, telingamu adalah telingaku”

3. Dermawan

Beliau juga seorang sangat dermawan terutama untuk kepentingan perang baik
yang beliau lakukan sendiri maupun memberikan sokongan dana berupa uang
sabil kepada Sultan, Teungku Cit Ditiro dan Panglima Polem untuk membiayai
pasukan melawan Belanda.

1
http://www.acehtrend.co/14-sifat-kepemimpinan-teuku-umar/
11

4. Sangat Memperhatikan Bawahan

Teuku Umar juga seorang yang sangat memperhatikan para pengikutnya baik
kesejahteraan mereka maupun membangun rasa percaya diri untuk duduk sama
rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa lain.

5. Organisator yang Handal

Teuku Umar adalah seorang organisator yang handal, hal ini beliau buktikan
dengan membagi pengikut beliau dalam 17 panglima daerah dengan satu
komando penuh. Bahkan beliau juga membentuk satu batalion dengan 250
anggota tentara yang berseragam militer penuh dengan kepangkatan resmi dan
tinggal di barak layaknya sebuah organisasi ketentaraan.

6. Suka Belajar dan Sangat Sopan

Teuku Umar adalah seorang sangat terpelajar dan mau terus belajar, hal ini
diakui oleh Paul Van Teer dalam Bukunya Perang Aceh yang mengatakan
Teuku Umar punya hobbi membaca koran-koran Belanda dan Inggris untuk
menambah pengetahuannya tentang dunia internasional dan perpolitikan
Belanda dalam menjajah Aceh.

7. Sangat Menghargai Kaum Ulama

Hal ini dibuktikan dengan fatwa ulama terkenal yaitu Teungku Tjiek Kuta
Karang yang menyatakankan bahwa perjuangan Teuku Umar harus didukung
dan beliau juga sangat mendengar nasehat dari seorang ulama yang bernama
Teungku Husin Di Tanoh Abee agar Umar segera kembali mendukung
perjuangan rakyat Aceh. Beliau memperoleh dukungan dari kaum ulama
dengan memberikan dukungan pendanaan kepada para ulama sebagai
sumbangan terhadap Perang Suci. Beliau juga memperoleh dukungan dari
Teungku di Tiro.
12

8. Seorang Tokoh Pendukung Gender

Teuku Umar juga dikenal sebagai seorang yang sangat memperhatikan peran
kaum perempuan, hal ini dbuktikannya dengan mendengar nasehat Cut
Nya’Din agar supaya balik melawan Belanda secara terbuka.

9. Seorang Serius namun Humoris

Teuku Umar adalah seorang yang sangat serius dalam membangun sistem
pertahanan dan perlawanan dengan Belanda namun beliau juga dikenal sebagai
seorang sangat humoris dan santun kepada rakyat Aceh dan pengikutnya.

10. Pembangun Kesetiaan Pengikut

Teuku Umar sangat memperhatikan pengikutnya sehingga pengikutnya sangat


menjaga keamanan dan keperluan beliau, bahkan ini dibuktikan sampai setelah
beliau wafat pada tanggal 11 Februari 1899 dimana pengikutnya
menyembunyikan kuburan dan jasad beliau selama 18 tahun, baru pada tanggal
11 Nopember 1917 seorang Belanda baru dapat menyaksikan secara langsung
kuburan beliau ini.

11. Seorang Bisnisman yang Matang

Disamping sebagai seorang panglima prang, Teuku Umar juga memilki


imperium bisnis Lada dengan masyarakat Internasional baik dari Belanda
maupun negara lainnya.

12. Memilki Jiwa Kebangsaan yang Kuat

Teuku Umar juga seorang yang sangat menjunjung tinggi nilai kebangsaan
dimana beliau sangat peka terhadap sikap merendahkan dari Bangsa Belanda
dan ini dibuktikan dengan surat yang ditulis kepada Gubernur Jenderal
Deijkerhoff. Bahkan Paul Van Teer mengatakan bahwa Teuku Umar adalah
13

bangsawan agung, yang dapat tegak sama tinggi dan duduk sama rendah
bergaul dengan gubernur-gubernur dan jenderal-jenderal Belanda tanpa harus
merasa inferior menghadapi Belanda yang sangat diskriminatif.

13. Ahli Strategi dan Politik

Beliau mampu meyakinkan orang lain melalui kata kata, demgan menerangkan
visi yang akan dicapai dan misi yang akan dilaksanakan, JJ Smicth mengatakan
bahwa beliau sangat menghormati dan menyanjung pemimpin atau Uleebalang
yang beliau harus segani dan mempengaruhi orang untuk melakukan apa yang
ingin beliau capai. Di mata orang Aceh, beliau adalah teladan seorang ahli
strategi dan politikus.

14. Siap Berkorban demi Membela Bangsa

Teuku Umar sudah hidup mapan dengan uang dan rumah serta dunia bisnisnya
yang besar, namun itu semua ditinggal demi untuk melakukan perlawanan
terhadap Belanda.

D. Perjuangan dan Jasa2

Secara Teori Perjuangan antara pandangan Marx yang dianggap


penting oleh pendukung aliran Marxisme adalah teori perjuangan kelas
(Struggle of Classess). Sebenarnya, Marx bukanlah orang yang pertama
melakukan kajian tentang konsep kelas-kelas sosial. Bertahun-tahun
sebelumnya, para sejarawan borjuasi telah melakukan kajian mengenai
konsep tersebut. Di antara sejarawan itu yang terkemuka adalah Babeuf.
Ia melakukan studi dalam konteks perjuangan kelas dan proses
berkembangnya kapitalisme dalam masyarakat Eropa. Ia telah melakukan
studi yang mendalam mengenai pertarungan antara kelas yang tertindas
(mayoritas) dengan kelas kapitalis yang kaya (minoritas). (Indriaty Ismail

2
http://www.acehtrend.co/14-sifat-kepemimpinan-teuku-umar/
14

& Mohd Zuhaili Kamal Bashir (2012). Karl Marx dan Konsep
Perjuangan Kelas Sosial. International Journal of Islamic Thought,
Vol.1, p.28)

Kelas merupakan sebuah konsep yang menentukan kedudukan


sosial manusia dari segi kepemilikan benda atau harta yang tidak dapat
dipisahkan dari konsep ekonomi. Kecenderungan Marx untuk
menganalisis ide-ide tentang teori kelas ditonjolkan dalam bagian akhir
karyanya yaitu Das Capital. Secara umum, konsep kelas sosial yang
diutarakan oleh Marx telah diterjemahkan dalam versi sistem ekonomi
kapitalisme. Dalam karyanya tersebut, Marx telah membagi tiga kelas
utama dalam struktur masyarakat kapitalis, yaitu kelas buruh upahan
(Wage Labourers), kelas kapitalis, dan kelas pemilik tanah (Landowner).
(Nur Sayyid Santoso Kristeva. 2011. Negara Marxis dan Revolusi
Proletariat. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hlm. Xi)

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun


1964 Tentang Penetapan, Penghargaan dan Pembinaan Terhadap
Pahlawan jasa adalah nilai kemenangan dan/atau prestasi yang telah
dicapai, termasuk pula segala tindak dan/atau perbuatan yang
menyebabkan tercapainya kemenangan dan/atau prestasi tersebut.
Teuku Umar Johan Pahlawan seorang pejuang sejati dan salah satu
dari dua pahlawan Aceh yang syahid karena ditembak oleh Belanda
memiliki perjuangan yang panjang dalam menghadapi Belanda dengan
perang yang dimotori dan diikuti oleh beliau diantaranya yaitu: Perang
Aceh 1 dan II Pada Tahun 1873, Perang Meulaboh 1877, melakukan
Kampanye Perang dari tahun 1881 mulai Meulaboh sampai ke Ulee Lheu
agar rakyat bangkit melawan Belanda, Perang Pateh, 1881, Perang
Rigaih dan Perang Ulee Lheu 1882, Perang Aceh Besar – 1882 , Perang
Pantai Puteh – 1883 Peristiwa Nisero – 1884.
15

Teuku Umar bahkan menjadi sasaran Belanda pada Tahun 1885 dimana
Belanda mengumumkan siapa saja yang bisa menangkap Teuku Umar
Belanda akan dalam keadaan hidup atau mati akan dibayar sebanyak $
25.000,-. Teuku Umar juga menjadi aktor dalam peristiwa Kapal Hok –
1886. Pada Tahun 1896, mengambil alih 800 pucuk senjata Belanda,
Perang Montasie, Mengepung Kuta Raja, Perang Aneuk Galong – 1896,
Pertempuran Leupung – 1897, Pertempuran Lhong, Perang Pidie,
Menyerang Meulaboh pada tahun 1899 – namun syahid dan masih banyak
perang-perang lainnya yang dilakukan Teuku Umar untuk menghalau
supremasi Belanda di Aceh.

E. Jabatan dan Karir Teuku Umar


a. Tahun 1887 - Keuchik Gampong Darat (sekarang Kecamatan Johan
Pahlawan) dan sekaligus menjadi Panglima Pertahanan Rakyat saat
Belanda menyerang kampun tersebut tahun 1878.
b. Tahun 1889 – Laksamana / Amirul Bahar/Bahri atau Panglima Laot
untuk Aceh Bagian Barat yang diangkat oleh Sultan Aceh sekaligus
membiayai uang sabil untuk perjuangan Sultan Aceh, Panglima Polem
dan Tgk Chik di Tiro.
c. Tahun 1889 – Panglima Perang Sultan di Bagian Barat. Teuku Umar
menjadi pengikut setia Sultan Aceh bersama dengan Teuku Mansur,
Ulee Balang Meulaboh
d. Tahun 1893 - Panglima Prang Besar Gouvernement Belanda diangkat
tanggal 30 September 1893 dengan gelar Teuku Umar Johan
Pahlawan,
e. Tahun 1996 - Ulee Balang Leupung, Aceh Besar dengan Keputusan
Pemerintah Belanda tanggal 19 Januari 1896,
f. Tahun 1898 – Panglima Perang Seluruh Aceh diangkat oleh Sultan
dalam musyawarah besar yang berlangsung pada tanggal 23 Juli 1898
di Keudè Meulu, yang dihadiri oleh pemimpin-pemimpin adat dan
16

agama (termasuk Sultan Aceh), diputuskan untuk mengangkat Teuku


Umar sebagai Pemimpin Peperangan,
g. Tahun 1957 - Pahlawan Nasional yang diangkat pada tahun 1955
dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 217/1955 dan diperingati
untuk pertama sekali tahun 1957. (Teuku Dadek, Teuku Umar Johan
Pahlawan, Disbudparpora Aceh Barat)

F. Peristiwa Yang Dilewati Teuku Umar (Pak T.Dadek)

1. Peristiwa Nisero

Catatan harian seorang mualim III mesin kapal Nisero, William


Bradley mengatakan saat disandera oleh Teuku Imeum Muda Teunom
(saingan berat Teuku Umar) pada tanggal 8 November 1883, kapal uap
milik Inggris yang berbobot 1800 Tons tersebut, dibawah nakhoda Capt.
W.S. Woodhouse, terdampar di pantai Kerajaan Teunom dekat Panga,
pantai barat Aceh. Berlayar dari Surabaya ke Marseille, dengan
mengangkut gula dengan awak kapal yang terdiri dari berbagai bangsa
yaitu 10 Inggris, 2 Belanda, 2 Jerman, 2 Norwegia, 2 Italia dan satu
Amerika. Saat terdampar di pantai Teunom, mereka semua disandera oleh
Raja Teunom dan dibawa ke pedalaman.
Raja meminta tebusan kendatipun ia telah menanda-tangani
pengakuan kedaulatan dibawah Belanda (korte verklaring). Kejadian ini
menyebabkan perseteruan diplomatik antara Belanda dengan Inggris yang
sangat marah kepada Belanda yang dianggap tidak mampu menjaga
keamanan di perairan Aceh. Kaitannya dengan Teuku Umar adalah secara
diam-diam Gubernur Laging Tobias telah mengirimkam pasukan militer
yang terdiri dari orang-orang Aceh yang telah bersahabat untuk
membebaskan para sandera. Sebagaiman yang dikutip Paul Van Teer,
akhirnya Teuku Umar yang sebelumnya telah menyatakan takluk kepada
Belanda telah dipergunakan untuk memimpin operasi militer ini.
17

Teuku Umar dengan pasukannya yang dibawa oleh kapal Belanda


yang bernama Bengkulen, diperlakukan sangat tidak enak. Ia harus tidur di
geladak seperti seorang kuli, diperlakukan secara tidak hormat, dimaki
oleh kelasi Belanda yang sedang mabuk. Teuku Umar tersinggungdan
tipikal Orang Aceh terhormat kertika diremehkan oleh Belanda,
dendamnya dipendamnya selama ia dan pasukannya di kapal Belanda itu.
Tetapi begitu Teuku Umar dengan pasukannya didaratkan oleh sebuah
sekoci di pantai Panga, maka semua awak kapal dari sekoci itu
dibunuhnya, dan Teuku Umar dengan pasukannya menyatukan diri dengan
rakyat Teunom. Sukses besar Raja Imam Muda Teunom dalam
menjadikan Kapal Nisero sebagai pusat dan andalan dalam diplomasi
internasional dan memperoleh keuntungan yang besar dari tembusan, telah
mendorong Teuku Umar untuk melakukan hal sama terhadap kapal lain
yang menjadi mitra dagangnya.

2. Peristiwa Hok Canton

Pada tanggal 14 Juli 1886 Kapal Hok Canton, membuang sauh di


Pantai Rigah untuk berdagang seperti biasa dengan Teuku Umar. Kapal
dinakhodai Hansen ini bersauh di Rigah, sekitar 40 prajurit Teuku Umar
menaiki kapal dan menahan semua perwira berkebangsaan Eropah,
termasuk Hansen bersama istrinya. Dalam upaya penawanan, perwira
Eropah melawan, dua orang ABK tewas, sedangkan Hansen sendiri
mengalami luka parah, kemudian meninggal dalam tahanan beberapa hari
kemudian, Ny Hansen dan perwira kamar mesin dua Foy yang berbangsa
Scotlandia ditawan oleh Teuku Umar, serta harta rampasan yang cukup
banyak diangkut ke darat.
Penyanderaan Kapal Hok Canton oleh Teuku Umar ini, beberapa
catatan sejarah dipicu oleh sentimen pribadi kepada Hansen. Pada bulan
Juni 1886 Teuku Umar hendak diculik oleh Hansen karena tergoda harga
kepala Teuku Umar senilai 25.000 ringgit yang dijanjikan Belanda atas
18

tragedi yang ditimbul Teuku Umar atas awak kapal Bengkulen dan ia
meminta kepada Teuku Umar untuk datang ke kapalnya untuk mengambil
sendiri uang lada dan rencananya Hansen akan menculik Teuku Meulaboh
saat mengambil uang tersebut. Namun, dugaan ingin mencapai kesuksesan
sebagaimana yang diperoleh saingan beratnya, Teuku Raja Imeum Muda
Teunom mendapat untung dari persitiwa Nisero dan ia ingin menggunakan
Hok Canton untuk tujuan yang sama. Penyanderaan Hok Canton
menimbulkan reaksi dan suasana panas di Penang untuk mengutuk
Belanda sebagai penyebab keadaan tidak aman di Aceh.

3. Kekuatan Militer
a. Pada Tahun 1893 Teuku Umar memiliki pasukan yang terdiri dari dua
ribu orang bersenjata, senjata Belanda yang dibagi dalam 15 orang
Panglima atau rayon.
b. Pada Tahun 1894 Teuku Umar Johan Pahlawan pada tanggal 1 Januari
1894 membentuk legiun khusus dengan 250 orang, yang seluruhnya
dibiayai pemerintah, mempersenjatainya dan membekalinya dengan
senjata modern masa itu yang peluruhnya dimasukan dari belakang.
Tempat kedudukannya adalah Lam Pisang di Mukim VI, tempat
kediaman Johan, letaknya strategis di lembah yang sempit. Melalui
inilah terdapat jalan satu-satunya dari Ulee Lheu ke Krueng Raba di
pantai barat.
c. Pada Tahun 1896 Teuku Johan untuk melengkapi perbekalannya
dengan berpura-pura menjadi sekutu Belanda dan beliau membawa
lari 380 senapan kokang modern dan 500 senapan lantak kuno, 25.000
pelor, 500 kilo mesiu, 120.000 sumbu mesiu, dan 5.000 kilo timah
untuk mengisi sendiri persediaan amunisi.
d. Pada tahun 1899 dengan 800 orang pasukan berencana akan
mengepung Kota Meulaboh.
19

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teuku Umar merupakan salah seorang pahlawan nasional yang berasal dari
Aceh, tepatnya daerah Meulaboh. Ia merupakan putra dari Achmad Mahmud,
beliau ini merupakan keturunan dari Datuk Nachudum Sakti dari Minangkabau.
Sejak kecil Teuku Umar memiliki kepribadian yang sangat kuat, berani dan nakal.
Akan tetapi beliau merupakan bocah yang cerdas. Saat kecil ia sering berkelahi
dan bertengkar dengan teman-teman sebayanya. Dia tidak pernah takut dengan
siapapun, meskipun dia sering dikeroyok oleh kelompok-kelompok lain.
Keberanian dan kekuatan yang dimilikinya saat itu membuatnya diangkat sebagai
kepala kelompok anak-anak dikampungnya.
Saat masih kecil Teuku Umar tidak pernah mengenyam pendidikan formal
seperti para pemimpin-pemimpin lainnya. Dia sering berkelana atau merantau
keluar dari kampung halamnnya untuk berguru kepada siapapun yang dia anggap
cakap. Di samping memiliki bakat memimpin, dan mempunyai otak yang cerdas,
pengetahuan yang dimiliki ia peroleh dari petualangannya tersebut.
20

DAFTAR PUSTAKA

1. Hikayat Perang Sabi Satu Bentuk Karya Sastra Perlawanan


2. Said, H. Mohammad. Aceh Sepanjang Abad, jilid II. 2007. Medan: Harian
waspada
3. http://belanegarari.wordpress.com/2009/10/05/teuku-umar/
4. http://blog.re.or.id/sejarah-aceh.htm
5. http://aneukagamaceh.blogspot.com/2009/01/pernyataan-perang-
kerajaan-belanda.html
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Aceh
7. http://sejarah.kompasiana.com/2012/10/29/teuku-umar-johan-pahlawan-
504396.html
8. http://kabarnet.wordpress.com/2010/03/01/biografi-teuku-umar/

Anda mungkin juga menyukai