Bagong
Kussudiardja
memelajari seni
dan mulai
menekuni tarian Jepang dan India. Pada 1957 hingga 1958, ia belajar ke
memulai berkarya.
tari tradisional Indonesia. telah lebih dari 200 tarian ia ciptakan yang
mengusung konsep kreatif, intrik dan gaya tersendiri dari seorang Bagong
menekuni seni lukis batik dengan gaya impresionis, abstrak dan realis.
Kertaradjasa dan Djaduk Ferianto ini telah tutup usia pada 2004 silam.
1
secara bebas, serta pernah menjadi lokasi syuting salah satu adegan
dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2 yag tayang pada 2016 lalu.
praktis.
Guruh lahir di Jakarta, 13 Januari 1956. Sejak kecil, dirinya telah menyukai seni
dan sastra. Waktu usianya masih 5 tahun, Guruh sudah bisa menari Jawa,
Sunda, dan Bali hingga mementaskannya. Lalu, dirinya pun bermain piano
Saat Guruh berusia 9 tahun, ia membentuk band The Beat-G. Band tersebut
merilis album perdananya pada tahun 1975 bertajuk Guruh Gypsy berisikan
2
Sebagai seorang seniman, Guruh sering mengeksplor kemampuannya lewat
Soekarno Putra I pada 1979, Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra II:
Jakarta' dalam rangka ulang tahun Jakarta ke 462 tahun dan Pagelaran
pada 1987.
Masih di bidang seni, Guruh juga menjadi illustrator musik film Ali Topan Anak
(PAPPRI).
Dalam bidang politik, ia bergabung dengan PDI Perjuangan yang diketuai oleh
Maju melalui partai ini, ia terpilih sebagai anggota DPR-RI lewat dapil Jawa
3
bidang Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda,
usia 46 tahun, ia baru menikah dengan seorang penari asal Uzbekistan, Sabina
Lalu pada awal November 2009, Guruh terlihat dekat dengan seorang wanita
ke pelaminan.
Guruh pun sempat dekat dengan penyanyi Cici Paramida. Dirinya mengaku
terpesona dengan dagu milik Cici. Bahkan, Guruh ciptakan lagu Candu Asmara
khusus untuk Cici. Guruh pun terlibat dalam pembuatan video Wulan Merindu
Selain Cici Paramida, Guruh ternyata sempat menjalin kasih dengan Dewi
Dewi, Guruh merupakan sosok yang mapan dan low profile. (AC/DN)
(Photo/Antara)
4
3. Munaisah najamuddin dari Jenoponto, Ujung pandang.
KEMAUAN dan kerja keras membawanya menjadi sosok yang dikenal sebagai
karya-karya besar di beberapa bidang kesenian dan sastra sampai saat ini. Dia
Beberapa karya wanita yang lahir 70 tahun silam ini. Di bidang seni tari, wanita
menciptakan, Tari Pagalung, Tari Nelayan, Tari Patoeng, Tari Batara, dan
sendiri.
“Dulu orang tua tidak suka kalau saya menari. Kalau sudah pulang ke rumah
biasanya dicubit. Mereka (orang tua) tidak tahu saya ke mana. Padahal, saya
tidak kemana-mana hanya ke rumah ibu Nani Sapada (Hj Andi Siti Nurhani
Sapada), menari. Sebenarnya, lebih banyak sukanya dibanding duka. Saya juga
sempat menjadi penari di istana (negara). Itu sekitar tahun 1957,” tandasnya.
5
Munasiah mengenal tari sejak usia 10 tahun. Talenta seninya yang begitu besar
Indonesia. “Semua orang bilang begitu. Pak Pangerang Pettarani juga menilai
talenta saya waktu itu. Sampai-sampai saya ditarik untuk bekerja di kantor
Guru memang merupakan latar belakang wanita ini. Bekerja sebagai tenaga
metode pelajaran ini akhirnya disusun menjadi sebuah buku. Buku itu berjudul
“Tari Tradisional Sulawesi Selatan”. Kini buku itu telah menjadi buku panduan
Buku ini dicetak tahun 1983 di Percetakan Bhakti Baru. Buku yang disunting
wartawan Senior Sulsel, HM Alwi Hamu dan H Syamsu Nur, ini dicetak sebanyak
136 ribu. Di edisi cetakan pertama, buku tersebut membuat gempar seluruh
Sulsel. Bukan hanya skala lokal saja, tetapi, buku ini tersebar hingga luar negeri.
“Buku ini lengkap. Juga terdapat buku pengetahuan karawitan daerah Sulsel.
Jadi, dijual satu paket. Tapi, dicetak di Jakarta. Dari buku itu, saya juga kadang
6
Selain membuat sebuah buku, wanita yang melahirkan 10 orang anak ini juga
Malania Daeng Makanang. Bahkan, juga terdapat beberapa buah karya – karya
Berkat ketenarannya melalui dunia seni tari ini, dia juga terjun ke ranah politik.
Bahkan melalui partai politik dia merasakan duduk di parlemen selama dua
Film yang menghantarkan Rahman Arge mendapatkan piala citra ini, Bunda
beradu akting bersama, Conny Sutedja, Dian Nitami, Mathias Muchus. Nah,
industri per-film-an ini yang kini dirindukan nenek dengan puluhan cucu ini.
Film “Perjalanan” ini tidak terpisah dari sejarah. Sedianya film yang disutradarai
Arman Dewarti ini akan menceritakan hubungan antara Kerajaan Badung (Bali),
Mamuju, Sulbar, serta Gowa, Sulsel. Film ini berlokasi syuting di Sulbar dan
Sulsel.
Film ini mengisahkan tentang seorang pelaut asal Mandar, Sulbar yang senang
Balikpapan. Di daratan dia bertemu dengan seorang wanita asal Bali. Pertemuan
7
ini berlanjut hingga ke pelaminan. Dari pernikahannya ini, pelaut ini kemudian
Berselang beberapa lama, pelaut ini kembali ke kampung asalnya. Anak dan
“Berselang beberapa tahun kemudian saat anaknya beranjak dewasa dan siap
dari istri pertamanya. Film ini tidak akan meninggalkan hubungan sejarah dua
daerah dan kondisi saat ini. Biar akan meluncurkan film, tapi, seni tari tetap
menjadi perhatian saya. Saya tetap akan mengajar tari. Seni tari harus tetap
4. Sardono W. kusumo.
6 Maret 1945 ini telah menghasilkan banyak karya seni tari dalam perjalanan
8
hidupnya. karya-karya seperti Samgita Pancasona (1968), Yellow Submarine
(1977), dan Tarian Cak Rina (1976) adalah beberapa hasil karya yang berhasil
5. Farida faisol.
Faisol memilih dunia tari karena dia menggangap tari adalah hidupnya dan alasan
dia memilih bidang balet karena menonton film berjudul Red Shoe.
9
1961-1964, ia mendapat beasiswa untuk belajar di Uni Soviet, dan lulus dengan
Departemen Tari Institut Kesenian Jakarta. Ia mengagumi penata tari Jerry Gilian.
Amerika Serikat. Setahun kemudian, setelah pulang dari AS, ia bertemu Feisol
6. Denny malik.
yang ke-37 yang berasal dari Kerajaan Inderapura, Pesisir Selatan, Sumatra
Barat.
10