Anda di halaman 1dari 16

BIOGRAFI IBU MUNASIAH NADJAMUDDIN SEBAGAI SENIMAN TARI DI

MAKASSAR

RENY ANGRAENI. A
1482041016

Program Studi Pendidikan Sendratasik


Jurusan Seni Pertunjukan
Fakultas Seni dan Desain
Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

Reny Angraeni. A, 2019. Biografi Ibu Munasiah Nadjamuddin Sebagai Seniman Tari di
Makassar. Skripsi Program Studi Pendidikan Sendratasik Fakultas Seni dan Desain
Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Bapak Tony Malumbot, S.Sn, M.Hum dan
Ibu Dr. Hj. Heriyati Yatim, M,Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah (1) Bagaimana Perjalanan Hidup Ibu
Munasiah Nadjamuddin Sebagai Seniman Tari di Makassar. (2) Bagaimana Prestasi Yang
Dicapai Ibu Munasiah Nadjamuddin Sebagai Seniman Tari di Makassar. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian deskriptif dengan desain
penelitian kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri atas reduksi data, penyajian
data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perjalanan Hidup Ibu
Munasiah Nadjamuddin Sebagai Seniman Tari di Makassar. Ditarik kesimulan yaitu,
perjalanan hidup dan karir ibu Munasiah tidak dicapai begitu saja. Namun, dengan
melalui beberapa proses dan usaha sertake beranian, ketekunan, dan keinginan yang
begitukuat dan besar sehingga beliau mampu menjadi seorang seniman seperti yang
dikenal pada saat ini. Setelah bergemul dengan beberapa seniman dan belajar bersama
mereka, ibu Munasiah mampu menciptakan beberapa karya tari, dan mengayomi
beberapa kegitan yang tidak jauh dari seni seperti, bermain film dan menulis beberapa
puisi. Ibu Munasiah dikenal sebagai seniman wanita multi talenta dengan beberapa
pembuktian yang telah dilakukannya, dan beberapa penghargaan besar yang
didapatkannya. Meski ibu Munasiah pernah menjabat sebagai anggota dewan, demi
sebuah keprofesionalannya sebagai seniman, ibu Munasiah tetaplah seniman tari hingga
yang kita kenal hingga saat ini. (2) Prestasi seni yang telah dicapai oleh ibu Munasiah
Suatu kebanggan bagi ibu Munasiah, Karenaapa yang telah dilakukannya dan segala
usahanya menuai banyak apresias idari berbagai pihak. Sebelumnya, sejak usia kanak-
kanak hingga saat ini ibu Munasiah telah meraih berbagai prestasi dalam bidang seni,
khususnya pada seni tari. Salah satu kebangaannya yaitu, ibu Munasiah mendapat
penghargaan dari Presiden RI sebagai penerima Gelar Tanda Kehormatan Presiden Kelas
Satyalancana Kebudayaan, ibu Munasiah dinobatkan sebagai Profesi Koreografer,
peneliti dan pembina seni tari tradisional Sulawesi Selatan.

Kata Kunci : Biografi Ibu Munasiah Nadjamuddin


BAB I kota Makassar (Ujung Pandang).
PENDAHULUAN Seniman-seniman tersebut yang
namanya sudah tidak asing lagi
A. Latar Belakang diantaranya seniman tari yang sudah
Seniman adalah istilah subjektif wafat seperti Almarhuma ibu Hj. Andi
yang merujuk kepada seseorang yang Siti Nurhani Sapada, Almarhumah Ibu
kreatif, inovatif, atau mahir dalam Idha Yusuf Majid, Almarhuma ibu
bidang seni. Penggunaan yang paling A.Ummu Tunru. Adapun seniman tari
kerap adalah untuk menyebut orang- yang masih dapat dijumpai sampai saat
orang yang menciptakan karya seni, ini yaitu ibu Munasiah Nadjamuddin.
seperti lukisan, patung, seni peran, seni Upaya agar para seniman-seniman
tari, sastra film dan musik. Seniman tradisi dapat tetap dikenal masyarakat
menggunakan imajinasi dan bakatnya yaitu dengan cara membuat biografi
untuk menciptakan karya dengan nilai tentang seniman-seniman Indonesia, dan
estetik. Wiyoso Yudoseputro (1986: 6) diharapkan dapat mendorong masyarakat
dalam bukunya menyatakan bahwa, Ahli untuk lebih mengenal para tokoh
sejarah seni dan kritikus seni seniman lainnya dan dapat menjadi
mendefinisikan seniman sebagai contoh tauladan bagi seniman dan pelaku
seseorang yang menghasilkan seni dalam seni lainnya.
batas-batas yang di akui. Salah satunya adalah ibu
Kesenian yang ada di Indonesia Munasiah Najamuddin yang akrab
tentunya tidak lepas dari seniman- disapa dengan nama Daeng Jinne,
seniman yang sangat berperan penting kelahiran Jeneponto, Sulawesi Selatan.
dalam mengembangkan kesenian- Beliau lahir 27 November 1941.Beliau
kesenian tradisional sampai sekarang. merupakan salah satu seniman tari di
Seniman yang dimaksud adalah manusia kota Makassar, kemauannya yang
yang mengisi dunia ini dengan hasil- berkobar-kobar untuk belajar kesenian
hasil karya seni dengan mengekspresikan sejak kecil pada usia 8 tahun, beliau
pikiran serta ide kreatifitas yang mulai terjun kedua seni tari. Talenta
dituangkan melalui seni musik, tari, seninya yang begitu besar dan
teater, rupa serta karya sastra, ataupun kemauannya berusaha membuat dirinya
orang yang mempunyai bakat seni dan menjadi seorang seniman. Adapun
berhasil menciptakan karya seni. beberapa karya-karya tari yang telah di
Adapun beberapa seniman di ciptakan oleh Ibu Munasiah diantaranya
kawasan Sulawesi Selatan tepatnya di yaitu: Tari Pagalung, Tari Nelayan, Tari
Patoeng, Tari Batara, dan beberapa mesti dilalui dengan ketekunan,
tarian lainnya. Selain itu ibu Munasiah keberanian mengatasi segala
juga meraih beberapa prestasi dibidang permasalahan yang melingkupinya dari
seni, hal tersebut dibuktikan dengan zaman ke zaman. Dan yang terpenting
berbagai penghargaan yang telah bahwa seniman itu tidak hanya berpikir
diberikan kepada beliau. adanya kesempatan menampilkan
Ibu Munasiah yang berlatar karyanya saja, tapi bagimana karya itu
belakang seorang guru, bekerja sebagai bisa difahami oleh penikmatnya.
tenaga pendidik, beliau mengajarkan Ibu Munasiah Daeng Jinne (2019:
seni tari tradisional disebuah lembaga 41-42) tertulis dalam bukunya bahwa
pendidikan yang bernama Konservatori Ketekunan ibu Munasiah berbuah
Tari Indonesia pada tahun 1971. Salah berbagia prestasi dibidang tari,
satu caranya untuk memajukan dunia diantaranya: pemenang III sayembara
kesenian di daerah Sulsel beliau menjadi penulisan Naskah Seni Tari Anak-anak
tenaga pendidik yang mengajarkan Tingkat Nasional 1979, pada tahun
beberapa tarian tradisional. Berbagai berikutnya 1983 beliau meraih
metode disusunnya dengan rapih. kemenangan juara 3 dalam sayembara
Metode-metode pelajaran ini akhirnya yang sama. Berbekal prestasi tersebut
disusun menjadi sebuah buku. Buku itu beliau sering dipercayakan menjadi
berjudul “Tari Tradisional Sulawesi pengemat tari tingkat nasional. Ibu
Selatan”. Buku itu telah menjadi buku Munasiah juga pernah bergabung dengan
panduan bagi penari pemula. Buku Bagong Kusudiarja di Yogyakarta. Pada
tersebut dicetak pada tahun 1983 di tanggal 12 Agustus 1981, ibu Munasiah
Percetakan Bhakti Baru. meraih hadiah Seni tahun 1981 untuk
Ibu Munasiah yang aktif menjadi seni tari. Ibu Munasiah menjadi anggota
pengajar tari ini juga adalah penulis di Dewan Kesenian Makassar (DKM)
puisi. Kegiatan kesenian ibu Munasiah sejak tahun 1970. Di lembaga tersebut
tidak terbatas pada dunia seni dan sastra, beliau banyak dipercayakan untuk
tapi juga pada seni suara dan musik. menggorganisasi kegiatan seni tari.
Untuk mengajarkan seni tari tradisi. Bahkan beliau mendirikan Bina Tari
Memang beliau penata tari handal. Dewan Kesenian Jakarta (DKM), yang
Karya-karya yang dihasilkan oleh ibu aktif mengisi acara siaran TVRI
Munasiah tidak lahir begitu saja, Ujungpandang. Karena itu, ibu Munasia
melainkan melalui proses belajar dan aktif mengikuti diskusi seni tari nasional
kreativitas yang brlangsung terus- di Jakarta.
menerus dari waktu ke waktu. Semua itu
Dari pemaparan tersebut sudah riwayat hidup tokoh. Perbedaannya
jelas bahwa ibu Munasiah Najamuddin adalah bidata berisi perjalanan hidup
adalah seorang seniman berbakat dengan tokoh dengan sangat singkat dan bersifat
segala pencapaian dan prestasinya, itulah umum. Biografi berisi perjalanan hidup
yang menjadi alasan penulis tertarik tokoh dan pengalamannya secara luas
untuk meneliti sosok seniman ibu dan detai atau terperinci, menalam, dan
Munasiah Nadjamuddin Sebagai bersifat khusus. (Asep Juanda, 2017: 63)
Seniman Tari di Makasaar, malalui 2. Seniman
kajian biografi. Penulis ingin Seniman adalah istilah yang
smengetahui lebih dalam tentang tokoh subyektif yang mengacu pada seseorang
seniman tersebut. yang kreatif, imajinatif, inivatif, atau
B. Tujuan Penelitian mahir dalam bidang seni. Penggunaan
Berdasarkan rumusan masalah, yang paling kerap adalah untuk
diharapkan untuk mendapatkan data atau menyebut orang-orang yang
informasi yang jelas, lengkap dan benar menciptakan karya seni, seperti lukisan,
tentang: patung, seni peran, seni tari, sastra film
1. Untuk Mengetahui Perjalanan Hidup dan musik. Seniman menggunakan
Ibu Munasiah Nadjamuddin Sebagai imajinasi dan bakatnya untuk
Seniman Tari di Makassar. menciptakan karya seni, dengan nilai
2. Untuk Mengetahui Prestasi Yang estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus
dicapai dan Ibu Munasiah seni mendefinisikan seniman sebagai
Nadjamuddin Sebagai Seniman Tari seseorang yang menghasilkan seni dalam
di Makassar. batas-batas yang diakui.
3. Tari
BAB II
Tari adalah hasil karya cipta
KAJIAN PUSTAKA
manusiah yang diungkpakan lewat media
1. Biografi
gerak yang memiliki keindahan. Seni tari
Biografi merupakan cerita yang
yang terdapat di Indonesia sangat
menuliskan riwayat hidup seorang tokoh,
banyak, masing-masing daerah memiliki
bagaimana masa kecilnya, cita-citanya,
khas tari yang berbeda-beda. Tari
prjuangan dan kesuksesan hidupnya,
Nusantara adalah tari yang berada di
kehidupan keluarganya, dan lai-lain,
seluruh penjuru kepulauan Indonesia.
yang ditulis oleh orang lain. Biografi
Apabila disebutkan sati persatu pun pasti
berisi perjalanan hidup tokoh beserta
ada saja yang tertinggal dan tidak
pengalamannya dan didalamnya terdapat
disebutkan, karena perkembangan tari di
biodata. Persamaan antara boidata dan
biografi adalah keduanya membicarakan
Indonesia masih tetap berjalan hingga Meskipun si orang tua telah
sekarang (Resi Septiana Dewi, 2017: 1). membebaskan anak untuk berpikir dan
4. Prestasi memilih jalan hidupnya sendiri, namun
Prestasi adalah hasil yang telah secara langsung maupun tidak anak lebih
dicapai seseorang dalam melakukan memahami contoh yang dilihatnya dalam
kegiatan yang telah dikerjakan, keseharian (Afin Martie, 2018: 19-20).
diciptakan baik secara individu maupun
BAB III
secara kelompok (Djamarah, 1994: 19).
METODE PENELITIAN
Kata prestasi berasal dari bahasa
A. Jenis dan Desain Penelitian
Belanda “Prestasic” yang berarti hasil
1. Jenis Penelitian
usaha. Dalam kamus Besar Bahasa
Jenis penelitian yang digunakan
Indonesia Prestasi didefinisikan sebagai
yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan
hasil penilaian yang diperoleh dari
kualitatif adalah metode penelitian yang
sebuah kegiatan. Menurut Wikipedia
berlandaskan pada filsafat
restasi berasal dari bahasa Belanda yang
postpositivisme, digunakan untuk
artinya hasil dari usaha. Prestasi
meneliti pada kondisi objek yang
diperoleh dari usaha yang telah
alamiah, (sebagai lawannya adalah
dikerjakan.
eksperimen) dimana adalah peneliti
5. Latar Belakang Keluarga
sebagai instrument kunci, pengambilan
Latar belakang keluarga
sampel sumber data dilakukan secara
merupakan hal yang paling berpengaruh
purposive dan snowbaal, teknik
dalam hidup seseorang. Definisi
pengumpulan dengan trianggulasi
kesuksesan juga dipengaruhi oleh latar
(gabungan), analisis data
belakang keluarga masing-masing,
bersifatindukti/kualitatif, danhasil
seseorang dari keluarga PNS pasti
penelitian kualitatif lebih menekankan
sedikit banyak akan mengidentikkan
makna dari pada generalisasi.
kesuksesan mereka dengan diterimanya
(sugiyono, 2013: 15)
menjadi sorang PNS. Demikian pula
2. Desain Penelitian
seseorang dari keluarga pedagang akan
Adapun desain penelitian ini
mengindetikkan kesuksesan dengan
bertujuan untuk mendapatkan data yang
kemampuan berdagang dan membangun
jelas dan memperoleh pemahaman juga
usahanya sendiri. Ada pepatah yang
dapat dijadikan pedoman dalam
mengatakan, buah jatuh tak jauh dari
melaksanakan penelitian.
pohonnya. Seorang anak tentu saja
memiliki pemikiran yang hamper sama
dengan kedua orangtua mereka.
B. Sasaran dan Lokasi Penelitian dan tidak terstuktur. (Sugiyono, 2013:
1. Sasaran Penelitian 204).
2. Wawancara
Sasaran yang menjadi objek
Teknik wawancara yang digunakan
penelitian adalah salah seorang Seniman
dalam penelitian ini yaitu wawancara
Tari di Makassar dalam hal ini Ibu
tidak terstruktur. Wawancara tidak
Munasiah Nadjamuddin Deang Jinne.
terstruktur adalah wawancara yang bebas
2. Lokasi Penelitian
dimana peneliti tidak menggunakan
Lokasi atau tempat penelitian tidak
pedoman wawancara yang telah tersusun
lain adalah tempat di mana proses studi
secara sistematis dan lengkap untuk
yang digunakan untuk memperoleh
pengumpulan datanya. Pedoman
pemecahan masalah penelitian
wawancara yang digunakan hanya
berlangsung. (Sukardi, 2015: 53)
berupa garis-garis permasalahan yang
Lokasi penelitian ini berada pada
akan ditanyakan. (Sugiyono, 2013: 197).
kediaman Ibu Munasiah Nadjamuddin
3. Dokumentasi
yang bertempat di Kota Makassar Ujung
Dokumen merupakan catatan
Pandang Sulawesi Selatan tepatnya di
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
Jalan Jipang Raya Perumahan Vila Mega
bisa berbentuk tulisan, gambar,
Sari Blok B2.
ataukarya-karya monumental dari
C. Teknik Pengumpulan Data
sesorang. Dokumen yang berbentuk
1. Observasi
tulisan misalnya catatan harian, sejarah
Sugiyono (2013:203-204) Sutrisno
kehidupan (life histories), ceritera,
Hadi (1986) mengemukakan bahwa,
biografi, beraturan, kebijakan. Dokumen
observasi merupakan suatu proses yang
yang berupa gambar, patung, film, dan
kompleks, suatu proses yang tersusun
lain-lain. Stadi dokumen merupakan
dari berbagai proses biologis dan
pelengkap dari penggunaan metode
psikologis. Dua di antara yang terpenting
observasi dan
adalah proses-proses pengamatan dan
wawancaradalampenelitiankualitatif.
ikatan. Dari segi pelaksanaan
(Sugiyono, 2013: 329).
pengumpulan data, observasi dapat
D. Teknik Analisis Data
dibedakan menjadi participant
Analisis data dalam penelitian
observation (observasi berperan serta)
kualitatif, dilakukan pada saat
dan non participant observation,
pengumpulan data berlangsung, dan
selanjutnya dari segi instrumentasi yang
setelah selesai pengumpulan data dalam
digunakan, maka observasi dapat
periode tertentu. Pada saat wawancara,
dibedakan menjadi observasi terstruktur
peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai. 3. Kesimpulan
Ada tiga komponen analisis data yang Berikutnya peneliti melakukan
dilakukan setelah periode pengumpulan penarikan kesimpulan darihasil
data model Miles and Huberman, yaitu penelitian yang telah dilakukan. Bentuk
sebagai berikut: kesimpulan yang akan disajikan oleh
1. Reduksi Data peneliti yaitu menguraikan garis besar
Mereduksi data berarti atau poin-poin penting pada pembahsan
merangkum, memilih hal-hal yang dan hasil penelitian tentang Biografi Ibu
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang Munasiah Nadjamuddin Sebagai
penting, dicari tema dan polanya dan Seniman Tari di Makassar. Berdasarkan
membuang yang tidak perlu. Dengan dengan hasil dan pembahasan yang telah
demikian data yang telah direduksi akan diteliti, dan berdasarkan apa yang telah
memberikan gambaran yang lebih jelas, dihasilkan peneliti pada saat melakukan
dan mempermudah peneliti untuk penelitian. Kesimpulain yang ditarik
melakukan pengumpulan data oleh peneliti dibuat dengan singkat dan
selanjutnya, dan mencarinya bila jelas, sehingga kita dapat mengetahui
diperlukan. Reduksi data merupakan garis besar dari hasil penelitian tersebut.
proses berpikir sensitif yang memerlukan
BAB IV
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman
HASIL PENELITIAN DAN
wawasan yang tinggi (Sugiyono, 2013 :
PEMBAHASAN
335).
1. Perjalanan Hidup Ibu Munasiah
2. Penyajian Data
Nadjamuddin Sebagai Seniman
Penyajian data yang dilakukan
Tari di Makassar
oleh peneliti yaitu dalam bentuk uraian,
a. Latar Belakang Keluarga
karena bentuk tersebut akan
Ibu Munasiah Nadjamuddin atau
memudahkan peneliti memahami apa
yang akrab disapa dengan Daeng Jinne
yang terjadi dan yang dihasilkan dari
lahir di Jeneponto, Sulawesi Selatan
penelitian tersebut, dan merencan akan
pada tanggal 27 November 1940, di
kerja penelitian selanjutnya. Pada tahap
Desa Rumbia Kabupaten Jeneponto (80
penyajian data, peneliti berusaha
Km sebelah Selatan Kota Makassar), ibu
menyusun data yang relevan untuk
Munasiah merupakan anak pertama dari
menghasilkan informasi yang dapat
dua bersaudara, dari pasangan suami istri
disimpulkan dan memiliki makna
yaitu bapak Junubi Daeng Damang yang
tertentu.
merupakan perwira TNI, dari Rumpun
Desa Batu Laya dan Desa Napa
Tinambung-Balonipa Mandar Sulawesi
Barat. Dan ibu Sarinong Daeng Lompo dilatih oleh seorang ibu yang bernama
dari Desa Rumbia Kabupaten Jeneponto ibu Kasim yang berasal dari Sumatra.
Sulawesi Selatan. 2. Prestasi yang dicapai ibu Munasiah
Ibu Munasiah memiliki seorang adik Nadjamuddin Sebagai Seniman
laki-laki yang bernama Haruna Daeng Tari di Makassar
Rurung, namun adiknya tersebut wafat
Selama Ibu Munasiah menggeluti
pada tahun 2016. Ibu Munasiah yang
dunia seni dan berkesenian, beliau
merupakan penduduk asli Mandar
mencapai berbagai macam prestasi yang
Sulawesi Barat. Masa kanak-kanak ibu
berupa penghargaan. Adapun adapun
Munasiah sebagian besar berada di
berbagai prestasi dibidang tari,
Mandar
diantaranya :
Bapak dari ibu Munasiah yaitu
1) Pemenang juara III Sayembara
Junubi Daeng Damang telah wafat pada
penulisan Naskah Seni Tari Anak-
tahun 1990. Ibu dari ibu Munasiah wafat
anak Tingkat Nasional pada tahun
pada tahun 1991 dimakamkan di Desa
1979. Sebuah naskah tari anak-anak
Ganrang Batu Kabupaten Jeneponto.
yang berjudul Dende-dende
b. Latar Pendidikan
(permainan tradisional anak-anak di
Apa yang saat ini telah dicapai
Makassar), sebuah judul yang
oleh ibu Munasiah dilaluinya dengan
berhasil menghantarkan ibu
menempuh banyak usaha, kemauannya
Munasiah meraih juara III tingkat
yang berkobar-kobar untuk belajar
nasional.
kesenian sejak kecil pada uasia 8 tahun,
2) Pemenang juara III Sayembara
beliau mulai terjun kedunia seni tari. Ibu
penulisan Naskah Seni Tari Anak-
Munasiah memulai pendidikannya
anak Tingkat Nasional pada tahun
disebuah Sekolah Dasar pada tahun
1983 di Makassar Sulawesi Selatan.
1948. Sekolah Dasar yang bernama
3) Pemenang Tari Juara II pada Mubes
Perguruan Nasional, ibu Munasiah
tani 1965 di Jakarta, membawakan
bersekolah disana dari kelas satu sampai
sebuah karya tari Ibu Munasiah
kelas empat, kelas lima sampai kelas
yang berjudul Tari Pagalung dan
Enam ibu Munasiah dipindahan ke
Tari Maluyya Mamasa. Pada saat
SRL/SGA Jalan Jend Sudirman di
itu, pertama kalinya ibu Munasiah
Makassar. Pada saat ibu Munasiah
menampilkan sebuah karya tarinya
menjalani pendidikan di Sekolah Dasar
yaitu Tari Pagalung, tarian tersebut
Perguruan Nasional, beliau selalu belajar
menuai hasil yang baik yaitu
berlatih bersama teman-temannya, beliau
berbuah sebuah prestasi dengan
menyandang juara II pada Mubes B. PEMBAHASAN
Tari di Jakarta. Ibu Munasiah lahir di Jeneponto,
4) Ibu Munasiah Dipercayakan Sulawesi Selatan pada tanggal 27
menjadi pengamat tari tingkat November 1940, Ibu Munasiah adalah
Nasional dan pernah bergabung putrid dari pasangan suami istri yaitu
dengan Bagong Kusudiarja di Bapak Junubi Daeng Damang (salah
Yogyakarta. seorang anggota perwira TNI) dan Ibu
5) Berdasarkan Surat Keputusan Sarinong Daeng Lompo. Ibu Munasiah
Kantor Wilayah Departemen P dan merupakan putrid ke dua dari pasangan
K Propinsi Sulawesi Selatan Nomor tersebut, ibu Munasiah memiliki seorang
135/kep/242.81 tanggal 12 Agustus kakak laki-laki yang bernama Harna
1981, ibu Munasiah meraih hadiah Daeng Rurung, namun pada saat ini
seni untuk Seni Tari saudara Munasiah telah wafat setelah
6) Pada tahun 1970, ibu Munasiah menikahi seorang penduduk asli
resmi menjadi anggota di Dewan Sulawesi Tenggara. Ibu Munasiah
Kesenian Makassar (DKM), dimana dibesarkan ditengah-tengah keluarga
di lembaga tersebut ibu Munasiah yang adatnya begitu kental, didikan dari
banyak dipercayakan untuk ayahnya yang cukup tegas dan disiplin,
mengorganisasi kegiatan seni tari, dengan keadaan perekonomian yang
dan beliau pernah mendirikan Bina terbilang mencukupi untuk keluarga
Tari DKM yang aktif mengisi acara mereka. Munasiah belajar kesenian sejak
siaran TVRI kecil pada usia 8 tahun, beliau mulai
7) Ibu Munasiah Mendapat sebuah terjun kedunia seni tari. Berbagai
Penghargaan dari Panitia Tetap kegiatan latihan seni tari diikutinya sejak
Perajaan 2 Umum Koordinator P. P beliau duduk dibangku Sekolah Dasar
dan K, dalam rangkaian Perajaan (SD), ibu Munasiah juga mengikuti
tanggal 17 Agustus 1960 di beberapa perlombaan kesenian pada saat
Makassar, Penghargaan tersebut itu. Namun, kegiatan kesenian Munasiah
diberikan kepada ibu Munasiah pada saat itu tidak mendapat respon yang
karena telah membawa dan baik dari ke dua orangtuanya, kadang-
membina rombongan penari sebayak kadang ibu Munasiah dicubit oleh
kurang lebih 240 orang penari, ibunya ketika beliau ketahuan sering
untuk mengisih acara perajaan mengikuti kegiatan menari, tetapi ibu
tersebut (berikut adalah Munasiah tidak memperdulikan akan hal
dokumentasi penghargaan yang itu, beliau tetap saja mengikuti kegiatan
diberikan kepada ibu Munasiah). menari atau belajar menari di tempat Ibu
Hj. Andi Situ Nurhani Sapada, dengan Pulau Kampai, Tari Tanjung Katung,
alasan ke orangtuanya bahwa beliau dan Tari Serampang Dua Belas.
ingin belajar kelompok, hal tersebut Kandang-kadang ibu Munasiah membuat
dilakukan oleh ibu munasiah kerena tarian sendiri bersama teman-temannya
keinginannya untuk belajar seni dan berlatih teater bersama, sebab ibu
khususnya seni tari yang berkobar-kobar. Munasiah diminta oleh kepala sekolah
Sejak kecil bakat yang dimiliki oleh ibu untuk berlatih dengan teman-temannya
munasiah sudah terlihat. Ibu Munasiah kemudian membuat pementasan dan
terus saja mengikuti kegiatan seni dan dipentaskan setiap tiga bulan sekali di
mengikuti beberapa perlombaan seni, sekolah. Pada saat itu, ibu Munasiah
dan mendapat hasil yang pernah mengkuti sebuah kegiatan seni di
membanggakan, salah satunya pada saat gedung RRI Makassar, ibu Munasiah
itu ibu Munasiah mengikuti lomba tampil membacakan sebuah puisi, tapi
membuat Naskah Tari anak-anak. Ibu ibu Munasiah mengikuti kegiatan
Munasiah mengangkat judul dengan tersebut dengan meninggalkan asrama
tema Dende-dende, yaitu merupakan SGB Putri secara diam-diam dengan ke
permainan tradisional anak-anak, pada lima orang temannya. Setelah mengikuti
saat itu Munasiah memperoleh juara III kegiatan tersebut, kepala sekolah
tingkat Nasional.Sehingga beliau mengetahui akan hal tersebut sehingga
mendapat dukungan dari ke dua ibu Munasiah dan ke lima temannya
orangtuanya. Berlatih tari dan menari mendapat hukuman dengan tidak
bagi ibu Munasiah menurutnya diperbolehkan meninggalkan asrama
menyenangkan dan menantang karena selama satu bulan dan tidak dapat
menari adalah hal yang sangat digemari dijenguk dari pihak keluarga. Ibu
oleh ibu Munasiah dan dengan menari Munasiah melakukan hal tersebut karena
atu menciptakan sebuah tarian bagi kecintaannya pada sebuah seni. pada
Munasiah dapat mengasah kemampuan tahun 1958 ibu Munasiah terangkat
berimajinasinya untuk membuat satu menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
karya tarian. Pada tanggal 19 November 1960
Semasa ibu Munasiah menempuh ibu Munasiah menikah dengan salah
pendidikan di SGB Putri padatahun seorang anggota Pasukan Sepak bola
1954, ibu Munasiah mempelajari tari- Makassar (PSM) yang bernama
tarian Nusantara melalui Ibu Kasim yang Nadjamuddin Ahmad Daeng Malewa
berasal dari Sumatra, tarian yang yang pada tanggal 19 Desember 1938,
dipelajarinya yaitu Tari Pendek (Bali), yang merupakan anak dari pasangan
Tari Serimpi ( Jawa), Trai Mak Inang suami istri yaitu Bapak Ahmad Taginna
dan Ibu Napiah. Ibu Munasiah dikaruniai Untuk menambah wawasannya ibu
10 orang anak, dengan 5 orang anak Munasiah mengikuti berbagi kursus dan
perempuan dan 5 orang anak laki-laki, penataran. Ibu Munasiah juga pernah
anak pertama diberi nama Sukma menjadi Dosen terbang di Institut
Ginawati, anak kedua bernama Abdul Kesenian Jakarta (IKJ), untuk
Basyid Jenma, anak ketiga bernama Nina mengajarkan seni tari tradisi, memang
Marlina, anak keemat bernama beliau adalah piñata tari yang handal. Ibu
Muhammad Arham Jaya, anak kelima Munasiah pernah bergabung dengan ibu
bernama Irna Febrianti, anak keenam Hj. Andi Siti Nurhani Sapada pada tahun
bernama Muhammad Yusan Budiawan, 1962. Menurut ibu Munasiah, karya-
aank ketujuh bernama Ikamsul Adiguna, karya itu tidak lahir begitu saja,
anak kedelapan bernama Siti Maurina melainkan melaui pergemulan kreativitas
Molek Gangga Larasati, anak yang berlangsung terus menerus dari
kesembilan bernama Indrasari waktu ke waktu. Semua itu mesti dilalui
Muliasmita, dan anak kesepuluh dengan ketekunan, keberanian mengatasi
bernama Oka Dirga Gowarna. segala persamaslahan yang
Kesepuluh anak Munasiah pada saat ini melingkupinya dari zaman ke zaman.
masing-masing sudah berumah tangga. Ibu Munasiah juga pernah
Ibu Munasiah memiliki Dua Puluh mengabdi di duania pendididkan barawal
Delapan (28) orang cucu dan 4 orang sebagai guru bantu pada Kantor
cicit. Meski demikian ibu Munasiah Gubernur Sulawesi Selatan tahun 1958-
hanya tinggal sendiri di kediamannya, 1963, kemudian menjadi guru terbang di
dikerenakan suaminya telah meninggal beberapa daerah untk mengajarkan
dunia pada tanggal 4 November 1999, kesenian, khususnya seni tari pada tahun
setelah mereka hidup bersama dalam 1964-1967. Selain menjadi seorang
sebuah rumah tangga selama kurang pendidik, ibu Munasiah juga pernah
lebih 39 tahun. Selain itu kebanyakan menjadi salah satu pendiri lembaga
dari anak-anak ibu Munasiah tinggal dan pendidikan Karawitan yang bernama
berkeluarga di luar kota, tidak ada yang Koservatori Tari Indonesia (KONRI)
tinggal bersamanya. Tetapi mereka pada tahun 1971, yang bertempat di
sesekali datang berkunjung ke ruamh ibu Benteng Fort Rotterdam Makassar.
Munasiah dan menginap beberapa hari Penerimaan siswa dimulai pada tanggal
untuk melepas rindu dan menengok 7 April 1971 sebanyak Tiga Puluh
keberadaan beliau, dan biasanya pada Sembilan (39) orang. Pendirian
hari lebaran. Konservatori dilakukan setelah
berkonsultasi melalui Direktorat
Pendidikan Kesenian Jalan Kima Jakarta Solo, Yogyakarta, dan Tana Toraja
dan Dirjen Kebudayaan Ida Bagus bersama Ibu Manopo dan Pak Manda,
Mantra. Konservatori ini didukung oleh dari Kantor Wilayah P dan K Provinsi
Ibu Hj. Andi Siti Nurhani Sapada dan M Sulawesi Selatan. Pada tahun yang sama
N. Syam, Dewan Kesenian Makassar yaitu tahun 1982, ibu Munasiah juga
(DKM), dan Seniman Budayawan merintis berdirinya Perguruan Pratama
Mattulada. Atas penilaian, kesepakatan Karya SMP/SMA.
oleh Dirjen Kebudayaan dan Direktorat Kegiatan kesenian ibu Munasiah
Pendidikan Kesenian di Jalan Kima tidak terbatas, beliau pernah menjadi
Jakarta, dikonsultasikan dengan Kantor penyanyi tetap Orkes Daerah Baji
Wilayah P dan K Provinsi Sulawesi Minasa pimpinan Borra daeng Irate
Selatan, maka Konservatori Kesenian beliau pencipta lagu Anging Mammiri,
Selawesi di negerikan menjadi di Orkes ini ibu Munasiah bergabung
Konservatori Tari (KONRI) seperti lebih dari 4 tahun sejak tahun 1957-
halnya yang ada di Solo, Yogyakarta, 1961. Munasiah juga mahir menulis
Bandung, Denpasar, Padang, Surabaya sebuah puisi dan pernah menulis
dan di Ujungpandang. Dinegerikan pada beberapa novel dan buku. Salah satu
bulan November. Dalam rangka buku yang ditulisnya yaitu, Tari
pembakuan Kurikulum Sekolah Tradisional Sulawesi Selatan pada tahun
Kejuruan, terutama sekolah kesenian, 1983.
maka pada tahun 1976 oleh Departemen Ketekunan ibu Munasiah berbuah
Pendidikan dan Kebudayaan berbagai prestasi di bidang tari
mengadakan seminar dan mengevaluasi diantaranya, pemenang juara III
sekolah-sekolah kejuruan pada saat itu Sayembara penulisan Naskah Seni Tari
untuk menyesuaikan perkembangan, ibu Anak-anak Tingkat Nasional pada tahun
Munasiah memberikan pendapat dan 1978, pada tahun berikutnya 1983 ibu
saran-saran pada seminar itu, sambil Munasiah meraih juara III dalam
menyususn silabus. Maka pada hasil sayembara yang sama. Berbekal prestasi
seminar Konservatori Tari Indonesia tersebu ibu Munasiah sering
(KONRI), pada tahun 1976 berubah dipercayakan menjadi pengamat tari
nama menjadi Sekolah Menengah ingkat nasional. Berdasarkan surat
Karawitan Indonesia (SMKI). Selain itu keputusan Kantor Wilayah Departemen
ibu Munasiah juga merintis berdirinya P dan K Provinsi Sulawesi Selatan ada
Sekolah Menengah Industri Kerajinan tanggal 12 Agustus 1981, ibu Munasiah
(SMIK) pada tahun 1982. Pendirian meraih hadiah Seni tahun 1981 untuk
SMIK, didahului berbagai penelitian ke Seni Tari. Ibu Munasiah menjadi
anggota Dewan Kesenian Makassar adalah seorang yang profesioanl dan
(DKM) pada tahun 1970. Di lembaga kprofesionalannya di dunia seni sebagai
tersebut beliau banyak dipercayakan seorang seniman.
untuk mengorganisasi kegiatan Seni
BAB V
Tari. Bahkan beliau pernah mendirikan
KESIMPULAN DAN SARAN
Bina Tari DKM yang aktif mengisi acara
A. Kesimpulan
siaran TVRI Ujungpandang. Karena itu,
ibu Munasiah aktif mengikuti diskusi Berdasarkan penyajian hasil

seni tari nasional di Jakarta. analisis data dan pembahasan, dapat

Ibu Munasiah juga menggeluti disimpulkan hasil penelitianini sebagai

dunia politik, beliau mengawali karir berikut.

politiknya di (PERWADI_GAWARSI 1. Perjalanan Hidup Ibu Munasiah

(Wanita Swadiri) tahun 1961.Kemudian Nadjamuddin Sebagai Seniman Tari

tahun 1983 beliau aktif di Himpunan di Makassar. Ditarik kesimulan yaitu,

Wanita Karya Tingkat II dan Tingkat I. perjalananhi dupdan karir Munasiah

karir politiknya terus dilakoninya tidak dicapai begitu saja. Namun,

sampai tahun 2009, dengan menjadi dengan melalui beberapa proses dan

anggota DPRD KMUP tahun 1987-1992 usaha sertake beranian, ketekunan,

periode I, 1992-1997 periode II. Anggota dan keinginan yang begitukuat dan

DPRD Provinsi Sulawesi Barat 2004- besar sehingga beliau mampu

2009.Serta menjadi Pembina Rumpun menjadi seorang seniman seperti

Keluarga Rumbia, Jeneponto. yang dikenal pada saat ini. Setelah

Ibu Munasiah telah melahirkan dan bergemul dengan beberapa seniman

menciptakan beberapa karya-karya tari dan belajar bersama mereka,

dan mengajarkannya di tempat dimana Munasiah mampu menciptakan

beliau mendapatkan kesempatan menjadi beberapa karya tari, dan mengayomi

seorang pendidik, dan mendapat beberapa kegitan yang tidak jauh dari

beberapa penghargaan dari karya-karya seni seperti, bermain film dan

tarinya sehingga ibu Munasiah mendapat menulis beberapa puisi. Munasiah

gelar sebagai Mestro Tari di Kota dikenal sebagai seniman wanita multi

Makassar. Hiingga saat ini ibu Munasiah talenta dengan beberapa pembuktian

Daeng Jinne dikenal sebagai Seniman yang telah dilakukannya, dan

Tari, meski beliau pernah menggeluti beberapa penghargaan besar yang

dunia politik ibu Munasiah tetaplah didapatkannya. Meski Munasiah

seorang Seniman Tari, hal tersebut pernah menjabat sebagai anggota

dikatakannya dengan alasan beliau dewan, demi sebuah


keprofesionalannya sebagai seniman, 2. Perlu adanya perhatian terkhusus
Munasiah tetaplah seniman tari dari pemerintah buat para seniman-
hingga yang kita kenal hingga saat seniman berbakat dan multi talenta
ini. yang masih dapat ditemui hingga
2. Karya-karya dan prestasi seni yang saat ini.
telah dicapai oleh ibu Munasiah 3. Perlu mempublikasikan atau
Suatu kebanggan bagi Munasiah, memperkenalkan seniman-seniman
Karenaapa yang telah dilakukannya serta karya-karyanya kepada
dan segala usahanya menuai banyak masyarakat, khususnya pada
apresias idari berbagai pihak. generasi muda yang kurang
Sebelumnya, sejak usia kanak-kanak pengetahuannya tentang kesenian.
hingga saat ini Munasiah telah 4. Perlu adanya upaya dari instansi
meraih berbagai prestasi dalam terkait dalam pelestarian karya-
bidang seni, khususnya pada seni karya tari tradisi yang dibuat dan
tari. Salah satu kebangaannya yaitu, dilahirkan dari seorang Maestro dan
Munasiah mendapat penghargaan Koreografer Tari uang masih dapat
dari Presiden RI sebagai penerima kita temui salah satunya ibu
Gelar Tanda Kehormatan Presiden Munasiah Nadjamuddin.
Kelas Satyalancana 5. Penelitian ini kiranya dapat menjadi
Kebudayaan,Munasiah di nobatkan bahan acuan sekaligus bahan bacaan
sebagai Profesi Koreografer, peneliti bagi mahasiswa yang bermaksud
dan pembina seni tari tradisional mengadakan penelitian dengan tema
Sulawesi Selatan. Sedikitnya yang sama, dan sekaligus sebagai
Sembilan belas (19) karyatarinya bahan dasar penulisan peneliti untuk
yang berakar pada tradisi telah dapat dikembangkan lebih lanjut.
dipertunjukkan diberbagai panggung.
B. Saran DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil pemaparan dan
Anwar, Hamdani. 2018.
temuan-temuan pada penelitian, maka
Konvergensi. Surakarta: CV. Akademika
peneliti dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut : Asep, Juanda. 2017. New Edition Pocket
Book Bahasa Indonesia. Jakarta
1. Perlu adanya arahan yang kuat dari
Selatan: media Imprint Kawan
pemerintah pusat untuk melestarikan Pustaka
tarian tradisi sebagai benteng
Anton, Moelino. 1988. Kamus Besar
kebudayaan daerah Bahasa Indonesia. Jakarta:
NalaiPustaka
Agus, Trianto. 2007. Praktiknya. Jakarta: PT
PastiBisaPembahasanTuntasKo BumiAksara
mpetensi Bahasa
Indinesia.Erlangga: PT. Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan
GeloraAksaraPratama Keluarga. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran
Darmadi. 2017. Pengembanga Model
dan Metode Pembelajaran Sirajuddin, Bantang. 2000. Notasi Tari
Dalam Dinamika Belajar Makassar.Gowa: BUANA
Siswa. Yogyakarta: CV BUDI LAMBASEL
UTAMA
Yudosepto, Wiyoso. 1986. Pengantar
Martie, Afin. 2018. 10 Mental Sehat Seni Rupa Islam Di Indonesia.
Pemimpin Tangguh. ANGKASA
Yogyakarta: Scritto Books
Publisher Zaidin, Ali. 2010. Pengantar
Keperawatan Keluarga.
Mochlisin. 2007. Kewarganrgaraan. Jakarta: Penerbit Buku
Jakarta: Interplus Kedokteran

Munasiah, Nadjamuddin. 1983. Tari Zaiful, Roshid dan Mustajab dan


Tradisional Sulawesi Selatan. Abdullah, Rosid, Aminol. 2019.
Bhakti Baru Prestasi Belajar. Malang:
Literasi Nusantara
Neolaka, Amos dan Amalia, Grace.
2017. Landasan Penddikan.
Depok: PT Kharisma Putra
Utama

Nanag, Purwanto. 2014. Pengantar


Pendidikan. Yogyakarta:
GRAHA ILMU

Philippe, Bernard. 2007. Indocina


Persilangan Kebudayaan.
Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia

RM, Yoyok dan Siswandi. 2006.


Pendidikan Seni Budaya.
Jakarta: Yudistira

Sumardi, Suryabrata. 2016. Metodologi


Penelitian. Jakarta:
RajawaliPers

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Pemdidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif. Bandung:
ALFAVABETA CV.

Sukardi. 2015. Metodologi Penelitian


Pendidikan Kompetensidan

Anda mungkin juga menyukai