Anda di halaman 1dari 10

MASJID MANTINGAN

Pengaruh Kebudayaan Cina terhadap


Arsitektur Masjid Mantingan
Dipresentasikan oleh Kelompok 7:
Asa Dina Nurhida (H03217003) | Ahsanu Nadiya (H73217021) | Miftakhul Akhyar (H73218035)
TABLE OF CONTENTS
01
Identifikasi Paper
04
Metode dan Pendekatan
Judul | Penulis | Jurnal Publikasi | Metode dan Pendekatan yang digunakan
Tahun Publikasi oleh penulis untuk menyusun paper

02
Latar Belakang 05
Pembahasan
Masuknya Islam ke Indonesia dengan
berbagai jalur, salah satunya dari Cina Membahas pengaruh akulturasi budaya Hindu,
dibuktikan dari Arsitektur Masjid Mantingan Jawa dan Cina pada bangunan Masjid Mantingan

03
Tujuan Penelitian 06
Kesimpulan
Tujuan Penelitian untuk mengetahui masuknya
islam dengan jalur Cina dengan identifikasi Kesimpulan bahasan yang
Arsitektur Masjid Mantingan (Masjid Akulturasi menjawab tujuan awal penelitian
dari budaya Hindu, Jawa dan Cina)
IDENTIFIKASI PAPER & LATAR BELAKANG

Identifikasi Paper Latar Belakang


● Judul Paper : Pengaruh Keberadaan masjid sebagai tempat ibadah erat kaitannya
Kebudayaan Cina terhadap Arsitektur dengan awal masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.
Masjid Mantingan imigran Cina muslim yang sebagian besar berasal dari Guang
● Penulis : Hasna Anindyta Dong dan Fujian mendarat di Nusantara. Dengan berlatar
● Jurnal Publikasi : Seminar Ikatan belakang pedagang, petani, dan tukang, mereka menyebarkan
agama Islam. Adanya interaksi antara etnis Cina dengan
Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia
pribumi lambat laun menyebabkan terjadinya akulturasi
(IPLBI) 1, A 207-212 budaya Cina-Jawa.
● Tahun Publikasi : 2017 Sedangkan Masjid Mantingan disebut sebagai salah satu Masjid
yang terpengaruh Kebudayaan Hindu seperti yang terlihat
pada gapura yang menjadi gerbang utama masjid ini.
Artikel ini merupakan sebuah studi awal yang meneliti
seberapa besar dan sejauh mana budaya Cina berpengaruh
terhadap masjid kuno yang ada di Jawa, khususnya pada Masjid
Mantingan.
TUJUAN PENELITIAN

01 02
Mendapatkan gambaran Mengidentifikasi pengaruh
mengenai teori tentang budaya Cina pada bangunan
masuknya Islam di Indonesia peribadatan Masjid
yang berasal dari Cina Mantingan
Metode METODE DAN PENDEKATAN Pendekatan

 Metode penelitian menggunakan metode kualitatif  Digambarkan melalui peneliti melalui tanda pada kriteria-
dengan menggunakan metode deksriptif kriteria pada jurnal yakni

 Teknik pengumpulan data diambil dari berbagai sumber “Mesjid Mantingan didirikan dengan lantai tinggi ditutup
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
dengan ubin bikinan Tiongkok, dan demikian juga dengan
bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara
terus menerus sampai datanya jenuh. undak-undakannya. Semua didatangkan dari Makao. Bangunan
atap termasuk bubungan adalah gaya Tiongkok. Dinding luar
 Sumber data diperoleh dari data primer dan data dan dalam dihiasi dengan piring tembikar bergambar biru.
sekunder. Sedang dinding sebelah tempat imam dan khatib dihiasi
dengan relief-relief persegi bergambar margasatwa, dan penari-
penari yang dipahat pada batu cadas kuning tua.”
PEMBAHASAN
Informasi Umum
Masjid Mantingan terletak di Desa Mantingan,
Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah.

Tokoh yang memprakasai pembangunan masjid :


Ratu Kalimanyat, Sultan Hadlirin, dan dibantu oleh
ayah Sultan Hadlirin-Chi Gwi Gwan

Masjid ini diperkirakan selesai dibangun pada


tahun 1559 dilihat dari prasasti yang ada di bagian
mihrab.

Area Masjid Mantingan memiliki luas 2.935 m2 yang


mengacu pada setifikat Kabupaten Jepara No.
B.8625873.

Masjid Mantingan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Wilayah masjid terdapat empat bangunan yang
Sumber Gambar : https://alif.id/read/nur-khalik-ridwan/masjid-mantingan- terbuat dari batu bata yaitu masjid, tempat wudhu,
jepara-warisan-pejuangan-perempuan-b219722p/ ruang koleksi atau museum, dan tempat paseban
atau pasowanan
PEMBAHASAN
Kompleks Masjid dan Makam Mantingan terdiri dari dua bangunan inti, yaitu bangunan Masjid
Mantingan dan bangunan Makam Mantingan atau Makam Pangeran Hadlirin dan Ratu Kalinyamat.

02
01
Makam Mantingan Masjid Mantingan

02 03 01
03

04

04

Site plan Kompleks Masjid Mantingan


Sumber: Demak, Kudus, and Jepara Mosque, A study of Architectural
Syncretism, Laporan Penelitian Laboratorium Sejarah Arsitektur
Universitas Gajah Mada, Yogyakarya Pintu Masuk Utama ke Masjid
PEMBAHASAN
Akulturasi Budaya Hindu, Jawa dan Cina pada Arsitektur Masjid Mantingan

Hindu Jawa Cina


Dibuktikan dengan bentuk atap masjid yang Bangunan Masjid Mantingan memiliki empat tiang Mesjid Mantingan didirikan dengan lantai tinggi
bertumpuk mengerucut berjumlah tiga tingkatan sokoguru terbuat dari kayu yang disanggah dengan ditutup dengan ubin bikinan Tiongkok, dan
dan dengan adanya gapura di kompleks masjid. umpak. demikian juga dengan undak-undakannya. Semua
Kedua hal tersebut merupakan ciri masjid yang didatangkan dari Makao.
dibangun pada masa peralihan Hindu-Islam.
Pengaruh Hindu pada ornamen-ornamen masjid ini Bangunan atap termasuk bubungan adalah gaya
muncul supaya masyarakat Jawa tidak kaget Tiongkok.
dengan budaya agama baru yang akan disebarkan
oleh Sultan Hadlirin. Ukiran-ukiran yang berada di kanan kiri dinding
masjid terbuat dari batu padas kuning bermotif
wadasan dengan relief-relief persegi bermotif hiasan
sulur-suluran, bunga, daun-daunan, dan binatang
yang distilir (disamarkan) serta untaian tali. motif
wadasan diyakini sebagai motif yang dipengaruhi
kebudayaan Cina khususnya dari faham Taoisme

Gapura di Kompleks Masjid Mantingan Sokoguru pada Ruang Utama Masjid Ornamen pada Masjid
PEMBAHASAN
Terjadi beberapa kali perubahan pada masjid Mantingan

1927 1978-1981 2015


Pemugaran pada dindingnya Pemugaran kali ini membuahkan Pemugaran terhadap Cungkup
dengan mengganti material hasil, yaitu dengan ditemukannya Makam Ratu Kalinyamat oleh
menggunakan semen dan kapur. enam panel berelief di kedua Balai Pelestarian Cagar Budaya
Panel ukiran yang berasal dari belah sisi, sejumlah besar balok- Jawa Tengah Jawa Tengah
masjid lama ditempel pada balok putih, dan juga suatu
kanan-kiri atas tiga pintu yang fondasi dari bangunan kuno
terdapat pada serambi masjid.
Beberapa dipasang di dinding
bawah, dinding luar, dan sudut-
sudut bangunan.
KESIMPULAN
Pengaruh kebudayaan Cina pada bangunan atau ornamen Islam seringkali
dilupakan. Hal ini dikarenakan pandangan masyarakat yang hanya menyakini masuknya agama
Islam dibawa oleh pedagang dari Gujarat atau Arab saja. Padahal Komunitas Cina Islam telah ada
di Jawa pada abad pertengahan (pada abad ke 15-16) sesuai dengan pernyataan Loedewicks.
Bukti-bukti adanya umat muslim Cina di Indonesia ditunjukkan dengan peninggalan-
peninggalan berupa ukiran padas di masjid Mantingan.

Masjid Mantingan merupakan contoh bangunan peribadatan yang pembangunannya


dipengaruhi oleh akulturasi budaya Hindu, Jawa dan Cina:

Pengaruh hindu ditampilkan dari gapura di kawasan masjid dan bentuk atap masjid yang
bertumpuk mengerucut berjumlah tiga tingkatan

Pengaruh budaya jawa dilihat dari penggunaan Sokoguru pada ruang utama masjid.

Sedangkan Pengaruh kebudayaan Cina pada Masjid Mantingan sendiri cukup besar, ditandai
dengan Mesjid Mantingan didirikan dengan lantai tinggi ditutup dengan ubin bikinan Tiongkok,
dan demikian juga dengan undak-undakannya. Semua didatangkan dari Makao. Bangunan atap
termasuk bubungan adalah gaya Tiongkok. Dinding luar dan dalam dihiasi dengan piring
tembikar bergambar biru. Sedang dinding sebelah tempat imam dan khatib dihiasi dengan relief-
relief persegi bermotif hiasan sulur-suluran, bunga, daun-daunan, dan binatang yang distilir serta
untaian tali.

Anda mungkin juga menyukai