Di Susun Oleh:
Nim: 11191068
PERTAMEDIKA
JAKARTA SELATAN
2020
1
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM
A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah
masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan
kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obatobatan
(prawiroharjo, 2000).
dalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang
menjadi matur akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron (Bobak, 2005).
1. Stuktur eksterna
2
a. Vulva
lonjong, berukuran panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil
b. Mons pubis
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat
sebasea dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada
c. Labia mayora
3
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
terbuka.
Pada permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen
lebih gelap daripada jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar
mayora licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora
terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya
rangsangan seksual.
d. Labia minora
memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan
4
fourchett. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya
kelenjar di labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat
erotiknya.
e. Klitoris
yang terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris
dinamai glans dan lebih sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara
lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai
feromon. Istilah klitoris berasal dari kata dalam bahasa yunani, yang
f. Vestibulum
5
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan
g. Fourchette
tipis, dan terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
h. Perineum
2. Struktur interna
a. Ovarium
6
yakni bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan
ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka
b. Tuba fallopi
tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah pada
saat ovulasi.
c. Uterus
yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki
bentuk simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri
dari tiga bagian, fudus yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas
7
dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian utama yang
sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus
dan persalinan.
dengan miometrium.
3) Peritonium perietalis
kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus
8
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
terutama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang
hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas
9
A. PATHWAYS
Post Partum
Involusi uterus
episiotomi Kurang Proses
Kontraksi pengetahuan Parenting
Kontraksi Laserasi jalan
dalam menyusui
uterus lambat uterus lahir Terputsnya
Mekanisme Tak
(perineum, kontinuitas
Atonia uteri Pelepasan jaringan Terpenuhi
vagina) jaringan Menyusui
endometrium
tidak efektif Kelemahan
perdarahan
Fisik
Lokhea
Vol. Cairan turun keluar Nyeri Akut
Defisit
Kurang Port of the perawatan diri
Perub. Perfusi
perawatan entri
jaringan
Invasi Resiko
bakteri infeksi
Resiko syok
hipovolemik
10
C. Etiologi
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
sekitar 8 jam.
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2
sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala
seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar
melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk
melahirkan sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
11
c. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit.
dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc
(Manuaba, 1989).
2. Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin,
a. Faktor Ibu
1) Paritas
12
selalu terjadi dan tidak jarang berulang pada persalinan berikutnya
(Sarwono, 2005).
2) Meneran
b. Faktor Janin
Makrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000
patah tulang klavikula, dan kerusakan jaringan lunak pada ibu seperti
2) Presentasi
a) Presentasi Muka
13
Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin memanjang,
b) Presentasi Dahi
c) Presentasi Bokong
1) Vakum ekstrasi
14
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin
2) Ekstrasi Cunam/Forsep
tertentu pada bayi dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih
4) Persalinan Presipitatus
abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat, atau pada
keadaan yang sangat jarang dijumpai, tidak adanya rasa nyeri pada
saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses persalinan yang
15
D. Patofisiologi
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
simpisis pubis.
dan 350 gr 2 minggu setelah lahir. Satu minggu setelah melahirkan uterus
16
volume intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai
1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang
3. Adaptasi psikologis
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana
pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat
sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran
barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem
17
sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat
dengan baik
E. Manifestasi klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
2004).
1. Sistem reproduksi
a. Proses involusi
18
menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan
masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar
setelah hamil.
b. Kontraksi
lahir.
c. Tempat plasenta
yang menjadi
akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat
plasenta.
d. Lochea
19
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula berwarna merah,
kemudian menjadi merah tua atau merah coklat. Lochea rubra terutama
menyembur menjadi merah setelah 2-4 hari. Lochea serosa terdiri dari
darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar 10 hari setelah
bayi lahir, cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba mengandung
leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa
e. Serviks
melahirkan.
ukuran sebelum hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
20
kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna
b. Hormon hipofisis
tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita
(Bowes, 1991).
3. Abdomen
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan
4. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil
21
5. Sistem cerna
a. Nafsu makan
b. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga
6. Payu dara
prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak
dailakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketiga atau keempat
22
hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekitar
7. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi
menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi
lahir.
b. Curah jantung
c. Tanda-tanda vital
darah sistol maupun diastol dapat timbul dan berlangsung selama sekitar
23
8. Sistem neurologi
yang terjadi saat wanita hamil dan disebapkan trauma yang dialami wanita saat
9. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung
secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup hal-hal yang
membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat
pemsaran rahim.
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan
berakhir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap.
Kulit kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin
adalah:
1) Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
24
. robekan adalah : n n g mi
1) Mukosa Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
c) Otot perineum
adalah :
G. Komplikasi
1. Perdarahan
post partum. Perdarahan post partum adalah : kehilangan darah lebih dari
500 cc setelah kelahiran kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih
25
Perdarahan post partum dapat diklasifikasi menurut kapan terjadinya
dari 24 jam setelah melahirkan, syok hemoragik dapat berkembang cepat dan
dengan baik dan ini merupakan sebap utama dari perdarahan post
segera.
tertahannya atau belum lahirnya plasenta atau 30 menit selelah bayi lahir.
d. Lain-lain
2) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan
parut pada uterus setelah jalan lahir hidup.
2. Infeksi puerperalis
26
Didefinisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa post partum.
3. Endometritis
4. Mastitis
Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya
(Novak, 1999).
Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan
27
500 – 750 kelahiran pada 3 hari pertama post partum.
7. Emboli
minggu, terjadi pada tahun pertama. Ibu bingung dan merasa takut pada
kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari
3. Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada
mukosa vagina.
28
I. Penatalaksanaan atau Perawatan Post Partum
melakukan penjahitan luka lapis demi lapis, dan memperhatikan jangan sampai
terjadi ruang kosong terbuka kearah vagina yang biasanya dapat dimasuki
Selain itu dapat dilakukan dengan cara memberikan antibiotik yang cukup
(Moctar, 1998).
1. Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, segera
2. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan
perineum :
b. Robekan perineum tingkat I : tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan
dan aposisi luka baik, namun jika terjadi perdarahan segera dijahit
angka delapan.
29
c. Robekan perineum tingkat II : untuk laserasi derajat I atau II jika
depan rektum yang robek, kemudian fasia perirektal dan fasia septum
perineum tingkat I.
manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi kepala, bahu, dan seluruh
perineum.
30
1. Monitor TTV
dan menjaga agar jangan jatuh dalam keadaan syok, maka cairan pengganti
3. Pemberian oksitosin
4. Obat nyeri
J. Pengkajian Fokus
Pengkajian pada ibu post partum menurut Doenges, 2001 adalah sebagai
berikut :
31
b. Bagaimana perasaa ibu setelah melahirkan ?
4. Pola eliminasi
5. Neuro sensori
7. Pemeriksaan fisik
32
a. Keadaan umum
1) Pemeriksaan TTV
4) Pemeriksaan reflek
b. Payudara
33
5) Kaji adanya hemoroid
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan urin
itu catatan prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan status rubelle dan
34
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan. (Doenges, 2001)
3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan cara perawatan
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis, proses persalinan
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan Tujuan : Setelah
b. Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur nyaman
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal : suhu 36-37 0 C, N 60-100 x/menit, RR 16-24
Intervensi :
35
a. Kaji karakteristik nyeri klien dengan PQRST ( P : faktor penambah dan pengurang
nyeri, Q : kualitas atau jenis nyeri, R : regio atau daerah yang mengalami nyeri, S :
frekuensi )
b. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri Rasional : sebagai
salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau asuhan keperawatan sesuai dengan
respon klien
c. Berikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang dan tenang
d. Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan perhatian klien pada hal
lain
rasa nyeri
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara perawatan Vulva
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi infeksi, pengetahuan bertambah
Kriteria hasil :
36
d. Vulva bersih dan tidak inveksi
Intervensi :
vulvanya
Rasional : mencegah terjadinya infeksi dan memberikan rasa nyaman bagi pasien
Kriteria hasil :
b. Asi keluar
37
c. Payudara bersih
Intervensi :
selanjutnya.
b. Ajarkan cara merawat payudara dan lakukan cara brest care Rasional :meningkatkan
konstipasi
Kriteria hasil :
Intervensi :
38
Rasional : penurunan peristaltik usus menyebapkan konstpasi
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan terpenuhi Kriteria hasil :
a. Menyatakan pemahaman faktor penyebap dan perilaku yang perlu untuk memenuhi
kebutuhan cairan, seperti banyak minum air putih dan pemberian cairan lewat IV.
adekuat, tanda-tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik
Intervensi :
a. Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital Rasional : menetapkan data
39
b. Mengobservasi kemungkinan adanya tanda-tanda syok Rasional : agar segera
Rasional : pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami difisit
volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan IV langsung masuk
ke pembuluh darah.
Kemungkinan dibuktikan oleh mengungkapkan laporan kesulitan jatuh tidur / tidak merasa
segera setelahistirahat, peka rangsang, lingkaran gelap di bawah mata sering menguap
Kriteria hasil :
sejahtera istirahat
Intervensi :
a. Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat. Catat lama persalinan dan jenis
kelahiran
Rasional : persalinan/ kelahiran yang lama dan sulit khususnya bila terjadi malam
40
c. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur / istirahat setelah kembali ke rumah
Rasional : rencana kreatif yang memperoleh untuk tidur dengan bayi lebih awal serta
tidur lebih siang membantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh serta menyadari
dan
7. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang
Kriteria hasil :
individu
Intervensi :
a. Pastikan persepsi klien tentang persalian dan kelahiran, lama persalinan dan tingkat
kelelahan klien
tanggung jawab tugas dan aktivitas perawatan dari atau perawatan bayi
b. Kaji kesiapan klien dan motifasi untuk belajar, bantu klien dan pasangan dalam
mengidentifikasi hubungan
41
progresif
42
DAFTAR PUSTAKA
Mansur, Herawati.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Pendidikan Bidan.Jakarta:EGC
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM.
Neonatal.Jakarta:Tridasa Printer
43