Anda di halaman 1dari 15

Analisa Jurnal

PENANGANAN NYERI MENSTRUASI (DISMINOREA)

(Di susun Untuk memenuhi Tugas Individu pada Mata Kuliah Keperawatab Maternitas – II)

Dosen Pembimbing :

Ns. Hanik Rohmah Irawati.M.Kep, Sp. Mat

Di susun Oleh :

Nama: Novelia Rahmawati

NIM : 11191068

Program Studi : S1 Keperawatan 12 Reg B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

JAKARTA SELATAN

2021
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................3
1.2 Tujuan........................................................................................................................................3
Tujuan umum........................................................................................................................................3
Tujuan Khusus.......................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................5
2.1 DEFINISI..................................................................................................................................5
2.2 KLASIFIKASI..........................................................................................................................5
2.3 ETIOLOGI................................................................................................................................7
2.4 PATOFISIOLOGI.....................................................................................................................7
2.5 MANIFESTASI KLINIS...........................................................................................................8
2.6 PENATALKSANAAN..............................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................11
ANALISA PICOT JURNAL...............................................................................................................11
A. Jurnal Utama..................................................................................................................................11
B. Jurnal Pendukung :..........................................................................................................................11
C. ANALISA PICOT.........................................................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
4.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................14
4.2 SARAN.........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menstruasi merupakan hal yang fisiologis namun terkadang disertai masalah


salah satunya nyeri menstruasi (disminorea). Disminoreamenyebabkan terganggunya
aktivitas sehari-hari, konflik emosional, kegelisahan, mual muntah, rasa tidak
nyaman, gangguan tidur, kehilangan keseimbangan dan menurunnya produktifitas.
Penanganan disminorea non farmakologi kembali digemari, karena masyarakat
beranggapan bahwa terapi obat-obatan membawa dampak buruk pada tubuh manusia
akibat akumulasi bahan-bahan sintesis pada ginjal dan hati. Beberapa terapi non
farmakologi dapat dilakukan dengan cara rileksasi, pijat, kompres hangat, olahraga,
istirahat, musik, hidroterapi,dan aroma terapi.
Dismenore dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi
farmakologi antara lain, pemberian obat analgetik, terapi hormonal, obat nonsteroid
prostaglandin, dan dilatasi kanalis servikalis (Prawirohardjo, 2009). Terapi non
farmakologi antara lain, kompres hangat, olahraga, terapi mozart, dan relaksasi.
Latihan – latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi
dismenore. Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri karena saat melakukan olahraga/senam, otak dan
susunan saraf tulang belakang akan menghasilkan endorphin, hormon yang berfungsi
sebagai obat penenang alami dan menimbulkan rasa nyaman (Harry, 2005).
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Untuk menambah wawasan luas pengetahuan mengenai terapi menangani nyeri
Dismenorea

Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari Dismenorea
2. Mengetahui klasifikasi dari Dismenorea
3. MengetahuiEtiologi dari Dismenorea
4. Mengetahui Patofisiologi dari Dismenorea

3
5. Mengetahui Manifestasi Klinis dari Dismenorea
6. Mengetahui penatalaksanaan dari dismenorea
7. Mampu mengalisa Jurnal Dismenorea

4
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 DEFINISI
Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri haid. Dismenorea merupakan
gangguan menstruasi yang umum dialami oleh remaja dengan gejala utama termasuk
nyeri dan mempengaruhi kehidupan dan kinerja sehari-hari. Dismenorea ditandai
dengan nyeri panggul (kram) dimulai sesaat sebelum atau pada awal menstruasi dan
berlangsung 1-2 hari. Sekitar 2-4 hari sebelum menstruasi dimulai, prostaglandin
diproses dengan cepat di awal menstruasi dan bertindak sebagai kontraktor otot polos
yang membantu dalam peluruhan endometrium. Terapi yang optimal dari gejala ini
tergantung pada penyebab yang mendasari. (Ramaihah, 2006)
Dismenorea dapat dibagi menjadi 2 kategori:
a) Dismenorea primer
Didefinisikan sebagai nyeri haid yang tidak berhubungan dengan patologi
pelvis makroskopis (yaitu, terjadi karena tidak adanya penyakit panggul). Ini
biasanya terjadi dalam 6 sampai 12 bulan setelah menarche atau setelah siklus
ovulasi ditetapkan.
b) Dismenorea Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis
genitalis (Manuaba,2007). Sedangkan menurut (Hacker 2007) tanda – tanda
klinik dari dismenorea sekunder adalah endometriosis, radang pelvis,mioma
uteri, dan kista ovarium . Umumnya, dismenorea sekunder terjadi berhari hari,
kebanyakan terjadi pada perempuan yang lebih tua (30-40 th) walaupun ada
juga yang mengalami dismenorea ini pada usia muda (Hermawan, 2012).

2.2 KLASIFIKASI
a) Nyeri Spasmodik ( Dismenorea Primer )
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut terjadi dihari pertama
dan kedua haid.Banyak perempuan terpaksa harus berbaring karena terlalu
menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apa pun. Ada di
antara mereka yang pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-
benar muntah. Kebanyakan penderitanya adalah perempuan muda walaupun
dijumpai pula pada kalangan yang berusia 40 tahun ke atas.
Dismenorea spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi
dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula perempuan yang tidak
mengalami hal seperti itu.
b) Nyeri Kongestif ( Dismenorea Sekunder )

5
Penderita dismenorea kongestif biasanya dirasakan berhari.
Dismenorea kongesif juga memerlukan pengkajian nyeri untuk mengetahiu
sekala nyerinya.
Pengkajian nyeri yang biasanya dilakukan pada saat nyeri haid yaitu
dengan skala nyeri agar mendapatkan diagnosa keperawatan yang tepat dan
merencanakan intervensi yang sesuai (Potter & Perry, 2007).
Pengkajian karakteristik nyeri sangat membantu dalam membentuk pola nyeri
dan tindakan untuk mengatasi nyeri. Pengukuran intensitas keparahan nyeri
dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri

Kriteria nyeri adalah sebagai berikut :

1. Skala 0 tidak ada rasa nyeri yang dialami.


2. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien masih dapat
berkomunikasi dengan baik. Nyeri yang hanya sedikit dirasakan.
3. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis,
menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien dapat
mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih
dapat dikurangi dengan alih posisi.
4. Skala 7-9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat mengikuti
perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon
terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi.
5. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak dapat
berkomunikasi klien akan menetapkan suatu titik pada skala yang
berhubungan dengan persepsinya tentang intensitas keparahan nyeri (Potter
& Perry, 2007).

6
2.3 ETIOLOGI
Penyebab pasti dismenorea belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan
terhadap timbulnya nyeri. Dismenorea primer umumnya dijumpai pada wanita
dengan siklus haid berevolusi.
Penyebab tersering dismenorea sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik
genitalia interna. Hingga baru-baru ini, dismenorea disisihkan sebagai masalah
psikologis atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari.
a. Dismenorea primer
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dismenore antara lain:
1. Faktor Kejiwaan
Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan
remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya
tersebut, mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan
gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid seperti dismenore.
2. Faktor endokrin
Pada umumnya hal ini dihubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik.
Hal ini sangat erat kaitanya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi
prostagladin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak
terkordinasi sehingga menimbulkan nyeri.

b. Dysmenorrhea sekunder
Dalam dismenorea sekunder, etiologi yang mungkin terjadi adalah:
1. Faktor konstitusi
Seperti kista, tumor atau fibroid.
2. Anomali uterus konginental
Seperti : rahim yang terbalik.
3. Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium di
luar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam
rahim. Saat siklus mentruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai
persiapan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini
akan terlepas dan dikeluarkan sebagai menstruasi.

2.4 PATOFISIOLOGI
a. Dismenorea primer(primary dysmenorrhea)

7
Disebabkan karena kelebihan atau ketidak seimbangan dalam jumlah sekresi
prostaglandin (PG) dari endometrium saat menstruasi, prostaglandin F2α (PGF2α)
merupakan stimulan miometrium yang kuat dan vasokonstriktor pada endometrium.
Selama peluruhan endometrium, sel-sel endometrium melepaskan PGF2α saat
menstruasi dimulai. PGF2α merangsang kontraksi miometrium, iskemia dan
sensitisasi ujung saraf.
Dismenorea terjadi karena kontraksi uterus yang berkepanjangan sehingga
terjadi penurunan aliran darah ke miometrium. Kadar prostaglandin meningkat
ditemukan di cairan endometrium wanita dengan dismenorea dan berhubungan lurus
dengan derajat nyeri.
Peningkatan prostaglandin endometrium sebanyak 3 kali lipat terjadi dari fase
folikuler ke fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama
menstruasi. Peningkatan prostaglandin di endometrium setelah penurunan
progesterone pada akhir fase luteal berakibat peningkatan tonus miometrium dan
kontraksi uterus yang berlebihan. Leukotrien diketahui dapat meningkatkan
sensitivitas serat nyeri di rahim. Sejumlah besar leukotrien telah ditemukan dalam
endometrium wanita dengan dismenorea primer yang tidak merespon baik dengan
pengobatan antagonis prostaglandin. Hormon hipofisis posterior vasopressin dapat
terlibat dalam hipersensitivitas miometrium, berkurangnya aliran darah uterus, dan
nyeri pada dismenorea primer. Peran Vasopresin dalam endometrium mungkin terkait
dengan sintesis dan pelepasan prostaglandin. Vasokonstriksi menyebabkan iskemia
dan telah diteliti bahwa neuron nyeri tipe C dirangsang oleh metabolit anaerob yang
dihasilkan oleh endometrium iskemik dan dapat meningkatkan sensitivitas nyeri.
b. Dismenorea Sekunder (secondery dysmenorrhea)
Dapat terjadi kapan saja setelah menarche (haid pertama), namun paling sering
muncul di usia 30-an atau 40-an, setelah tahun-tahun normal, siklus tanpa nyeri
(relatively painless cycles). Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada
dismenorea sekunder, namun, secara pengertian penyebab yang umum termasuk:
endometriosis, leiomyomata (fibroid), adenomyosis, polip endometrium dan chronic
pelvic inflammatory disease.

2.5 MANIFESTASI KLINIS


a) Dismenorea primer
1. Haid pertama berlangsung
2. Nyeri perut bagian bawah
3. Nyeri punggung
4. Nyeri paha
5. Sakit kepala
6. Diare
7. Mual dan muntah
b) Dismenorea sekunder

8
1. Terjadi selama sikuls pertama haid dan sampai berhari hari, yang
merupakan indikasi adanya obstruksi kongenital. Dismenorea dimulai
setelah berusia 25 tahun
2. Terdapat ketidak normalan pelvis kemungkinan adanya :
a. Endometriosis
b. Pelvic inflamatory disease
c. Pelvic adhesion (pelekatan pelvis)
d. Adenomyosis

2.6 PENATALKSANAAN
1) Disminorea Primer
1. Latihan
a. Latihan moderat, seperti berjalan atau berenang
b. Latihan menggoyangkan panggul
c. Latihan dengan posisi lutut ditekukkan ke dada, berbaring terlentang
atau miring
2. Panas
a. Buli-buli atau botol air panas yang di letakkan pada punggung atau
abdomen bagian bawah
b. Mandi air hangat atau sauna
3. Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostagladin
4. Istirahat
5. Obat-obatan
a. Kontrasepsi oral, Menghambar ovulasi sehingga meredakan gejala
b. Mirena atau progestasert AKDR, Dapat mencegah kram
2) Disminorea sekunder
1) PRP
a. PRP termasuk endometritis, salpoingitis, abses tuba ovarium, atau
peritonitis panggul.
b. Organisme yang kerap menjadi penyebab meliputi Neisseria
Gonnorrhoea dan C. thrachomatis, seperti bakteri gram negative,
anaerob, kelompok B streptokokus, dan mikoplasmata genital.
Lakukan kultur dengan benar.

9
c. Terapi anti biotic spectrum-luas harus di berikan segera saat diagnosis
di tegakkan untuk mencegah kerusakan permanen (mis, adhesi,
sterilitas). Rekomendasi dari center for disease control and prevention
(CDC) adalah sebagai berikut :
 Minum 400 mg oflaksasin per oral 2 kali/hari selama 14 hahri,
di tambah 500 mg flagyl 2 kali/hari selama 14 hari.
 Berikan 250mg seftriakson IM 2 g sefoksitin IM, dan 1g
probenesid peroral di tambah 100 mg doksisiklin per oral , 2
kali/ hari selama 14 hari.
 Untuk kasus yang serius konsultasikan dengan dokter spesialis
mengenai kemungkinan pasien di rawat inap untuk di berikan
antibiotic pe IV.
d. Meskipun efek pelepasan AKDR pada respons pasien terhadap terapi
masih belum di ketahui, pelepasan AKDR di anjurkan. 
2) Endometriosis
a. Diagnosis yang jelas perlu di tegakkan melalui laparoskopi
b. Pasien mungkin di obati dengan pil KB, lupron, atau obat-obatan lain
sesuai anjuran dokter.
3) Fibroid dan polip uterus
a. Polip serviks harus di angkat
b. Pasien yang mengalami fibroleomioma uterus simtomatik harus di
rujuk ke dokter.
4) Prolaps uterus
a. Terapi definitive termasuk histerektomi
b. Sistokel dan inkonmtenensia strees urine yang terjadi bersamaan dapat
di ringankan dengan beberapa cara berikut :
 Latihan kegel
 Peralatan pessary dan introl untuk reposisi dan mengangkat
kandung kemih. 

10
BAB III

ANALISA PICOT JURNAL

A. Jurnal Utama

1) judul jurnal pertama :

ESSENSIAL OILLAVENDER Sebagai Terapi Komplometer Dalam


Penanganan Nyeri Menstrurasi (DISMINOREA)

2) Peneliti :

Vitrianingsih

3) populasi dan Teknik Sampling :

populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas X SMK Negeri 1 Depok yang
mengalami nyeri haid selama 3 bulan terakhir. Teknik sampel purposive
sampling dengan jumlah 24 responden.

4) Desain Penelitian :

penelitian kuantitatif dengan desain pre-eksperimen one–group pretest posttest

5) Instrumen yang di gunakan :

Dengan instrumen penelitian Wawancara

6) Uji statistic yang di gunakan :

uji paired t-test

B. Jurnal Pendukung :
1) Judul Jurnal kedua :
PENGARUH TERAPI PIJAT DAN AROMATERAPI MAWAR
TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA
PUTRI.

2) Peneliti :

-Sri Ayu Arianti

-Mentari

11
3) Populasi dan teknik sampling :
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi tingkat I di Prodi D III
Kebidanan Bhakti Kencana Bandung yang mengalami dismenorea sebanyak
78 orang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 44 orang dengan
menggunakan Teknik Random Sampling dengan kriteria inklusi remaja putri
yang sedang mengalami nyeri menstruasi, berumur 18-21 tahun, belum
menikah dan belum mempunyai anak.

4) Desain penelitian :
Desain penelitian menggunakan Penelitian Analitik dengan Pendekatan
Eksperimen.

5) Instrumen yang di gunakan :


Dengan instrument penelitian Wawancara secara random.

6) Uji Statistic yang di gunakan :


Analisis statistik menggunakan t-test.

C. ANALISA PICOT

1) Problem/population (P) :

Populasi dalam penelitian ini Berdasarkan penelitian Ndoen 80% dari 165
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengalami nyeri haid
primer 44,8% mengalami nyeri ringan, 12,7% nyeri sedang, dan 6,7% nyeri
berat.

2) Intervention (I) :

Adapun Handayani melakukan aplikasi aromaterapi mawar ini pada


ibu bersalin dan membuktikan bahwa terdapat perbedaan pengaruh
aromaterapi mawar dengan massage effleurage terhadap penurunan rasa nyeri
pada ibu bersalin.(Handayani et al., 2018).

3) Comparison (C) :

Pada penelitian yang berjudul ESSENSIAL OILLAVENDER


Sebagai Terapi Komplometer Dalam Penanganan Nyeri Menstrurasi
(DISMINOREA) dengan mengunkan Teknik sampel purposive sampling
dengan jumlah 24 responden. Hasil uji paired t-testdi peroleh p-value0,000 <
0,05 sehingga Ho ditolak artinya ada pengaruh pemberian aromaterapi
lavender terhadap skala nyeri haid pada siswi SMK Negeri 1 Depok.

12
Pada penelitian yang berjudul PENGARUH TERAPI PIJAT DAN
AROMATERAPI MAWAR TERHADAP PENURUNAN NYERI
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI. Hasil analisis dengan t-test
berpasangan sig. > α (0,789) > 0,05, menunjukkan skala nyeri penurunan nyeri
menstruasi pascates tidak menunjukkan perubahan yang bermakna
dibandingkan dengan prates pada kelompok kontrol. Adapun pada kelompok
perlakuan. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh terapi pijat dan
aromaterapi mawar terhadap penurunan nyeri menstruasi dengan p-
value(0,000) lebih kecil dari nilai α (0,05).
Salah satu teknik pijat yang efektif dalam mengurangi nyeri menstruasi
adalah pijat aromaterapi. Melalui pengobatan aromaterapi, kandungan dari
minyak esensial yang memiliki daya penyembuhan dapat lebih optimal dengan
dipadukan antara metode pijat menggunakan minyak esensial mawar dan
inhalasi atau menghirup aroma bunga mawar untuk diserap oleh organ tubuh
yang memerlukan perawatan.

4) Outcome (O) :

Hasil penelitian Rerata skala nyeri sebelum diberikan aromaterapi


lavender (Pretest) 4,70 terjadi penurunan skala nyeri setelah diberikan
aromaterapi lavender (Post test) menjadi (3,33). Uji paired t-testdiperoleh p-
value0,000 < 0,0 pada kelompok pre test sebagian besar siswi mengalami
nyeri haid sedang yaitu 15 orang (62,5%) sedangkan siswi dengan nyeri berat
4 orang (16,7%). Hal tersebut disebabkan karena pada saat dilakukan
penelitian responden mengalami stres oleh karena berbagai masalah yang
dialami responden seperti beban tugas yang banyak, ulangan harian dan stres
yang dipicu oleh masalah pribadi responden.

5) Time (T) :

penelitian Nurul Andi tahun 2013 yang berjudul Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di SMAN 1 Kahu Kabupaten
Bone.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi yang dapat
mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa
sakit di daerah perut maupun pinggul. Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis
nyeri; yaitu dismenore spasmodic dan dismenore kongestif, dan ada tidaknya kelainan
atau penyebab yang dapat diamati; yaitu dismedore primer dan dismenore sekunder.
Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak
penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Ada beberapa factor yang
menyebabkan dismenore yaitu factor psikologis, factor endokrin, factor
konstitusi,anomaly uterus congenital dan endometriosis.

4.2 SARAN
Disarankanbagiwanitabanyakmengkonsumsimakanan yang berzigidanolah raga
secara teratur dan Disarankan bagi wanita agar mengupayakan pola hidup sehat dan
Periksa kesehatan secara berkala dan teratur.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lestari,Dewi.2013.Pengaruh Desminore Pada Remaja.Denpasar:Fmipa Undiska

Dito,Anugro.2011. Penyakit pada Kehamilan.Jakarta:Erlangga

Bruner & Sudart.2001.Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2.Jakarta:EGC

15

Anda mungkin juga menyukai