Anda di halaman 1dari 5

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah upaya sadar dan


terencana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk warga negaranya
dengan memupuk jati diri dan moralitas bangsa sebagai dasar untuk
pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara demi keberlanjutan
Kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Diharapkan dalam hal ini bahwa kita dapat mencerminkan jati diri yang terwujud
pada perilaku yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang mempunyai
tujuan penting dalam pembentukan jati diri setiap individu yang hidup dalam
kediupan bermasyarakat yang majemuk.

Untuk kemajemukan suku, ras, budaya, dan agam serta bahasa dalam
membangun sebuah karakter bangsa yang cerdas, cakap dan juga mempunyai
sebuah karakter yang didasari oleh UUD 1945 dan pancasila sebagai filsafat
bangsa.

Hakikat pendidikan kewarganegaraan di sd dianggap sebagai program


pendidikan nilai Pancasila dalam rangka untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa, yang
diharapkan menjadi identitas yang dalam bentuk perilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Pelajaran dalam bentuk pendidikan mandiri, yang bervariasi dalam
hal agama, Urusan Sosial, budaya, bahasa, usia dan kelompok etnis, fokus pada
pembentukan warga negara yang memahami hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia, dan Bisa latihan cerdas, terampil dan
karakteristik seperti yang ada di Pancasila dan UUD 1945. 
Komponen Pendidikan Kewarganegaraan
Berikut dibawah ini 3 kompetensi pendidikan kewarganegaraan, yaitu :

 Civic Knowledge
“Berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh
warga negara” (Branson, 1999:8). Aspek ini menyangkut kemampuan akademik-
keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan
moral. Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan bidang kajian multidisipliner.

Secara lebih terperinci, materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi


pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi
manusia, prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-
pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-
norma dalam masyarakat. 

 Civic Skills
Meliputi keterampilan intelektual (intelectual skills) dan keterampilan
berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon berbagai
persoalan politik, misalnya merancang dialog dengan DPRD. Contoh
keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan
kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera melapor kepada polisi atas
terjadinya kejahatan yang diketahui.

 Civic Disposition
(Watak-Watak Kewarganegaraan), komponen ini sesungguhnya merupakan
dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran PKn. Dimensi
watak Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai “muara” dari pengembangan
kedua dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi, misi, dan tujuan mata
pelajaran PKn, karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan penekanan pada
dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang bersifat afektif. 
KONSEP DASAR PKN
“Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan
membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule
of law, HAM, hak dan kewajiban warganegara serta proses demokrasi.”

Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan


Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan
pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan
generasi penerusnya. Agar dapat membentuk kepribadian masyarakat yang
cinta tanah air dan bangga terhadap negaranya. Selaku warga
masyarakat,warga bangsa dan negara,secara berguna dan bermakna serta
mampu mengantisipasi hari depan mereka yang selalu berunah dan selalu
terkait dengan konteks dinamika budaya,bangsa,negara dan hubungan
international,maka pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan
yang mengglobal yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh
dengan paradoksal dan ketidak keterdugaan.

1. Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan


selama penjajahan ,dilanjutkan era merebut dan mempertahankan
kemerdekaan sampai dengan mengisi kemerdekaan,menimbulkan kondisi dan
tuntutan yang berbeda-beda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan
yang berbeda-beda diharap bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-
nulai kejuangan bangsa yang dilandasi jiwa,tekad dan semangat kebangsaan.
Semangat perjuangan bangsa yang tidak mengenal menyerah harus dimiliki
oleh setiap warga negara Republik Indonesia.
2. Semangat perjuangan bangsa mengalami pasang surut sesuai dinamika
perjalanan kehidupan yang disebabkan antara lain pengaruh globalisasi yang
ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, khususnya dibidang
informasi, Komunikasi dan Transportasi, sehingga dunia menjadi transparan
yang seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa mengenal batas negara.
Kondisi yang demikian menciptakan struktur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara Indonesia serta mempengaruhi pola pikir, sikap dan
tindakan masyarakat Indonesia.
3. Semangat perjuangan bangsa indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan
menghadapi globalisasi. Warga negara Indonesia perlu memiliki wawasan dan
kesadaran bernegara,sikap dan perilaku, cinta tanah air serta mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi utuh dan
tegaknya NKRI.

 Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan


1. UUD 1945
2. Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan
aspirasi Bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
3. Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam hukum dan
pemerintahan.
4. Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.
5. Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
6. Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
7. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
8. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-
Rambu Pelaksanaan Kelompok Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
 
 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
1. Agar para mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan hak dan
kewajibannya secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas.
2. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan,
patriotisme, cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa dan negara.
3. Menguasai pengetahuan dan memahami aneka ragam masalah dasar
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang akan diatasi dengan
pemikiran berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional secara kritis dan betanggung jawab.
4. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan
pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa
yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan
jasmani, dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Serta mewujudkan Kepribadian
masyarakat yang demokratis”.
5. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan
iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang
terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan
yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan
golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan
diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya
untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai