Surel: dinasarihardiyantilutfi@gmail.com
ABSTRAK
Metode Penelitian
Jenis penelitan ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan
data yang digunakan yaitu metode deskriptif. Teknik pengumpulan data
dengan menelaahan terhadap buku, literatur, catatan, laporan yang
berhubungan dengan masalah tersebut. Adapun analisis data yang
dilakukan dengan langkah-langkah yang akan ditempuh sebagai berikut :
membaca keseluruhan cerpen dan puisi untuk memahami peristiwa dan
permasalahan yang ada, mengumpulkan atau mencatat data-data melalui
tabel identifikasi persamaan dan perbedaan yang meliputi unsur-unsur
cerpen dan puisi, menganalisis data dengan metode deskriptif dan
dikembangkan menggunakan bahasa secara rinci dan sistematis, kemudian
mengaitkan hasil penelitian, dan memberikan pendapat akhir tentang hasil
penelitian. Selain itu peneliti sebagai alat pengumpul data utama yang
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan penganalisis data. Digunakan
juga beberapa instrumen bantu seperti buku catatan, dan laptop. Penelitian
ini menghasilkan data berdasarkan persamaan dan perbedaan dari kedua
unsur-unsur karya sastra meliputu : tema, rasa (feeling), nada, amanat,
imaji, diksi, bahasa figuratif (gaya bahasa), tipografi, rima dan ritma,
citraan, aspek biografi, aspek sosial, aspek historis, aspek psikologis, aspek
nilai, penokohan, alur, setting, suasana.
ORANG-ORANG MISKIN
“SENYUM KARYAMIN”
Karya : Ahmad Tohari
Cerpen ini bercerita tentang tokoh Kayamin seorang pria pekerja keras.
Bekerja sebagai pengumpul batu dengan kondisi tubuh yang loyo, karena
kelaparan, ia sering menjadi bahan tertawaan dan ledekan oleh kawan-
kawan di sekitarnya. Dengan tertawa bersama. Mereka, para pengumpul
batu itu, memang pandai bergembira dengan cara menertawakan diri mereka
sendiri. Namun Karyamin tidak ikut tertawa, melainkan cukup tersenyum.
Bagi mereka tawa atau senyum sama-sama sah menjadi perlindungan
terakhir. Tawa dan senyum mereka adalah simbol kemenangan terhadap
tengkulak, terhadap rendahnya harga batu, atau terhadap licinya tanjakan.
Keadaan perut yang melilit dan matanya berkunang-kunang Karyamin
berhasil membangun fatamorgana kemenangan dengan senyum dan
tawanya. Pagi itu Karyamin meninggalkan tumpukan batu karena ingin
pulang, padahal Karyamin tidak tahu betul mengapa ia harus pulang dan
Saidah si penjual pecel tak tega melihat kondisi bibirnya yang membiru dan
kedua telapak tangannya yang pucat. Saidah menawarkan makanan namun
Karyamn menolaknya karena ia tidak memiliki uang untuk membayar
hutang-hutang yang dulu. Karyamin mendadak berhenti, membayangkan
istrinya yang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian yang tak
mampu membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari lusa. Maka pelan-
pelan Karyamin membalikkan badan, siap kembali turun. Namun di bawah
sana Karyamin melihat seorang lelaki, lelaki itu adalah Pak Pamong yang
menagih setoran uang dana Afrika. Dana itu untuk menolong orang-orang
kelaparan di sana. Dengan keadaan yang sulit Karyamin dihadapkan situasi
yang pekik dan terlihat lucu bagi Karyamin dengan Senyuman Karyamin
punya pak Pamong merasa dihina padahal Karyamin untuk makan saja sulit
malah disuruh membayar uang dana Afrika.
Persamaan
1. Tema
Persamaan tema cerpen “Senyum Karyamin” dan puisi “Orang-Orang
Miskin” sangat penting dalam menganalisis perbedaan dan persamaan
kedua karya tersebut. Tema yang digunakan sama-sama menceritakan
perjuangan hidup seseorang untuk bertahan hidup dan realita keadaan
sosial masyarakat Indonesia yang kesusahan, miskin, dan kelaparan.
Tema dari kedua karya tersebut mengambarkan wajah Indonesia di
pedesaan kehidupan orang-orang kecil yang lugu dan sederhana yang
memperjuangkan hidup dan di perkotaan banyak sebagaian dari
Indonesia yang merasa terpinggirkan oleh penguasa.
2. Amanat
Amanat cerpen “Senyum Karyamin” dan puisi “Orang-Orang Miskin”
diciptakan sebagai bentuk kritik sosial, agar mereka para penguasa atau
pemerintah lebih peduli. Bahwa mereka yang tinggal di pedesaan atau di
pinggiran perkotaan sama-sama rakyat Indonesia yang membutuhkan
perhatian, dan bantuan dari uluran tangan mereka. Jangan merasa
merdeka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain jika mereka
tertindas karena kemiskinan. Amanat kedua karya tersebut melalaui
penggambaran tokoh dan penyampaian melalui sajak-sajak yang
ditujukaan kepada kita semua agar peduli terhadap sesama, tidak
memiliki sikap acuh tak acuh, dan saling menghormati.
3. Bahasa Figuratif
Kedua karya tersebut menggunakan majas dan gaya bahasa. Kesamaan
penggunaan majas pada kedua karya tersebut mengandung kritikan
tentang kehidupan masyakat yang ada di pedesaana atau di perkotaan.
Sedangkan perbedaan pada gaya bahasa yang digunakan secara lugas,
jernih dan sederhana sehingga majas yang digunakan kedua karya sastra
tersebut menggunakan majas perbandingan, pertentangan, sindiran,
penegasan, metafora dan ironi.
Contoh :
4. Aspek Sosial
Persamaan kedua karya sastra tersebut meliputi stratifikasi sosial berupa
gaya hidup, tempat tinggal, jabatan dan kekuasaan, perbedaan hak dan
akses dalam memanfaatkan sumber daya, kemampuan. Menafsirkan
secara sosiologis yakni dengan menganalisis gambaran tentang dunia
dan masyarakat pada saat karya itu diciptakan sehingga menghasilkan
antologi dari cerpen dan puisi tersebut yang menggambarkan keadaan
sebenarnya. Terdapat kesenjangan sosial bahwa orang-orang miskin
perlu diperhatikan oleh pemerintah. Kondisi yang memprihatinkan ini
sebagai kritik untuk ditujukan kepada pemerintah agar tidak semena-
mena kepada rakyat miskin yang seharunya menjadi tanggung jawab
oleh negara. Adanya politik dan kekuasaan menjadi senjata untuk
merampas hak setiap warga yang menjadi korban berbalut kepentingan
untuk memperkaya diri sendiri.
5. Suasana
Persamaan pada kedua karya tersebut menggambarkan keadaan yang
memprihatinkan. Padahal Indonesia telah merdeka namun hak untuk
hidup yang layak belum mereka dapatkan secara merata. Suasana sedih,
kasihan, sengasara, yang mereka rasakan ketika berjuang melawan
kemiskinan dan kerasnya hidup. Senyuman dan tawa menjadi
perlindungan terakhir ketika menghadapi takdir dan situasi yang pelik.
Perbedaan
1. Aspek biografi
Biografi pada kedua penyair memiliki asal usul yang berbeda.. Ahmad
Tohari (Banyumas, 13 Juni 1948) dari keluarga santri yang memiliki
hobi menulis hingga kuliah beliau menekuni dengan menulis cerpen
karena ingin menyelami dunia batin manusia yang tertuang dalam narasi
dan tokoh-tokoh yang mengalami konflik internal sangat mendar
sedangkan WS. Rendra (Solo, Solo, Hindia Belanda, 7 November 1935)
sejak muda sudah menulis puisi. Sehingga karya yang diciptakan sama-
sama mengangkat dari realita kehidupan yang pernah dialami oleh
penyari tersebut, dan pemikiran di tengah keprihatinan dan kondisi
batinnya yang gundah melihat situasi dan kondisi masyarakat di
sekitarnya. Kedua penyair tersebut menggunakan unsur latar sosial
budaya, kehidupan orang-orang kecil pedesaan maupun di kota, adalah
wujud fisik religiositas yang hakiki, pencarian eksistensial mengenai
makna hidup. Lingkup kehidupannya, atmosfer sosiologis-antropologis
yang kental memberi warna latar cerpen-cerpennya untuk mengisahkan
tokoh-tokoh yang bergulat dengan dunia batin.
2. Aspek Psikologis
Kedua penyair tersebut mengalami aspek psikologis yang dialami
melalui gambaran secara langsung oleh penciptanya. . Orang-orang desa
yang lugu, yang mudah ditindas dan diperlakukan semena-mena oleh
orang-orang memiliki kekuasaan dan jabatan tidak melihat kondisi
kesusahan yang tengah dialami. Melalui senyum yang mereka punya
mengalihkan sebagian dunianya, untuk tetap bekerja keras, berjuang,
dan menertawakan kehidupannya sendiri. Penyair sangat mengerti sekali
bagaimana posisi dan kondisi (psikologis) orang orang pinggiran yang
tidak diperhatikan oleh pemerintah. Orang orang pinggiran yang
tertindas akibat acuhnya orang orang yang sserakah akan jabatan.
Mereka hanya perduli dengan nasib mereka sendiri tanpa memikirkan
kehidupan orang orang yang berada di bawahnya. Dan naasnya, orang
orang pinggiran ini hanya bisa tertipu dengan janji jani busuk yang
dilontarkan oleh mulut mulut kotor tak bertanggung jawab.
3. Nada
Perbedaan dapat dilihat dalam pembawaan ketika membaca puisi atau
pun cerpen itu sendiri. Puisi “Orang-Orang Miskin” terdapat nada yang
memelas, sedih, melambangkan ketidakberdayaan ekonomi. Sedangkan
cerpen memberi kesan kasihan, menertawakan keadaan yang serba
kesusahan.
4. Imaji (Daya Bayang)
Kedua imaji karya tersebut memiliki imajinasi yang menarik untuk
dibaca dan memiliki arti tersendiri pada masing-masing makna dalam
cerita. Pada Perbedaan imaji cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad
Tohari meiliki imaji yang bersifat fiktif. Melalui senyum karyamin agar
pengarang memberikan imajinasi senyum yang seperti apa di dalam
cerita tersebut. Sedangkan Puisi “Orang-Orang Miskin” karya WS.
Rendra terdapat imaji visual dan imaji auditif yang dipadukan oleh
penulis dengan sangat indah sehingga menggugah hati para pembaca.
Dapat dilihat pada :
Pada larik yang berbunyi Bila kamu remehkan mereka, di jalan kamu
akan diburu bayangan. Pembaca seolah merasakan adanya bayangan
dari orang orang miskin tersebut memburu dan membuntuti.
Daftar Pustaka
Contoh:
Surel: yosi.wulandari@pbsi.uad.ac.id
ABSTRAK
Abstrak ditulis satu paragraf yang memuat hasil kajian secara ringkas dan ditulis
satu spasi. (maksimal 200 kata)
Pendahuluan
Pendahuluan memuat alasan membandingan dua teks tersebut, dapat didukung
penelitian terdahulu, dan menunjukkan perbedaan yang akan dilakukan.
Pendahuluan juga memuat teori yang digunakan dan disertai tujuan penulisan.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menguraikan jenis penelitian yang dilakukan, tahapan
pengambilan data, dan analisis data yang dilakukan. (cukup ditulis dalam 1
paragraf saja)
A. Sub Bab 1
B. Sub Bab 2
C. Dst.
Simpulan
Simpulan bukan meringkas hasil, melainkan menyampaikan kebaruan atau hal
yang ditemukan dari hasil dan pembahasan yang telah diuriakan. Simpulan dapat
disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Persantunan
Persantunan merupakan bagian yang menyampikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian Anda.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka ditulis dengan menggunakan aplikasi mendeley dengan style APA.