kelas : 3d
Nim : 19623092
· Jam tangan.
· Sepatu lapangan non-slip bertumit rendah hitam. Sepatu harus selalu bersih dan dipoles.
· Warna Rambut “Natural”, dan jika di bawah bahu diikat ke belakang dengan dengan rapih.
2. Etika pariwisata dan Perhotelan adalah Tatanan Tingkah laku bagi petugas yang menangani
wisatawan agar dapat berhubungan dengan tamu secara sopan baik dan efektif
· Dapat diandalkan
· Reliable
· Grooming
3. Persoalan hygine ialah Suatu tindakan untukmemelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Pengertian grooming, secara singkat adalah, penampilan seseorang, dari ujung rambut sampai dengan
ujung kaki dimulai dari kebersihan tubuh dan kerapihan pribadi, cara berpakaian sampai dengan tutur
kata dan sopan santun
Grooming dan Hygiene ditinjau dari sudut wisatawan, bukan ditinjau dari segi karyawan.
Hotel perlu menetapkan bagaimana seharusnya penampilan karyawan yang baik.
Bentuk penampilan ini kemudian dituangkan dalam suatu aturan atau “Standart Operation Prosedure
(SOP)” yang harus diikuti oleh karyawan.
Penampilan yang rapi, bersih ditambah dengan sikap ramah dan sopan akan sangat membantu karyawan
dalam memberikan pelayanan yang memuaskan (satisfication)
4. Attitude dinilai memiliki peran penting bagi kemajuan suatu perusahaan. Karena attitude seorang
karyawan dapat mencerminkan produk maupun brand image perusahaan tersebut. Apabila attitude
karyawan tersebut buruk maka akan mempengaruhi buruknya pandangan masyarakat terhadap
perusahaan tersebut. Dan apabila attitude yang ditunjukan karyawan tersebut baik, maka akan
meningkatkan citra baik perusahaan tersebut.
5. Kode Etik Pariwisata Dunia merupakan prinsip dasar yang dipakai sebagai acuan untuk pengembangan
pariwisata yang mencakup komponen ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan yang berhubungan
dengan perjalanan dan pariwisata. prinsip-prinsip tersebut ditujukan agar pembangunan kepariwisataan
dapat dilaksanakan berdasarkan norma-norma dan nilai yang berlaku baik yang dibawa oleh wisatawan
maupun norma dan nilai yang berlaku di destinasi pariwisata.
Menurut Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :
(1). Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
(2). Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
(3). Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Kode etik ini bertujuan Pada dasarnya memiliki tujuan ganda yaitu
sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. dan meningkatkan manfaat positif
pariwisata secara ekonomi,budaya dan sosial, mengembangkan perilaku budaya berwisata secara
bertanggung jawab.