Fathiyah Hana
ADA 12 PASANG SARAF OTAK :
Cara pemeriksaan :
9
NERVUS OPTIKUS (N.II)
Menilai penglihatan warna
• Menggunakan stilling ishihara test card
• Menggunakan bola-bola dengan 3 warna primer
10
NERVUS OPTIKUS (N.II)
Menilai refleks cahaya
11
Pemeriksaan oftalmoskopik
• Pemeriksan rutin dalam neurologi
• Dilakukan dikamar gelap
• Papil tempat serabut nerfus II memasuki mata.
Papil yang normal tampak bentuknya lonjong,warna jinga muda,
dibagian temporal sedikit pucat, batas sekitarnya (retina) tegas,
dibagian nasal agak kabur
Pada atrofi primer warna pupil menjadi pucat, batasnya tegas dan
pembuluh darah berkurang. Dapat dijumpai pada penyakit sifilis
Pada trofi sekunder pupil juga pucat, batasnya tidak tegas
Penyebab gangguan nervus optikus
• Neuritis optika
• Papilitis
• Neuropati optic iskemik : hipertensi
dan arteritis
14
NERVUS OKULOMOTORIUS, TROKLEARIS,
ABDUSENS (N.III, IV, VI)
1. Pemeriksaan gerakan bola mata
• Lihat ada/tidaknya nystagmus ( gerakan bola mata diluar kemauan pasien).
• Pasien diminta untuk mengikuti gerakan tangan pemeriksa yang digerakkan
kesegala jurusan. Lihat apakah ada hambatan pada pergerakan matanya.
• Pasien diminta untuk menggerakan sendiri bola matanya.
15
NERVUS OKULOMOTORIUS, TROKLEARIS,
ABDUSENS (N.III, IV, VI)
2. Pemeriksaan kelopak mata: (nervus III mempersarafi M. Levator palpebrae)
16
NERVUS OKULOMOTORIUS, TROKLEARIS,
ABDUSENS (N.III, IV, VI)
3. Pemeriksaan pupil
• Lihat diameter pupil, normal besarnya 3 mm.
• Bandingkan kiri dengan kanan (isokor atau anisokor).
• Lihat bentuk bulatan pupil teratur atau tidak.
2. Pemeriksaan sensorik
Dengan kapas dan jarum dapat diperiksa sensibilitas wajah.
lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang bawah.
3. Pemeriksaan refleks.
Refleks kornea ( asal dari sensorik Nervus V)
Gores kapas dari sclera ke arah limbus kornea
pasien mengedip
19
NERVUS FASIALIS (N.VII)
• Pemeriksaan fungsi motorik
Pasien diperiksa dalam keadaan istirahat. Perhatikan wajah
pasien kiri dan kanan apakah simetris atau tidak. Perhatikan juga
lipatan dahi, tinggi alis, lebarnya celah mata, lipatan kulit
nasolabial dan sudut mulut.Kemudian pasien diminta untuk
menggerakan wajahnya antara lain:
• Mengerutkan dahi, dibagian yang lumpuh lipatannya tidak
dalam
• Mengangkat alis
• Menutup mata dengan rapat dan dicoba buka dengan
tangan pemeriksa
• Moncongkan bibir atau menyengir
• Suruh pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung
tekan kiri dan kanan apakah sama kuat . Bila ada
kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi yang
lumpuh. 20
21
NERVUS FASIALIS (N.VII)
• Pemeriksaan fungsi sensorik
Dilakukan pada 2/3 bagian lidah depan. Pasien disuruh untuk menjulurkan lidah ,
kemudian pada sisi kanan dan kiri diletakkan gula, asam,garam atau sesuatu yang
pahit. Pasien cukup menuliskan apa yang terasa diatas secarik kertas. Bahannya
adalah: Glukosa 5 %, Nacl 2,5 %, Asam sitrat 1 %, Kinine 0,075 %.
22
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
• Pemeriksaan N. Kokhlearis.
Fungsi N. Kokhlearis adalah untuk pendengaran.
a. Pemeriksaan Weber
Maksud nya membandingkan transportasi melalui tulang
ditelinga kanan dan kiri pasien.Garpu tala ditempatkan
didahi pasien, pada keadaan normal kiri dan kanan sama
keras ( pasien tidak dapat menentukan dimana yang lebih
keras ). Pendengaran tulang mengeras bila pendengaran
udara terganggu, misal: otitis media kiri , pada test weber
terdengar kiri lebih keras. Bila terdapat ” nerve deafness ”
disebelah kiri , pada test weber dikanan terdengar lebih
keras .
23
24
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
b. Pemeriksaan Rinne
• Maksudnya membandingkan pendengaran melalui tulang
dan udara dari pasien.
• Pada telinga yang sehat, pendengaran melalui udara
didengar lebih lama dari pada melalui tulang.
• Garpu tala ditempatkan pada planum mastoid sampai
pasien tidak dapat mendengarnya lagi. Kemudian garpu
tala dipindahkan kedepan meatus eksternus. Jika pada
posisi yang kedua ini masih terdengar dikatakan test
positif
• Pada orang normal test Rinne ini positif.
• Pada ”Conduction deafness ” test Rinne negatif.
25
26
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
c. Pemesiksaan Schwabach
• Pada test ini pendengaran pasien dibandingkan dengan pendengaran
pemeriksa yang dianggap normal.
• Garpu tala dibunyikan dan kemudian ditempatkan didekat telinga pasien.
Setelah pasien tidak mendengarkan bunyi lagi, garpu tala ditempatkan
didekat telinga pemeriksa.
• Bila masih terdengar bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan bahwa
Schwabach lebih pendek (untuk konduksi udara).
• Kemudian garpu tala dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang
mastoid pasien. Disuruh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah tidak
mendengar lagi maka garpu tala diletakkan ditulang mastoid pemeriksa. Bila
pemeriksa masih mendengarkan bunyinya maka dikatakan Schwabach (untuk
konduksi tulang) lebih pendek.
27
Test Pendengaran dengan garputala 512 MHz
** Terganggu 28
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
Pemeriksaan N. Vestibularis
a. Test Romberg
• Pada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya. Tumit
kaki yang satu berada didepan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata
kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih.
29
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
b. Test melangkah ditempat ( Stepping test ).
• Pasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup , sebanyak 50 langkah dengan
kecepatan seperti jalan biasa.Selama test ini pasien diminta untuk berusaha agar tetap
ditempat dan tidak beranjak dari tempatnya selama test berlangsung.
• Dikatakan abnormal bila kedudukan akhir pasien beranjak lebih dari 1 meter dari tempatnya
semula, atau badan terputar lebih dari 30 derajat.
30
NERVUS GLOSOFARINGEUS & NERVUS
VAGUS (N.IX dan X)
• Cara pemeriksaan:
• Pasien diminta untuk membuka mulut dan mengatakan huruf “ a” . Jika ada
gangguan maka otot stylopharyngeus tak dapat terangkat dan menyempit
dan akibatnya rongga hidung dan rongga mulut masih berhubungan sehingga
bocor. Jadi pada saat mengucapkan huruf ” a” dinding pharynx terangkat
sedang yang lumpuh tertinggal, dan tampak uvula tidak simetris tetapi
tampak miring tertarik kesisi yang sehat.
• Pemeriksa menggoreskan atau menyentuh dinding pharynx kanan dan kiri
dan bila ada gangguan sensibilitas maka tidak terjadi refleks muntah.
31
NERVUS AKSESORIUS (N.XI)
• Cara pemeriksaan:
• Memeriksa tonus dari m. Trapezius. Dengan menekan pundak pasien dan
pasien diminta untuk mengangkat pundaknya.
• Memeriksa m. Sternocleidomastoideus. Pasien diminta untuk menoleh
kekanan dan kekiri dan ditahan oleh pemeriksa , kemudian dilihat dan diraba
tonus dari m. Sternocleidomastoideus.
32
NERVUS HIPOGLOSUS (N.XII)
Cara pemeriksaan.
• Dengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka kata-kata tidak dapat
diucapkan dengan baik hal demikian disebut: dysarthria.
• Dalam keadaan diam lidah tidak simetris, biasanya tergeser kedaerah lumpuh
karena tonus disini menurun.
• Bila lidah dijulurkan maka lidah akan membelok kesisi yang sakit.
• Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah .
• Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah kesamping pada pipi
dan dibandingkan kekuatannya pada kedua sisi pipi.
33
TERIMA KASIH