Anda di halaman 1dari 34

Pemeriksaan Saraf Kranialis

Fathiyah Hana
ADA 12 PASANG SARAF OTAK :

Saraf otak I ( N.Olfaktorius ): langsung berhubungan dengan otak


tanpa melalui batang otak. Kesebelas lainnya berasal dari batang
otak

Saraf otak II / III : di Mesensefalon


Saraf otak IV/V/VI dan VII : di Pons
Saraf otak VIII s/d XII : di Medulla Oblongata
Fungsi Saraf otak :

Nervus I,II,VIII : Sensorik


Nervus V,VII,IX,X : Sensorik & motori Nervus
III,IV,VI,XI, dan XII : Motorik

Hubungan otak dengan semua saraf otak secara bilateral


terkecuali N.VII (otot muka bagian bawah ) dan N.XII
Serabut yang menghubungkan antara sarafotak dengan korteks
disebut traktus kortikobulbaris
Nervus I ( N.Olfaktorius )

Berasal dari neuron bipolar yang terdapat


dalam mukosa hidung.

Alat penangkapan rangsang (reseptor) ialah


serabut saraf yang terdapat dimukosa
hidung.

Nervus olfaktorius merupakan saraf sensorik


yang fungsinya hanya satu yaitu mencium
bau, menghidu (penciuman,pembauan)
Kerusakan saraf Gangguan yang melibatkan saraf
olfaktorius:
1. Anosmia : hilangnya penciuman
2. Hiposmia : berkurangnya penciuman 1.Trauma kapitis dapat
3. Hiperosmia : meningkatnya kemampuan
menghidu dapat dijumpai pada penderita
menyebabkan terputusnya serabut
migren
olfaktorius dan menyebabkan
4. Parosmia : tidak dapat mengenali bau-
bauan anosmia
5. Kakosmia : mempersepsi adanya bau
busuk, padahal tidak ada 2. Meningitis basal = dirusak oleh
6. Halusinasi penciuman : berbentuk bau
yang tidak sedap, dapat dijumpai pada infeksi
serangan epilepsy, dan sering disertai gerak
mengecap-ngecap
Pemeriksaan

Untuk mendeteksi adanya gangguan menghidu, untuk


mengetahui apakah gangguan saraf atau penyakit hidung
local

Cara pemeriksaan :

Periksa lubang hidung apakah ada sumbatan atau kelainan


setempat, misalnya ingus atau polip yang dapat
mengurangi ketajaman penciuman.

Zat pengetes yang digunakan sebaiknya zat yang dikenal


sehari-hari, misalnya kopi, tembakau, jeruk

Zat pengetes didekatkan ke hidung pasien dan disuruh ia


menciumnya. Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu
dengan menutup lubang hidung yang lainya dengan tangan
Nervus II (N.Optikus)
Tujuan pemeriksaan
1. Mengukur ketajaman
penglihatan (visus)
2. Menilai lapang pandang
3. Menilai reflex cahaya
4. Funduskopi
Pemeriksaan penglihatan (visus)
Ketajaman penglihatan diperiksa dengan:
• Snellen chart  pasien membaca
deretan huruf dari jarak 6 meter (6/6)
• Menghitung jari dari jarak 1 meter (1/60)
• Mengenal gerakan tangan (1/300)
• Mengenal cahaya (1/~)
• Tidak mampu mengenal cahaya (0)
NERVUS OPTIKUS (N.II)
Pemeriksaan lapang pandang/visual field
• Metode Konfrontasi dari Donder
• pasien duduk atau berdiri 1 meter dengan pemeriksa
dengan kedudukan mata sama tinggi
• Tutup mata yang tidak diperiksa.
• Fiksasi mata pasien dengan meminta melihat ke mata
pemeriksa. (mata kiri pasien melihat mata kanan
pemeriksa dan sebaliknya)
• pemeriksa menggerakkan jari tangannya dari arah luar
ke dalam.
• Jika pasien mulai melihat gerakan jari – jari pemeriksa ,
ia harus memberitahu, dan hal ini dibandingkan
dengan pemeriksa, apakah iapun telah melihatnya.

9
NERVUS OPTIKUS (N.II)
Menilai penglihatan warna
• Menggunakan stilling ishihara test card
• Menggunakan bola-bola dengan 3 warna primer

10
NERVUS OPTIKUS (N.II)
Menilai refleks cahaya

Direk/langsung : cahaya ditujukan seluruhnya


kearah pupil.

Normal , akibat adanya cahaya maka pupil akan


mengecil ( miosis ).

11
Pemeriksaan oftalmoskopik
• Pemeriksan rutin dalam neurologi
• Dilakukan dikamar gelap
• Papil tempat serabut nerfus II memasuki mata.
Papil yang normal tampak bentuknya lonjong,warna jinga muda,
dibagian temporal sedikit pucat, batas sekitarnya (retina) tegas,
dibagian nasal agak kabur
Pada atrofi primer warna pupil menjadi pucat, batasnya tegas dan
pembuluh darah berkurang. Dapat dijumpai pada penyakit sifilis
Pada trofi sekunder pupil juga pucat, batasnya tidak tegas
Penyebab gangguan nervus optikus
• Neuritis optika
• Papilitis
• Neuropati optic iskemik : hipertensi
dan arteritis

Neuropati karena tekanan:


• Tumor
• Anerisma

Neuropati optic oleh infiltrasi


• Karsinoma
• limfoma
NERVUS OKULOMOTORIUS, TROKLEARIS,
ABDUSENS (N.III, IV, VI)
• Fungsi N III,IV,VI saling berkaitan dan diperiksa bersama sama. Fungsinya ialah
menggerakkan otot mata ekstraokuler dan mengangkat kelopak mata. Serabut
otonom N III mengatur otot pupil.
• Terdiri dari:
• pemeriksaan gerakan bola mata.
• pemeriksaan kelopak mata.
• pemeriksaan pupil.

14
NERVUS OKULOMOTORIUS, TROKLEARIS,
ABDUSENS (N.III, IV, VI)
1. Pemeriksaan gerakan bola mata
• Lihat ada/tidaknya nystagmus ( gerakan bola mata diluar kemauan pasien).
• Pasien diminta untuk mengikuti gerakan tangan pemeriksa yang digerakkan
kesegala jurusan. Lihat apakah ada hambatan pada pergerakan matanya.
• Pasien diminta untuk menggerakan sendiri bola matanya.

15
NERVUS OKULOMOTORIUS, TROKLEARIS,
ABDUSENS (N.III, IV, VI)
2. Pemeriksaan kelopak mata: (nervus III mempersarafi M. Levator palpebrae)

• Pada pemeriksaan, alis mata ditekan agar kompensasi M. Frontalis dapat


diredam
• Pasien diminta membuka matanya

16
NERVUS OKULOMOTORIUS, TROKLEARIS,
ABDUSENS (N.III, IV, VI)
3. Pemeriksaan pupil
• Lihat diameter pupil, normal besarnya 3 mm.
• Bandingkan kiri dengan kanan (isokor atau anisokor).
• Lihat bentuk bulatan pupil teratur atau tidak.

Pemeriksaan refleks pupil:


• Refleks cahaya.
• Indirek/tidak langsung: Cahaya ditujukan pada satu pupil, dan perhatikan
pupil sisi yang lain.
• refleks akomodasi/konvergensi
• caranya : pasien diminta untuk melihat telunjuk pemeriksa pada jarak yang
cukup jauh, kemudian dengan tiba – tiba dekatkanlah pada pasien.
• reflek konvergensi  kedua bola mata akan berputar kedalam atau nasal.
• Reflek akomodasi (+)  miosis pupil. 17
Penyebab gangguan
• Gangguan N. okulomotorius
Vaskuler (pupil tidak terlibat)
- Diabetes mellitus
- Infark
• Tekanan (kompresi)
- Herniasi
- Tumor
- Trauma

• Gangguaan N.trokhlearis ( N.IV)


- Paling sering trauma dan diabetes
- Kelumpuhan N.IV menyebabkan terjadinya diplopia ( melihat ganda)
NERVUS TRIGEMINUS (N.V)
1. Pemeriksaan motorik.
pasien diminta mengunyah, kemudian meraba m.Masseter dan
m.Temporalis. Normalnya kiri dan kanan kekuatan, besar dan tonus
nya sama .

2. Pemeriksaan sensorik
Dengan kapas dan jarum dapat diperiksa sensibilitas wajah.
lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang bawah.

3. Pemeriksaan refleks.
Refleks kornea ( asal dari sensorik Nervus V)
Gores kapas dari sclera ke arah limbus kornea
 pasien mengedip

19
NERVUS FASIALIS (N.VII)
• Pemeriksaan fungsi motorik
Pasien diperiksa dalam keadaan istirahat. Perhatikan wajah
pasien kiri dan kanan apakah simetris atau tidak. Perhatikan juga
lipatan dahi, tinggi alis, lebarnya celah mata, lipatan kulit
nasolabial dan sudut mulut.Kemudian pasien diminta untuk
menggerakan wajahnya antara lain:
• Mengerutkan dahi, dibagian yang lumpuh lipatannya tidak
dalam
• Mengangkat alis
• Menutup mata dengan rapat dan dicoba buka dengan
tangan pemeriksa
• Moncongkan bibir atau menyengir
• Suruh pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung
tekan kiri dan kanan apakah sama kuat . Bila ada
kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi yang
lumpuh. 20
21
NERVUS FASIALIS (N.VII)
• Pemeriksaan fungsi sensorik
Dilakukan pada 2/3 bagian lidah depan. Pasien disuruh untuk menjulurkan lidah ,
kemudian pada sisi kanan dan kiri diletakkan gula, asam,garam atau sesuatu yang
pahit. Pasien cukup menuliskan apa yang terasa diatas secarik kertas. Bahannya
adalah: Glukosa 5 %, Nacl 2,5 %, Asam sitrat 1 %, Kinine 0,075 %.

22
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
• Pemeriksaan N. Kokhlearis.
Fungsi N. Kokhlearis adalah untuk pendengaran.
a. Pemeriksaan Weber
Maksud nya membandingkan transportasi melalui tulang
ditelinga kanan dan kiri pasien.Garpu tala ditempatkan
didahi pasien, pada keadaan normal kiri dan kanan sama
keras ( pasien tidak dapat menentukan dimana yang lebih
keras ). Pendengaran tulang mengeras bila pendengaran
udara terganggu, misal: otitis media kiri , pada test weber
terdengar kiri lebih keras. Bila terdapat ” nerve deafness ”
disebelah kiri , pada test weber dikanan terdengar lebih
keras .

23
24
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
b. Pemeriksaan Rinne
• Maksudnya membandingkan pendengaran melalui tulang
dan udara dari pasien.
• Pada telinga yang sehat, pendengaran melalui udara
didengar lebih lama dari pada melalui tulang.
• Garpu tala ditempatkan pada planum mastoid sampai
pasien tidak dapat mendengarnya lagi. Kemudian garpu
tala dipindahkan kedepan meatus eksternus. Jika pada
posisi yang kedua ini masih terdengar dikatakan test
positif
• Pada orang normal test Rinne ini positif.
• Pada ”Conduction deafness ” test Rinne negatif.

25
26
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
c. Pemesiksaan Schwabach
• Pada test ini pendengaran pasien dibandingkan dengan pendengaran
pemeriksa yang dianggap normal.
• Garpu tala dibunyikan dan kemudian ditempatkan didekat telinga pasien.
Setelah pasien tidak mendengarkan bunyi lagi, garpu tala ditempatkan
didekat telinga pemeriksa.
• Bila masih terdengar bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan bahwa
Schwabach lebih pendek (untuk konduksi udara).
• Kemudian garpu tala dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang
mastoid pasien. Disuruh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah tidak
mendengar lagi maka garpu tala diletakkan ditulang mastoid pemeriksa. Bila
pemeriksa masih mendengarkan bunyinya maka dikatakan Schwabach (untuk
konduksi tulang) lebih pendek.

27
Test Pendengaran dengan garputala 512 MHz

Normal Tuli Konduktif Tuli Sensorik


Kiri ** Kiri **

Weber Ki = Ka >Telinga sakit >Telinga


Ki > Ka Normal
Ka > Ki
Rinne Udara > Tulang > Tulang &
Tulang Udara Udara **
(+) (-) (-)
Scwabach Membanding Hantaran Hantaran
kan : Pasien tulang udara
& Dokter memendek memendek

** Terganggu 28
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
Pemeriksaan N. Vestibularis
a. Test Romberg
• Pada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya. Tumit
kaki yang satu berada didepan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata
kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih.

29
NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS (N.VIII)
b. Test melangkah ditempat ( Stepping test ).
• Pasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup , sebanyak 50 langkah dengan
kecepatan seperti jalan biasa.Selama test ini pasien diminta untuk berusaha agar tetap
ditempat dan tidak beranjak dari tempatnya selama test berlangsung.
• Dikatakan abnormal bila kedudukan akhir pasien beranjak lebih dari 1 meter dari tempatnya
semula, atau badan terputar lebih dari 30 derajat.

30
NERVUS GLOSOFARINGEUS & NERVUS
VAGUS (N.IX dan X)
• Cara pemeriksaan:
• Pasien diminta untuk membuka mulut dan mengatakan huruf “ a” . Jika ada
gangguan maka otot stylopharyngeus tak dapat terangkat dan menyempit
dan akibatnya rongga hidung dan rongga mulut masih berhubungan sehingga
bocor. Jadi pada saat mengucapkan huruf ” a” dinding pharynx terangkat
sedang yang lumpuh tertinggal, dan tampak uvula tidak simetris tetapi
tampak miring tertarik kesisi yang sehat.
• Pemeriksa menggoreskan atau menyentuh dinding pharynx kanan dan kiri
dan bila ada gangguan sensibilitas maka tidak terjadi refleks muntah.

31
NERVUS AKSESORIUS (N.XI)

• Cara pemeriksaan:
• Memeriksa tonus dari m. Trapezius. Dengan menekan pundak pasien dan
pasien diminta untuk mengangkat pundaknya.
• Memeriksa m. Sternocleidomastoideus. Pasien diminta untuk menoleh
kekanan dan kekiri dan ditahan oleh pemeriksa , kemudian dilihat dan diraba
tonus dari m. Sternocleidomastoideus.

32
NERVUS HIPOGLOSUS (N.XII)

Cara pemeriksaan.
• Dengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka kata-kata tidak dapat
diucapkan dengan baik hal demikian disebut: dysarthria.
• Dalam keadaan diam lidah tidak simetris, biasanya tergeser kedaerah lumpuh
karena tonus disini menurun.
• Bila lidah dijulurkan maka lidah akan membelok kesisi yang sakit.
• Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah .
• Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah kesamping pada pipi
dan dibandingkan kekuatannya pada kedua sisi pipi.

33
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai